Bintang masih diam selama perjalanan. Tatapannya kosong keluar jendela. Kepalanya bersandar nyaman disandaran kursi. Ia memang sedang tidak ingin berbicara dengan pria yang ada disebelahnya itu. Walaupun sebenarnya didalam hati kecil Bintang ingin sekali ditanya.
Gala pun sama. Salah tingkah dengan sikap diam istrinya. Ia bingung harus memulainya dari mana. Gala menghela nafas, mencoba menenangkan diri dan mulai berbicara.
“Sayang...” panggil Gala. Namun Bintang masih diam. “Sayangku cintaku istriku pujaan hatiku..” panggilnya lagi. Tapi Bintang tetap bungkam. Gala mengerucutkan bibirnya, mencari cara supaya Bintang mau bicara dengannya.
“Sayang, tanganku gatal. Bisa tolong garukkan?” pinta Gala memelas.
Mau tidak mau Bintang menggaruk tangan Gala yang katanya gatal meski wajahnya masih berkerut.
“Sayang, punggungku juga gatal.” Bintang mendelik, namun Gala hanya tersenyum memperlihatkan giginya. Bint
Flashback onDua orang sahabat tengah asyik bercengkrama. Mereka sedang merencanakan sesuatu dan harus terlaksana.“Aku sangat merindukannya. Sangat sangat rindu, Angelica. Kau tau maksudku kan. Aku ingin bertemu dengannya. Tapi aku bingung harus dengan cara apa. Aku tahu, ini akan sangat sulit bagiku karena aku tidak punya alasan kuat untuk kembali. Tolong bantu aku...” pinta Vania memelas.Angelica menghela nafas. Ia sedang mencari cara untuk membantu sahabatnya itu. “Kau punya alasan kuat Vania, dia anakmu. Dan seharusnya mereka tidak menghalangimu untuk bertemu dengannya.”“Apa? Kasih tahu aku bagaimana caranya? Hiks hiks” Vania mulai menangis. Hatinya sakit menahan rasa rindu kepada Sam, putra semata wayangnya. Sudah lebih dari lima tahun Vania tidak bisa bertemu dengan Sam. Lebih tepatnya tidak ingin melihat Sam karena rasa sakit hatinya pada Gala. Namun kini ia sudah berdamai dengan dirinya untuk tidak lagi membe
Bintang sedang membantu Gala bersiap ketika tiba-tiba langkah kecil terdengar diruangan itu. Sam datang dengan wajah ceria dipagi ini. Ia sudah siap berangkat sekolah dengan seragamnya.“Papa Mama...” sapa bocah kecil itu.Bintang tersenyum dan berjongkok, merentangkan tangannya dan siap untuk memeluk Sam.Wooah.. tampan sekali kesayangan Mama ini. Mama jadi makin gemes deh,” ucap Bintang sambil mencubit pipi gembil Sam.Sam hanya pasrah sesekali meringis karena cubitan Bintang. Kemudian Sam mencium pipi Bintang dan juga mencubit pipi sang mama. “Aku juga gemes sama mama,” ucapnya. Kemudian langsung berlari sambil tertawa.“Hai Sam..” panggil Bintang namun Sam tidak berpaling lagi dan terus berlari ke meja makan. Bintang tertawa melihatnya. Bocah itu mengajaknya bermain pagi-pagi begini. Sebenarnya ia ingin meladeni, hanya saja badannya masih tidak enak jadi diurungkan niatnya.“Lihatlah.. dia
Jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Gala baru saja menyelesaikan meeting mingguannya dengan para staf Perusahaannya. Ia bergegas menghampiri supir yang sudah standby menunggunya di lobby.“Kita pulang sekarang, Pak?” tanya sang supir sopan sebelum mereka pergi.“Iya, kita langsung pulang. Tapi nanti tolong mampir ke apotek sebentar. Saya mau membeli sesuatu,” ucap Gala sambil terus fokus pada gadgetnya. Bintang mengirimkan beberapa foto saat ia dan Sam bertemu dengan Vania. Gala memperhatikan wajah bahagia Sam saat dipeluk Vania.Ada dua rasa yang sedang menaungi hatinya saat ini. Senang karena melihat senyum Sam, dan tidak senang karena ada Vania. Gala menghela nafas, mencoba menenangkan hatinya yang gelisah. Bintang belum memberinya kabar sejak terakhir berkomunikasi dengannya tadi siang.Tuuut tuut tuuut...Suara telfon tersambung, namun tidak ada jawaban. Gala mencoba beberapa kali namun hasilnya sama, tidak ada jawab
“Aku nggak pernah melakukan apapun terhadap wanita selain kamu, Bi. Nggak pernah...” ucap Gala, matanya terus menatap Bintang. Ia berusaha meyakinkan wanitanya itu, bahwa dia memang tidak melakukan apapun dengan Angelica selain berdansa.Gala berdiri dari duduknya, mendekati Bintang kemudian memeluk wanita yang sejak tadi dirinduinya itu. Menyandarkan wajahnya diceruk leher Bintang. Menyesap wangi lavender dari tubuh sang istri. “Jangan berfikir macam-macam lagi Sayang.”“Maaf kalau aku kekanak-kanakan. Aku Cuma nggak mau ada yang menganggumu. Aku takut kehilanganmu lagi.” Ucap Bintang kemudian membalas pelukan Gala.“Aku juga. Bahkan jika ada yang dengan sengaja ingin memisahkan kita lagi, aku akan membuat perhitungan dengannya.” Ucap Gala geram. Gala mulai paham kenapa Dion tiba-tiba mengirimkan fotonya dengan Angelica, ya hanya fotonya.Tidak dengan teman-temannya yang lain. Sepertinya Dion sedang memperm
ByuuuuuurrrTumpahan air jatuh membasahi lengan baju Gala dan Sam. Karena kaget, Vania hanya melihat Gala yang ada dihadapannya. Dengan sigap ia bangkit dari duduknya dan membantu Gala mengelap kemejanya yang basah.Gala terus mengelap pakaiannya. Ia tidak menyadari jika yang membantunya bukan Bintang, melainkan Vania.“Ehem ehem..” Suara seorang wanita mengalihkan perhatian Gala. Wajah yang sejak tadi menunduk karena mengelap pakaiannya, kini terangkat sempurna. Dan betapa kagetnya Gala jika Vania ada disampingnya dan sedang membantunya mengelap.Dan sudah pasti, Bintang menatap mereka tajam. Gala langsung bergeser dari samping Vania. Membuat mereka semakin berjarak. Gala melihat Sam, ternyata bocah itu juga terkena sirapan air.Gala berjalan mendekati Bintang dan Sam. “Sam, kamu baik-baik aja?”“Aku baik-baik saja, Pa. Nggak masalah. Hanya air.” Ucap Sam menenangkan.“Kamu mau ganti baju, sa
“Jadi ibu mau turun dimana?” Tanya supir taksi. Karena sejak tadi Bintang tidak menyebutkan alamat yang akan ditujunya. Ketika Bintang sudah sedikit tenang, supir taksi memberanikan diri untuk bertanya.“Antar kealamat ini aja.” Bintang memberikan kartu namanya dulu. “Cepat ya pak.” Bintang memohon. Ia tak mau Gala sadar akan kepergiannya dan mendapati dirinya yang tengah kabur saat ini.Setelah membaca, supir taksi mengangguk dan menyerahkan kartu nama itu kembali kepada sang empunya. Bintang memutuskan untuk pulang kerumah lamanya. Mungkin disana akan lebih baik pikirnya.Tidak sampai satu jam, akhirnya taksi yang ditumpangi Bintang menepi didepan rumah lamanya. Setelah membayar, Bintang bergegas masuk kedalam rumah. Meski tidak lagi ditinggali, rumah itu masih terawat dengan baik.Bintang meminta orang untuk membersihkannya setiap hari dan menyalakan lampu luar ketika malam hari. Keadaan rumah masih sama sejak terakh
Huuueeekkk huueeekk huueeekkk...Bintang terduduk lemas, kepalanya disSamarkan disisi closet duduk. Sejak subuh tadi ia tak henti-hentinya mengeluarkan cairan dari mulutnya. Mungkin jika bisa dilihat, isi perutnya sudah kosong karena sudah keluar semua. Sejak semalam Bintang terus terjaga, ia tidak bisa tidur memikirkan masalah rumah tangganya.“Apa aku masuk angin lagi ya? Kenapa akhir-akhir ini sering masuk angin?” Bintang bergumam. Ia masih belum beranjak dari duduknya dikamar mSami. “Kayaknya aku nggak bisa mSami sekarang ini. Punggunggku terasa menggigil.”Bintang merangkak menuju tempat tidurnya. Ia benar-benar lemas sekarang ini. Dan sekarang matanya mulai terpejam, Bintang mulai tertidur.Menjelang siang Bintang terbangun. Badannya masih lemas namun sudah tidak mual lagi. Bintang berencana untuk menjemput Sam siang ini. Ia segera bergegas mengganti bajunya dan memakai make up tipis, menyamarkan mata sembab dan wajah pucatny
Sam berjalan dengan menyeret kakinya kedalam rumah. Ia sungguh kecewa ketika mengetahui bahwa Bintang tidak berada dirumah lamanya. Saat ia meminta Gala untuk menghubungi Bintang, namun lagi-lagi sang operator lah yang menjawabnya.Tapi satu hal yang membuat Sam sedikit lega, menurut asisten rumah tangga yang dipekerjakan disana tadi Bintang pergi hendak menjemputnya. Tapi kenapa tidak jumpa? Atau Bintang datang setelah Sam pulang bersama Vania tadi?Sam melirik kearah kamar Gala, kemudian bocah itu berlari dan membuka lebar pintu kamar orang tuanya. Berharap Bintang ada disana menyambutnya dengan senyuman atau sedang memejamkan mata diatas tempat tidurnya.Namun hanya kamar kosong yang dijumpai Sam.Gala menatap Sam dengan wajah sedihnya. Kemudian ia mendekati Sam dan memeluknya erat.“Kita pasti menemukan mama, Sam. Mama hanya sedang ingin jalan-jalan sebentar. Papa yakin mama akan segera kembali. Kau ingat janjinya? Mama bilang akan selalu
Bintang pun turut memejamkan mata manakala bibir Gala menyentuh dahinya. Ia meneteskan airmata mendengar doa dan ucapan cinta dari lelakinya. Bukan hal mudah sampai mereka ada dititik ini. Penuh jalan terjal dan lika-liku, tapi Bintang yakin dan percaya jika dirinya dan Gala bisa melewati ini semua. Ini kejutan yang tak pernah Bintang bayangkan sebelumnya. Sungguh rasanya sangat bahagia bisa dicintai begitu dalam dari seseorang yang ia cintai pula. “Sayang, terima kasih. Aku.... Eh... ini apa?” Bintang terbelalak kaget ketika sebuah kotak beludru jatuh dipangkuannya dari buket bunga yang kini berada dalam pangkuannya. Ia membuka kotak beludru hitam tersebut dengan hati-hati. Dan didalamnya terdapat kalung berlian berwarna biru. “Gala, ini terlalu berlebihan.. aku.. aku tidak pantas untuk mendapatkannya.” “Kamu pantas mendapatkannya. Bahkan jika seisi dunia ini bisa aku beli, aku akan membelinya untukmu. Terimalah. Kamu sudah melalui banyak hal dengank
Setelah dirawat beberapa hari dirumah sakit, akhirnya Bintang bisa pulang kerumah. Kondisinya sudah benar-benar membaik saat ini. Gala yang setia menemaninya selama berada dirumah sakit kini duduk disampingnya sambil menggenggam tangan Bintang erat. Saga yang memang sudah pulang terlebih dahulu tetap tinggal dirumah bersama yang lainnya. Bintang melangkah pelan memasuki rumah dituntun oleh Gala yang berdiri disebelahnya. Sebenarnya Gala ingin menggendong Bintang jika masih terasa sakit, namun Bintang menolak dan tetap ingin berjalan sendiri. Didalam rumah tampak dekorasi mini dengan tulisan 'Welcome home, Mama!' didinding ruang tamu. Keluarga besar juga sudah menunggunya disana. Mereka menyambut kepulangan Bintang dengan penuh suka cita. Bintang duduk di kursi yang disediakan untuknya. Kemudian Mondy yang tengah menggendong Saga datang menghampiri Bintang dan memberikan Saga padanya. “Saga gemesin banget. Lihat pipinya, bulat seperti bakpau,” ujar Mondy sambi
Gala terduduk lemah dikursi depan ruangan ICU. Tiga hari sang kekasih hati tertidur didalam sana, tidak pernah sedikitpun Gala pergi meninggalkannya. Meski ia dilarang masuk, Gala tetap menunggu Bintang diluar ruangan. Siang ini, mama dan papanya baru saja tiba dan langsung menjenguk Bintang. Mereka sudah meminta Gala pulang dan istrirahat, biar mereka yang bergantian menjaga Bintang. Tapi tetap saja Gala tidak mau. Dia takut jika Bintang sadar dan dia tidak ada disana. Gala ingin menjadi orang pertama yang menemui Bintang setelah sadar nanti. “Pergilah istirahat. Tubuhmu juga membutuhkan itu. Setelah Bintang sadar nanti kamu juga harus merawatnya. Jangan Bintang sakit dan kamu juga ikut-ikutan sakit.” Ibunya mengomeli Gala. “Mama.. Gala nggak apa-apa.. mama dan papa pulanglah..” “Iya, kami juga berencana pulang setelah kamu istirahat. Tapi ternyata tetap saja berkeras ingin disini. Kamu tetap harus jaga kesehatan.” Ayah Gala juga mengingatkan.
Gala terus menggenggam erat tangan Bintang. Gala terus mendampingi Bintang yang sedang merintih diruang bersalin. Setelah diperiksa, jalan lahir sudah pembukaan penuh. Artinya Bintang sudah siap untuk menjalani persalinan.Gala berdiri disamping Bintang. Lengannya sudah memerah akibat beberapa cakaran sang istri karena menahan sakit selama menuju pembukaan penuh tadi. Bunda juga ada disana, menemani Bintang.“Ayo sayang, kamu pasti bisa. Aku mencintaimu..” ucap Gala menyemangati istrinya.“Ayo ibu, tarik nafas.. keluarkan lewat tenaga perut ya bu..” sang dokter cantik memberi aba-aba kepada Bintang.Bintang mengikuti arahan dokternya, menarik nafas dalam dan mengumpulkan seluruh tenaganya diperut. 'sayang.. Kita berjuang bersama ya.. mama ingin bertemu denganmu,' ucap Bintang dalam hati.“Ayo bu, dorong..”“Heeeeeeeeemmmmpp....” Bintang berusaha sekuat tenaga. Namun dipercobaan pertama sang bay
Beberapa bulan kemudian...Perut Bintang sudah semakin besar, tidak hanya perut tapi kakinya juga ikut membesar. Ia sering kesulitan berjalan saat ini. Sesekali Gala harus memapahnya. Galapun lebih siaga, jika berada dikantor ia akan memasang telinga lebar-lebar jika handponenya berbunyi. Gala membuka semua akses yang bisa memudahkan Bintang menghubunginya jika mereka sedang berjauhan.Malam ini mereka sedang berkumpul diruang keluarga, Bintang duduk bersandar disofa dengan kaki berada dipangkuan Gala yang duduk disebelahnya. Gala memijit kaki Bintang, sambil sesekali mengelitiki telapak kaki sang istri. Ada Sam dan juga Ibu Bintang yang setia mendampingi. Ibunda Bintang datang karena menurut prediksi satu minggu lagi Bintang akan melahirkan. Bunda ingin mendampingi putri semata wayangnya itu dalam proses persalinan.Kedua orang tua Gala pun sedang dalam perjalanan. Mereka juga ingin turut serta memberi support pada sang menantu dihari bersejarahnya.&ldq
Akhir-akhir ini Gala dipusingkan dengan tingkah istrinya. Ia harus ekstra sabar menghadapi masa trisemester pertama dikehamilan Bintang ini. Menurut dokter, hal semacam itu sangat biasa. Terkadang ibu hamil muda memiliki keinginan diluar nalar. Biasanya tidak suka jadi suka, dan begitu juga sebaliknya. Dulu sebelum hamil, Bintang akan ngomel jika sebelum mandi Gala memeluknya. Tapi sekarang, Bintang sangat suka bau keringat suaminya itu. Bahkan Gala dilarang mandi. Bintang pun sama, jadi jarang mandi. Jika Bintang mandi, maka perutnya akan mual dan muntah. Dulu Bintang sangat suka wewangian, sekarang sebaliknya. Gala tidak boleh memakai parfum. Bahkan ketika selesai mandipun Bintang akan marah-marah karena wangi harum sabun mandi yang digunakan Gala. Jika Gala selesai mandi atau menggunakan parfum, Bintang akan tidur dengan Sam. Mau tidak mau, Gala mengalah. Selama dirumah, ia akan mencium bau kecut keringatnya dan juga istrinya. Dan kebiasaan
Gala baru saja pulang ketika didapatinya Bintang tengah menonton Drama favoritnya. Disambutnya laki-laki kesayangannya itu dan dipeluknya erat.“Sayang, aku mau buah mangga,” pinta Bintang tiba-tiba seraya bergelayut pada sang suami.“Iya, besok aku belikan ya.” Gala tersenyum pada istrinya lalu menangkup pipi yang mulai terlihat gembil itu. Dikecupnya dahi Bintang dengan penuh penghayatan.“Nggak mau besok. Maunya sekarang.” Bintang memohon dengan manjanya.“Aku mandi dulu ya, nanti aku carikan mangga buat kamu.”Dengan berat hati Bintang mengangguk setuju. Ia duduk di sofabed sambil menunggu suaminya mandi. Entah kenapa tiba-tiba ia menginginkan buah tersebut lebih dari apapun saat ini. dan tak bisa ditolak.“Sayang..” panggil Bintang dari balik pintu kamar mandi. “Jangan lama-lama.”“Iya.. Ini lagi elap-elap. Sebentar ya Cintaku.”Bintang men
Dari kejauhan Bintang dapat melihat sosok kecil yang sudah satu minggu ini tidak dijumpainya. Bintang rindu dengan ocehan si bocah super lincah itu. Sebelumnya Gala sudah memberitahunya bahwa Bintang jangan terkejut melihat kondisi Sam dan Bintang sudah siap untuk itu. Sam sedang membelakangi Bintang dan asyik bermain.“Sam... Sayang..” panggil Bintang sendu.Mendengar namanya dipanggil, Sam memutar tubuhnya 180 derajat. Matanya membulat. “Mama,” ucap Sam tak kalah sendu.Hatinya bergetar melihat Bintang, orang yang sangat dirindukannya. Kemudian dengan jalan tertatih Sam mendekati Bintang dan memeluk sang mama.Meski sudah ditahan-tahan namun air mata Bintang tetap tumpah, ia tidak menyangka akan melihat bocah kesayangannya ini dengan wajah penuh lebam.“Sayang, maafin mama. Maaf karena Mama pergi dan nggak menjagamu dengan baik. Maaf karena mama tidak ada saat kamu membutuhkan mama.” Bintang menangis sambil mem
Gala melepas pelukannya dan tertawa mendengar ucapan Bintang. “Dia senang kalau yang datang menjepitnya adalah orang yang sejak lama ditunggu kehadirannya. Iya kan sayang?” Gala membungkukkan tubuhnya, berbicara pada perut Bintang.Kemudian mengusap lembut tempat dimana darah dagingnya bersemayan. Dan mengecupnya berulang kali. “Papa senang akhirnya kamu datang, Nak. Sampai bertemu sembilan bulan lagi ya..”“Delapan bulan lagi, Papa,” ralat Bintang sambil tersenyum melihat Gala.“Wah, lebih cepat satu bulan ternyata. Ah, papa udah nggak sabar.” Gala kembali berdiri dan mengecup dahi Bintang. Kemudian Gala memetik buah strawberry dan menyuapkannya pada Bintang. “aaaaaa....”“aaaa...” Bintang menyambut strawberry dari tangan Gala.“Manis?” tanya Gala.“Manis.” Jawab Bintang sambil tersenyum.Lalu Gala memetik satu buah strawberry lagi, kemudi