Dari kejauhan, Bintang dapat mengenali sosok Gala yang mulai mendekatinya. Bintang melambaikan tangan, memanggil sang pujaan hati.
“Hai sayang. Sini. Kenalkan ini temanku, Vania.” Bintang melambaikan tangannya, mencoba mengenalkan Vania pada Gala
.Senyuman terpancar diwajah pria itu saat berjalan menghampiri sang istri, namun Bintang dapat melihat dengan jelas senyuman itu mulai pudar. Tatapan matanya tak lagi tertuju pada Bintang, tapi ke dua sosok yang ada disebelahnya.
Gala tidak menghiraukan Bintang. Malah menarik tangan Sam yang ada digenggamannya, melepaskan bocah itu dari pelukan Vania.
“Apa yang sedang kau lakukan?” tanya Gala dengan wajah datar. Bintang sudah sejak lama tidak melihat raut wajah seperti itu dari Gala. Wajah suaminya kini begitu dingin dan penuh rasa kekecewaan.
“A..aaku... Aku ingin bertemu dengan Bintang...” jawab Vania tergagap.
“Kalau kamu memang ingin bertemu dengan istri
Gala memandangi punggung Bintang yang semakin menjauh. Ia memegang dahi yang baru saja dikecup oleh wanita yang sangat dicintainya itu. Kecupan singkat namun mampu merubah suasana hatinya.Sejak tadi ia berdiam diri dikamar, merenungi kesalahannya karena berkata dengan nada tinggi pada istrinya itu. Ia tahu kesalahannya, tak pernah sedetikpun ingin menyakiti Bintang. Tapi karena ada sosok yang tidak ingin dijumpainya membuat emosinya tidak stabil. Padahal, tidak sepantasnya ia tumpahkan kemarahannya pada Bintang.Seharusnya ia bisa meredam emosi karena kehadiran Vania yang tiba-tiba. Sebenarnya Gala sudah menyiapkan diri jika hari itu akan tiba, hari dimana Vania pasti akan kembali menemuinya. Tapi ketika melihat Wanita itu memeluk Sam, ada rasa tidak senang dalam diri Gala, lebih tepatnya rasa takut kalau Sam akan dibawa jauh darinya.Lamunan Gala buyar ketika pintu kamarnya terbuka. Bintang telah kembali dengan satu cangkir kopi di tangannya. Ia datang dengan
Bintang masih diam selama perjalanan. Tatapannya kosong keluar jendela. Kepalanya bersandar nyaman disandaran kursi. Ia memang sedang tidak ingin berbicara dengan pria yang ada disebelahnya itu. Walaupun sebenarnya didalam hati kecil Bintang ingin sekali ditanya.Gala pun sama. Salah tingkah dengan sikap diam istrinya. Ia bingung harus memulainya dari mana. Gala menghela nafas, mencoba menenangkan diri dan mulai berbicara.“Sayang...” panggil Gala. Namun Bintang masih diam. “Sayangku cintaku istriku pujaan hatiku..” panggilnya lagi. Tapi Bintang tetap bungkam. Gala mengerucutkan bibirnya, mencari cara supaya Bintang mau bicara dengannya.“Sayang, tanganku gatal. Bisa tolong garukkan?” pinta Gala memelas.Mau tidak mau Bintang menggaruk tangan Gala yang katanya gatal meski wajahnya masih berkerut.“Sayang, punggungku juga gatal.” Bintang mendelik, namun Gala hanya tersenyum memperlihatkan giginya. Bint
Flashback onDua orang sahabat tengah asyik bercengkrama. Mereka sedang merencanakan sesuatu dan harus terlaksana.“Aku sangat merindukannya. Sangat sangat rindu, Angelica. Kau tau maksudku kan. Aku ingin bertemu dengannya. Tapi aku bingung harus dengan cara apa. Aku tahu, ini akan sangat sulit bagiku karena aku tidak punya alasan kuat untuk kembali. Tolong bantu aku...” pinta Vania memelas.Angelica menghela nafas. Ia sedang mencari cara untuk membantu sahabatnya itu. “Kau punya alasan kuat Vania, dia anakmu. Dan seharusnya mereka tidak menghalangimu untuk bertemu dengannya.”“Apa? Kasih tahu aku bagaimana caranya? Hiks hiks” Vania mulai menangis. Hatinya sakit menahan rasa rindu kepada Sam, putra semata wayangnya. Sudah lebih dari lima tahun Vania tidak bisa bertemu dengan Sam. Lebih tepatnya tidak ingin melihat Sam karena rasa sakit hatinya pada Gala. Namun kini ia sudah berdamai dengan dirinya untuk tidak lagi membe
Bintang sedang membantu Gala bersiap ketika tiba-tiba langkah kecil terdengar diruangan itu. Sam datang dengan wajah ceria dipagi ini. Ia sudah siap berangkat sekolah dengan seragamnya.“Papa Mama...” sapa bocah kecil itu.Bintang tersenyum dan berjongkok, merentangkan tangannya dan siap untuk memeluk Sam.Wooah.. tampan sekali kesayangan Mama ini. Mama jadi makin gemes deh,” ucap Bintang sambil mencubit pipi gembil Sam.Sam hanya pasrah sesekali meringis karena cubitan Bintang. Kemudian Sam mencium pipi Bintang dan juga mencubit pipi sang mama. “Aku juga gemes sama mama,” ucapnya. Kemudian langsung berlari sambil tertawa.“Hai Sam..” panggil Bintang namun Sam tidak berpaling lagi dan terus berlari ke meja makan. Bintang tertawa melihatnya. Bocah itu mengajaknya bermain pagi-pagi begini. Sebenarnya ia ingin meladeni, hanya saja badannya masih tidak enak jadi diurungkan niatnya.“Lihatlah.. dia
Jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Gala baru saja menyelesaikan meeting mingguannya dengan para staf Perusahaannya. Ia bergegas menghampiri supir yang sudah standby menunggunya di lobby.“Kita pulang sekarang, Pak?” tanya sang supir sopan sebelum mereka pergi.“Iya, kita langsung pulang. Tapi nanti tolong mampir ke apotek sebentar. Saya mau membeli sesuatu,” ucap Gala sambil terus fokus pada gadgetnya. Bintang mengirimkan beberapa foto saat ia dan Sam bertemu dengan Vania. Gala memperhatikan wajah bahagia Sam saat dipeluk Vania.Ada dua rasa yang sedang menaungi hatinya saat ini. Senang karena melihat senyum Sam, dan tidak senang karena ada Vania. Gala menghela nafas, mencoba menenangkan hatinya yang gelisah. Bintang belum memberinya kabar sejak terakhir berkomunikasi dengannya tadi siang.Tuuut tuut tuuut...Suara telfon tersambung, namun tidak ada jawaban. Gala mencoba beberapa kali namun hasilnya sama, tidak ada jawab
“Aku nggak pernah melakukan apapun terhadap wanita selain kamu, Bi. Nggak pernah...” ucap Gala, matanya terus menatap Bintang. Ia berusaha meyakinkan wanitanya itu, bahwa dia memang tidak melakukan apapun dengan Angelica selain berdansa.Gala berdiri dari duduknya, mendekati Bintang kemudian memeluk wanita yang sejak tadi dirinduinya itu. Menyandarkan wajahnya diceruk leher Bintang. Menyesap wangi lavender dari tubuh sang istri. “Jangan berfikir macam-macam lagi Sayang.”“Maaf kalau aku kekanak-kanakan. Aku Cuma nggak mau ada yang menganggumu. Aku takut kehilanganmu lagi.” Ucap Bintang kemudian membalas pelukan Gala.“Aku juga. Bahkan jika ada yang dengan sengaja ingin memisahkan kita lagi, aku akan membuat perhitungan dengannya.” Ucap Gala geram. Gala mulai paham kenapa Dion tiba-tiba mengirimkan fotonya dengan Angelica, ya hanya fotonya.Tidak dengan teman-temannya yang lain. Sepertinya Dion sedang memperm
ByuuuuuurrrTumpahan air jatuh membasahi lengan baju Gala dan Sam. Karena kaget, Vania hanya melihat Gala yang ada dihadapannya. Dengan sigap ia bangkit dari duduknya dan membantu Gala mengelap kemejanya yang basah.Gala terus mengelap pakaiannya. Ia tidak menyadari jika yang membantunya bukan Bintang, melainkan Vania.“Ehem ehem..” Suara seorang wanita mengalihkan perhatian Gala. Wajah yang sejak tadi menunduk karena mengelap pakaiannya, kini terangkat sempurna. Dan betapa kagetnya Gala jika Vania ada disampingnya dan sedang membantunya mengelap.Dan sudah pasti, Bintang menatap mereka tajam. Gala langsung bergeser dari samping Vania. Membuat mereka semakin berjarak. Gala melihat Sam, ternyata bocah itu juga terkena sirapan air.Gala berjalan mendekati Bintang dan Sam. “Sam, kamu baik-baik aja?”“Aku baik-baik saja, Pa. Nggak masalah. Hanya air.” Ucap Sam menenangkan.“Kamu mau ganti baju, sa
“Jadi ibu mau turun dimana?” Tanya supir taksi. Karena sejak tadi Bintang tidak menyebutkan alamat yang akan ditujunya. Ketika Bintang sudah sedikit tenang, supir taksi memberanikan diri untuk bertanya.“Antar kealamat ini aja.” Bintang memberikan kartu namanya dulu. “Cepat ya pak.” Bintang memohon. Ia tak mau Gala sadar akan kepergiannya dan mendapati dirinya yang tengah kabur saat ini.Setelah membaca, supir taksi mengangguk dan menyerahkan kartu nama itu kembali kepada sang empunya. Bintang memutuskan untuk pulang kerumah lamanya. Mungkin disana akan lebih baik pikirnya.Tidak sampai satu jam, akhirnya taksi yang ditumpangi Bintang menepi didepan rumah lamanya. Setelah membayar, Bintang bergegas masuk kedalam rumah. Meski tidak lagi ditinggali, rumah itu masih terawat dengan baik.Bintang meminta orang untuk membersihkannya setiap hari dan menyalakan lampu luar ketika malam hari. Keadaan rumah masih sama sejak terakh