100Sentuhan lidah Chyou menyusuri belakang leher Earlene. Kala istrinya melenguh, pria berambut cepak kian semangat untuk membuai kekasihnya dengan kecupan nyaris tanpa jeda. Earlene mengangkat tangan kanannya untuk mengusap paha Chyou. Kemudian dia memiringkan tubuh dan menarik leher lelakinya untuk menyatukan bibir mereka. Cecapan penuh hasrat dilancarkan keduanya sembari saling membelai. Earlene bergeser, lalu memutar badan hingga berhadapan dengan suaminya. Mereka melanjutkan acara bertukar ludah sambil melepaskan kain penutup tubuh pasangan. Chyou yang sudah sangat bernafsu, menempelkan badannya pada Earlene. Tanpa mengucapkan apa pun, pria tersebut memasuki tubuh kekasihnya yang seketika mendesah. Seisi ruangan menjadi saksi penyatuan cinta sepasang insan yang sedang dimabuk asmara. Lenguhan keduanya teredam dinding-dinding yang dilapis hingga kedap suara. Bulir keringat yang muncul di sekujur tubuh tidak dihiraukan. Keduanya melakukan berbagai gaya untuk memberi dan mener
101Perjalanan menuju Gunung Kidul ditempuh dengan lancar. Sebab saat itu bukan akhir pekan ataupun liburan sekolah, menjadikan tidak banyak kendaraan yang lalu lalang melintasi area. Chyou dan Earlene yang berada di mobil kedua, berbincang dengan Wirya yang mengemudikan sendiri mobil MPV putih sewaan. Chyou berada di kursi sisi kiri sopir. Earlene, Delany dan Sabrina menempati kursi tengah. Sedangkan Zulfi dan Riaz duduk di kursi belakang. Percakapan menggunakan bahasa Indonesia campur Mandarin tersebut, sekali-sekali akan dihiasi gelakak. Terutama karena mereka membicarakan peristiwa yang terjadi saat diklat tempo hari. Earlene bergantian memangku Fazluna dan Bayazid. Namun, dia terpaksa melepaskan kedua bocah ketika mereka bergerak aktif, hingga dikhawatirkan akan menekan perut Earlene. "Hari perkiraan lahirnya, berarti sekitar lima bulan lagi, ya?" tanya Delany sambil memandangi iparnya. "Ya, dan aku mulai cemas," sahut Earlene. "Kenapa?" "Takut terjadi sesuatu sebelum mela
102Jalinan waktu terus bergulir. Siang itu, banyak orang berpakaian serba hitam mendatangi tempat pemakaman khusus keluarga Zhang, di pinggir Kota Foshan. Mereka hendak memberikan penghormatan terakhir pada Yichen Zhang yang wafat beberapa hari silam. Robert Yang dan keluarganya juga turut hadir. Mereka mendampingi Sophie dan Dixon, yang terlihat sangat terpukul atas wafatnya tetua terakhir di keluarga Zhang. Sebagai anak laki-laki sulung di keluarganya, Dixon menjadi andalan adik-adik serta para keponakan. Termasuk mengambil alih tugas untuk merawat istri Yichen yang tengah syok dan mendadak dilarikan ke rumah sakit. Ketiga anak Yichen terlihat termangu memandangi peti jenazah. Sesuai permintaan terakhir Yichen, dia tidak mau dikremasi dan meminta dimakamkan berdampingan dengan kedua orang tuanya, serta ketiga saudaranya yang telah terlebih dahulu wafat.Yvete bergenggaman tangan dengan Veronica. Seperti halnya Dixon dan Sophie, kedua perempuan tersebut juga terpukul akibat kemat
103Kinsey membungkukkan badan sedikit untuk menghormati keluarga Frederick Adhitama, yang baru selesai menghubunginya melalui sambungan video jarak jauh. Seusai menegakkan badan, lelaki muda berkaus putih lengan panjang. kembali mengucapkan terima kasih atas ucapan belasungkawa yang dihaturkan Dante dan keluarganya. Kinsey mengulaskan senyuman sambil membalas lambaian tangan Dante, sesaat sebelum sambungan telepon ditutup. Kinsey menurunkan tangan, lalu mengambil ponselnya dari meja. Dia berbalik menuju sofa panjang hitam dan duduk di sisi kanan."Kalian lihat, jauh-jauh mereka menghubungi hanya untuk mengucapkan bela sungkawa. Sedangkan teman-teman di sini, hanya tiga orang yang menghubungiku sejak kemarin," tutur Kinsey sambil memandangi ketiga kakaknya secara bergantian. "Padahal aku baru mengenal mereka beberapa minggu terakhir. Tapi, mereka memperlakukanku bak sahabat lama," tukas Kinsey. "Selain keluarga Koko Dante, Bang Wirya, Bang Zulfi, Bang Varo dan hampir semua tim PBK
104Panorama indah Pulau Dewata benar-benar memanjakan mata para pelancong. Demikian pula yang dirasakan rombongan turis dari China. Selama lima hari berada di Pulau Bali, mereka telah mengunjungi banyak destinasi wisata, sekaligus dua kali berpindah hotel. Hari keenam, mereka melanjutkan perjalanan menuju Tanjung Benoa. Sekaligus berpindah hotel yang akan ditempati hingga esok hari. Kemudian mereka akan berangkat menuju Lombok untuk meneruskan liburan. Rombongan Chyou menaiki bus berukuran sedang yang disewa oleh tim PBK area Bali dan Nusa Tenggara. Agung, supervisor area tersebut juga turut dalam rombongan untuk menjadi penunjuk jalan sekaligus guide gratis. Pria berkulit kecokelatan menerangkan kegiatan yang bisa dilakukan di tempat tujuan. Agung juga menjelaskan jika beberapa anak buahnya telah menunggu di sana. Seusai mengoceh, Agung duduk di kursi belakang bersama regu pimpinan Riaz. Mereka berbincang tentang berbagai informasi terbaru di dunia pengamanan, dan hasil kerjas
105Grandel memandangi Yvete yang sedang menyuapi Atley. Pria berparas manis benar-benar senang bisa menghabiskan waktu bersama keluarga kecilnya, yang nyaris terpecah. Sidang mediasi pertama telah mereka lakukan beberapa hari silam. Grandel dan Yvete sama-sama meminta waktu untuk memikirkan usul perdamaian dari hakim, dan pengacara masing-masing.Semenjak kehadiran Grandel di kediaman Dixon Zhang, sehari sebelum sidang perdana, pria tersebut dan Yvete akhirnya bisa kembali tenang. Mereka duduk berjam-jam untuk mencurahkan semua isi hati. Hingga tercapai kesepakatan jika Grandel dan Yvete akan menjalani persidangan dengan kepala dingin serta hati yang damai. Hal itu terbukti berhasil mereka lakukan. Bahkan Grandel setiap hari akan datang untuk mengunjungi istri dan anaknya di kediaman sang mertua. Halton dan Veronica membiarkan kakaknya kembali berteman dengan Grandel. Mereka tahu bila sebetulnya Yvete masih mencintai suaminya, begitu pula dengan Grandel. "Sudah selesai makannya
106Jalinan waktu terus bergulir. Liburan mengelilingi Pulau Jawa, berakhir di Bandung. Earlene yang sudah memahami makanan khas Sunda, begitu senang berburu kuliner sambil mengunjungi beberapa tempat wisata unik. Pagi itu rombongan turis China dan para pengawal PBK, telah berada di dua bus berukuran kecil yang mengarah ke Lembang. Tiga hari kemarin mereka telah mengelilingi kota kembang secara penuh, dan tibalah saatnya mengunjungi tempat wisata di Lembang. Tujuan pertama mereka adalah Pasar Terapung atau Floating Market. Earlene begitu antusias mencoba menaiki sampan bersama Chyou. Mereka membiarkan pemilik perahu membawa mereka memutari danau, kemudian kembali ke tepian. Selanjutnya pasangan tersebut menyusul anggota rombongan lain yang tengah menyusuri area. Mereka menyebar ke beberapa titik sesuai kelompok masing-masing. Tentu saja ada perwakilan pengawal muda yang menjadi penerjemah, karena tidak semuanya lancar berbahasa Indonesia. Riaz dan Nawang menunjukkan kepiawaian mer
107Liburan telah usai. Rombongan pimpinan Miguel siang itu berangkat menuju stasiun Bandung, dengan menumpang di dua bus ukuran sedang yang merupakan milik hotel. Selain keluarga besar Chyou dan para pengawal, beberapa bos PG dan PC juga ikut dalam rombongan tersebut. Esok pagi mereka akan melakukan rapat di masing-masing perusahaan.Bila tim PG rapat di kantor mereka, tim PC mengadakan pertemuan di kantor PBK. Sebab kantor PC Jakarta tidak sanggup menampung semua anggota yang jumlahnya lebih dari 60 orang. Sesampainya di stasiun, rombongan tersebut seketika jadi pusat perhatian banyak orang. Beberapa pengangkut barang mendekati dan Chyou membiarkan mereka mengangkati barang bawaan yang jumlahnya banyak. Rombongan bergerak memasuki area dalam. Loko dan para pengawal muda mengarahkan petugas pengangkut barang, hingga semua bawaan tersusun rapi di gerbong yang mereka tempati. Semua pengawal dan asisten menempati gerbong pertama. Sementara para bos menumpang di gerbong kedua. Sebab