Enjoy Reading
.
.
.
Aira terbangun karna merasakan perih di perut, ia sangat lapar dan cacing di dalam tubuhnya berdemo minta diisi. Aira mengerjapkan matan memandang sekeliling, mulai mengeryit karna terbangun di tempat berbeda. Meraba kedalam selimut tubuhnya masih polos, tapi dimana sekarang?
Bahkan ia merasakan goncangan saat duduk, melilitkan selimut tebal di tubuhnya dan mulai menurunkan kaki. Aira mengelilingi tempatnya bingung karna ia sendirian disini, fikirannya berkecamuk.
Pintu tak jauh dari tempatnya berdiri terbuka dan menampilkan sosok Alex yang berjalan mendekat sambil membawa nampan berisi makanan, senyum tersungging dari bibirnya ketika mendapati sang kekasih s
Enjoy Reading..........Entah berapa lama Aira merebahkan diri diranjang, netranya begitu kosong menatap langit-langit. Tak meyangka hidupnya akan berubah sebanyak ini.Niatnya bekerja diluar negeri untuk menghidupi putrinya, tapi malah terjebak oleh pesona majikannya.Dan sekarang ia harus mengikuti kemanapun lelaki itu pergi.Pertengkarannya bersama Alex masih terngiang di benak. Ada rasa sesal yang menggelayuti, seharusnya ia tak terbawa emosi, seharusnya ia berbicara baik-baik tanpa harus bertengkar. Desahan pelan terdengar, merasa bodoh karna tersulut emosi.
Enjoy Reading..Gorden yang menghiasi kaca besar itu di sibak lebar agar cahaya mentari dapat masuk keruangan secara bebas. Dari sini ia dapat melihat hamparan hutan yang mengelilingi tempat ini. Kini Alex sudah sampai di Negaranya Spanyol dan mendiami salah satu mansion terpencil yang di bangunnya ketika dalam masa persembunyian. Tempat yang begitu tenang jauh dari hiruk pikuk kota yang menyesakkan dan tempat teraman untuk bersembunyi sementara waktu. Sementara di atas ranjang tak jauh darinya, Aira masih terlelap dalam gulungan selimut. Kerutan kecil muncul di dahi ketika cahay
Enjoy Reading..Satu minggu kemudianGedung megah T.I.X milik keluarga besar Teixeira menjulang tinggi dengan terdiri dari 83 lantai. Menjadi perusahaan pusat dan impian semua orang untuk memulai karir yang bagus serta dapat mensejahterahkan hidup.Perusahaan itu memiliki standar yang tinggi untuk para karyawannya, tapi setimpal dengan gaji besar yang didapat.Hari ini adalah hari besar bagi perusaan itu karna akan diadakan rapat pemegang saham, menggeser pemimpin lama dan menggantinya dengan seseorang yang dianggap berkompeten.Disebuah ruangan besar, petinggi perusahaan ata
Enjoy Reading....Flashback.....Jemari panjang itu menarik laci kaca tempat penyimpanan dasi, disana berjajar rapi dasi yang sudah ditata di dalam wadahnya. Kembali bergerak meraba satu persatu hingga jatuh pada pilihan warna biru tua dengan corak putih. Sigap memakaikan dasi pada kerah kemeja dengan begitu cekatan. Setelah selesai berpindah mengambil salah satu rompi hitam yang tergantung dan memakainya, terakhir mengambil jaz bewarna senada sebagai bagian luar.
Enjoy Reading..."sialaann kau Alex..! Bagaimana bisa ini terjadi, aaa....!!!" jerit Morinka sambil menyapu seluruh kosmetik di atas nakas hingga benda itu berhamburan keseluruh lantai.Bukan hanya benda itu yang menjadi sasarannya seluruh pajangan di dalam kamar pun tak luput dari amukan.Sorot mata tajam memandang arah cermin yang memantulkan wajahnya. Morinka begitu menyeramkan dengan rambut panjang tergerai dan acak-acakan, kedua mata memerah oleh api kemarahan dan dendam. Deru nafas bersahutan, satu senyum sinis terulas, secepat kilat tangan kanan meraih lampu meja dan melemparkannya kearah kaca besar sampai tak berbentuk."Lihat saja, aku akan membunuhmu seperti Allard sialaan itu...! Aku akan membunuhmu Alex, h
Enjoy Reading . . Stiven menghubungi seseorang melalui sambungan telpon.Wajahnya mengeras menahan amarah, ia tak menyangka Alex bisa lolos dari orang-orangnya padahal ia sudah menyuruh mereka mengirim banyak untuk membunuh Alex, tapi rupanya bocah itu terlalu licin sehingga dengan mudah lolos dan malah semua orang yang telah dikirim tewas. Awalnya ia berfikir rencanya sudah berhasil membuat Alex terkurung di mansion, tapi ternyata selama dua tahun bocah itu mengelabuhinya, dia sangat ahli melakukan sandiwara, sampai semua terpedaya dan masuk jebakannya. Stiven takkan tahu jika salah seorang pengawal yang dikirim untuk menjaga mansion di Taiwan tak mengabarinya. Dan yang lebih membuatnya murka,
Enjoy Reading......Aira menatap layar televisi dengan bosan sejak Alex meninggalkan mansion ia tak punya kegiatan lain, hanya duduk dan makan. Tak diperbolehkan melakukan aktifitas seperti dulu, walaupun pekerjaannya hanya bersih-bersih, tapi itu cukup menyenangkan karna ia bisa bercengkrama dengan yang lainnya. Jika seperti ini ia jadi rindu kebersamaannya bersama Joana dan Lina. Sekarang semua pelayan selalu menatapnya dengan pandangan aneh dan segan, kenyataan itu membuatnya menjaga jarak dari para pelayan disini.Aira mendesah pelan kala merasakan kebosanan yang amat sangat. Tayangan televisipun menjadi tak menarik lagi untuknya. Ia meletakkan kepalanya pada punggung sofa, menatap langit-langit kamar dengan pandangan koson
Enjoy Reading..Kilatan lampu blits kamera terus menyoroti satu obyek baru saja memasuki pelataran yang di dominasi karpet merah. Mobil Royal Royce warna hitam pekat itu menarik atensi semua wartawan termasuk para tamu. Seorang pengawal dengan setelan jaz rapi begitu sigap membuka pintu belakang mobil tersebut.Flas Camera semakin kerap ketika tubuh tinggi tegap itu keluar dari mobil mewahnya. Satu tangan lelaki itu mengulur ke dalam dan di sambut pemilik jemari lentik dari dalam.Kini tubuh keduanya sudah berdiri sempurna bersisian dengan tangan si wanita melingkar sempurna di lengan si pria. Dilihat dari sisi manapun pasangan itu tampak serasi, tampan dan cantik.Bahkan banyak wanita menatap iri pada wan
Area dewasa bijak memilih bacaan 21+Bibir Aira dan Alex saling mencecap beradu begitu liar dalam desiran gairah yang mereka ciptakan. Ciuman hanya terlepas sebentar karna ingin meraup oksigen yang mulai habis setelahnya berlanjut lebih intim.Suara deru nafas terdengar bersautan ketika Alex melepas ciuman, bibir Aira masih terbuka dengan mata memejam erat dan dahi saling menempel. Perlahan kelopak mata itu terbuka menatap wajah Alex sayu. Entah mengapa Aira merasa tak rela bibir mereka terpisah."Kita sudahi semuanya," bisik Alex serak menahan segala gairah yang sudah memenuhi jiwanya. Saat ini mereka di mobil dan ia tak ingin berbuat lebih jauh lagi."Aku merindukanmu, Al," ucap Aira lirih tapi terdengar seperti desahan merdu yang menggoda Alex.Shhiiittt,&
Enjoy Reading..Tubuh Aira membeku saat menyasikkan pemandangan didepannya. Senyum cantik tersungging di sudut bibir. Tak jauh darinya pemandangan indah terhampar di sana.Terdapat papan kayu diletakkan diatas pasir yang berguna sebagai pijakan, disisi kiri dan kanan terdapat sebuah lampion kecil sebagai hiasan serta memasang kelambu bewarna putih untuk mempercantiknya.Terdapat beberapa tiang digunakan untuk menggantung lampion dengan ukuran yang lebih besar, beberapa bunga diletakkan disamping tiang tersebut.Hingga beberapa meter darinya tampaklah sebuah meja persegi terbuat dari kayu, diatas meja sudah terisi dua gelas dan 1 botol minuman, satu tangkai bunga mawar turut diletakkan ditengah meja.Senyum Aira semakin lebar kala meliha
Setelah sampai mansion, Alex langsung menuju kamar, melepas semua pakaiannya menyisakan celana dalam. Baju yang dipakai juga berbeda dari saat pergi. Menyibak selimut kemudian berbaring disebalah Aira.Alex membalik tubuh Aira yang tidur membelakangi, memeluk tubuh itu dan mencium pucuk kepalanya singkat. Kedua matanya terpejam lalu ikut terbuai kealam mimpi...Usapan lembut dikepala lelaki yang masih terlelap itu membuat tidurnya semakin nyaman bahkan enggan untuk membuka mata hingga suara halus memasuki indra pendengar, membuanya mengerjap."Al, bangun!" bisik Aira beberapa kali di dekat telinga Alex. Tanpa di duga tangan besar Alex meraih telapak tangan Aira, membawanya ke bibir, mencium jemari itu penuh cinta."Five minute, baby,"
Part ini mengandung unsur kekerasan. Bijak dalam memilih bacaan. ⛏️🔫🔫 Enjoy Reading ........ "Wajah tampanku ini sangat tidak cocok dengan rantang di tanganku ini." Acer meletakkan bekal makan siang dari Aira di atas meja kerja Alex begitu keras membuat siempunya yang sedang berkutat dengan pekerjaannya menatapnya dengan dahi mengerut. "Aku baru tahu, kalian berdua memang pasangan yang serasi, sama-sama menjengkelkan," ujarnya lagi sedikit jengkel. "Sekarang tugasmu sudah selesai, pergilah!" perkataan Alex benar-benar membuat Acer terbengong beberapa saat, sebelum umpatan keluar lagi dar
Enjoy ReadingAlex meremas sebuah laporan yang diberikan oleh Ryan sang sekretaris. Menatap pemuda tersebut tajam."Jelaskan!" perintah Alex bernada dingin."Itu adalah bukti penggelapan dana yang dilakukan oleh beberapa orang penting di perusahaan ini," jawab Ryan tenang dan sesopan mungkin."Selama anda pergi mereka memanipulasi data keuangan sehingga menimbulkan kerugian yang cukup besar. Dan itu cukup berimbas pada beberapa perusahaan anak cabang. Dua perusahaan anak cabang anda sudah diambil alih. Anda pasti sudah tahu siapa pelaku sebenarnya. "Kedua mata Alex memejam, menyandarkan punggung pada kursi. Mendengarkan seluruh informasi yang disa
Enjoy ReadingSetelah memberi Aira obat dan teh hangat, kini mereka berbaring di ranjang dengan posisi miring. Alex memeluk tubuh Aira dari belakang juga mengelus perut sang kekasih naik turun, untuk meredakan sakit perutnya.Aira memejamkan mata menikmati elusan tangan Alex yang membuatnya nyaman, sakit perutnya sudah sedikit reda setelah dokter Edward memberinya obat."Ceritakan padaku bagaimana kau bisa kenal lelaki yang bernama Martines." Alex tak bisa menahan rasa penasarannya daripada menyimpulkan sendiri, berakhir meyakiti Aira, ia akan menanyakan langsung tentang kedekatannya dengan lelaki bernama Martinez.Mungkin saran dari Edward benar berbicara dengan baik serta kepala dingin juga diperlukan, walau sebenarnya itu bukan gayanya.Hembusan nafas pelan terdengar, kenapa Alex
Enjoy ReadingSetelah memberi Aira obat dan teh hangat, kini mereka berbaring di ranjang dengan posisi miring. Alex memeluk tubuh Aira dari belakang juga mengelus perut sang kekasih naik turun, untuk meredakan sakit perutnya.Aira memejamkan mata menikmati elusan tangan Alex yang membuatnya nyaman, sakit perutnya sudah sedikit reda setelah dokter Edward memberinya obat."Ceritakan padaku bagaimana kau bisa kenal lelaki yang bernama Martines." Alex tak bisa menahan rasa penasarannya daripada menyimpulkan sendiri, berakhir meyakiti Aira, ia akan menanyakan langsung tentang kedekatannya dengan lelaki bernama Martinez.Mungkin saran dari Edward benar berbicara dengan baik serta kepala dingin juga diperlukan, walau sebenarnya itu bukan gayanya.Hembusan nafas pelan terdengar, kenapa Alex
Enjoy Reading.Mobil Roll Royce bewarna hitam itu berhenti tepat di pelataran mansion. Seorang pengawal yang berjaga sigap membukakan pintu mobil sang boss. Alex turun menarik paksa tubuh Aira membawanya memasuki mansion. Aura lelaki itu semakin mengerikan, disaat seperti ini tak ada seorangpun yang berani mendekat termasuk para maid yang biasa menyambut. Semua hanya menyaksikan dari jauh kedua pasangan itu.Tentu mereka heran karna tadi ketika berangkat keduanya masih sangat mesra , apalagi selama disini tak pernah melihat sang Tuan memperlakukan wanitanya kasar. Tapi saat iniAlex seperti orang kalap bahkan tak memperdulikan Aira yang berjalan pincang dengan kaki telanjang.Hembusan kecil dilayangkan Joana, memandang punggung sang Tuan yang sema
"Alex..." Panggilan itu membuat tubuh Alex menegang seketika. Suara itu adalah suara yang sangat dibenci Jug tak ingin didengar lagi. Bunyi heels terketuk lantai semakin terdengar mendekat, kedua mataAlex memejam lalu membuka. Pandangan itu seketika menajam juga dingin. Alex berbalik, pertama kali yang dilihatnya netra sayu Evelin. Kaki berbalut heels lima lima cm itu semakin mendekat, satu tangan Envelin bahkan terulur bermaksud meraih jaz lelaki tersebut. Tapi sebelum terjadi Alex sudah memundurkan langkahnya hingga tangan Evelin melayang sia-sia di udara. "Jangan coba-coba menyentuhku!" Ucapan itu terlampau dingin sampai Evelin menarik kembali lengannya. Cairan bening sudah menumpuk di pelupuk mata. "Aku merindukanmu, aku senang kau sudah kembali." suara Evelin begitu lirih, wajahnyapun tertunduk dalam merasa bersalah karna telah mengkh