Home / Romansa / My Hot Lady / Mama Ivi, Mama buat Ica

Share

Mama Ivi, Mama buat Ica

Author: Aililea (din din)
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Oma!" teriak Angel begitu sampai di rumah.

Angel berada di perusahaan Devan sampai sore, gadis kecil itu tidak mau dipisah dari Evangeline.

"Ya ampun, kenapa baru pulang?" tanya Sonia—Nenek Angel.

"Angel tadi sama mama Ivi," jawabnya seraya naik ke pangkuan Sonia.

Sonia mengernyitkan dahi, ia tidak mengerti kenapa Angel memanggil nama 'mama Ivi'.

"Ma-mama Ivi siapa?" tanya Sonia bingung, ia menatap Angel dengan ekspresi keheranan.

Devan yang baru saja masuk rumah tampak sedikit melonggarkan dasinya lalu duduk di sebelah Sonia. Ia ikut mendengarkan celotehan Angel.

"Mama Ivi itu bibi yang kemarin nolong Angel. Itu lho yang pakai kacamata!" Angel menjelaskan pada Sonia.

Sonia bisa menangkap maksud cucunya, tapi ia bingung kenapa Angel memanggil wanita itu dengan sebutan 'mama Ivi'.

Angel menjelaskan jika dirinya menganggap Evangeline

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Adsa
jadiin ama jordan ajalah hahH
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • My Hot Lady   Trauma Devan

    Devan melepas dasi kemudian membuka kemejanya, ia lantas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Pria itu menyalakan shower air, membiarkan air mengguyur tubuhnya dari ujung kepala hingga kaki. Entah kenapa tiba-tiba Devan teringat akan kejadian lima belas tahun yang lalu setelah Evangeline menyentuhnya, kejadian di mana ia memiliki kenangan buruk yang membuatnya trauma hingga pada akhirnya ia merasa jijik dengan wanita.Devan saat itu berumur lima belas tahun, ia baru saja duduk di bangku kelas satu sekolah menengah atas. Pemuda itu menunggu Diana—Adik perempuannya, Diana kala itu duduk di kelas dua SMP.Diana terlihat berjalan cepat menuju ke arah Devan, gadis itu melambaikan tangan kepada kakaknya."Sudah lama?" tanya Diana begitu sampai di hadapan Devan."Nggak, baru saja. Ayo pulang!" ajak Devan seraya menggandeng adiknya itu.Mereka memang berjalan kaki saat pulang

  • My Hot Lady   Ide memenangkan Tender

    Evangeline terlihat sedang menyusun dokumen, hari ini dia terlihat begitu serius bekerja. Evangeline melihat laporan untuk pengajuan Tender yang akan diikuti oleh perusahaan Devan. Perusahaan Devan salah satunya adalah sebuah perusahaan properti, tentu saja mereka tidak akan melewatkan setiap ada proyek besar yang akan dilaksanakan.Wanita itu tampak mencermati dan mempelajari berkas itu, tapi ia merasa ada yang kurang. Evangeline yang sudah biasa membantu Radhika memenangkan Tender melalui ide-idenya agar bagian penyelenggara tertarik, tentu saja merasa perlu membantu perusahaan atasannya agar bisa menang Tender yang akan mereka ikuti.Evangeline membawa berkas itu, ia lantas berjalan menuju meja Devan. Evangeline meletakkan dokumen di tangan ke atas meja."Pak, untuk pengajuan Tender ini, saya punya usul," ucap Evangeline memberanikan diri seraya menunjuk pada berkas yang ia bawa.Meski bagian pengajuan ada sendir

  • My Hot Lady   Kemeja

    Waktu sudah menunjukan pukul empat sore, sudah waktunya bagi Evangeline untuk kembali. Namun, Evangeline bingung karena Angel terus menempel padanya selepas pulang sekolah."Ica, Mama Ivi mau pulang. Ica sama paman, ya!" bujuk Evangeline seraya merapikan berkas di atas meja."Pulang? Ica ikut!" pinta Angel penuh semangat, gadis kecil itu langsung mengemas buku dan peralatan menulisnya lalu memasukannya ke tas.Evangeline terkesiap, ia tampak bingung dengan permintaan Angel. Wanita itu sampai menggaruk-garuk kepala tidak gatal."Lho, Ica harus pulang sama paman," bujuk Evangeline lagi memberi alasan.Angel menggelengkan kepala, ia malah berteriak memanggil Devan. Evangeline semakin bingung, ia kemudian berjongkok dan memberi pengertian pada gadis itu."Ica harus pulang, kasihan oma. Ica tega ninggalin oma? Kalau oma nyari Ica gimana?" tanya Evangeline dengan nada membujuk."Ica telpon dong, bilang mau tidur di rumah Mama Ivi," balas gadis itu

  • My Hot Lady   Lapar apa doyan?

    Evangeline menghidu uap panas yang mengepul dari makanan yang ia masak. Setelah merasa jika rasanya sudah pas dan matang, Evangeline mematikan kompor kemudian menuangkan makanan itu ke mangkuk saji.Devan yang sadar jika Evangeline telah selesai pun bergegas duduk ke sofa, jangan sampai ia ketahuan memperhatikan wanita itu sejak dari tadi."Ica! Makan malam, yuk!" ajak Evangeline.Angel yang mendengar ajakan Evangeline pun langsung bangkit dan berlarian kecil menuju meja makan, seolah sudah biasa dan tidak merasa canggung di rumah Evangeline."Pak, Anda tidak ingin bergabung?" tanya Evangeline yang melihat Devan masih duduk.Mendengar tawaran Evangeline tentu saja membuat Devan langsung bangkit dan berjalan menuju meja makan. Meski pria itu mengeluarkan ekspresi datar, tapi jauh di dalam hatinya ia merasa bahagia karena Evangeline masih ingat untuk menawari dirinya makan malam."Say

  • My Hot Lady   Wanita pertama

    "Pak!" Danni masuk ke ruangan dengan tergesa-gesa.Pemuda itu langsung menghampiri meja Devan dengan napas terengah-engah."Proposal yang kita ajukan, atas saran Angel--" Danny menjeda ucapannya, ia mengatur napasnya agar stabil."Ada apa? Semuanya gagal?" tanya Devan menebak.Danny menggelengkan kepala, ia meraup udara sebanyak-banyaknya lantas menjawab."Kita memenangkan proyek itu," jawab Danni yang langsung membuat Devan berdiri dari kursinya."Benarkah?" tanya Devan tidak percaya.Tender itu diikuti oleh beberapa perusahaan besar, persaingan memenangkan proyek itu sangat ketat. Devan tidak menyangka jika perusahaannya menang."Pihak penyelenggara menyukai proposal kita, jika Angel tidak merubahnya, sudah dipastikan jika kita tidak akan memenangkan proyek itu," imbuh Danni.Devan mengangguk mengerti, ia lalu memberi perintah pad

  • My Hot Lady   Penampilan Oriental

    Jordan terlihat mengemudikan mobil dengan tergesa-gesa. Ia langsung pergi menuju rumah Devan karena beranggapan jika Angel pasti ke sana."Ma! Angel ke sini?" tanya Jordan begitu masuk ke rumah, pria itu begitu panik karena Angel langsung keluar dari rumah begitu saja, sesaat setelah marah padanya."Tidak! Memangnya gadis sekecil dia bisa pergi ke mana?" tanya Sonia balik.Jordan mengguyar kasar rambutnya, ia benar-benar bingung dengan apa yang terjadi."Dia marah sama aku, Ma! 'Ku pikir Angel ke sini," jawab Jordan yang sudah tidak tahu harus mencari Angel ke mana lagi."Apa? Dia tidak di rumah? Lalu ke mana dia?" Sonia ikut panik.Hari sudah malam, tapi Angel malah pergi dari rumah, membuat nenek dan ayahnya sangat cemas. Hingga Devan yang baru saja pulang bertanya-tanya kenapa dua orang itu terlihat cemas dan panik."Ada apa?" tanya De

  • My Hot Lady   Mie instan

    Angel terlihat takut melihat Devan berada di sana. Ia memeluk Evangeline seakan sedang meminta perlindungan dari wanita itu."Kamu ke sini sama siapa?" tanya Devan pada Angel."Sendiri," jawab Angel yang masih menutup wajahnya.Evangeline terkejut, ia langsung mendorong tubuh Angel agar bisa meliha wajah gadis kecil itu."Kalau ada apa-apa gimana? Kalau ada yang nyulik gimana? Kenapa harus pergi sih, Ica?" tanya Evangeline mencecar gadis kecil itu."Salah papah, aku maunya mama Ivi kenapa papa maunya mama Milea?"Devan hendak membuka mulut untuk bicara, tapi ia urungkan karena Evangeline berujar terlebih dahulu."Ica nggak boleh gitu. Dosa kalau Ica marah sama papah. Lagi pula, mau mama Ivi atau mama Milea, sama saja kok," ujar Evangelina penuh kelembutan memberi pengertian.Angel menatap Evangeline, ia masih tidak bisa memahami apa yang dikatakan o

  • My Hot Lady   Pendekatan Milea ke Angel

    Setelah dari tempat Evangeline, Devan tampak mengamati jari telunjuk yang sudah dibalut dengan plester khusus. Pria itu tampak tersenyum-senyum sendiri di kamarnya, andai ada yang melihat, mungkin Devan akan dikata orang gila, perilakunya sekarang diluar kepribadian yang biasa terlihat.Devan menghela napas pelan, ia masih mengamati jari yang kini berada di angin. "Andaipun aku disuruh terluka tiap hari, aku terima asal dia yang mengobati."Pria yang selama bertahun-tahun tidak mengenal cinta bahkan dekat dengan wanita saja tidak pernah, sekarang ia malah bisa langsung terpesona dengan sosok wanita yang baru dikenal selama kurang dari sebulan terakhir.---Hari berikutnya, Evangeline mengajak Angel bertemu Milea. Awalnya Milea terkejut ketika temannya itu meminta bertemu untuk memperkenalkan Angel, Milea tidak tahu jika ternyata putri kekasihnya sangat akrab dengan Evangeline. Malam sebelumnya Ev

Latest chapter

  • My Hot Lady   MHL 222

    Setelah memantapkan hati, akhirnya Anira memutuskan untuk pergi. Hari itu Kenan dan keluarganya datang untuk berpamitan dengan Anira, setelah sebelumnya mendapat kabar dari Evangeline dan Devan. "Jangan lupakan kami," ucap Angel yang ingin melepas Anira. Anira mengangguk kemudian memeluk Angel, tak bisa berkata-kata karena dirinya begitu sedih meninggalkan keluarga itu. "Sering hubungi kami, oke!" pinta Angel lagi sebelum melepas pelukan. Anira lagi-lagi hanya mengangguk, sebelum kemudian beralih menatap Kenan yang sudah menatapnya sejak tadi. "Aku akan menunggumu kembali, Nira." Kenan langsung memeluk Anira, membuat gadis itu terkejut. Anira membalas pelukan Kenan, bahkan mengusap punggung pemuda itu karena tahu jika Kenan sama beratnya melepas. "Aku sangat menyayangimu, jangan lupakan aku," lirih Kenan sebelum melepas pelukan. Anira merasa jantungnya berdegup dengan cepat ketika Kenan mengucapkan kata itu, entah kenap

  • My Hot Lady   MHL 221

    "Kamu tidak akan pergi, 'kan!" Kalandra bicara empat mata dengan Anira di kamar gadis itu. Ia menatap Anira yang duduk di tepian ranjang."Aku tidak tahu." Anira menjawab pertanyaan Kalandra seraya menundukkan kepala.Wanita yang bicara dengan Evangeline adalah ibu kandung Anira, setelah sekian tahun wanita itu datang dan ingin membawa Anira karena merasa berhak atas gadis itu."Nggak, aku nggak izinin kamu pergi!" Kalandra langsung memegang kedua lengan Anira, bahkan tanpa sengaja mencengkeram begitu erat."Al, sakit!" pekik Anira mencoba melepas tangan Kalandra dari lengannya.Kalandra berlutut di depan Anira, menggenggam kedua telapak tangan gadis itu begitu erat, kedua bola matanya terlihat berkaca."Jangan pergi, Nira. Aku mohon," pinta Kalandra.Anira terlihat bingung, setelah sekian tahun dia tidak tahu siapa orangtua kandungnya, serta bagaimana mereka, haruskah dia melewatkan kesempatan bersama orangtuanya."Aku bingung

  • My Hot Lady   MHL 220

    "Apa maksudnya itu, hah?" Kalandra mendorong Kenan ke tembok.Kenan yang baru saja mengantar Anira ke kelas, cukup terkejut saat Kalandra langsung menarik dan membawanya ke samping gedung sekolah."Kamu kenapa sih, Al?" tanya Kenan bingung, apalagi ketika menatap amarah di mata saudaranya itu. Ia mengusap lengan yang sakit karena terbentur dinding."Apa maksudmu menciumnya?" Kalandra ternyata melihat dari jauh saat Kenan menangkup wajah Anira. Ia melihat punggung Kenan di mana saudaranya itu memiringkan kepala.Kenan terkejut mendengar pertanyaan Kalandra, tak menyangka jika saudaranya itu melihat."Al, dengar dulu--" Kenan ingin menjelaskan, tapi terhenti karena Kalandra yang tiba-tiba memukulnya tepat di pipi, membuatnya sampai memalingkan wajah."Apa kamu kira, karena dekat dengannya maka bisa membuatmu sesuka hati menciumnya? Aku tidak setuju kamu bersikap seperti itu padanya!" Kalandra yang sudah terpancing emosi, tak bisa berpikiran je

  • My Hot Lady   MHL 219

    Kenan berada di kamarnya setelah Kalandra dan Anira pulang. Ia menatap bingkai yang terdapat di meja belajarnya. Di sana terdapat foto dirinya, Anira, dan Kalandra.Kenan tiba-tiba menggelengkan kepala dengan senyum kecil di wajah, merasa lucu dengan hal yang dipikirkannya sekarang."Apa itu senyum-senyum sendiri?" tanya Angel yang ternyata melihat adiknya itu duduk melamun. Ia pun lantas berjalan masuk dan menghampiri Kenan.Kenan menoleh Angel yang kini sudah berdiri bersandar meja belajarnya."Siapa yang tersenyum?" Kenan mengelak dari pertanyaan sang kakak."Jangan bohong! Jelas-jelas tadi aku melihatmu tersenyum," ucap Angel."Hah, terserahlah." Kenan masih tidak mau mengakui. Ia malah membuka buku seakan ingin mengabaikan sang kakak.Angel menatap Kenan, seperti mengetahui sesuatu dari pandangan sang adik."Ke, apa kamu menyukai Anira?" tanya Angel tiba-tiba.Kenan langsung berhenti membalikkan buku saat mendengar

  • My Hot Lady   MHL 218

    Kalandra tidak jadi belajar karena kasihan dengan Anira. Ia pun meminta sopir untuk menjemput mereka. Dalam perjalanan pulang, Kalandra hanya diam, membuat Anira sedikit merasa heran."Kamu baik-baik saja, Al?" tanya Anira.Kalandra tersadar dari lamunan, kemudian menoleh ke arah Anira yang duduk di sampingnya."Aku tidak apa-apa," jawab remaja itu, mencoba mengulas senyum.Anira mengangguk karena Kalandra sudah mengatakan jika tidak apa-apa, mereka pun kembali menatap aspal jalanan.Sebenarnya Kalandra sedang memikirkan percakapannya dengan Kenan beberapa waktu lalu, saat Kenan sedang berganti pakaian.Di kamar tamu, beberapa waktu lalu."Ke, boleh aku tanya sesuatu?" Kalandra berdiri di samping pintu kamar mandi tempat Kenan berganti pakaian."Tanya saja!" Suara Kenan terdengar dari dalam kamar mandi."Aku melihat, akhir-akhir ini kamu sangat memperhatikan Nira. Apa ada sesuatu yang kamu sembunyikan dariku?" tanya Kala

  • My Hot Lady   MHL 217

    Angel sangat terkejut saat melihat Anira tercebur ke kolam. Saat ingin melompat, ternyata Kenan sudah melompat duluan. Angel pun akhirnya menunggu di tepian dengan wajah panik.Kalandra meraih handuk yang tergantung di kursi, lantas berjongkok begitu melihat Kenan membawa Anira ke tepian, ia langsung menarik Anira keluar dari kolam, serta menutup tubuh gadis itu menggunakan handuk.Anira sangat ketakutan, itu karena dirinya trauma. Sejak kejadian banjir itu, tenggelam adalah mimpi buruk untuknya. Kejadian di masa kecil itu, ternyata melekat di hati dan pikiran gadis itu.Kenan keluar dari kolam, kemudian langsung mendekat ke arah Wira dan mendorong teman kakaknya itu. Membuat beberapa teman Angel terkejut dan panik karena takut ada perkelahian."Kenapa kamu mendorongnya, hah?" Kenan murka dengan kejadian yang menimpa Anira, menyalahkan Wira seakan tak takut dengan pemuda yang lebih dewasa darinya itu."Siapa yang mendorong? Dia terpeleset!" Bela Wi

  • My Hot Lady   MHL 216

    Sore itu Anira dan Kalandra pergi ke rumah Kenan. Anira ke sana karena Kalandra yang mengajak, dua remaja itu ingin mengerjakan tugas."Rumah Kenan ramai amat?" tanya Anira ketika melihat beberapa mobil terparkir di halaman rumah."Palingan teman-teman Ica. Kata Kenan, tante dan om lagi ke luar kota, makanya di rumah bebas. Biasa kalau Ica suka ngundang teman kalau tidak ada om dan tante," jawab Kalandra seraya turun dari mobil, mereka diantar sopir.Anira hanya mengangguk, kemudian keluar dari mobil bersama Kalandra.Saat masuk, Anira melihat ke arah samping rumah, di mana kolam renang terlihat ramai dengan muda-mudi. Sepertinya Angel mengadakan pesta kolam renang."Nira!" panggil Angel saat melihat Anira."Kak!" sapa Anira sopan."Mau belajar?" tanya Angel. Ia membawa nampan berisi softdrink dan camilan."Ya, Al yang ingin belajar bersama Kenan," jawab Anira. "Apa mau aku bantu?" tanya Anira kemudian saat melihat Angel kerepo

  • My Hot Lady   MHL 215

    Tahun demi tahun pun berlalu. Evangeline dan Devan menjalani hidup penuh kebahagiaan. Adanya Kalandra dan Anira, membuat hidup keduanya begitu sempurna.Kalandra kini hampir menginjak umur enam belas tahun, sedangkan Anira baru menginjak umur delapan belas tahun, gadis itu tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik. Sama seperti tahun sebelumnya, Anira satu sekolah dengan Kalandra dan Kenan. Evangeline dan Milea memang sengaja menyekolahkan mereka bersama, agar ketiganya bisa terus saling menjaga."Nira! Dasiku di mana?" Kalandra berteriak dari kamarnya. Remaja itu sibuk mencari dasi sekolahnya.Anira yang baru saja selesai bersiap, lantas menyusul Kalandra begitu mendengar suara pemuda itu."Bukannya di laci kamar ganti, Al! Kenapa kamu suka lupa?" Anira yang baru masuk kamar, langsung berjalan ke arah kamar ganti.Kalandra sendiri hanya tersenyum melihat Anira yang langsung masuk ke kamar begitu dipanggil.Anira mengambilkan dasi Kaland

  • My Hot Lady   MHL 214

    Hari berikutnya, Kalandra terpaksa tak ke sekolah karena kondisinya. Siang itu Kenan pulang bersama Anira dijemput Milea, Kenan ingin menjenguk Kalandra."Apa Al baik-baik saja?" tanya Kenan saat berada di mobil bersama Anira."Ya, hanya karena masih pusing, makanya dia tidak berangkat," jawab Anira dengan senyum kecil di wajah.Kenan mengangguk, kemudian memilih duduk dengan tenang bersama Anira, sampai mobil mereka sampai di rumah Evangeline.--Di rumah Evangeline, Kalandra terlihat kesepian karena berada di kamar sendirian."Ma, aku bosan," ucap Kalandra ketika melihat Evangeline masuk kamar."Nonton televisi kalau bosan," balas Evangeline santai. Wanita itu masuk membawa makanan dan minum untuk Kalandra.Kalandra mencebikkan bibir, tahu akan bosan di rumah sendirian, tentu dia akan memilih berangkat ke sekolah bersama Anira, meskipun kepala masih terasa pening.Evangeline meletakkan nampan ke atas nakas, seb

DMCA.com Protection Status