59Ruang pertemuan terbesar di hotel milik keluarga Cheung, seketika penuh orang. Masing-masing kelompok diminta duduk berderet sesuai warna tim, yang terdiri dari hijau, kuning dan putih. Jianzhen yang menjadi pemimpin pasukan, menempati kursi di dekat podium. Demikian pula dengan Chyou, Alvaro dan Loko. Putra kedua Rembrand tersebut menyapa hadirin dengan bahasa Kanton, kemudian dia mempersilakan sang koko untuk menyampaikan beberapa hal penting. Chyou berdiri dan jalan mendekati papan putih besar, di mana telah ada keterangan skema A penyerangan. Dia menjelaskan detail tempat semua regu yang telah diatur, kemudian Chyou meminta para ketua kelompok untuk memperjelas hal itu pada anggota masing-masing. Lima belas menit berlalu, hampir semua orang telah meninggalkan ruangan menuju kamar masing-masing untuk beristirahat. Sementara semua ketua kelompok masih bertahan di tempat duduk, buat mendengarkan penjelasan selanjutnya.Alvaro meminta Chyou untuk tidak mengumumkan semua strategi
60Puluhan orang turun dari belasan mobil SUV dan MPV yang diparkirkan beberapa puluh meter, dari kelab malam milik keluarga Xie di Macau. Mereka langsung berpencar menuju lokasi tugas masing-masing, sesuai strategi yang dibuat Alvaro.Semua orang menggunakan pakaian serba hitam yang disertai penutup kepala dan wajah gelap. Hanya pita putih, kuning dan hijau di lengan kiri masing-masing menjadi pembeda antar kelompok. Chyou yang berada di barisan kedua kelompok putih, berjongkok di belakang mobil sedan hitam yang diketahuinya sebagai milik Seamus. Dia memandangi banyak orang dari semua tim yang sibuk menggembosi seluruh mobil. Seunit mobil MPV hitam berhenti di depan kelab yang masih belum ramai. Tim terakhir yang menggunakan setelan jas hitam, turun dari kendaraan tersebut dan bergegas menyambangi petugas jaga di dekat pintu utama. Lionel dan Clement menunjukkan surat undangan pertemuan yang diterimanya dari Flint. Setelah memastikan keabsahannya, para penjaga mempersilakan putra
61Bunyi ban mobil berdecit dari kejauhan menyebabkan Shen tegang. Putra pertama Richard Cheung menepuk pundak Kakak iparnya. Lucas memandangi beberapa mobil yang tengah mendekat, kemudian dia berteriak agar semua anak buahnya bersembunyi dan merunduk. Letusan demi letusan mengiringi puluhan butir peluru yang menghantam badan mobil-mobil di bagian luar kelab. Setelah kendaraan para penyerang berhenti, semua orang berjaket kulit hitam keluar sambil mengacungkan senjata tajam. Lucas dan Shen berdiri. Mereka mengeluarkan senjata masing-masing sambil jalan maju menyambangi kelompok lawan. Demikian pula dengan seluruh anggota kelompok sembilan dan sepuluh. Yanuar, Nugraha, Fajar, Salman, Satrio, Haryono dan Galang yang bersembunyi di belakang mobil para tamu kelab, membidik lawan dan langsung menembak tempat-tempat penting. Kendatipun sebenarnya mereka ingin menembak dada ataukah kepala, sedapat mungkin ditahan agar tidak menimbulkan masalah ke depannya. Pekikan para korban beradu den
62Flint memegangi kompresan di rahangnya, sembari memikirkan cara untuk menyelamatkan kedua adiknya dan sang asisten. Namun, setelah cukup lama berpikir, tidak ada satu pun solusi yang ditemukannya. Flint menggerutu dalam hati. Tidak adanya Jacob membuatnya sulit mencari jalan keluar. Ditambah lagi Jason juga ikut ditawan seperti halnya Jacob, Seamus dan Wayne. Tatapan Flint beralih pada Benton dan beberapa kerabatnya yang tengah diobati perawat dan dokter, yang terpaksa membantu para pasien setelah ditodong senjata api. Puluhan menit terlewati, anggota kelompok Flint akhirnya keluar dari rumah sakit. Mereka bisa melenggang bebas karena pihak polisi masih berjibaku untuk menahan tim mafia lainnya, yang merupakan orang suruhan teman-teman Flint. Anak tertua Fang Xie menaiki mobil yang tidak terkena peluru ataupun penggembosan ban, karena berada di belakang gedung kelab. Flint memandangi langit malam nan pekat sambil memikirkan nasib para tawanan. Terutama Seamus, karena dialah ta
63Wirya merintih saat lukanya dibersihkan Xia He, di salah satu rumah sakit di di Kota Taipei. Pria berkulit kuning langsat mengeraskan rahang ketika rasa sakit kembali meningkat. Meskipun sudah disuntik anestesi lokal, tetapi dia tetap kesakitan.Zulfi mengulurkan handuk yang segera digigit Wirya. Kemudian direktur keuangan PBK turut memegangi lengan sahabatnya yang gemetaran ketika Xia He kembali menjahit lukanya. Wirya mencengkeram lengan kiri Yanuar yang ikut memeganginya dari sisi kanan. Direktur utama PB membiarkan sahabatnya melakukan itu karena tahu jika Wirya pasti sangat kesakitan. "Ini luka ketigamu yang Bibi jahit. Setelah ini, Bibi tidak mau lagi merawatmu," seloroh Xia He, sembari membersihkan darah di pinggiran luka. Wirya tidak menyahut karena tengah sibuk mengatur napas. Pria berhidung bangir melepaskan pegangan dari kedua sahabatnya, kemudian Wirya berbaring dan memejamkan mata.Xia He berpindah ke ranjang sebelah kanan di mana Galang berada. Dia memeriksa luka d
64Suasana hening menyelimuti kediaman Daisy Cheung. Hampir semua orang telah menempati kamar masing-masing untuk beristirahat. Hanya segelintir pria yang masih bertahan di ruang kerja sambil berdiskusi. Flint telah mengirimkan pesan pada Chyou tadi sore. Keduanya sepakat untuk bertemu secara pribadi di suatu tempat di Kota Taipei. Chyou menyanggupi hal itu karena yakin jika Flint tidak akan berani menyerangnya, saat bertemu nanti. Dante yang diminta untuk melakukan hal lain, terlihat tegang. Meskipun tidak akan sendirian dan tetap didampingi kedua saudaranya serta beberapa tim Power Rangers, tetap saja pria berdagu lancip deg-degan. "Siap, Ko?" tanya Alvaro sambil memandangi lelaki bermata cukup besar di kursi seberang. "Ya," sahut Dante. "Walaupun sebenarnya aku khawatir nggak bisa menahan emosi saat ketemu lawan lama, tapi aku akan berusaha sabar menghadapi para Paman dari klan kedua," lanjutnya. "Aku sebetulnya pengen ikut Koko, tapi aku ragu-ragu buat ngelepas Koko Chyou ber
65"Katakan padaku, apa tujuanmu mengajak bertemu di sini?" tanya Chyou sambil memandangi Flint Xie di kursi seberang. "Lepaskan kedua saudaraku dan para asisten," jawab Flint. "Tidak segampang itu. Apalagi Seamus dan Jason telah menjadi otak pelaku serta pelaksana penyerangan ke rumahku." Chyou mengalihkan pandangan pada Newton dan Tiernan. "Aku juga tidak bisa melepaskan Wayne, karena dia pernah menyerangku di bandara Guangdong," lanjutnya. "Jacob adalah orang yang paling tahu tentang semua sepak terjangmu, Flint. Dia juga bertindak sebagai otak pencetus ide dari berbagai kegiatan ilegalmu, yang berhubungan dengan keluarga Yang. Jadi, aku juga tidak akan melepaskannya," ungkap Chyou dengan sangat tenang. Flint mendengkus. "Kalau tidak ada satu pun yang akan dibebaskan, berarti peperangan kita akan terus berlanjut." "Silakan. Aku sama sekali tidak takut. Meskipun kamu bekerjasama dengan mafia lainnya." Chyou menjentikkan jemari dan Loko berdiri sambil mengeluarkan amplop cokelat
66Pagi itu, kelompok Dante kembali mendatangi penjara di pinggir Kota Taipei. Alvaro dan Yanuar turun langsung mengawal cucu tertua keluarga Adhitama dan kedua adiknya. Selain kedua komisaris PBK, semua pengawal lapis dua turut serta. Kecuali, Wirya yang masih dirawat di rumah sakit dengan pengawalan ketat para ajudan keluarga Zheung, yang menggantikan rekan-rekan mereka dari klan Cheung. Sesampainya di ruang pertemuan khusus yang telah disiapkan tim pengacara ketiga klan, Dante dan kedua saudaranya menyalami Benneth, Kenneth dan Noah Han. Akan tetapi, Dante melewatkan Willard Han yang juga tidak mengulurkan tangan kanannya. Keduanya saling melirik sekilas, sebelum Dante menyalami Eldon dan Titus yang telah terlebih dahulu berdiri untuk menyambutnya serta Samudra dan Harry. Alvaro dan teman-temannya turut menyalami ketiga tetua. Kemudian mereka berpindah duduk di kursi panjang yang berada di sekitar ruangan. Sementara Dante, Samudra dan Harry duduk berdampingan di seberang keluar