89Chyou memandangi Earlene yang sedang sibuk menikmati makanan kiriman Winarti. Perempuan bergaun panjang hijau lumut sekali-sekali akan mendesis kepedasan. Namun, Earlene tetap meneruskan bersantap dengan semangat. Hal yang sama juga dilakukan Diana dan Bibi Yuen. Keduanya berulang kali memuji makanan tersebut, terutama karena bumbu kacang dan kuah cuko yang lezat. Graham tidak banyak bicara. Pria tua berkaus hitam tampak antusias menghabiskan hidangan, sambil mendengarkan percakapan Darren, Kinsey dan Carver tentang proyek terbaru mereka. Graham sudah membicarakan hal itu pada Robert dan Seth. Mereka sepakat untuk memberikan modal tambahan, agar ketiga lelaki muda kian semangat bekerja. Loko dan Brandon muncul dari teras dengan langkah lebar. Mereka langsung menyambangi bos masing-masing, lalu membungkuk untuk membisikkan kabar terbaru terbaru dari Guangzhou.."Apa?" tanya Kinsey sambil membeliakkan mata. "Bagaimana bisa begitu?" desaknya. "Saya tidak tahu, Tuan muda. Ini info
90Perjalanan menuju Pangalengan ditempuh selama beberapa jam. Earlene berulang kali memvideokan tempat-tempat yang menurutnya menarik, sepanjang jalan yang dilalui. Perempuan berkaus biru muda yang merupakan seragam istri anggota PC, sangat menikmati perjalanan itu. Meskipun harus duduk berjan-jam, Earlene sama sekali tidak merasa bosan. "Ada yang mau rujak?" tanya Delany yang berada di kursi depan bersama putranya. "Mau!" pekik hampir semua orang yang berada di dalam bus. "Ani, Lien bilang apa?" tanya Earlene menggunakan bahasa Mandarin. "Cici Lien menawarkan rujak. Aneka buah yang dimakan dengan sambal khusus, Nona," terang Anjani yang berada di kursi sebelah kanan. "Ahh, aku mau. Mungkin bisa mengurangi mual di perut." "Apa Nona mau muntah?" Earlene menggeleng. "Hanya mual. Dugaanku, ini karena perjalanan jauh." "Ya, biasanya memang begitu. Apalagi ini menggunakan bus, rasanya akan berbeda dengan menumpang di mobil biasa." Anjani berdiri ketika dipanggil Delany. Dia meny
91Pagi pertama di Pangalengan. Earlene keluar dari rumah bersama Anjani dan rekan-rekannya. Mereka menyusuri jalan di samping kanan bangunan rumah dinas untuk menuju kebun sayur. Earlene merapatkan jaketnya. Hujan yang turun dini hari tadi, menyisakan kabut tebal dan dingin yang menggigit. Meskipun sudah sering berada di area bersalju, tetapi hawanya berbeda karena Pangalengan lebih lembap. Embun menggantung di denaunan. Perlahan menetes menyentuh bumi dan berbaur dengan tanah. Aroma petrikor tercium hidung Earlene ketika menjejakkan kaki ke lahan kebun luas. Dia menghirup udara dengan sedikit rakus sambil membatin jika dirinya benar-benar menyukai tempat itu. Sabrina mendatangi para pekerja dan menyalami mereka. Selama beberapa saat istri Zulfi mendengarkan keluh kesah para pegawai kebun, terutama karena hasil kebun yang sedikit berkurang dari biasanya. "Nanti kubicarakan ke Abah," tutur Sabrina. "Ambu, di dieu, lama teu?" tanya ketua pegawai. "Seminggu lebih." "Singkong bade
92Grandel mengamati Atley yang sedang menonton film kartun di televisi. Lelaki kecil berkaus biru sudah berulang kali menanyakan Yvete. Grandel memahaminya sebagai kerinduan Atley pada sang mama.Pria yang mengenakan t-shirt hijau, memaksa otaknya berpikir cepat. Dia berniat untuk mengantarkan Atley menemui Yvete, tetapi Grandel harus berhati-hati agar tidak dijebak istrinya. Mengingat sosok Yvete membuat Grandel kesal. Dia tidak menduga bila perempuan yang masih disayanginya, sanggup berencana untuk membunuhnya. Terbayang kembali masa-masa di mana mereka sama-sama mabuk kepayang. Grandel bangga bisa mendapatkan hati Nona muda pertama Zhang, sekaligus pewaris utama keluarga Yang. Akan tetapi, akibat kurang berhati-hati, Yvete hamil dan menyebabkan keluarga besar Robert Yang heboh. Hingga sang kakek dan Nenek memutuskan untuk mengganti posisi Yvete sebagai pewaris utama, dengan Earlene yang merupakan cucu kedua. Hal itu menjadi awal perseteruan Graham Yang dan Sophie. Mereka sama-
93Jumat sore, rombongan para istri dan anak-anak dari semua peserta diklat, tiba di resor kedua. Tempat itu berjarak sekitar 5 kilometer dari resor pertama. Sabrina dan rekan-rekannya menjadi panitia penyambut. Mereka turut mengantarkan para tamu hingga tiba di ruang rapat, di mana acara ramah-tamah akan dilaksanakan. Delany, sebagai istri dari direktur utama PBK, membuka acara dengan untaian doa. Kemudian dia menyapa hadirin, lalu menjelaskan sususan acara diklat terakhir esok hari di resor satu. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, sebelum acara penutupan akan dilaksanakan lomba keluarga bagi yang sudah menikah. Sementara untuk yang masih bujangan mengikuti lomba solo yang pesertanya diacak oleh panitia dari setiap kelompok."Untuk kali pertama, akan diadakan lomba khusus anak-anak, sore nanti," tukas Delany yang disambut sorakan hadirin. "Hadiahnya juga nggak main-main. Semuanya dipersembahkan oleh para pengawal lapis satu dan dua," imbuhnya. "Sementara hadiah buat lomba kelua
94Hari berganti. Seusai perlombaan keluarga, semua peserta diklat dan para tamu dipersilakan beristirahat, sekaligus menikmati makan siang. Kemudian acara penutupan dilaksanakan, di mana penghargaan dan peringkat terbaik akan diumumkan. Wirya menaiki podium bersama keempat petinggi PBK. Pria berkulit kuning langsat menyapa hadirin yang membalas dengan teriakan penuh semangat. Selanjutnya Wirya menyampaikan pidato singkat, terutama mengenai rasa kagumnya pada semua peserta diklat yang mengikuti acara dari awal hingga akhir dengan semangat.Lazuardi dan rekan-rekannya berjibaku menyusun piala serta hadiah untuk semua kategori. Sementara para pengawal perempuan menyiapkan deretan hadiah untuk lomba yang diadakan tadi pagi. "Sudah siap untuk menerima hadiah?" tanya Wirya yang dibalas beragam jawaban dari hadirin. "Baik, kita mulai dari lomba para bujangan dan duda. Silakan, Bang Ilyas serta Bang Rusli, umumkan pemenangnya," lanjutnya. Kedua lelaki yang disebut, maju dan berdiri berde
95Earlene dan keluarganya yang masih bertahan di resor BPAGK, melambaikan tangan melepas keberangkatan belasan bus yang hendak menuju Bandung dan Jakarta. Setelah bus terakhir tidak terlihat lagi, mereka memutar badan untuk menaiki mobil golf mini, yang segera bergerak menuju rumah dinas di belakang gedung hotel utama. Carver yang menjadi pengemudi, terus mengoceh mengenai berbagai tingkah rekan-rekannya selama pendidikan dan pelatihan berlangsung. Sekali-sekali Chyou dan Darren menimpali, hingga mereka tiba di tempat tujuan. Earlene turun dan jalan menuju pintu depan rumah yang sudah terbuka lebar. Dia memanggil Lilis, sang asisten rumah tangga untuk menyiapkan minuman hangat buat semua orang. Chyou dan yang lainnya duduk di sofa serta kursi-kursi di ruang tamu. Mereka masih melanjutkan percakapan sambil sesekali tertawa."Aku sudah menduga jika Bang Varo yang akan menjadi juara pertama," tukas Carver."Ya, semua hasil tes-nya 100. Padahal itu materi baru yang disusun tim penga
96Graham Zhang dan Diana tiba di resor BPAGK menjelang jam 12 siang. Mereka ditemani Rembrand Cheung dan Gretta Liu, beserta beberapa pengawal muda PBK yang akan menggantikan tugas regu Anjani. Ketua pengawal perempuan menjelaskan detail apa saja yang harus diketahui Puspa dan ketiga rekannya. Esok hari tim Anjani akan pulang ke Jakarta untuk menikmati cuti seminggu penuh, sebelum mereka kembali bekerja di kantor pusat. Anjani nantinya akan melatih kedua pengawal perempuan baru buat menggantikan tugasnya mengawal Earlene. Para pengganti telah selesai diklat khusus bersama beberapa pengawal perempuan tambahan, yang baru direkrut tim PBK. Seusai makan siang, Chyou mengajak papanya dan Papa mertua mengelilingi area dengan ditemani Abbas, ketua security resor yang telah bekerja di tempat itu sebelum pembangunan resor dimulai. Abbas mengemudikan mobil golf mini sembari menjelaskan hal-hal penting tentang resor. Seusai berkeliling, Abbas mengarahkan kendaraannya keluar area, untuk men