Kabar Yunita yang di tangkap Polisi pun menyebar dengan cepat, bahkan para netizen pun bersorak, mereka berpikir Yunita pantas menerima perlakuan seperti itu.
Kini Yunita telah mendekam dipenjara, keluarga Shen semakin kelimpungan, Mariam Song ibu Yunita datang ke keluarga Yan meminta bantuan agar Marco membantu keluarganya, dan juga membantu perusahaan yang sedang diambang kebangkrutan.
"Menantu tidakkah kau kasihan melihat Yunita yang sekarang mendekam di penjara saat ini, bukankah Yunita adalah istrimu?”
“Setidaknya keluarkanlah Yunita dari penjara," pinta Mariam Song pada Marco menantu nya.
"Besan bukannya kami tidak mau membantu, tapi kau bisa melihat harga saham perusahaan kami juga anjlok dan itu akibat ulah putrimu itu.”
“Sehingga keluarga kami yang tidak tahu apa-apa ini juga terseret dalam masalah," seru Frans Yan.
"Tapi bukankah kita ini keluarga setidaknya keluarkan Yunita dari penjara.”
&nbs
Di mansion semua orang sedang sibuk begitu pula dengan Christian, tuan dan nyonya besar mereka semua sedang membuat pesta perayaan untuk kepulangan Conan para pelayan sibuk membuatkan makanan, kudapan manis, sup sarang burung walet hingga kamar Conan. Semua orang bersuka cita karena Conan sudah sehat kembali. Di dalam mobil Lukas memegang tangan Clarisa, dia menenangkan nya berkata. “Semua nya akan baik-baik saja." Clarisa hanya menatap keluar jendela mobil. Lukas meliriknya sejenak akan tetapi hatinya seakan terluka, bahkan Clarisa lupa menanyakan keadaan Conan yang sedari tertidur karena obat penenang. Dia tidak tahu siapa yang membuat Conan terjatuh? namun dia tidak akan memaafkan mereka yang telah melukainya. Suasana dalam mobil sangat hening Clarisa tidak bersuara sama sekali begitu juga Lukas, Jay yang duduk di kursi depan bersama sopir merasakan kecanggungan, dan juga suasana di dalam mobil juga begitu mencekam. Jay juga tidak berani bersuara sampai me
Di pagi hari, Clarisa terbangun saat dia meraba pada samping tempat tidur Lukas sudah tidak berada di sampingnya, sejenak ia menatap ke kaca jendela model prancis, dia melihat matahari sudah tinggi dan Clarisa lebih tercengang lagi ketika dia melihat jam yang menunjukkan pukul 13:30 siang. “Sialan Lukas dia tidak kenal lelah dia bahkan menggarap tubuh ku habis-habisan sampai menjelang pagi dia baru berhenti." Umpat Clarisa. Ketika dia turun dari ranjang, Clarisa merasa bagian bawah tubuhnya serasa di tabrak mobil, rasa sakit membuatnya meringis. Ketika dia mencoba berjalan bagian bawah tubuhnya seakan tidak menginginkan Clarisa bergerak. Clarisa yang mengaduh pun kembali duduk di atas tempat tidur, kebetulan Lukas masuk ke dalam kamar, dia melihat Clarisa yang kesakitan pun merasa sedikit bersalah karena mengajak Clarisa bercinta tanpa henti sampai pagi. “Apakah sesakit itu?” Tanya nya Clarisa hanya menganggukkan kepalanya pelan.
Saat tengah malam Lukas masih berada diruang kerja nya. Ia melangkah kan kaki nya menuju balkon. Di sana Lukas tengah menghisap rokok seraya memandang langit, merenungi apa yang telah terjadi dalam waktu yang dekat ini. Lukas bisa menjadi dingin dan kejam bahkan sangat menakutkan kala di luar rumah, namun ketika dia kembali ke rumah dia akan menjadi seorang ayah yang baik, dan impikan oleh anak-anak lain. Lukas begitu lembut kala menyangkut anak- anak dan Clarisa. Tiba-tiba Conan masuk dan menghampiri Lukas ke balkon. Dia berdiri sejajar dengan Lukas, Lukas sedikit kaget melihat Conan. Lukas segera memeriksa Conan dan bertanya padanya. “Ada apa? Apakah ada yang sakit? Coba ayah lihat.” Lukas sedikit khawatir. Namun Conan menggelengkan kepala nya, seraya sedikit menyunggingkan bibirnya, Conan merasa bahwa dia tidak salah menilai Lukas, walaupun Lukas terlihat dingin, namun Lukas adalah orang yang sangat penyayang dan
Di perusahaan, Lukas mendengar kabar bahwa Conan jatuh pingsan, namun sekarang dia sudah tidak apa-apa. Lukas sedikit lega dibuatnya, di kantor banyak sekali pekerjaan yang menumpuk sehingga membuat Lukas tidak bisa meninggalkan pekerjaannya. Di satu sisi Clarisa di marahi habis-habisan oleh atasannya, dia menilai Clarisa tidak disiplin bahkan dia sering meminta cuti kerja karena alasan anaknya yang sakit. Clarisa merasa dirinya memang salah dan menerima perlakuan atasannya. Clarisa sedikit bad mood kala keluar dari ruangan manajer. Rasanya semua nya tidak adil baginya, namun begitu dia tetap bersemangat kala melihat ponsel nya menujukan pesan dari Lukas, dengan semringah Clarisa membalas pesan dari Lukas. Saat jam makan siang, Lukas mengirim kan makanan ke kantor Clarisa. Makanan itu sangat mewah melihat logo restoran mahal yang biasa di kunjungi oleh Lukas. Semua orang didepartemen Clarisa memandang iri kala seseorang mengirimi ma
Di penjara Yunita Shen meringkuk sendirian, dia bahkan menangis meratapi betapa jahatnya Clarisa yang tega membuatnya mendekam dipenjara. Bahkan suami dan ayahnya tidak mampu mengeluarkannya dari sana. Yunita sedikit frustrasi kala dia meminta izin agar di perbolehkan bertemu dengan keluarga nya. Namun permintaannya selalu di tolak oleh sipir penjara entah kenapa? Akan tetapi dia yakin jika itu adalah perbuatan Clarisa. Di lantai yang dingin kini Yunita telah tidur penjara selama satu minggu lamanya, dia sangat menderita kala tahanan lain mulai mencaci dan memukulinya setiap mereka bertemu. Yunita takut jika di harus mendekam dipenjara seumur hidup nya, hingga akhirnya dia meminta agar di carikan pengacara untuk membantu dirinya. Sipir penjara pun menyampaikan permintaan Yunita dan di kabulkan, Yunita bersyukur karena dia bisa bertemu dengan pengacara agar dia bisa berkomunikasi dengan ayahnya Lou Shen. Saat Lou Shen mendapat pesan dari Yunita lewat p
Sinar mentari pagi mulai menembus jendela kaca kamar Lukas, di sana Lukas dan Clarisa masih tertidur. Kala cahaya matahari mengenai wajah Clarisa dirinya pun terbangun karna merasakan silau di mata nya. Saat Clarisa terbangun dia melihat pemandangan pagi hari yang sangat menggoda, dan memesona yaitu Lukas yang masih tertidur. Dia menatap Lukas begitu dalam, Clarisa memberanikan diri untuk menyentuh wajah Lukas dengan lembut. Dan tiba-tiba Lukas terbangun, Clarisa menatap sepasang manik berwarna hijau zamrud itu sangat memukau. Clarisa bahkan tidak bisa menopang diri nya kala Lukas menarik lengannya, hingga wajah Clarisa sangat dekat dengan wajah tampan Lukas, Dengan lembut Lukas mengecup bibir Clarisa yang sangat menggoda bagi Lukas, Clarisa masih termangu, dia seperti kehilangan akal. Dengan tiba-tiba dia melancarkan aksinya pada Lukas, Clarisa semakin berani memulai lebih dulu. Bahkan Clarisa sendiri yang melepaskan gaun tidurnya, kini t
Di vila milik keluarga Shen, sedang terjadi kekacauan karena perusahaan Shen telah jatuh bangkrut. Semua orang menyalahkan Yunita yang telah melakukan kesalahan yang sangat fatal, jika saja Yunita tidak bertingkah perusahaan tidak akan jatuh bangkrut. Mariam Song yang mendengar semua orang menyalahkan putrinya tidak terima. “Ini semua adalah ulah Clarisa, sepertinya wanita jalang itu menggoda tuan muda Lukas agar bisa membalaskan dendam 10 tahun lalu.” “Kalau tidak bagaimana bisa tuan muda Lukas mengenal wanita jalang seperti dia?” Seru Mariam yang menjelek-jelekkan Clarisa di hadapan keluarga besar. Lou Shen sudah kehilangan arah saat ini, dia pergi ke rumah setiap orang untuk meminta bantuan pada kolega bisnisnya, namun tak ada yang sudi membantunya kali ini, semua orang takut pada kekuasaan tuan muda Lukas Jiang, tak ada yang berani menentangnya. Bahkan jika ada yang berani melawannya, tuan muda Lukas Jiang tidak akan segan menghancurka
Di mansion, Lukas sedikit khawatir karna menjelang malam Conan belum kembali, dengan tidak sabar dia menghubungi Joe supir pribadi nya, menanyakan keberadaan Conan. Setelah mendapat kabar bahwa Conan berada di taman hiburan pun, membuat Lukas sedikit lega. Lukas menyadari jika Conan pergi tidak membawa obatnya, dia tidak ingin terjadi sesuatu pada Conan entah kenapa dia merasa jika dirinya semakin terikat dengan Conan. Dia merasa seakan memiliki hubungan dengan mereka. Jika dipikirkan lagi, tidak mungkin secara kebetulan jika kedua anak itu sangat mirip dengan nya. "Lukas... Lukas..." panggil Clarisa. Lukas yang masih termangu tidak merespon panggilan Clarisa. "Ada apa? Apakah sesuatu telah terjadi?" Tanya Clarisa dengan suara sedikit cemas. "Ah. Tidak ada yang terjadi, aku hanya menghubungi Joe bertanya keberadaan Conan. "Lalu?" Tanya Clarisa bingung Dia sedang berada di taman hiburan bersama dengan Joana Lei." Luk
Kabar kematian Conan sudah tersebar pada keluarga maupun para sahabat Lukas. Bahkan Yo Han yang menghilang sejak setahun lalu pun mendengar kabar tentang putra sulung Tuan muda Jiang yang meninggal. Yo Han begitu kaget saat mendapat pesan dari salah satu orangnya yang mengatakan bahwa Putra sulung Lukas meninggal. Yo Han segera naik jet pribadinya untuk sampai ke Jincheng, sedangkan yang lainnya sudah berdatangan ke rumah duka. Lukas terduduk lemah di depan Altar ia bagaikan mayat hidup Lukas kehilangan gairah hidupnya. “Bagaimana dengan Clarisa apa dia sudah tahu tentang kabar Conan?” Joana begitu khawatir tentang mental Clarisa. “Lukas belum memberi tahunya, lagi pula Clarisa masih tidak sadarkan diri setelah menjalani operasi.” Sahut Gerald. “Aku tidak tahu bagaimana perasaan Lukas saat ini yang jelas itu sangatlah menyakitkan.” Raymond menatap iba pada Lukas yang terus memberi hormat pada setiap pelayat. Gerald mengedarkan pandangannya ia
2 bulan penuh Conan berada di rumah sakit, Conan sendiri lebih tahu tentang kondisi tubuhnya ketimbang orang lain. Ia tetap berusaha seceria mungkin dan sesering mungkin ia tersenyum dan tertawa walau hanya gurauan yang garing. Ia terlihat lebih menikmati hidupnya. Conan di pulangkan karena ia ingin tinggal dan dirawat di rumah. Semua orang di mansion menyambutnya, kebahagian mulai menyelimuti keluarga Lukas karena Clarisa juga tengah mengandung anak ketiga Lukas. Orang-orang begitu bahagia begitu pula dengan Conan dan Christian yang akan menjadi calon kakak bagi adiknya saat lahir kelak. “Betapa beruntungnya dia saat lahir nanti sudah memiliki dua Kakak yang sangat tampan dan bisa diandalkan. Aku sangat iri padamu.” Ucap Joana saat berada di mansion. Clarisa hanya tersenyum tipis jika mengingat Conan yang mungkin tidak akan sempat melihat adik kecilnya lahir ke dunia. Lukas masih terus berusaha mencari-cari rumah sakit di luar negeri yang bisa menyembuhkan C
Di depan ruang IGD semua orang menunggu dengan cemas, saat dibawa ke rumah sakit Conan sudah kehilangan kesadarannya. Christian masih shock dengan apa yang menimpa Conan tubuhnya yang basah membuatnya menggigil. Karena terburu-buru mereka melupakan Athes dan juga Christian yang dalam keadaan basah kuyup. “Anakku, tidak apa-apa. Conan pasti baik-baik saja.” Clarisa mendekap Christian dengan rasa takut yang menyelimuti hatinya. “Sebaiknya kalian berdua berganti pakaian, Jay sudah membawakan pakaian ganti untuk kalian. Pergilah.” Athes dan Christian dibawa pergi oleh Jay sementara Lukas dan Clarisa amasih menunggu kabar tentang Conan. Kaca-kaca yang ada di mata Clarisa pecah begitu saja menyisakan luka bagi Lukas. “Apa ini akhirnya?” Clarisa bertanya dengan terbata-bata. “Berhenti bicara yang tidak-tidak. Kita belum tahu persis keadaannya. Jangan pesimis seperti itu pada hidup Putra kita.” Dokter yang bertugas di IGD datang menghampiri ke
Satu tahun setelah pernikahan Gerald dan Joana keduanya hidup bahagia bersama dengan malaikat kecilnya yang telah mengisi hari-hari keduanya. Suasana rumah Gerald begitu hangat kala suara tangis memenuhi seisi rumah. Walau Gerald sibuk dengan urausan pekerjaan ia tidak pernah mengabaikan putrinya yang belum genap setahun itu. Hari demi hari berlalu dengan begitu cepat tak terasa sudah satu tahun sejak Conan menjalani kemoterapinya. Bukannya semakin membaik kondisi Conan malah memburuk. Kanker yang awalnya stadium 2 kini telah menjadi stadium 3 semakin tipis harapan Conan untuk sembuh sepenuhnya. Clarisa sudah pasrah akan kondisi putra sulungnya setiap malam ketika tak ada seorang pun di kamar ia akan menangis hingga larut malam sampai Lukas pulang ke mansion. Christian yang selalu ceria kini berubah menjadi pendiam ia tak lagi banyak bicara, terkadang ia juga sering menangis di halaman belakang menangisi Conan yang tidak pernah sembuh. Setiap kali ia teringat bagaima
Gerald terdiam membeku ia bagaikan disambar petir di siang bolong saat mendengar pengakuan Joana gelas anggur yang ada di tangannya bahkan lepas dan terjatuh hingga pecahannya bertebaran dimana-mana. Gerald berdiri dari duduknya ia menatap Joana dengan penuh arti sedangkan Joana sendiri hanuya mampu menundukkan kepalanya ke bawah ia takut akan kenyataan jika Gerald tidak menerima kehadiran dah dagingnya sendiri.Hal yang selalu ditakutkan olehnya itu tidak pernah terjadi. Kaca-kaca di dalam mata Gerald telah menggenangi bola matanya yang coklat ia setengah berlutut sembari memegang tangan Joana.“Apa yang kau katakan itu benar adanya?”“Apa kau sedang mengandung anakku?”“Kau tidak bercanda bukan?” Gerald bertanya penuh pengharapan pada jawaban Joana.“Ya, aku mengandung Anakmu.” Ucapnya pelan.Ekspresi Gerald tidak terduga ia begitu bahagia kala mendengar kabar itu. Ia bahkan berjingkrak
Di pagi hari yang cerah Joana terbangun di dalam kamarnya, ia meraih bungkusan kecil dan membawanya masuk ke toilet dengan perasaan deg-degan Joana memberanikan dirinya untuk memeriksa dirinya sendiri. Joana membuka bungkusan test pack dengan tangan gemetar ia memasukannya dalam tempat yang sudah menampung urine nya sendiri. Belakangan ini Joana selalu merasa mual tiap pagi hari, ia juga tidak mendapatkan menstruasinya sudah dua bulan ini ia sedikit cemas. Joana memejamkan matanya ia sedikit takut dengan hasilnya, perlahan ia membuka matanya dan terlihat dengan jelas di alat tes kehamilan itu menunjukkan dua garis merah yang artinya dia positif hamil. Joana tentu saja bergembira akan hal itu namuan, sedetik kemudian ia kembali terdiam. Dirinya tidak tahu bagaimana reaksi Gerald setelah ia tahu bahwa dirinya telah mengandung darah dagingnya. “Bagaimana ini? Aku takut mengatakannya.” Joana berpikir cukup keras tentang apa yang harus ia katakan pada Gerald.
Selepas bersedih Lukas dan Clarisa turun secara bersamaan menuju meja makan karena sudah waktunya sarapan. Conan dan Christian sudah kembali dalam keadaan yang semula seakan tidak ada yang terjadi hanya mata sembab Christian yang tidak bisa berbohong. Dari arah lain Athes masuk menuju ruang tamu dengan membawa obat-obatan yang harus diminum oleh Conan ia meletakannya di meja ruang tamu tampak pemandangan yang sedikit menyakitkan bagi yang melihatnya. "Ayo, makanan sudah siap!" Lukas mengajak semua orang untuk menuju meja makan. Di sana telah banyak hidangan dari mulai makanan pembuka hingga makanan penutup ada di atas meja. Aroma masakan yang tercium semakin membuat orang menjadi lapar kala menghirupnya. Semua orang mulai berjalan menuju meja makan untuk menikmati hidangannya. “Makanlah yang banyak.” Lukas menaruh lauk pada mangkuk kedua putranya tanpa ada yang dibedakan. Christian tersenyum saat menerima lauk yang diberikan oleh ayahnya.
Hari telah berganti menjadi malam sepanjang perjalanan menuju mansion Conan hanya memejam kan matanya. Ia sudah terlalu lelah hari ini Lukas memandangnya dengan tatapan sendu. Sesampainya di mansion Clarisa telah menunggu kedatangan mereka berdua bersama Conan. Terlihat juga Athes ada di ruang tamu menemani Christian. “Apakah tidur?” Clarisa menghampiri Conan. Ia mengangkat sedikit kupluk yang menutupi wajahnya benar saja Conan sudah tertidur. “Ayah,” Christian berhambur memeluk pinggangnya. Lukas melihatnya dengan mengulas senyum hangat. “Bersabarlah, Ayah akan menidurkan Conan lebih dulu. Baru menemnimu sebentar.” Lukas mengusap puncak kepala Christian kemudian berlalu menuju lantai dua dimana kamar Conan berada. “Ibu,” Christian beralih memandang pada Clarisa yang berdiri. Clarisa segera menghampiri Christian ia berusaha menenangkannya. “Tidak apa-apa, Conan hanya kelelahan saja besok pagi ia akan bangun seperti biasanya.” Mendengar
Lukas berjalan dengan anggun menuju tempat Conan berada raut wajah yang tadinya tidak baik itu seketika berubah saat Conan mengulas senyum hangat padanya. Wajah pias itu masih kentara di antara senyum yang menghiasinya. Lukas semakin mendekati keberadaan Conan. Ia setengah berlutut di hadapan Conan. “Apakah sudah lebih baik?” “Eng,” Conan menganggukkan kepalanya pelan sebagai balasan dari pertanyaan Lukas. “Lalu apa kau masih ingin pergi memotong rambutmu?” Lukas kembali bertanya dengan suara yang sedikit bergetar. Senyum hangat itu kembali muncul di wajahnya tangan kecilnya menyentuh pipi Lukas terasa lembut dan begitu dingin saat disentuh olehnya, Lukas menatap matanya yang sendu. “Dingin sekali?” “Aku hanya sedikit kedinginan saja Ayah, tidak perlu dikhawatirkan!” Conan beranjak dari duduknya ia mencoba mencoba menarik tangan besar Lukas agar segera menuju tempat dimana ia akan memotong rambutnya. Lukas menguatkan hatinya lalu mengikuti kem