Home / All / My Husband' S Secret / 8. Tante Siapa?

Share

8. Tante Siapa?

last update Last Updated: 2021-07-01 14:27:25

Pukul empat sore, Ana sampai di rumah. Dengan tubuh masih lemas dan kepala bagai tertimpa batu besar, ia berjalan sedikit terhuyung masuk ke dalam gerbang kontrakan. Sebenarnya, oleh dokter jaga IGD tempat ia dibawa oleh teknisi ponsel tadi, sudah melarangnya untuk pulang karena tekanan darahnya sangat rendah. Namun ia enggan. Hati dan pikirannya tak akan tenang, jika belum menanyakan keadaan yang sebenarnya pada suaminya.

"Sakit Mbak Ana?" tanya Bu Diana yang kebetulan sedang menyuapi Susi;anaknya.

"Masuk angin doang ini, Bu," jawab Ana sambil berhenti sejenak. 

"Rumah tangga berantam itu biasa. Sabar ya," ujar Bu Diana lagi. Ada enam belas pintu kontrakan di sini dan semua tahu jika berlajangan ini Ana dan suaminya sering bertengkar. Dia memang harus siap jiwa, raga, dan juga tebal telinga mendengar komentar nyinyir dari tetangga yang memang iri padanya karena memiliki suami yang tampan. Sekaligus tidak akur dalam beberapa hari ini.

"Iya, Bu. Terima kasih atas masukannya. InsyaAllah saya akan terus bersabar," sahut Ana dengan memberikan senyum tulusnya pada Bu Diana. 

Anak-anak tetangga berlarian ke sana-kemari. Ada juga yang tengah digendong oleh ibunya untuk disuapi makan. Ada juga yang sedang melatih batitanya berjalan, dengan cara mentatah. Ada sedikit rasa iri direlung hati Ana, saat membayangkan dirinya yang kini belum juga dikaruniai seorang anak.

Kepalanya semakin berputar. Ana memutuskan untuk segera masuk ke dalam rumah untuk mandi dan berganti pakaian. Segelas teh manis hangat, menemani sorenya yang sendu sambil menunggu suaminya yang tak kunjung pulang. 

Diambilnya kembali ponsel suaminya, lalu ia memindahkan kontak beberapa wanita ke dalam ponselnya. Jika suaminya malam ini tidak pulang, maka ia akan menelepon mereka.

Tok

Tok

"Mbak Ana ...."

Ana kembali memutar bola mata malasnya, saat melihat siapa yang berdiri di depan pintu rumahnya sambil membawa sesuatu.

"Ya Mbak," jawabnya malas. Tubuhnya perlu istirahat begitu juga kepalanya. Jangan sampai ia meluapkan kekesalannya pada Mbak Endang yang selalu saja mencoba menarik perhatian dari suaminya. Ana bangun dari kursi ruang tamu, lalu berjalan untuk membukakan pintu.

"Ada apa, Mbak?" tanya Ana cepat. Ia sedang tak minat untuk berlama-lama bicara dengan wanita jomblo di depannya ini.

"Ini, saya bikin kolak durian. Makanan kesukaan suami kamukan ya? Saya buat banyak ...."

Braaak!

Ceklek

Ceklek

Dengan emosi memuncak, Ana menutup pintu dengan kasar, hingga membuat Mbak Endang terlonjak kaget.

"Suami saya gak pulang, Mbak. Maaf ya, saya kebelet buang air!" ujar Ana sedikit ketus dari balik pintu. 

"Aneh sekali, kalau ke sini pasti si Ana kebelet eek. Sombong! Huh, baru punya suami gantengnya empat puluh persen saja, rasanya sok ngartis!" omel Mbak Endang sembari menatap sedih mangkuk kolak durian yang ada di tangannya. 

Ana masuk ke dalam kamar, memilih membaringkan tubuhnya setelah meminum obat yang diberikan oleh dokter jaga tadi. Ia bingung harus bagaimana? Jika ia marah-marah terus pada suaminya dan mencecar berbagai pertanyaan, tentulah suaminya semakin jauh dan ia takkan pernah mengetahui keadaan yang sebenarnya. Ia harus gunakan cara lain untuk mencari kebenaran dari suaminya.

Azan magrib berkumandang. Ana memilih untuk berwudhu, lala melaksanakan solat wajib tiga rakaat. Berdoa dengan penuh mohon kepada Allah, agar diberi kemudahan dan jalan keluar bagi masalahnya.

Bugh

Bugh

"Ana, buka!" teriakan Angga dari balik pintu. Lekas Ana mengusap air matanya, dan dengan langkah cepat membuka pintu rumah.

"Lama!" sentak Angga yang tak mau Ana sahuti. Ia membiarkan suaminya melakukan apapun di dalam rumah. Tak ada komentar, ataupun runtutan pertanyaan.

"Handuk gue mana?" tanya Rangga dengan nada sewot.

"Sebentar saya ambilkan," jawab Ana cepat. Lalu ia masuk ke dalam kamar, mengambil handuk bersih untuk suaminya. 

"Ini, Mas." Handuk itu ia ulurkan dari balik pintu kamar mandi yang tak tertutup rapat. Sambil menunggu suaminya selesai mandi, Ana membuatkan telur dadar dan juga sambal terasi dadakan. Tak lupa menggoreng kerupuk kesukaan suaminya. Ia akan menahan semua emosinya sampai ia tahu siapa semua wanita yang begitu mesra dengan suaminya.

Rangga keluar dari kamar mandi dengan tubuh segar. Harum sampo dan sabun yang Angga pakai, selalu saja memanjakan hidungnya. Membuat rasa rileks, saat harum itu masuk begitu dalam pada indera penciumannya. Dengan handuk kecil, ia menggosok rambutnya. Lalu berjalan ke arah meja makan mini yang hanya ada dua kursi di sana.

"Cuma telor dadar?" tanyanya sambil menarik kursi makan plastik.

"Kepalaku sakit, Mas. Bibirku juga sakit habis ditabok sama suami. Jadi, aku malas masak," jawab Ana tanpa melihat suaminya. Susah payah ia berusaha menelan nasi yang sudah masuk ke dalam tenggorokannya. Berusaha tidak mengingat pesan-pesan nakal dari beberapa wanita untuk suaminya.

"Jangan manja! Tinggal kasih madu pasti sembuh," sahut Angga datar. Tangannya mulai menyendok nasi, telur, dan juga sambal ke dalam mulutnya.

"Luka fisikku mungkin sembuh, tapi tidak dengan luka batin yang sudah kau toreh terlalu dalam," balas Ana dalam hati. Tak mungkin ia mengutarakan yang ada di hatinya saat ini. Ia juga tak mau suaminya semakin jauh darinya, jika ia gegabah dalam menyikapi perbuatan menjijikkan suaminya.

Tak ada pembicaraan apapun setelahnya. Ana memilih menonton TV, walau sebenarnya sangat enggan dan tak berselera. Sedangkan Angga sedang sibuk dengan ponsel barunya yang sangat mirip dipakai artis-artis yang ada di televisi. 

Ana melirik jam di dinding, sudah pukul delapam malam. Sebenarnya ia sangat lelah dan mengantuk, tapi ia tahan. Ana ingin sekali mengetahui isi ponsel terbaru suaminya, tetapi pasti akan sangat sulit. Suara TV sengaja ia keraskan. Sesekali tawanya dibuat-buat, agar suaminya mengira ia serius menonton televisi.

"Hallo Tante. Terima kasih ponselnya bagus sekali. Kapan kita bisa bertemu lagi? Saya rindu Tante di atas saya."

"Apa? Ah ... bukan karena saya kehabisan uang, tapi memang rindu. Eh, mobil? Saya mau dibelikan mobil? Wah, kayaknya besok harus segera full servis nih. Mau berapa jam sayang? Bagaimana kalau kita janjian di hotel biasa? Saya akan buat Tante menangis nikmat di atas ranjang."

Ana bersusah payah menahan air mata. Kaki dan tangannya gemetar menahan sakit hati atas percakapan suaminya dengan seorang wanita yang dipanggil Tante. Suaminya tak tahu, jika ia kini sudah berada di belakang tubuh suaminya. Berusaha berdiri dengan kedua kaki lemas bagai tak bertulang.

"Siapa tante yang mau Mas puaskan di atas ranjang?" 

*****

~Bersambung~

Related chapters

  • My Husband' S Secret   9. Pujian yang sia-sia

    Ana dan Rangga tidur saling memunggungi, setelah keduanya kembali bertengkar. Sebenarnya, Ana terlihat lebih menguasai emosinya, berbeda dengan Angga yang nampak tertekan saat ketahuan berbicara tidak pantas dengan seseorang di seberang telepon sana. Wanita itu hanya bertanya, tapi jawaban yang terlontar dari bibir suaminya sangatlah kejam."Bukan urusanmu! Cukup kau urus rumah dan memikirkan bagaimana caranya agar punya anak?!" kalimat pahit itu yang keluar sebagai jawaban dari pertanyaannya tadi. Seketika Ana teringat dengan pesan seorang wanita yang mengatakan bayi mereka. Jika seperti itu, berarti dirinya yang mandul, sehingga Angga berani berbuat keji seperti ini.Wanita itu tak juga bisa memejamkan mata. Air bening masih terus saja mengalir membasahi kedua pipinya. Padahal hansim sudah berkeliling dan memukul kentong sebanyak dua kali. Menandakan saat ini sudah pukul dua dini hari. Suara ngorok suaminya pun terdengar sangat lantang mengisi kamar, sehingga m

    Last Updated : 2021-07-01
  • My Husband' S Secret   10. Ana membuntuti suaminya

    Setelah menyantap sarapannya dengan nikmat. Angga pun bersiap hendak berangkat ke pabrik. Name tag yang biasa ia gunakan untuk absen di depan gerbang pabrik tak lupa ia kalungkan di lehernya. Seperti biasanya ia berangkat bekerja. Tak sekalipun ia melirik Ana. Karena fokusnya pada perlengkapan yang baru saja ia masukkan ke dalam tas."Mas, tukang baso di pabrik masih buka gak sih? Aku mau ke sana. Janjian sama Desi," ujar Ana memancing ekspresi suaminya. Benar saja, Rangga tak langsung menjawab, lelaki itu nampak tengah memikirkan kalimat apa yang akan ia sampaikan sebagai jawaban dari pertanyaan istrinya."Gak ada. Udah gak jualan. Tutup kios basonya," jawab Rangga berbohong. Kakinya sudah melangkah lebar berjalan keluar rumah. Diletakkannya bokong di atas kursi plastik, saat akan memakai kaus kaki, kemudian sepatu."Oh, tutup ya. Soalnya kata Desi buka," balas Ana yang sudah ikut duduk di samping suaminya."Pasti teman kamu itu salah lihat. Dah, aku mau

    Last Updated : 2021-07-01
  • My Husband' S Secret   11. Apa yang kalian lakukan di sini?

    Braak!Brugh!"Sstt ... Aaargh ....!" Ana terjatuh dari pijakannya. Namun, seketika itu juga ia mencoba berdiri walau tubuhnya sedikit limbung. Abang ojek yang melihat Ana susah terjatuh, langsung turun dan ikut menyebrang menghampiri Ana dan membantunya berdiri."Mbak, gak papa?""Saya tidak baik-baik saja, Bang," jawab Ana dengan air mata yang siap tumpah bagai air bah. Tubuhnya yang sudah bediri tegak, kembali berjongkok. Ana menangis sesegukan, menyimpan wajahnya dibalik lutut. Si abang ojek tak bisa berbuat apa-apa. Lelaki itu kebingungan sendiri dengan penumpangnya yang menangis tersedu."Udah, Mbak. Apapun yang dilihat di balik tembok itu. Anggap aja ujian. Mbak harus kuat dan sabar. Bukan saya menggurui, tetapi percayalah setelah badai akan ada pelangi," ujar lelaki itu mencoba memberi semangat untuk Ana.Untuk beberapa menit berlalu, Ana masih saja terisak menangis pilu. Namun, ia sudah mengangkat wajahnya untuk melihat ke

    Last Updated : 2021-07-02
  • My Husband' S Secret   12. Pil Pahit

    "Apa yang kalian lakukan di sini? Menjijikkan!" teriak Ana dari depan pintu dengan suara menggelegar. Wanita setengah baya, yang usianya hampir dua kali dari dirinya, terlonjak kaget hingga terjatuh di atas kasur empuk. Rangga yang tadinya ada di posisi bawah, juga terlonjak kaget sembari menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang polos."Ana?!" ujar keduanya dengan mata melotot kaget. Wanita itu dengan segala keberaniannya, masuk ke dalam kamar, lalu mendekat pada suaminya."Jadi, selama ini kamu melacur dengan ibu sambungku, Mas? Sudah berapa lama? Kalian sudah gilakah?" Ana melotot dengan air mata sudah menganak sungai membasahi kedua pipinya."Maaf, saya bukan ibu sambung kamu lagi. Saya sudah tak ada hubungan dengan kamu. Rangga, tolong singkirkan wanita ini. Mana Tante belum sampai. Merusak suasana saja!" Rangga mengangguk paham. Masih dengan menutupi tubuhnya dengan selimut, Rangga memunguti pakaiannya satu per satu yang berserakan di lantai. 

    Last Updated : 2021-07-02
  • My Husband' S Secret   13. Kabur dari Kontrakan

    "Maaf, Bu. Ini semua salah paham. Saya bukan selingkuhan Bang Jay. Saya penumpangnya," ujar Ana mencoba menjelaskan. Kaki dan tangannya ikut gemetar, antara takut diadili oleh para sanak famili almarhumah istri Bang Jay dan juga takut akan masalahnya yang bukannya berkurang, tetapi malah bertambah."Takkan pernah ada pelakor yang mengaku. Pergi! Puas kamu melihat anak saya meregang nyawa bersama bayinya? Hah?!" bentak seorag lelaki setengah baya yang sudah menarik tangan Ana keluar dari ruang IGD. Dengan terseret-seret, bahkan tubuhnya dihempaskan kasar di aspal parkiran rumah sakit."Aw!" pekik Ana saat merasakan luka lecet di tangannya. Wanita itu menangis pilu sembari merasakan getir dan pedihnya luka lecet berikut juga luka hati yang ia rasakan. Lelaki setengah baya itu meninggalkan dirinya begitu saja di sana, hingga menjadi pusat perhatian orang yang kebetulan berlalu-lalang di lobi rumah sakit.Susah payah Ana bangun, sambil meringis menahan pedih,

    Last Updated : 2021-07-05
  • My Husband' S Secret   14. Ana dirundung masalah

    "Siapa, Ga?" tanya wanita setengah baya itu tak sabar."Adik saya, Tante. Biasa rindu transferan dari saya. Suaminya sakit dan dia butuh uang untuk berobat," bohongnya dengan suara sedih demi mendapat tambahan dana lagi dari Tante Hepi. Ponsel sudah ia tekan kuat, tanpa sepengetahuan wanita seksi yang duduk di sampingnya ini. Hingga ponsel itu mati dan ia bisa sedikit tenang."Memang kamu punya adik?" tanyanya lagi."Punya Tante. Adik saya dua orang. Tante lupa ya? Makanya saya sebagai tulang punggung, harus bisa kuat dan semangat mencari rupiah untuk keluarga saya. Makanya saya suka kepikiran mereka, Tan," tambahnya lagi kembali dengan suara pilu, tetapi penuh ketegaran."Ya sudah, nanti saya tambahkan lima juta untuk adik kamu. Semoga suaminya lekas sembuh ya." Tante Hepi langsung memperlihatkan tampilan ibanking ponselnya yang sudah tertera transaksi transfer berhasil senilai lima juta rupiah."Wah, terima kasih Tante," ucap Rangga penuh haru. N

    Last Updated : 2021-07-05
  • My Husband' S Secret   15. Kamar mandinya di mana?

    "Jadi, sudah berapa lama kamu berhubungan dengan suami saya?" tanya Ana dengan air mata yang terpaksa ia tahan.Wanita yang tengah hamil lima bulan itu menunduk ketakutan. Di sampingnya sudah duduk Hesti;kakak dari Estu. Wanita itu pun tak bisa berkata apapun. Ia tidak tahu, jikalau lelaki yang menghamili adiknya adalah suami dari teman dekatnya."Apa kamu tidak punya mulut, Estu?!" bentak Ana yang sudah sangat emosi hari ini. Bagaimana tidak? Hari ini dia bertemu dua wanita sekaligus yang berselingkuh dengan suaminya. Satu wanita kaya, dan satu wanita lagi biasa saja terlihatnya."Sudah satu tahun kami berhubungan, Mbak," jawab Estu tak berani mengangkat wajahnya."Heh, ya Tuhan aku benar-benar dibohongi oleh Rangga," balas Ana sembari menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan."Kalian berkenalan di mana?" tanya Ana lagi."Di salah satu mal Mbak.""Jangan bilang kamu manager mal?" tebak Ana dengan suara lemas."

    Last Updated : 2021-07-05
  • My Husband' S Secret   16. Ana Melarikan Diri

    Mariana terbangun pada pukul sembilan pagi dikarenakan perutnya sudah merasa lapar. Wajahnya sembab karena tidur panjang yang terlalu nyenyak. Masih bergelung dalam selimut dengan malas-malasan. Apalah daya, sebenarnya ia ingin sekali tidur saja sepanjang hari, tetapi tidak mungkin juga nyenyak jika tidur dalam keadaan perut lapar. Ana memutuskan turun dari tempat tidurnya untuk pergi mandi dan berganti pakaian.Masih ada tiga jam lagi sebelum jam dua belas siang untuk segera check out dari hotel. Ana turun ke lantai dasar untuk sarapan sambil membawa dompetnya yang penuh, karena ia membongkar celengannya sebelum pergi dari rumah. Tak lupa juga ponselnya dan juga ponsel suaminya yang ia sembunyikan. Dengan menaiki lift, Ana turun dengan memakai baju santai tanpa riasan. Langkahnya ringan saat memasuki restoran dengan disambut ramah oleh pelayan restoran dengan senyuman.Pilihannya jatuh pada menu sphagetti, sosis jumbo bakar, dan segelas njus jeruk. P

    Last Updated : 2021-07-09

Latest chapter

  • My Husband' S Secret   49. Ekstra part (Ending)

    Petaka Suami Tampan 49 (Ekstra part) Rangga sedang berada di sebuah rumah sakit di daerah Jakarta timur. Ika menemukannya saat lelaki itu tengah mengais sampah di dekat toko tempat Ika bekerja saat ini. Awalnya wanita itu tak percaya bahwa lelaki gelandangan di depannya adalah Rangga. Tubuh gelandangan itu bagaikan tengkorak hidup dan begitu mengerikan. Saat wanita itu tanpa sengaja menggumam namanya, maka lelaki itu pun menoleh. Ika dan Rangga adalah dua orang yang sama-sama bersalah di masa lalu, dan kehidupan yang saat ini mereka jalani akibat dari perbuatan mereka terdahulu. Bersukurlah Rangga, bahwa wanita yang baru dikenalnya sekejap mau menolongnya dan mengurusnya. Ika juga membawa Rangga ke rumah sakit terdekat untuk diperiksa. Tak banyak yang keluar dari mulut Rangga, selain ucapan terima kasih dan permintaan maaf. Ika pun tak menyahut apapun

  • My Husband' S Secret   48. Hore, Menikah!

    21Jay tak bisa untuk tidak memperhatikan gerak-gerik Ana, setelah mereka sampai di rumah. Ditambah lagi dengan semua cerita yang baru saja didongengkan oleh apak. Lelaki itu tak ingin percaya dengan semua yang terjadi selama ia tak ada di sini. Mulai dari keberanian Ana mengunjungi Rangga dan Tante Hepi di Jakarta, hingga berakhir dengan warisan yang didapat oleh.Jay juga sempat tak percaya, bahwa Ana jugalah yang telah membayar ganti rugi sebesar satu milyar pada keluarga Darto. Namun, setelah semua pemaparan yang diberikan oleh apak yang masuk akal, baru Jay percaya.Tak ada yang berubah pada penampilan wanita yang sedari tadi bolak-balik di depannya sambil membantu mimih. Takkan ada yang tahu, jika ia pemilik dua show room mobil dan sebuah rumah mewah, serta beberapa petak kontrakan. Jika melihat daster lusuh yang ia pakai, tentu orang takkan percaya jika di rekeningnya saat ini ada milyaran rupiah.J

  • My Husband' S Secret   47. Jadi, kapan kita akan menikah?

    Hari ini Jay keluar dari penjara, setelah melewati urusan persidangan yang sangat panjang dan menegangkan. Untunglah lelaki itu diputuskan tidak bersalah atas pembunuhan tidak disengaja olehnya terhadap Darto. Hakim pun membuat putusan bahwa Jay bebas dari segala tuntutan dan wajib membayar ganti rugi pada keluarga Darto sebesar satu milyar rupiah. Lelaki itu sempat kaget dan menolak putusan. Darimana ia harus membayar uang segitu banyak pada keluarga Darto. Bekerja saja tidak, orang tua tidak ada, ia pun bahkan tak tahu setelah keluar dari penjara nanti ia mau ke mana dan bagaimana.Tanpa sepengetahuan lelaki itu, Ana sudah membayarkan uang ganti rugi pada keluarga Darto yang terlihat sangat peduli dengan uang. Tas yang diberikan Ana berisi uang satu milyar, mereka berbebut untuk memegangnya. Disaksikan oleh pihak pengadilan, beberapa anggota kepolisian, dan juga aparat lingkungan setempat tinggal Darto pun ikut menyaksikan dan ikut

  • My Husband' S Secret   46. Warisan

    Petaka Suami Tampan 46 (Ending) Hari ini, Ana pergi ke Jakarta ditemani oleh apak dan juga mimih. Tim kuasa hukum Tante Hepi yang meyakinkan padanya, bahwa semua akan baik-baik saja saat di sana nanti. Pesan yang disampaikan almarhum pada pengacaranya sebelum wafat adalah menghadirkan anak sambungnya yang bernama Mariana Pramesti. Mereka bahkan dijemput oleh Mang Udin dengan mobil pribadi Tante Hepi. Ana tak banyak bicara sepanjang perjalanan dan Bandung menuju Jakarta. Di kepalanya saat ini berputar memori ketika ia menjadi anak sambung dari wanita yang menjadi pelakor dalam rumah tangganya. Wanita itu sebenarnya baik, ketika ayahnya masih berstatus suaminya. Namun saat ayahnya tiada, wanita itu berubah jahat dan benar-benar berkelakuan layaknya ibu tiri yang kejam. Ana ingat di mana saat Tante Hepi mengusirnya, saat baru saja kelulusan sekolah SMA. Masih mengenakan seragam putih abu, ia dikembalikan pa

  • My Husband' S Secret   45. Tamu dari Jakarta

    Ana terbangun lebih dulu dari mimih dan apak. Ia bangun dengan perlahan dari ranjang dan langsung menuju kamar mandi untuk melaksanakan dua rakaat sebelum azan subuh. Suara gemericik air dan derit pintu yang ia geser menutup dan terbuka, sangat hati-hati ia lakukan agar tak menimbulkan suasana bising dalam rumah. Setelah salat sunnah, sambil menunggu azan Subuh, Ana menyempatkan diri untuk mengaji dua lembar ayat suci alqur’an. Tak lupa ia buksa sedikit jendela, agar hawa dingin dan sejuk di luar sana mengisi udara kamarnya.Begitu selesai melakukan ibadah Subuh, Ana pun bergegas ke dapur untuk memasak nasi. Sambil menunggu nasi matang, Ana menyapu rumah mulai dari kamarnya, dapur, ruang tengah, dan yang terakhir ruang tamu. Mimih dan apak masih belum membuka pintu kamar, sepertinya kedua orang tua itu terlelap sangat nyenyak.Krek!Ana menoleh ke asal suara derit pintu yang bergeser. Mimih baru saja keluar dari kamar,

  • My Husband' S Secret   44. Tante Hepi Meninggal

    “Halo, assalamualaykum. Iya betul, saya Udin. Ini siapa ya?”“Kami dari rumah sakit XXX, mau memberitahukan bahwa Ibu Hepi Astuti baru saja meninggal dunia, lima belas menit yang lalu.”“Innalillahi wa innaa ilaihi rooji’un.” Ana tersentak saat bibir Mang Udin mengucapkan doa bagi orang yang meninggal dunia.Ana menatap pias wajah lelaki setengah baya yang kini sudah terduduk lemas di kursi teras. Ia tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun, tetapi Ana sangat tahu apa yang terjadi pada kabar dari seberang sana. “A-apakah b-benar Tante Hepi yang ….” dan dengan leher yang amat lunglai, Mang Udin mengangguk.Mereka bertiga menuju rumah sakit, menggunakan mobil sedan mewah milik Tante Hepi. Mang Udin yang terbiasa mengendarainya sudah tak canggung lagi. Lelaki itu tak banyak bicara, ia hanya fokus pada jalanan yang kami lewati saat ini.

  • My Husband' S Secret   43. Beban yang mulai terlepas

    "Ana!" bagaikan melihat setan. Rangga terlonjak kaget dari posisi duduknya. Lelaki itu berdiri dengan wajah pucat ketakutan. Kepalanya terus saja menggeleng. Ia tidak percaya Ana masih baik-baik saja setelah dikerjai oleh dua orang pesuruhnya."Kenapa? Kaget kalau aku baik-baik saja? Heh ... Tuhan pasti menjaga orang baik dan tidak bersalah, Tuan Rangga, dan Tuhan juga tidak akan tidur saat melihat orang jahat dan licik seperti kamu. Ini buktinya! Gelandangan? Seorang Rangga menjadi gelandangan? Ya ampun, kasihan sekali. Ck, aku tak perlu lagi menuntut balas, biarkan Tuhan dan alam yang menghukum semua perbuatanmu. Oh iya, aku sudah mengurus perceraian, dan sepertinya ini bisa jadi salah satu bukti, selain video mesum menjijikkan kamu dengan seorang nenek." Ana benar-benar mengungkap semua yang ada di dalam hatinya. Takkan ia beri kesempatan pada Rangga untuk membela diri.Memang Rangga tampak menyedihkan, tetapi ia tidak iba. Malah sangat

  • My Husband' S Secret   42. Bercerai

    Petaka Suami Tampan 42BerceraiAna menyadari bahwa ia sudah terlanjur mendekat pada bara api yang sangat membahayakan jiwanya. Maka dari itu ia pun harus segera menuntaskannya. Baik itu bersama Rangga atau pun bersama Tante Hepi. Butuh keberanian penuh dan membuang semua rasa khawatir, saat video mesum Rangga dan mantan ibu sambungnya itu ia sebarkan di akun media social Instagram. Apapun resikonya, akan ia tanggung. Sudah tak ada lagi rasa takut pada sosok lelaki yang saat ini masih berstatus suaminya. Ia akan membalas semua perlakuan jahat lelaki itu pada dirinya.Perjalanan menuju Jakarta sebentar lagi sampai. Lelaki tua yang duduk di samping Ana masih memejamkan mata karena semalaman ia tak bisa tidur. Apak menemaninya ke Jakarta untuk mengurus perceraian, sekaligus pergi mengunjungi salah satu anak perempuannya untuk meminta tolong membebaskan Jay. Tak ada yang bisa ia lukiskan sebagai rasa terima kasih atas segala perhatian

  • My Husband' S Secret   41. Balasan di dunia

    Rangga merasakan tubuhnya sudah cukup bertenaga, walau perutnya dilanda kelaparan. Sudah tiga hari Delon tidak mendatanginya dan memberikan makanan, sehingga selama tiga hari juga ia berpuasa. Beruntunglah ia bisa sedikit bergerak ke kamar mandi, sehingga ia bisa membilas sedikit bagian tubuhnya yang terasa lengket. Rangga juga sudah bisa buang air ke kamar mandi, hanya saja ia tidak memiliki apa-apa di dalam rumah ini. Minum pun terpaksa dengan air kran kamar mandi.Setelah mencuci muka, Rangga memakai sarung yang sangat bau menjijikkan. Tak ada kain lain yang bisa ia gunakan untuk menutupi tubuhnya. Mata sayunya menatap keadaan di luar rumah yang sangat sepi. Sebenarnya ada di mana ia kini? Kenapa tak ada tanda-tanda kehidupan orang lain di tempat ini.Kakinya melangkah terseok menyusuri ruang demi ruangan. Dibukanya pintu kamar untuk menemukan apa yang bisa ia pakai, atau pun mencari jalan untuk keluar. Mata lelaki itu membelalak sempur

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status