Beranda / Romansa / My Hottest Man / 68. Rindu yang Membuncah

Share

68. Rindu yang Membuncah

Penulis: Yuli F. Riyadi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Alex bergegas memasuki gedung apartemen Laras. Ketika Laras memberitahu bahwa dia sudah kembali dari Surabaya setengah jam lalu. Di tangan Alex ada sebuket bunga dan satu kotak cokelat untuk wanita itu. Dia merasa perlu berterima kasih karena Laras selalu memberi support selama ini. Dengan senyum merekah sempurna, Alex masuk lift yang akan membawanya naik ke atas. Dan, ketika lift kembali terbuka di lantai yang dia tuju, dia melangkah cepat. Tidak ingin membiarkan Laras menunggu lama. Namun, ketika langkahnya berbelok menuju koridor unit Laras, matanya menangkap bayangan seseorang di depan sana. Sontak Alex memperlambat laju langkahnya. Dia memperhatikan wanita di depan sana yang sedang kerepotan membawa beberapa barang. Langkah Alex terus berjalan mendekati sosok wanita itu yang belum menyadari kehadirannya. Tanpa sadar matanya memanas, jantungnya berdenyut nyeri, dan rasanya seperti mimpi bisa melihatnya lagi.

Ketika jarak Alex makin dekat, wanita itu menoleh. Wanita yang s

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Jrina Mkt
aku menyesal membacanya..kepalaku sampai sakit gara² kecewa......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • My Hottest Man   69. Kecewa

    Laras kembali tersenyum lebar saat melihat Alex lahap makanan yang dia sediakan. Padahal makanan itu sudah dingin. Sepertinya pria itu memang benar-benar kelaparan. Namun, senyum Laras perlahan surut saat matanya menangkap sesuatu di permukaan kemeja milik Alex. Tepat di bagian dada pria itu, ada tanda merah. Laras tidak bodoh untuk tahu itu tanda apa."Kok kamu diam aja? Nggak lapar?" tanya Alex yang hampir menghabiskan isi dalam piringnya.Laras memang tadi lapar, tetapi melihat bekas bibir pada kemeja pria itu, mendadak rasa laparnya hilang. Dia tidak berselera untuk menyentuh makanan itu. Tangannya bergerak meraih botol anggur, lalu membukanya. Laras lebih memilih meminum anggur merah itu."Aku udah nggak lapar, Lex. Tadi kamu bertemu Dania? Apa kalian sepakat untuk kembali?" tanya Laras menekan rasa sakitnya. Dia bahkan tahu ketika mereka saling berpelukan dan masuk ke unit wanita itu.Alex menggembungkan pipi. "M

  • My Hottest Man   70. Ingin Memiliki

    "Lo yakin mau lakuin ini?" tanya Clara."Cuma ketemu, Cla. Kita nggak akan ngapa-ngapain," sahut Dania memperhatikan jarum jam yang terus bergerak."Kalau pun kalian mau ngapa-ngapain, emangnya gue tahu?"Dania melirik kesal Clara yang dari tadi terus saja mencoba menggagalkan pertemuan Dania dan Clara."Kita kan ketemunya di tempat umum, rame, ada lo juga. Kenapa lo pikir kita bakal ngapa-ngapain?" ujar Dania sebal.Clara meringis, lantas mengedarkan pandang. Saat ini mereka berdua sedang berada di salah satu restoran di dalam mal ibu kota. Dania ingin bertemu Alex dan Clara hanya kambing hitam yang akan dijadikan alasan. Yap. Dania izin kepada Alvin untuk menemui Clara.Clara menyikut lengan Dania. "Si Tampan datang," katanya dengan pandangan lurus ke arah pintu masuk. Dania segera mengikuti arah pandang Clara. Benar, Alex terlihat masuk. Pria itu mengenakan kemeja slim fit navy lengkap dengan dasi yang menggant

  • My Hottest Man   71. Ambisi dan Cinta

    "Apa yang bisa aku bantu, Lex?" tanya Laras ketika Alex menyambangi apartemen wanita itu.Alex menatap serius wanita di hadapannya yang saat ini berpenampilan sangat berani. Laras memakai gaun terusan press body tanpa lengan. Seperti biasa make up tebal menghiasi wajahnya yang cantik."Apa kita bisa bekerja sama untuk menghancurkan perusahaan Rajata?" tanya Alex serius.Laras cukup terperangah mendengar permintaan Alex. Tidak biasanya lelaki itu berambisi seperti ini. Setelah bergabung dengan perusahaan ayahnya, pria itu memang makin melejit performanya. Namun, Laras sama sekali tidak pernah berpikir pria itu ingin menghancurkan perusahaan Alvin Rajata."Kamu serius?" tanya Laras ragu.Namun, Alex mengangguk mantap. "Kalau bisa kita akuisisi saja. Buat dia bangkrut."Laras menghela napas panjang. "Apa semua ini karena Dania?"Sebenarnya Alex malas untuk menjawabnya. Namun, memang seperti itula

  • My Hottest Man   72. Di Bali

    Laras tampak memukau dengan bikini putih yang dikenakannya. Di telinga kanannya terselip bunga kamboja berwarna kuning. Rambut panjang gelombangnya dia gerai begitu saja. Tubuh padat berisinya bisa menggoyahkan iman lelaki mana saja tak terkecuali Alex. Laras pandai merawat diri. Meski janda, elok tubuhnya tidak kalah dari seorang gadis.Laras mendekati Alex yang sedang berenang di private room villa yang dia sewa. Selama di Bali ini mereka berdua menginap di salah satu vila mewah yang terdapat di Seminyak. Keduanya sudah seperti pasangan yang sedang berbulan madu. Laras mengaku puas dengan perlakuan manis Alex yang menganggapnya sebagai kekasih."Lapar nggak, Lex?" tanya Laras.Alex yang baru menyelesaikan putaran ke sekian lantas menyembul dari permukaan air. Dia mengusap wajahnya yang basah sebelum mendekati tepian."Lapar dong, Sayang. Di sini aku akan kelaperan terus sepertinya, tenagaku habis hampir tiap malam," ujarnya

  • My Hottest Man   73. Menjauh

    BEBERAPA BULAN KEMUDIAN"Maaf, Martin, aku nggak bisa kalau sekarang."Dania terpaksa menolak kembali permintaan Alex untuk bertemu. Dia merasa jahat sekali seandainya menuruti perintah Alex di saat Alvin sedang tampak lelah karena kesibukannya tiap hari. Beberapa bulan belakangan Alvin bertambah sibuk. Nyaris setiap hari pria itu pulang malam.Kadang begitu pulang dia langsung terkapar. Mungkin saking lelahnya. Dania melihat itu merasa iba, tetapi dia tidak berani bertanya. Melihat Alvin masih bisa tersenyum dan bersikap lembut padanya saja, dia sudah bersyukur. Dania merasa tahu kalau suaminya itu sedang memikirkan beban berat. Kadang dia menemukan Alvin di meja kerjanya menatap laptop dengan pandangan nanar, sesekali memijat pangkal hidungnya. Dia benar-benar bekerja keras siang dan malam. Apa proyek yang sedang dia tangani begitu rumit?"Aku kangen banget sama kamu, Sayang," ujar Alex di ujung telepon."Iya

  • My Hottest Man   74. Bangkrut ( warning 18+)

    "Al-Alvin, kamu serius?" tanya Dania tak yakin. Namun, Alvin mengangguk dengan mimik muka putus asa. Ya Tuhan ...."Doain semoga itu nggak terjadi."Dania meremas tangan Alvin, memberi kekuatan. "Semua pasti akan baik-baik saja. Kamu nggak perlu khawatir. Aku percaya sama kamu, dan kita pasti akan menemukan jalan keluar." Dia menatap tulus suaminya.Alvin menarik sudut bibirnya, dia makin mendekat dan memeluk Dania. "Terima kasih, Honey."Ada perasaan hangat yang menjalar ketika Alvin memeluk Dania. Sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Dania sedikit kaget dengan perasaannya sendiri.Alvin menjauhkan badan dan menatap Dania. "Sudah malam, apa kamu nggak ngantuk?" tanyanya, yang hanya disambut gelengan wanita itu. Alvin kembali tersenyum, tangannya lantas terangkat dan membelai pipi istrinya itu. Ibu jarinya mengusap pelan bibir Dania yang lembut. Sedikit menjepit dagu wanita itu, Alvin kemudian melabuhkan ciuman.&nbs

  • My Hottest Man   75. Owner Baru

    Semua staf berkumpul di bale pertemuan lantai 2. Sudah sejak sepuluh menit lalu Dania diberi tahu akan ada pengenalan pemilik perusahaan baru setelah seminggu lalu perusahaan ini dipindahalihkan. Dania enggan beranjak dari kursinya. Penyambutan pemilik baru sama saja seperti merayakan terdepaknya Alvin sebagai pemilik saham tertinggi di perusahaan ini."Dan, lo di mana?" tanya Clara ketika menelelon."Gue masih di kantor.""Ya Tuhan, turun cepetan. Lo nggak mau lihat siapa owner baru perusahaan kita denger-denger cewek. Ayolah, gue sendiri nih, Vio di depan sama Pak Robbi." Clara terus memaksa.Dania mendesah. "Iya sebentar lagi gue turun."Setelah menutup panggilan dari Clara, dengan malas Dania beranjak menuju lift. Sebenarnya dia penasaran juga siapa sosok di balik hancurnya karir Alvin.Ketika sampai di ruang yang lebih mirip aula, dia mencari sosok Clara. Staf yang berkumpul lumayan banyak. Jadi

  • My Hottest Man   76. Minta Putus

    Dania tertegun di tempat. Dia sama sekali tidak membalas pelukan Alex. Jujur, dia masih bingung kenapa lelaki ini bisa ada di gedung kantornya?"Sayang, kok diam aja? Kamu nggak kangen sama aku?" tanya Alex melepas pelukannya. "Kita udah lama banget nggak ketemu loh."Dania menatap sejenak pria di hadapannya. "Aku ... aku sibuk, Tin. Bisa aku keluar?"Alex menyipitkan mata mendengarnya. Ada apa? Ini bukan Dania seperti yang dia kenal. "Sayang, ada apa? Kamu nggak seneng ketemu aku?""Tapi ini kantor, dan ini jam kerja, Tin.""Ya, aku tau. Tapi apa kamu nggak senang bertemu denganku?" tanya Alex mulai merasakan hal aneh pada wanitanya itu."Aku senang, tentu aja, Tin. Cuma waktunya nggak tepat.""Lalu tepatnya kapan? Kami bahkan menolak tiap kali aku minta bertemu. Sebenarnya ada apa sama kamu? Apa kamu menghindariku?" tanya Alex tak habis mengerti."Aku nggak lagi menghindari kamu

Bab terbaru

  • My Hottest Man   91. Janji Dania

    Liam langsung menyambut kedatangan Dania dan Alvin. Dia berlari-lari kecil dan menghambur ke pelukan Dania. Menjelang siang, Dania baru pulang dari hotel. Ya, apa lagi kalau bukan karena menuruti kemauan Alvin yang minta nambah lagi dan lagi."Anggap saja ini bulan madu kedua."Itu jawaban yang lelaki itu berikan ketika Dania protes lantaran Alvin yang sepertinya belum juga bosan menggempurnya. Padahal kaki Dania sudah tidak sanggup berdiri."Maafin, Mama. Pulang telat. Liam udah makan?" tanya Dania mencium pipi chubby anaknya."Mamam dah.""Pinter anak Mama.""Anak Papa juga dong," sambar Alvin mengusap rambut tebal Liam."Oh iya anak Papa juga."Mereka beriringan menuju ruang tengah. Dengan masih memangku Liam, Dania duduk di sofa ruang tengah."Honey, kamu lapar enggak?" tanya Alvin beranjak menuju dapur."Setelah kamu kuras habis tenagaku masih perlu

  • My Hottest Man   90. Janji Alvin (18+)

    "Congrats buat Dania dan Alvin. Moga kalian langgeng dan bahagia," seru Clara mengacungkan gelas minumannya, disusul gelas-gelas lainnya."Akhirnya kita bisa nyeret Dania ke kelab lagi, yuhuuuuu!" teriak Viona, di sisinya ada Bernard, pria yang disewanya untuk menemani minum.Clara lebih memilih duduk sendiri dan mengabaikan godaan para pria yang sesekali menghampirinya."Pantas saja. Laki lo tuh," ujar Viona mengarahkan pandangannya ke pintu masuk.Clara mengikuti arah pandang Dania dan menemukan pria bermata biru tampak melambai padanya. Arnold. Sontak senyum Clara mengembang."Selamat malam, Cinta," sapa Arnold mencium pipi Clara. "Wow, formasi kalian lengkap lagi ternyata," ucapnya melihat keberadaan Dania dan juga Viona."Kita sedang merayakan kebahagiaan Dania. Kamu mau minum?" sahut Clara menawarkan gelasnya."Tentu, Sayang." Arnold meraih gelas yang Clara angsurkan. Mata pria itu tak l

  • My Hottest Man   89. I Miss You too, Husband

    Alvin bergerak dengan mata yang masih terpejam. Beberapa detik kemudian tangannya terangkat mengucek mata. Sedikit mengerjap untuk menormalkan penglihatannya. Baru kemudian dia menoleh ke sisi kiri, dan matanya langsung bertemu pandang dengan mata Dania."Honey, kamu bangun?"Kata-kata pertama yang keluar dari mulut Alvin membuat Dania tercekat. Alvin menyebutnya apa tadi? Honey?"Liam juga bangun?" Lelaki itu menoleh ke ranjang tidur anaknya.Dania belum menjawab atau pun meluncurkan kata-kata. Hatinya terlalu bahagia.Lelaki itu menatap kembali kepada Dania yang tampak masih terbengong."Honey, are you okay? Kamu nggak senang aku datang?" tanya Alvin lembut.Dania kontan memejamkan mata. Merasakan kata-kata Alvin yang masuk ke telinganya dan menyebar memenuhi sanubarinya yang mendadak hangat."A-Alvin ... maafkan aku ...." Air matanya yang menggenang akhirnya terjatuh."Sst

  • My Hottest Man   88. Liam Sakit

    Dania bergegas ke kamar Liam. Anak itu sedang ditimang-timang pengasuhnya. Dia cepat-cepat mengambil alih Liam dari gendongan wanita itu."Panasnya belum turun, Mbak?" tanya Dania."Belum, Bu."Dania terpaksa meminta izin pulang lebih cepat karena Liam dari kemarin demam. Tadi pagi demam anak itu sudah turun. Oleh karena itu Dania memutuskan masuk kerja. Namun, siang tadi pengasuh Liam menelepon kalau demam anak itu meninggi lagi."Tolong siapkan perlengkapan Liam, ya, Mbak. Kita ke poliklinik.""Baik, Bu." Wanita muda yang memakai seragam baby sitter itu segera berbenah.Dania paling tidak bisa melihat anaknya sakit. Kalau disuruh memilih mending dia saja yang sakit. Mereka langsung masuk ke taksi yang sudah menunggunya.Poli anak tidak terlalu ramai ketika Dania sampai. Hanya beberapa pasien yang menunggu. Jadi, dia tidak terlalu lama menunggu.Dania bersyukur karena tidak ada penyakit yang

  • My Hottest Man   87. Dia Kembali

    "Ini kok lama-lama perusahaan udah kayak bola aja ya, lempar sana sini. Heran gue. Belum juga genap tiga tahun udah pindah tangan aja," ujar Clara.Dia dan kedua sahabatnya, sedang berjalan bersama menuju aula untuk sosialisasi owner baru perusahaan.Viona tertawa. "Alex menjual sahamnya karena hatinya udah dipatah-patahin dengan kejam sama temen lo."Dania di sebelahnya berdecak, tahu siapa yang Viona maksud."Hm, kasian juga si Alex sih. Kenapa sih lo nggak mau terima dia lagi? Dia itu pria tertampan sejagad. Apa lagi lo mantannya. Nggak akan sulit gue rasa." Clara mencolek lengan Dania yang masih dengan tenang mendengar ocehan kedua sahabatnya."Iya, lagi pula Liam kan butuh bapak. Kasihan dong kalau ketemunya cuma kita-kita aja," imbuh Viona.Ketiganya memasuki lift begitu pintu silver itu terbuka. Clara menekan tombol lantai tujuan mereka."Kalian pada gila apa gimana sih? Gue itu masih istriny

  • My Hottest Man   86. Kesempatan (18+)

    Dania menggeram ketika melihat Alex datang ke rumahnya membawa sebuah bingkisan. Apa lagi isinya kalau bukan mainan untuk Liam, putranya. Padahal baru kemarin kurir mengantar paket berisi kebutuhan Liam dan mainan untuk anak itu."Jangan beli mainan terus. Kamu tau, semua akan jadi sampah kalau dia sudah besar," ujar Dania protes."Hanya sesekali, Sayang." Alex tersenyum kepada bayi berusia satu tahun di hadapannya.Dania terlalu capek untuk meminta Alex menjauhinya. Pria itu tidak pernah kapok bertandang ke rumahnya."Tapi, kamu baru kemarin mengirimi Liam hadiah, Tin. Dia baru setahun, belum butuh itu," omel Dania seraya membereskan mainan anaknya yabg berantakan."Kemarin kapan? Aku baru kali ini kasih Liam mainan, Dania," ujarnya tak peduli sambil terus mengajak Liam bermain.Dania menoleh sesaat. Kebiasaan sekali suka menyangkal. Sering tidak mengakui perbuatannya kalau Dania sudah mengomel.Dania be

  • My Hottest Man   85. Kontraksi

    Dania baru saja mengisi aplikasi pengajuan cuti ketika perutnya merasakan nyeri. Sebenarnya tadi pagi dia sempat melihat ada bercak darah di celana dalamnya. Namun, dia tidak terlalu khawatir karena tidak ada reaksi apa pun pada perutnya. Hanya sesekali merasa kencang di perut bagian bawahnya. Dania meraba perutnya. Apakah sekarang sudah waktunya? Menurut dokter, hari perkiraan lahirnya masih dua minggu lagi. Dania menggeleng. Mungkin ini hanya kontraksi palsu.Dania bergegas membereskan meja kerjanya. Dia harus cepat sampai rumah agar bisa segera istirahat. Clara sedang bertemu klien di luar, sementara Viona menemani Pak Robbi meeting. Jadi, Dania terpaksa pulang sendiri.Nyeri pada perutnya makin sering terjadi. Hanya jeda beberapa menit lantas rasa sakit itu muncul lagi. Dania makin yakin kalau ini bukanlah kontraksi palsu.Dia memeluk perutnya erat-erat ketika sedang menunggu lift terbuka. Matanya memicing menikmati gelombang cinta yang tim

  • My Hottest Man   84. Cukup Sampai di Sini

    Dania menghela napas panjang beberapa kali ketika lagi-lagi Alex datang menjenguknya di rumah sakit. Kali ini pria itu membawa sekotak kue balok cokelat lumer. Ini sudah hari kelima Dania berada di rumah sakit. Setiap malam Clara dan Viona bergantian menjaganya. Dan, Alex biasanya akan datang menjelang makan siang tiba."Lihat, Sayang, apa yang aku bawa." Alex membuka kotak itu. Menunjukkan kue cokelat berbentuk balok kecil-kecil dengan lelehan cokelat yang melumer di tengahnya. Terlihat menggiurkan. "Baby pasti suka. Kamu coba, ya." Alex masih saja bersikap baik dan manis kendati Dania tidak pernah bersikap sebaliknya. Dia mengambil satu potong kue dan menyodorkannya pada Dania.Dania menatap kue itu sesaat sebelum menatap pria di hadapannya yang kini tengah tersenyum manis. Senyum yang tak pernah lekang oleh waktu. Ketampanan Alex memang luar biasa, apa lagi saat tersenyum seperti itu. Dulu Dania selalu bergetar ketika Alex bersikap manis seperti ini. Nam

  • My Hottest Man   83. Perhatian Alex

    Tawaran Alex agar Dania mau menikah dengannya terus terngiang. Meski Dania tidak bisa menjawab apa-apa, tetapi hatinya sedikit terusik. Sudah hampir enam bulan suaminya pergi. Tinggal beberapa bulan anaknya akan lahir. Namun, kabar dari Alvin tidak pernah dia terima."Alvin, sebenarnya kamu di mana? Aku minta maaf."Kembali air matanya merembes. Tidak ada yang tahu kepiluan Dania setiap malam. Hanya doa yang bisa dia lakukan, berharap di mana pun Alvin berada, lelaki itu akan baik-baik saja.Dania pikir hanya hari itu saja Alex datang menemuinya. Namun, hari berikutnya dan berikutnya pria itu selalu menyambangi kantornya. Dania mulai bosan mengusir mantan pacarnya itu. Namun, pemilik perusahaan tempatnya bekerja itu tak pernah berhenti datang. Jika bukan sosoknya yang datang, maka Alex akan mengirimkan makanan untuk Dania.Seperti siang ini. Dania meletakkan sebuah kotak makan tepat di kedua sahabatnya."Makan gih, Cla,"

DMCA.com Protection Status