Masih sama seperti waktu lalu, kali ini Jasmine juga meminta Shagun datang ke bimbel miliknya untuk les privat karena sampai saat ini ia masih menghindari Jagat.
“Hai, Shagun.” Sapa Jasmine saat Shagun baru saja masuk ke ruangannya. Melihat Shagun yang kembali datang masih dengan memakai seragam lengkap sekolahnya membuat hatinya tak tega. Harusnya dirinyalah yang datang ke rumah Shagun, bukan Shagun yang harus datang ke tempat bimbelnya ini. Lagi-lagi ini semua hanya gara-gara keegoisannya.
“Hai, Kak Jasmine,” sapa Shagun.
“Duduk dulu biar Kak Jasmine siapkan makan siang buat kamu dulu,” ucap Jasmine.
“Nggak usah, Kak Jasmine.” Shagun duduk di sofa dan meletakan tas bungkusannya di atas meja.
“Loh kenapa, Shagun? Kamu belum makan siang kan?” tanya Jasmine heran.
“Tadi sebelum ke sini aku udah beli makan siang kok. Aku minta tolong ke Pak Supir buat belikan aku makan siang ter
Hari ini hari jum’at, seperti biasanya setiap hari jum’at sepulang sekolah Shagun menuju JM Smart untuk les privat. Seperti hari selasa lalu, kali ini ia juga membawa makan siang untuk dirinya sendiri dan untuk Jasmine.“Hai, Shagun.” Sapa Mira saat Shagun melewati ruangannya.“Hai juga, Bu Mira.” Sahut Shagun seraya tetap melanjutkan langkah kakinya menuju ruangan Jasmine.‘Tok tok tok.’ Shagun mengetuk pintu ruang kerja Jasmine sebelum ia masuk. “Hai, Kak Jasmine.” Sapa Shagun seraya mendorong pintu agar ia bisa masuk ke ruangan Jasmine.“Shagun?!” Jasmine berdiri dari kursi kerjanya. Ia menyentuh keningnya karena ia lupa bahwa hari ini adalah jadwal ia memberi les privat ke
Sepulang dari restoran sampai menuju tempat bimbingan belajar miliknya, Jasmine terus saja teringat dengan Jagat yang tak memperdulikannya saat tadi di restoran. Apalagi ia juga melihat bahwa Jagat tak sedang makan sendiri. Pria itu pergi dengan seorang perempuan yang tak kalah cantik dari dirinya. Mendadak seperti ada sebuah benda yang menghujam dadanya hingga ia merasa sangat sesak dan sulit untuk bernafas. Rasanya ia juga ingin menangis melihat kenyataan bahwa ternyata Jagat tak benar-benar mencintainya, padahal saat itu berkali-kali Jagat sudah menyatakan cinta kepadanya.“Jadi ternyata ungkapan cinta Pak Jagat yang beberapa kali sudah dia katakan padaku itu adalah cinta palsu. Apa maksudnya? Jika dia benar-benar cinta sama aku harusnya nggak segampang itu dia melupakan cintanya sama aku kan. Hanya selang dua bulan masa iya dia udah gandeng perempuan lain. Segampang itukah dia move on? Astaga, dasar duda menyebalkan!” gerutu Jasmine.“Sudah. Lupak
“Ada apa, Joana? Kita tidak perlu bersikap seperti ini karena ini bisa merusak citra saya. Untung saja klien kita belum datang, jadi mereka tidak bisa melihat kekonyolan kita ini.” Ucap Jagat setelah ia dan Joana masuk ke sebuah ruangan privat di resto.“Bapak lupa kalau demi agar Bapak dekat sama perempuan yang Pak Jagat sukai, saya sampai rela bohongin pria tadi?! Saya kan dulu itu pura-pura hamil, Pak. Masa iya sekarang saya malah jalan sama Pak Jagat, nanti dikiranya saya ini istrinya Pak Jagat atau perempuan yang punya hubungan sama Bapak.”“Memangnya kenapa? Pria itu kan tidak kenal sama kita, Joana! Lagipula apa hubungannya kamu bohong tentang kehamilan kamu waktu itu sama pertemuan kita sama mereka?” Wajah Jagat masih tegang karena belum menyadari apa yang sudah terjadi.“Ada hubungannyalah, Pak.” Joana menatap Jagat dengan pandangan frustasinya.“Masalahnya tadi siang saya perhatikan perempuan
“Hai, aku Joana. Kamu temannya Jagat?” Joana mulai membuka suaranya. Ia begitu ramah menyapa Jasmine.“Bukan, dia bukan temanku. Dia adalah guru les privatnya Shagun.” Jagat menjawab pertanyaan yang Joana tunjukan untuk Jasmine sebelum Jasmine sempat menjawabnya.Mendengar kalimat Jagat tentu saja membuat Jasmine semakin kesal. Meskipun yang Jagat katakan itu benar namun tak seharusnya pria itu langsung menjawab demikian. Itu sangat melukai hatinya.Sebisa mungkin Jasmine mengendalikan emosinya agar tak terpancing oleh ucapan Jagat. Ia mengatupkan bibirnya dan menggenggam tali tasnya begitu kuat sebagai pelampiasan amarahnya untuk Jagat.“Cantik ya, masih muda lagi. Aku harap kamu nggak tergoda sama ....”“Jasmine. Namanya Bu Jasmine, aku biasa memanggilnya seperti itu,” sela Jagat.“Bu Jasmine, nama yang cantik, secantik orangnya. Dan aku harap kamu nggak tergoda sama Bu Jasmine kalau Bu
Akhir pekan pun tiba, hari ini terakhir Jasmine mengajar di sekolah dan di tempat bimbelnya. Hari ini juga jadwalnya ia memberikan bimbingan belajar Shagun.Untuk kesekian kalinya Shagun datang ke JM Smart untuk les privat dengan Jasmine karena Jasmine masih tak ingin datang ke rumah Shagun.Sedari tadi Jasmine ingin bertanya pada Shagun tentang Jagat dan perempuan yang akan menjadi ibu sambung Shagun bernama Joana itu, namun setelah beberapa kali menimbang-nimbang ia pun akhirnya mengurungkan niatnya untuk bertanya pada Shagun.“Ada apa, Kak?” tanya Shagun. Ia merasa jika guru les privatnya itu bertingkah aneh karena sedari tadi terus saja memandang ke arahnya.“Nggak kok, kamu teruskan saja belajarnya,” ucap Jasmine.“Kak Jasmine ada masalah atau mau ada yang Kak Jasmine tanyakan sama aku?” tanya Shagun.“Enggak kok. Ya udah, kamu lanjutkan belajarnya ya.” Jasmine mengulas senyumannya untuk S
Jasmine menormalkan detak jantungnya dulu sebelum ia keluar dari taksi yang ia tumpangi. Selama lima menit ia tetap bertahan duduk di dalam taksi hingga ada seorang pelayan yang menghampiri dengan mengetuk jendela di sisinya.Dengan terpaksa Jasmine keluar dari taksi setelah membayar ongkos taksinya.“Tuan dan Ibu Joana sudah menunggu Anda di dalam, Bu Jasmine.”“Iya,” sahut Jasmine.Perasaan Jasmine mulai tak nyaman ketika ada beberapa pelayan yang menyambutnya dan menggiringnya memasuki rumah mewah itu.“Hai, Bu Jasmine.” Sapa Joana dengan senyumannya, ia lalu berjalan mendekat untuk memeluk tubuh Jasmine.“Akhirnya kamu datang juga. Saya kira kamu nggak akan datang,” sambung Joana.“Saya sudah diundang, mana mungkin saya tidak datang,” ucap Jasmine.“Selamat datang Bu Jasmine,” sapa Jagat yang berdiri
“Saya memang mencintai kamu, Jasmine. Selama ini hanya kamu yang bisa membuat jantung saya berdebar setelah saya kehilangan Aakriti. Perasaan saya sama kamu itu serius.”“Lalu bagaimana bisa kamu berhubungan dengan Joana?! Kalian bahkan sudah saling mengenal dari dulu, kalian satu kantor dan Joana juga sudah sangat dekat dengan Shagun dan orangtua Anda.”“Saya nggak punya hubungan apapun sama Joana selain hubungan antara atasan dan karyawan,” ucap Jagat.“Apa?” gumam Jasmine. Ia menjauhkan tubuhnya dari dekapan Jagat. Ia menatap Jagat dengan kening yang mengkerut. Ada segudang pertanyaan di dalam benaknya.“Mana mungkin? Kalian sudah begitu mesra dan mengenal baik—““Aku akan menjelaskan semuanya sama kamu.” Jagat memotong kalimat Jasmine dan menarik tangan Jasmine kembali menuju ke ruang tengah.“Duduk dulu.” Jagat mendudukan Jasmine di sebelanny
Jasmine masuk ke rumah dengan perasaan dongkolnya. Ia masih tak menyangka jika ia berpacaran dengan Jagat. Meskipun ia tak berkata ‘iya’ untuk menyetujui Jagat, namun tetap saja Jagat sudah menganggap kalau mereka saat ini sedang berpacaran.“Jasmine, kamu udah pulang?” tanya Mardina saat Jasmine sampai di ruang tengah.Keluarga Jasmine memang senang berkumpul di ruang tengah. Sejak dulu ruang tengah selalu menjadi tempat favorit untuk keluarganya. Setelah sibuk dengan rutinitas di laur rumah anggota keluarga biasanya akan berkumpul untuk mengobrol satu sama lain agar kedekatan dan keharmonisan keluarga tetap terjaga.“Iya, Ma.” Jasmine menghempaskan tubuhnya di atas sofa.“Gimana acaranya tadi?” tanya Benjamin.“Ya cuma gitu-gitu aja kok, nggak ada yang istimewa,” sahut Jasmine.“Tapi kok muka kamu kelihatan bete gitu?” tanya Benjamin.“Ya kan dari aw
Kebahagiaan Jasmine semakin meningkat setiap harinya. Di kehamilannya yang kedua Jasmine melahirkan bayi perempuan lagi yang mereka beri nama Grizelle Clemira Jagat Paraduta. Sedikit rasa kecewa namun tak mengurangi rasa bahagianya. Dalam hatinya sebenarnya ia ingin memberikan cucu laki-laki untuk suami dan mertuanya, namun Tuhan berkehendak lain. Ia tak perlu berlarut memusingkan hal itu karena orangtuanya dan mertuanya menerima putri keduanya ini dengan penuh rasa bahagia.Dua tahun setelah Jasmine melahirkan Grizelle, ia kembali melahirkan buah hatinya. Kali ini Jasmine melahirkan seorang bayi laki-laki yang ia beri nama Aryan Gentala Jagat Paraduta. Lengkap sudah hidup Jasmine. Sekarang ini dirinya sudah memiliki tiga putri dan satu putra.Setiap hari Monica mengusahakan agar bisa berkunjung ke rumah Jagat agar ia bisa bermain dengan cucu-cucunya. Jika di akhir pekan, ia akan mengajak Barmal untuk menginap di rumah anaknya itu.Jagat memperhatikan Jasmine ya
Ponsel Jasmine berdering membuat aktifitasnya melihat-lihat baju terhenti.“Bentar ya, Kak. Aku angkat telpon dulu, ini dari sekolahannya Shagun.”“Iya.” “Iya, halo. Apa? Iya, saya segera ke sana!” seru Jasmine dengan raut wajah yang panik.“Ada apa, Jasmine?” tanya Rosaline yang juga ikut panik.“Kak, aku harus ke sekolahan Shagun sekarang. Shagun brantem sama teman sekelasnya,” ucap Jasmine dengan raut wajah yang panik.“Ya Tuhan, kenapa bisa begitu?” tanya Rosaline yang sekarang ini juga ikut panik.“Nggak tahu. Kakak nggak pa-pa kan kalau aku tinggal pergi ke sekolahannya Shagun?”“Nggak pa-pa, kamu nggak
“Hai, Sayang. Tumben rumah sepi, anak-anak di mana?” Tanya Jagat saat ia memasuki rumah.Jasmine tersenyum menyambut kepulangan Jagat dari kantor. “Anak-anak ada di kamar. Mau aku buatkan teh?”“Boleh, tapi minta pelayan saja yang membuatnya. Kita ke kamar saja,” ucap Jagat.Jasmine menoleh ke arah pelayan yang berdiri menunduk di belakangnya. “Tolong buatkan teh untuk Tuan lalu bawa ke kamar.”“Baik, Nyonya.” Pelayan itu segera masuk ke dapaur.Jasmine mengambil alih tas Jagat untuk ia bawa. Ia berjalan beriringan dengan Jagat menuju ke kamar mereka. Setelah sampai kamar Jasmine membantu Jagat melepas jasnya saat Jagat melepas dasinya.“Kamu mandi dulu sana,” ucap Jasmine. “Kita mandi bersama.”“Aku udah mandi, Sayang. Besok pagi saja kita mandi bersamany
Terdengar suara pintu kamar mandi dibuka, namun mata Jagat masih saja terfokus dengan layar handphonenya.Keluar dari kamar mandi rupanya Jasmine sudah berganti pakaian dengan menggunakan lingerie sexy berwarna merah kesukaan Jagat. Ia berjalan lenggak-lenggok seperti seorang model menuju ke arah ranjang.Mengetahui ada sedikit hal yang tak beres, Jagat segera menarik pandangannya dari layar handphonenya menuju ke arah istrinya yang sedang berjalan ke arahnya itu. Sontak saja mulut Jagat menganga lebar dan kedua matanya melotot hingga biji matanya hampir keluar. Ia langsung meletakan handphonenya ke atas nakas. Pikiran dan matanya saat ini terfokus pada Jasmine yang sedang berjalan berlenggak-lenggok menuju ke ranjang.Jasmine pura-pura tak menyadari jika saat ini Jagat sedang memperhatikannya dan sudah meneteskan banyak air liurnya karena melihat keseksian tubuh Jasmine yang dibalut dengan pakaian mini. Ditambah lagi pakaian ini terasa lebih sesak dibandi
Setiap hari Jasmine selalu bangun pagi untuk menyiapkan sarapan Jagat dan Shagun. Semakin hari keahlian memasaknya semakin bertambah. Banyak kreasi menu masakan yang akan ia hidangkan untuk keluarganya di setiap harinya.Semenjak menikah Jasmine sudah jarang keluar rumah untuk hal yang tak perlu. Apalagi sekarng ini ia sudah memiliki Myesha. Hari-harinya akan disibukan dengan mengurus putrinya yang sudah berumur dua bulan itu.Masih dengan rambut acak-acakan dan wajah yang kucel, Jagat turun dengan menggendong Myesha yang menangis. Ia berjalan menghampiri Jasmine yang masih asik berkutat di dapur.Mendengar tangisan putri kecilnya, membuat Jasmine menghentikan aktifitas dapurnya. Ia lalu mencuci tangannya sebelum ia menghampiri putrinya. “Hai, Sayang anaknya Mami. Kenapa nangis? Cari Mami ya?” Jasmine mengambil alih Myesha dari gendongan Jagat.“Sayang, sebaiknya kamu nggak usah masak dulu deh. Urusan dapur biar diselesaikan sama pelayan
Satu bulan semenjak Jasmine melahirkan bayinya, hari ini di rumahnya ia dan Jagat mengadakan acara satu bulanan sekaligus acara pemberian nama untuk bayi mereka. Jasmine dan Jagat sepakat untuk memberikan nama bayi mereka dengan nama Myesha Chalendra Jagat Paraduta.Jasmine dan Jagat mengundang banyak teman, keluarga dan relasi bisnis mereka. Tapi sayangnya Mardina dan Benjamin tak bisa hadir ke acara syukuran sekaligus acara pemberian nama bayi karena mereka harus menemani Rosaline yang saat ini memutuskan untuk sementara waktu tinggal di luar negri setelah masalah yang datang menimpanya.Jasmine sudah cantik mengenakan gaun indah berwarna merah muda, begitu pula dengan Jagat, Shagun dan Myesha. Mereka kompak menyambut para tamu dengan pakaian yang senada. Mereka juga menyeragamkan para tamu undangan untuk memakai pakaian yang berwarna putih.Rumah mewah mereka sudah sejak kemarin dihias dengan sedemikian rupa untuk mendukung acara hari ini.“Sayan
Jasmine membuka tiga kancing pakaiannya agar dirinya bisa mengeluarkan payudaranya dan bisa menyusui bayinya. Ia tersenyum manakala bayinya langsung melahap ASInya.“Rasanya kayak gimana gitu ... nyusuin bayi.” Jasmine tersenyum seraya terus saja memperhatikan wajah bayinya yang imut dan cantik. Wajah bayinya ini di dominasi oleh wajah Jagat. Mulai dari hidungnya, matanya, bibirnya, semuanya milik Jagat.“Enakan mana nyusuin bayi sama nyusuin papinya bayi?” tanya Jagat.“Kamu ini ngomong apaan deh, Sayang?!” Ketus Jasmine membuat Jagat tertawa.Jagat duduk di pinggiran ranjang Jasmine menghadap ke arah Jasmine. Matanya fokus ke arah bayinya.“Aku sangat bersyukur kita bisa kembali berkumpul lagi seperti ini, Sayang. Waktu kamu masuk ruang persalinan tadi pikiran aku udah nggak karuan. Rasa takut itu kembali datang, entah mengapa hal-hal buruk bisa menguasai pikiranku. Padahal aku terus berdoa untuk keselama
Orangtua Jasmine dan Jagat berkumpul di ruang inap Jasmine. Mereka tampak antusias menyambut anggota baru di keluarga mereka. Mardina yang menggendong bayi Jasmine terlebih dulu, ia merasa bahagia sekaligus terharu kala dirinya saat ini nyata menggendong cucu pertamanya yang lahir dari rahim putri bungsunya. Tak ia sangka jika cucunya akan terlahir sehat dan tanpa kekurangan sesuatu hal apapun, mengingat bagaimana rapatnya Jasmine menyembunyikan tentang kehamilannya dulu.Mardina dan Benjamin meneteskan air mata haru sekaligus bahagia. Mereka berdua merasa bahagia atas keberhasilan putri bungsunya melahirkan anak pertama, namun di lain sisi mereka juga merasa sedih merasakan derita putri sulungnya yang saat ini juga sedang mengandung dengan pria yang masih berstatus suami dari wanita lain. Terlebih keluarga dari pihak pria itu juga tak menginginkan putri sulung mereka untuk dijadikan bagian dari keluarga mereka.“Kalian sudah menyiapkan nama untuknya?” tany
“Mama? Mama di sini?” tanya Jagat.“Ada apa? Siapa yang sakit?” tanya Mardina panik.“Jasmine akan melahirkan, Ma. Ini aku baru mau menghubungi Mama dan Papa,” sahut Jagat. Ia kembali memasukan ponselnya ke dalam saku celananya.“Jasmine mau melahirkan?!” seru Mardina panik.“Iya, baru saja dia masuk ke ruang persalinan,” sahut Jagat.“Ya Tuhan, berikan kelancaran untuk persalinan Jasmine. Mama akan menghubungi Papa kamu dulu.” Jasmine mengambil ponselnya dari dalam tasnya lalu menghubungi Benjamin.“Halo, Pa. Mama ada di bawah. Mama ketemu sama Jagat. Ternyata Jasmine sedang melahirkan.”“Apa?! Kalau begitu Papa ke sana sekarang.”“Tapi bagaimana dengan Rosaline?” “Ada apa, Pa?” Terdengar suara lemah Rosaline dari samb