Share

Chapter 19 Partner

“Pagi Ma, Pa,” sapaku.

Aku turun bersama Gamma. Dia sudah rapi dan siap berangkat ke kantor, begitu pula denganku yang sudah siap untuk berangkat ke pemotretan pertamaku. Jika Gamma begitu formal dengan setelan jasnya, penampilanku justru kebalikannya. Aku hanya mengenakan celana jins ketat serta kemeja putih oversize. Rambutku dikucir ekor kuda. Aku membawa ransel kecil sekadar untuk membawa ponsel dan dompet. Kukecup pipi Papa dan Mama bergantian. Keduanya balas mengecup pipi kemudian keningku, kemudian tersenyum padaku. Aku nyengir lebar.

“Jangan nyengir terus. Nanti wajah lo bisa-bisa retak,” gerutu Gamma sembari menuang jus jeruk untuk dirinya sendiri. Cengiranku semakin lebar dan Gamma membalas dengan memutar-mutar bola matanya.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status