Kimi masih merasa kesal karena Richie menerima telepon dari Abel, entah kenapa dia merasa perbincangan Richie dan Abel itu menunjukkan kedekatan yang lebih dari sekadar teman. Bahkan kini Kimi sampai tidur memunggungi Richie dan enggan melihat wajah suaminya."Kimi." Richie mencoba memanggil tapi diabaikan. Pria itu nekat memeluk dari belakang, meski Kimi berusaha menepis, tapi bukan Richie namanya jika dengan mudah berhenti berusaha. "Kamu marah ya? Masa aku mau ditukar tambah sama oppa Korea."Sudah tahu dia marah, tapi masih saja bertanya. Itulah yang ada dipikiran Kimi sekarang, gadis itu masih berusaha melepas lengan Richie dari pinggangnya tapi tak berhasil juga. Suaminya itu malah semakin memeluk dan malah mencurukkan kepalanya ke punggung sang istri. ---Pagi harinya, Kimi terkejut melihat Richie sudah rapi. Ia pun bergegas bangun dan pergi mandi, tidak ada ucapan selamat pagi atau apa pun yang terucap dari bibirnya meski hanya sekadar berbasa-basi. Richie mendesau karen
Melihat Kimi terus saja marah dan tak segan mencubit lengan uncle mereka, Segara dan Biru pun melakukan drama kembali. Kedua bocah itu berlutut dan menangkupkan kedua tangannya di depan dada dan meminta Onikim mereka untuk berhenti memukuli Richie.“Onikim, maafkan Uncle!” ucap Segara yang langsung diamini oleh sang saudara kembar.Melihat tingkah dua keponakannya yang membelanya mati-matian, Richie pun melompat dari atas sofa dan berlutut di samping Biru. “Onikim, ampuni aku!” ucapnya.“Kalian kenapa sih?” teriak Kimi frustrasi.Sementara Sara yang melihat tingkah konyol dua bocah laki-laki dan satu pria dewasa itu hanya bisa geleng-geleng kepala, bibirnya tersenyum karena rumahnya terasa ramai dan penuh kebahagiaan semenjak bertambahnya anggota keluarga.Richie pun meminta maaf lagi ke Kimi, dia berjanji tidak akan membuat istrinya itu marah lagi. Kimi pun perlahan mulai tersenyum dan memukul dada suaminya. Setelah melihat Kimi bersikap seperti itu barulah Richie merasa lega, keduan
“Tapi aku benar-benar tidak ingin menemuinya Rich, tidak siap.” Kimi lagi-lagi gamang dengan apa yang akan dia lakukan, padahal kini dia dan Richie sama-sama sudah berdiri di luar pintu kamar. “Temui dia sekali supaya dia tidak mengganggumu lagi jika kamu memang tidak menginginkannya.” Sisi dewasa Richie kini terlihat mendominasi, meskipun keras kepala Kimi pun sadar kalau dia mempunyai kewajiban untuk menghormati dan mengikuti apa yang suaminya ucapkan. Gadis itu akhirnya menganggukkan kepalanya dan memantapkan diri untuk menuruni setapak demi setapak anak tangga ke lantai bawah. Mina yang melihatnya pun menganggukkan kepala-menyemangati, yang dia tahu Kimi sangat merindukan sosok papa kandungnya, dan yang semua orang tahu Kimi membenci Dimas hanya karena tindakan kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan pria itu ke Sara, padahal lebih dari itu. Kimi memiliki kenangan buruk tersendiri yang hanya dia ceritakan pada suaminya. Selama ini, ternyata Kimi adalah sosok pemendam rahasi
Dimas akhirnya pulang dengan menanggung rasa malu, tidak ada sedikitpun rasa tulus di hatinya saat meminta maaf ke putrinya sendiri. Pria itu malah kesal karena Kimi ternyata berhati batu. Dia pun membanting pintu mobilnya setibanya di rumah, membuat Jerry yang menunggunya terkena pukulan membabi buta di pipinya. “Lakukan rencanaku, aku tidak peduli di anakku atau bukan, salah siapa dia menikahi musuh putra kesayanganku,” gerutunya sambil masuk ke dalam rumah. Jerry hanya bisa terpaku, jika saja dia memiliki keberanian lebih, sudah tentu pria itu akan habis di tangannya. Pria itu pergi dari sana, membicarakan urusan perusahaan jika Dimas seperti itu pun tentu tak ada gunanya. - - - Melupakan masalah sang papa yang datang tak diundang dan pulang tidak diantar seperti jelangkung, hari itu Kimi sibuk dengan pengambilan gambar iklan di T Factory. Dokter cantik itu sedikit heran, kenapa konsep iklan wafer saja dibuat seperti koboi-koboian. Tim produksi iklan sebenarnya sudah membawa
Marahnya Richie membuat Kimi sadar bahwa suaminya itu benar-benar pecemburu buta, hanya karena dia menyentuh pria lain dalam kapasitasnya sebagai dokter, suaminya itu kesal sampai mendiamkannya. “Makan yuk! Aku udah masakin makanan kesukaan kamu,” ajak Kimi. Dia membuka pintu kamar dan menatap Richie yang diam sambil melepat tangannya di depan dada.“Ga mau makan? Ya sudah aku makan sendiri.” Kimi hampir menutup pintu kamar saat suaminya itu bangun dan berjalan ke arahnya. Ia pun tersenyum meskipun Richie masih menunjukkan muka masam. Jika saja sang tamu bulanan tidak datang di saat yang tak tepat tadi, sungguh Richie pasti kini sudah kembali normal. Namun, sayang asupan gizi yang seharusnya dia dapatkan terhalang dan membuatnya semakin kesal.Kimi dengan telaten menyendokkan nasi dan lauknya ke piring Richie, meskipun suaminya itu terlihat sangat malas tapi dia dengan sabar terus melayani, bahkan menawarinya jus buah kesukaannya. Namun, masih tidak ada satu patah kata pun yang kelu
Richie mengedipkan mata, bibirnya menipis tapi terlihat jelas giginya merapat tanda bahwa dia gemas ke sang istri.“Sayang!” ucapnya sambil merengkuh pundak Kimi di hadapan para wartawan yang sudah mengerumuni mereka.“Matilah aku ... matilah aku,” gumam Kimi yang memaksakan senyumannya, dia tidak bisa menerka apa yang akan dilakukan suaminya. Richie mengulas senyum di bibir kemudian meminta para wartawan mewawancarainya di tempat yang sedikit teduh. Dia bahkan melemparkan gurauan bahwa sengatan matahari siang tidak bagus untuk kulit. Richie terlihat penuh percaya diri karena pernah melihat kakak iparnya Ghea juga mengalami hal seperti ini, dikerubuti awak media untuk meminta klarifikasi.Kimi memlih diam, pandangan matanya fokus tertuju pada sosok pria yang sedang berbicara di sampingnya sambil menggenggam erat jemari tangannya. Richie menjelaskan bahwa sang istri sengaja datang lebih dulu untuk menjenguk Noah karena dia ada rapat penting yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Di
“Jangan memikirkan hal tidak-tidak Kim, jangan membuatku berpikiran aneh-aneh tentang hubungan kita yang baru seumur jagung ini!” pinta Richie yang merasa bahwa sesuatu yang buruk menimpa sang istri di pesta tadi. Dia yakin bahwa ada hal yang membuat sakit hati Kimi sampai dia merasa terluka seperti sekarang. “Kita pulang ya! jangan pergi ke rumah mami dengan kondisi seperti ini. Mami pasti akan sedih dan menganggap hubungan kita tidak harmonis, kita kembali ke apartemen, oke! kita bisa membicarakan ini baik-baik berdua,” bujuk Richie. Ia menjauhkan tubuhnya dan Kimi yang masih dipeluknya sedari tadi, dihapusnya air mata sang istri. Pria itu bahkan terlihat tak tega melihat istrinya menangis sampai tersengal-sengal seperti itu.“Jangan menangis lagi, dadaku benar-benar sakit melihatmu seperti ini!” ucapnya memelas.Bukannya berhenti, Kimi malah semakin terisak. Ucapan Richie benar-benar membuatnya merasa sangat dicintai, hingga dia memilih merengkuh tubuh suaminya itu dan memeluknya
Pagi itu, tiga hari setelah dia membuka amplop hasil tes DNA yang sama sekali tidak dia mengerti. Nova mendatangi dokter yang bertanggung jawab dengan hasil tes DNA yang dilakukannya ke Nic dan kedua putranya. Ia kesal karena tidak bisa membaca hasil tes itu sendiri, dan harus menunggu berhari-hari karena dokter itu pergi seminar di luar kota selama dua hari. Beruntung sang dokter yang menangani tes itu adalah sahabatnya sendiri, sehingga Nova bisa seenak hati mengeluh.“Jadi-“Nova mulai menyimak ketika temannya itu mulai menjelaskan. Dia bahkan memasang wajah antusias dan mencondongkan badan.“Pada setiap pasang kromosom yang ada pada manusia, satu kromosom diturunkan dari ayah dan satu dari ibu. Laki-laki memiliki kromosom X dan Y, sementara perempuan X dan X. Kromosom Y pada laki-laki selalu didapat dari garis ayah dan hanya diturunkan pada anak-anak laki-laki mereka.”“Lalu …. “ raut wajah Nova mulai terlihat tidak santai karena dia bingung dengan penjelasan temannya.“Kromosom-k