Hallo All reader kesayangan MDW, Lanjut terus membacanya yaa.
"Dom, kau kenal mereka?" Tanya Shilla kepada Sekretaris suaminya itu bertanya penuh selidik. "Nyonya, aku ... " Jawb Dom dengan sangat ragu. "Mereka pengawal kelas A yang sering dipekerjakan oleh Tuan Ashlan." Ucap Valdo menimpali. "Valdo, kau tak seharusnya ikut bicara!" Ucap Dom dengan sedikit
"Itukah alasan mereka menyerang kami tadi Mas?" ucap Shilla sambil menutup wajahnya menggunakan telapak tangannya. Xander mengangguk pelan sambil menggenggam erat lengannya, Shilla bisa merasakan kecemasan sang suami yang begitu besar saat ini. "Apakah mereka juga yang membunuh Papa?" ucap Shilla
"Kau dengar aku?"ucap Leona dari sebrang telepon kepada Shilla. "Ya, lalu apa yang kau mau dariku?" tanya Shilla kemudian. "Entahlah, sepertinya aku memang bodoh karena harus memberi tahukanmu mengenai ini, tapi bagaimana lagi?" ucap Leona dengan suara yang terdengar ragu. Shilla menarik nafasnya
"Ayo, mulai sekarang kita bisa tenang di Rudolfo Pallace" Ucap Xander sambil menggenggam erat lengan Shilla. "Mas, apa ada yang kau sembunyikan dariku?" tanya Shilla mencoba bertanya dengan menelisik sejauh mana suaminya itu akan terbuka. "Kenapa sayang? Kau sepertinya tak mempercayaiku" ucap Xand
"Kamar kalian disana" ucap Alexa saat menyambut Shilla di bagian dalam ruangan. Shilla bisa merasakan getaran kemarahan suaminya. "Ayo mas" ucap Shilla sambil menarik lengan suaminya mengikuti seorang pelayan yang hendak mengantarkankan mereka ke kamar. Langkah mereka terus mengayun hingga ke bag
"Sayang, di rumah ini kan ada banyak pelayan, kenapa kamu harus mencuci sendiri sih?" ucap Xander sambil memandangi Shilla. "Aku sudah terbiasa melakukan semuanya sendirian Mas, rasanya sangat aneh saat aku hanya berdiam diri saja" jawab Shilla berdalih. Shilla sangat ingin menjelaskannya, tapi di
"Jadi memang benar kau yang mencurinya?" ucap Ashlan sambil membuka pintu kamar Shilla. "Ayah, silahkan masuk" jawab Shilla sambil menutupkan buku dimejanya. Wanita itu tak tahu alasan Ashlan datang mengunjunginya, sehingga dia juga tak menyadari jika sejak tadi Ashlan membidik buku yang dibacanya
Shilla hanya bisa menangis tersedu, menyesali setiap hal yang kini dilaluinya. Wanita ini tidak mengira jika pernikahan Xander dengan Sarah akan benar-benar berlangsung di tengah kehamilannya yang kini semakin besar. "Keluar kau sekarang juga!" teriak Dellina dengan suaranya yang sangat lantang mem
"Demi Tuhan, Shilla, aku memohon padamu," ujar Xander dengan nada serius, "Leona adalah segalanya bagiku. Aku tahu kamu juga merasakannya begitu. Tolong, jagalah dia dengan sepenuh hati. Aku tak bisa membayangkan hidup tanpa kehadirannya."Shilla merasakan beratnya permintaan Xander. Dia mengangguk
Xander tengah berada di Bandung untuk menghadiri sebuah acara bisnis penting ketika ponselnya berdering. Dia mengangkatnya dengan cepat, berharap mendapatkan kabar baik dari rumah atau mungkin dari Shilla, kekasihnya."Tuan Xander, ini Shilla," suara cemas Shilla terdengar di ujung telepon.Xander b
Perjalanan dari bandara ke Bogor memakan waktu beberapa jam, terlebih karena lalu lintas yang cukup padat. Namun, semangat Shilla dan Xander tidak sedikit pun kendur. Mereka terus bercerita tentang pengalaman mereka di Malaysia, mulai dari keindahan alam hingga keramahan penduduk setempat yang membu
Baru saja kedamaian rumah tangga Shilla dan Xander kembali direguk, sebua insiden tak mengenakan kembali terjadi saat Xander berada di Malaysia. Shilla yang sedang makan malam bersamanya mendadak hilang. Hal ini membuat Xander frustasi. Ya,malam ini di tengah hiruk-pikuk dan keindahan panorama urb
Hujan rintik-rintik membasahi jendela kamar Shilla, membawa suasana melankolis ke dalam hatinya. Shilla memandang keluar, matanya berkaca-kaca. Dia menghela nafas panjang, mencoba mengumpulkan keberanian yang telah lama dia simpan. Shilla tahu, ini saatnya dia berubah, menjadi lebih kuat, demi cinta
Maka, dengan payung besar membentang di atas mereka, mereka berjalan-jalan di taman yang basah, menikmati suara hujan dan udara segar malam itu. Langkah mereka seirama, menandakan kekompakan keluarga itu. Sesekali, mereka berhenti, menatap keindahan taman yang diterangi lampu-lampu taman, menciptaka
Meninggalkan kisah mengegerus hatinya mengenai Sarah, Shilla tak ingin terus berlarut dalam kecemburuannya itu. Hujan di Jakarta pada awal Februari ini masih begitu intens, membuat jadwal padat Xander pun terkendala karenanya. Sebagai seorang eksekutif muda di salah satu perusahaan teknologi terdep
Di tengah hiruk pikuk kantor yang sibuk dengan berbagai proyek dan deadline, ada satu cerita yang tak kalah menyita perhatian para pegawai. Kisah ini berputar pada tiga tokoh utama: Shilla, Xander, dan Sarah. Shilla, seorang wanita yang elegan dan penuh karisma, merupakan istri dari Xander, seorang
Di kantor yang selalu ramai, Xander duduk sambil menatap layar komputer yang menunjukkan betapa suksesnya bisnis mereka akhir-akhir ini. Sinar matahari sore yang masuk lewat jendela memberikan suasana yang cerah, tapi ada satu hal yang terus bermain di pikiran Xander—bagaimana cara yang tepat untuk