Beranda / CEO / My Crazy Boss (Indonesia) / Ch. 38 No Ponsel, Oke?

Share

Ch. 38 No Ponsel, Oke?

Penulis: Selfie Hurtness
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-02 21:40:30

Sisca menghela nafas panjang, ia sudah sampai kembali ke rumah seperti apa yang diperintahkan Arnold kepadanya. Ah ... sosok itu benar-benar marah rupanya. Namun mau bagaimana lagi, Sisca tidak bisa bersama dengannya dengan status itu bukan? Rasanya pasangan yang tepat untuknya adalah Rizal, itu sudah pasti.

Dengan lunglai Sisca masuk ke dalam rumah Arnold, hendak membuatkan sosok itu sarapan dan kembali ke kantor sebelum sosok itu makin murka. Sisca sudah berada di dapur ketika iPhone miliknya berdering, dirogohnya ponsel itu dari tas dan menemukan nama Arnold sudah terpampang di layar.

“Apa lagi ini?” Sisca mendesis pelan, lalu mengangkat panggilan itu, “Hallo ini baru sampai rumah, Bos.”

“Langsung balik ke sini, gue tunggu, oke?”

Sisca sontak meloto, dia baru saja sampai dan Arnold sudah memintanya kembali ke sana? Dia kira Sisca bisa sulap apa? Jadi Cuma bilang simsalabim makanan itu sudah otomatis tersedia? Edan betul orang satu itu!

“Bos

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Ch. 39 Anak Magang?

    "Lho Bos, kita mau kemana sih?" Sisca tidak mengerti, kemana memangnya Arnold hendak membawa dirinya?"Makan lah, lu lupa gue belum sarapan? Udah perih nih perut gue, Sis." gerutu Arnold tak beranjak dari setirnya."Lha tadi kan gue ma-""Kelamaan ah, Sis." Potong Arnold cepat.Sisca hanya menghela nafas panjang, untuk saat ini dia adalah sumber dari segala macam sifat murka Arnold. Karena ia resmi berpacaran dengan Rizal, kan, Arnold jadi seperti ini? Tapi apa salah Sisca sih? Toh Arnold juga tidak berani bicara secara langsung kepadanya perihal perasaan yang dia punya untuk Sisca bukan?Eh ... Tapi malah bahaya kalau Arnold sampai bicara secara langsung kepadanya perihal perasaan itu, terus Sisca mau jawab apa? Menolak Arnold? Berani sekali dia! Bisa melayang gaji sepuluh juta perbulan Sisca kalau dia menolak Arnold. Tapi kalau menerima sosok itu menjadi kekasihnya ... itu sama saja cari masalah bukan? Memang Sisca ini siapa? Dia tahu diri kok.

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-05
  • My Crazy Boss (Indonesia)   Ch. 40 Calon Masalah Baru

    "Nah Sis, kenalin ini Dirly yang tadi gue cerita ke elu, dan Dir ...," Arnold menoleh menatap Dirly yang tengah menatapnya dengan seksama itu, "Ini Sisca, personal asisten gue."Dirly menatap Arnold, dari mata itu Dirly paham sepupunya itu sedang memberi kode kepadanya. Dan ia tahu betul kode apa itu. Dia kemudian menatap perempuan yang diperkenalkan bernama Sisca itu, ia menatap sosok itu dari atas sampai bawah, cantik sih. Pantas kalau Arnold tergila-gila, jadi ini perempuan itu? Perempuan yang sudah membuat Arnold begitu galau dan patah hati? Hmmm menarik!"Saya Sisca, salam kenal." perempuan itu mengulurkan tangannya ke arah Dirly yang langsung di sambil oleh Dirly."Santai aja deh Sis sama gue, kayak elu sama bos lu ini saja, jangan terlalu kaku. Gue Dirly," guman Dirly sambil tersenyum."Ah baiklah, selamat datang dan selamat bergabung." Sisca kembali tersenyum.Jadi ini yang namanya Dirly itu? Ganteng sih, wajahnya sebelas dua belas lah deng

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-14
  • My Crazy Boss (Indonesia)   Ch. 41 Sepupu Dajjal

    Arnold mendengus kesal, ia melirik smartwatch yang melingkar di pergelangan tangan kirinya itu. Kemana sih mereka? Masa iya sudah hampir jam makan siang belum balik? Sisca nggak nyuruh Dirly mencoba satu-persatu pekerjaan yang dikerjakan para buruh di bagian produksi, kan?Arnold mendengus, kemudian meraih iPhone miliknya dan mencoba menghubungi nomor Dirly. Kemana mereka pergi?"Hallo, gimana?" tanya suara itu dari seberang."Heh ... Kemana sih? Kok nggak balik-balik, jangan bilang kalo lu nyulik Sisca?" todong Arnold begitu panggilannya diangkat."Kampret lu, iya ini Sisca gue culik, masalah?" balas sosok itu ketus."Heh, gue seriusan, kalian kenapa nggak balik-balik? Nggak mungkin kan kalian nyasar? Kecuali lu punya niat nggak baik sama Sisca," gerutu Arnold kesal."Apakah ngajak Sisca makan malam itu termasuk dalam kategori niat nggak baik?"Arnold mendengus kesal, ia mengusap wajahnya dengan tangan. Kenapa sampai makan siang bare

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-14
  • My Crazy Boss (Indonesia)   Ch. 42 Cemburu

    "Sialan!" maki Dirly ketika pesanan Arnold mendarat.Mendengar makian itu Arnold hanya nyengir lebar sambil menaikkan ke dua alisnya. Pasta pedas dengan lobster berukuran sedang itu sudah mendarat di hadapan Arnold. Membuat Dirly sontak melotot kesal dan mendengus pelan."Sekali-kali ditraktir sama elu, biasanya gue mulu yang keluar duit tiap kita nongkrong," guman Arnold yang mulai menyendokkan pasta itu ke dalam mulutnya.Dirly dan Sisca saling pandang, mereka kemudian menatap Arnold yang tampak lahap memakan pasta dengan topping lobster itu. Gila, ini orang nggak berakhlak bener ya? Yang neraktir cuma pesan spageti carbonara, eh dia pesan pasta dengan topping yang cukup mahal harganya, bukan main!Sisca kembali menyendokkan spageti pesanannya ke dalam mulut, sementara Dirly sontak kehilangan nafsu makan. Dasar sepupu Dajjal, di sini nanti dia akan kerja tiga bulan tanpa dibayar di perusahaan Arnold dan sekarang dia masih harus kena palak orang itu? Ben

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-16
  • My Crazy Boss (Indonesia)   Ch. 43 Dirut Dajjal

    Dirly sudah sampai kembali di parkiran kantor, ia celingak-celinguk mencari mobil Arnold. Kenapa belum sampai sih? Padahal tadi mobil Arnold kan ada di belakang mobilnya, kenapa sekarang mobil orang itu belum muncul? Jangan-jangan mobilnya mogok? Ah ... tapi masa sih? Dirly mengangkat bahunya, kemudian melangkah dengan santai masuk ke dalam kantor, baru sampai depan front office, Jelita, sekretaris pribadi Arnold sudah berlari mengejarnya. "Pak ... pak Dirly ...." Dirly menghela nafas panjang, sejak kapan Dirly menikah dengan ibu dari Jelita itu? Sampai-sampai dia dipanggil oleh gadis itu dengan sebutan bapak? Dirly menghela nafas panjang. Menghentikan langkahnya dan membalikkan badan, tampak Jelita berlari-lari kecil dengan beberapa map dalam dekapannya. "Pak ... Pak Arnold kemana?" tanya Jelita dengan nafas terenggah-enggah. "Belum sampai?" tanya Dirly pura-pura tidak tahu kalau Arnold belum sampai di kantor, ia lihat kok tadi di parkiran ti

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-21
  • My Crazy Boss (Indonesia)   Ch. 44 Arnold Kenapa?

    Sisca melangkah masuk ke ruangan Arnold dengan jantung berdegub kencang, ia sontak duduk di sofa yang ada di ruangan itu dan mencoba menetralkan nafasnya yang tersenggal-senggal. Si pemilik ruangan langsung menuju ke meeting room guna memimpin dan mengikuti jalannya meeting yang diambil alih oleh Dirly, anak magang yang jackpot di hari pertamanya tiba di sini untuk memimpin meeting.Sisca mencoba menghilangkan bayang-bayang bagaimana tadi wajahnya dan wajah si bos rese itu begitu dekat. Sisca bahkan bisa merasakan bagaimana nafas Arnold menyapu lembut wajahnya, astaga! Bagaimana kalau Rizal tahu tadi kekasihnya ini begitu dekat dengan laki-laki lain, ya walaupun karena kejadian tidak disengaja, namun itu tetap tidak enak dilihat untuk Rizal, bukan?Teringat akan sosok itu membuat Sisca kemudian merogoh ponselnya, membuka akun Whats*ap miliknya dan menemukan banyak sekali pesan masuk dari laki-laki itu. Laki-laki yang entah Sisca benar-benar cinta atau tidak, ia s

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-01
  • My Crazy Boss (Indonesia)   Ch. 45 Petaka

    Arnold baru saja selesai mandi ketika mendapati iPhone miliknya yang tergeletak di kasur berdering begitu nyaring. Ia mengerutkan keningnya, siapa sih menelepon dia di saat moodnya tidak baik seperti ini? Ah ... Arnold mengumpat dalam hati, ia bergegas meraih ponsel itu dan terbelalak ketika mendapati sang papa tengah menelepon dirinya."Hallo, gimana, Pi?" tanya Arnold malas, kalau menelepon cuma buat ngomel-ngomel, habis ini Arnold mau pura-pura sakit perut saja, bodoh amat lah sama papanya,biarlah dia ngamuk sekalian."Dirly mau magang di sana, sudah kamu urus?"Ah ... jadi menelepon cuma karena hendak menanyakan si kumpret satu itu? Arnold kira karena apa. Arnold menghela nafas panjang, bisa tenang lah dia kalau begini."Sudah, Pi. Jangan khawatir, semuanya beres kalau soal kumpret satu itu."Arnold melempar handuknya ke atas ranjang, menjatuhkan diri ke atas kasur sambil menyimak entah apa lagi yang hendak papinya itu sampaikan kepadanya. Semo

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-03
  • My Crazy Boss (Indonesia)   Ch. 46 Frustasi (21++)

    Arnold membawa mobilnya dengan gusar, satu-satunya tempat yang ingin dia kunjungi saat ini adalah apartemen si kunyuk Dirly itu. Berharap Kunyuk itu tidak kemana-mana dan sedia beberapa botol alkohol di kulkas apartemennya. Hanya itulah yang Arnold perlukan malam ini.Air matanya menitik, sejak dulu sekali, sejak bahkan dia masih remaja, ia sama sekali tidak pernah tertarik pada sosok Scarletta. Sama sekali tidak pernah, dan sekarang dia harus menikahi gadis itu? Gila, yang benar saja!Mungkin Arnold masih bisa menerima dan survive dengan kehidupan yang ia jalani sekarang, tapi untuk menikahi Scarletta? Ah ... tidak! Semua ini tidak boleh terjadi! Ia harus mencari cara bagaimana supaya semua perjodohan ini tidak terjadi, supanya ia tidak harus menikahi gadis itu dan bagaimana caranya supaya ia bisa mendapatkan Sisca dan memiliki gadis itu, menikahinya kalau perlu.“Gue nggak akan biarkan semua itu terjadi, dan elu Sis ... elu harus jadi milik gue bagaimana

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-05

Bab terbaru

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 9

    "Dahlah, fix namanya Albert!" Putus Arnold yang sontak membuat Linda mencak-mencak. "Eh ... Kenapa bisa jadi Albert? Jauh banget dari deretan nama yang kita bahas, Ar!" Protes Linda sambil membelalakkan mata. "Kan papanya Arnold, anaknya Albert. Dah gitu aja!" Gumam Arnold kekeuh lelah membahas nama untuk anaknya. Sejak tadi muter-muter malah jadi membahas silsilah keluarga kerjaan Inggris. Mana Arnold kenal sama mereka semua? Gunawan tersenyum, ia terlempar kembali pada masa sekarang. Ia hanya diam menyimak keributan yang sejak tadi terjadi. Sambil menikmati kenangan yang bisa dibilang sedikit kelam. Papanya setuju jika memang Linda adalah gadis yang Gunawan bidik hendak dinikahi. Tetapi keluarga Hartono bukan tipe orang yang suka jodoh menjodohkan. Dandi Hartono juga terkenal orang yang rendah hati. Apakah mereka akan setuju jika tiba-tiba Jamhari Argadana datang hendak meminta anak gadisnya untuk dijodohkan dengan Gunawan? Terlebih dengan kondisi Lin

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 8

    "Bagusan juga William, Ar!" Linda tidak cocok dengan nama David yang hendak Arnold gunakan. Entah kenapa Linda lebih suka dengan William. Bayangan putera mahkota calon penerus kerajaan Inggris, Pangeran William Philip Artur Louis itu tergambar dalam ingatannya. Arnold sontak garuk-garuk kepala. Sisca belum kembali dari ruang pulih sadar, kini mereka berlima berkumpul di ruangan membahas nama yang akan diberikan kepada jagoan kecil penerus trah Argadana itu. Mereka begitu sibuk berdiskusi hingga tidak sadar satu dari mereka malah terlempar jauh dalam kenangan masa lalu. Gunawan terpekur di tempatnya duduk. Matanya menatap lelaki yang beberapa rambutnya sudah memutih itu. Lelaki yang dulu bahkan mungkin hingga sekarang masih ada di hati sang istri. Lelaki itu begitu baik. Gunawan akui itu. Burhan lelaki yang tangguh, gentle dan berhati besar yang pernah Gunawan temui. Dari sorot mata yang begitu teduh itu, Gunawan bisa lihat bahwa dia masuk dala

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 7

    Gunawan dan Linda masih berharap-harap cemas di ruang tunggu yang ada di depan ruang operasi ketika dua orang itu melangkah mendekati mereka dengan begitu tergesa. Mereka kompak menoleh, besan mereka rupanya yang datang, membuat keduanya lantas tersenyum dan bangkit guna menyambut mereka. "Gimana Pak? Operasinya belum selesai?" Tanya Burhan seraya menjabat tangan Gunawan dan Linda bergantian. Wajah itu nampak begitu panik. "Belum, Pak. Mungkin sebentar lagi." Jawab Gunawan sambil mempersilahkan Burhan duduk. Burhan lantas duduk tepat di sisi Gunawan, sementara Retno duduk di sebelah Linda. Wajah mereka berempat begitu panik dan risau. Menantikan kabar mengenai bagaimana kelanjutan dari prosedur operasi yang harus Sisca jalani.Mereka berempat nampak saling berbincang dan berbagi kabar hingga suara derit pintu itu lantas membungkam mereka bersamaan. Pandangan mereka tertuju pada pintu. Nampak Arnold melangkah keluar dengan wajah memerah, diikuti

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 6

    Ruangan itu begitu dingin, sangat dingin sekali dan jangan lupa bahwa Sisca tidak mengenakan pakaian apapun kecuali baju operasi berwarna biru yang melekat di tubuhnya saat ini. Rambutnya tertutup nurse cap, kateter sudah terpasang dan jangan lupa selang infus. Ia terbaring di ruang tunggu, menanti di dorong masuk dan kemudian semua tindakan itu akan dia jalani. Sedikit banyak Sisca sudah membaca perihal apa itu sectio caesarea. Dia sudah banyak mencari tahu di blog-blog konsultasi kesehatan dengan tenaga medis. Membaca prosedur hingga efek apa saja yang akan dia alami pasca operasi itu akan dilakukan. Ah! Tidak perlu mengingat-ingat apa-apa saja perihal sectio caesarea! Bukankah setelah ini Sisca akan mengalaminya secara langsung? Dia akan menjalani operasi guna membantunya melahirkan janin yang sudah dia kandung sembilan bulan lamanya. Sosok yang sudah begitu ingin Sisca temui dan bawa dalam gendongan. Pintu terbuka, membuat Sisca mendongak dan meliha

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 5

    Burhan tengah mengajar ketika ponselnya berdering cukup nyaring. Ia menatap mahasiswanya satu persatu lalu melangkah menuju meja guna meraih benda itu. Matanya membelalak ketika Arnold yang ternyata meneleponnya sepagi ini. Pikiran Burhan sontak buyar, bayangan Sisca dengan perut membesarnya langsung otomatis tergambar dengan begitu jelas di dalam otak Burhan."Saya izin angkat telepon dulu, ya? Kalian bisa lanjut untuk baca materinya dulu.""Baik, Pak!" jawab mereka kompak.Burhan dengan tergesa melangkah keluar ruangan dan langsung menjawab panggilan itu dengan jantung yang berdegub dua kali lebih cepat."Ha--.""Pa ... maaf menganggu, Arnold cuma mau kasih kabar kalau Sisca sudah di rumah sakit. Udah bukaan tiga, Pa!"Jantung Burhan rasanya seperti hendak mau lepas. Jadi benar dugaannya? Bahwa Arnold menelepon hendak mengabarkan perihal kondisi Sisca dan calon cucunya?"Di-di rumah sakit mana, Ar?" wajah Burhan sontak

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 4

    Malam ini entah mengapa rasanya Sisca begitu gerah. Sudah pukul satu pagi dan dia sama sekali tidak bisa memejamkan matanya. Berkali-kali dia pindah posisi, tapi sama saja, tidak memberi efek apa-apa. AC yang menyala pun seolah tidak lagi terasa apa-apa. Sisca menyibak selimutnya, duduk sambil menatap sang suami yang tertidur begitu pulas. Senyum Sisca tersungging, jujur ia rindu bisa tidur senyaman itu. Ia rindu bisa tidur dalam dan dengan posisi apapun seperti saat belum hamil dulu. Sisca refleks mengelus perutnya yang sudah begitu besar. Sudah mendekati HPL, selain rasa tidak sabar, rasa cemas dan sedikit takut itu menghantui Sisca dengan begitu luar biasa. Apakah dia mampu nantinya? Mampu melahirkan anaknya dengan lancar dan mampu mengurusinya dengan baik?Tapi siapa yang bilang kalau Sisca akan mengurus mereka sendiri? Arnold bahkan sudah mempersiapkan dua baby sitter untuk anak mereka kelak.Sisca kembali tersenyum. Satu hal yang membuat dia benar-b

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 3

    Sisca dan Arnold melangkah memasuki gedung rumah sakit. Hari ini jadwal Sisca periksa kandungan, dan khusus untuk mereka obsgyn rumah sakit swasta mahal di kota mereka sudah ready menanti tanpa harus repot-repot mengantri giliran."Selamat pagi Bapak-Ibu, mari sudah ditunggu dokter!"Bahkan mereka tidak perlu menjelaskan tujuan mereka dan bertanya apapun, para perawat dan petugas medis sudah kenal dan tahu betul tujuan Arnold dan Sisca kemari."Dokter Adjie nggak ada jadwal operasi, kan, Sus?" tanya Arnold mengikuti langkah perawat itu. Tangannya menggenggam tangan Sisca dan membantu Sisca agar tetap aman di sisinya."Siang nanti, Bapak. Beliau masih harus standby di poli sampai jam sebelas." jelas perawat itu sambil tersenyum.Arnold lantas mengangguk, yang penting tidak ada operasi gawat yang mendadak saja sampai Sisca dan calon anaknya selesai diperiksa. Mereka terus melangkah hingga kemudian sampai pada ruangan yang Arnold sudah hafal betul ruangan milik

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 2

    "Sayang! Ayolah!" Sisca terus merengek dan bergelayut manja di bahu Arnold yang baru saja pulang kerja. Ada sesuatu yang begitu dia ingin sampai merengek-rengek macam anak kecil pada Arnold yang baru saja tiba di rumah."Astaga! Harus banget sekarang? Besok aja, ya?" Arnold mengendurkan dasinya, berusaha membujuk Sisca yang perutnya sudah lebih besar."Capek ya? Nanti aku pijitin deh." rayu Sisca sambil mengedipkan sebelah mata dengan manja.Arnold tersenyum, mengelus lembut pipi sang istri sambil menatap matanya dengan begitu serius."Bukan soal capek, Sayang. Masalahnya jam segini cari rujak buah di mana?" itu yang jadi masalah, bukan karena dia lelah sehabis kerja atau apa. Kalau pun lelah, demi Sisca dan calon anak mereka, apapun akan Arnold lakukan."Coba deh ke Hypermart, kali aja ada!" Sisca tidak menyerah, membuat Arnold lantas menghela napas panjang dan mengangguk pelan."Oke! Pergi sekarang kalau gitu!"

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 1

    Sisca berdercak kagum melihat betapa indah rumah yang papi-mami mertua hadiahkan untuk mereka. Rumah dua lantai itu begitu mewah. Bangunan hampir mirip dengan bangunan rumah keluarga Argadana di Jakarta. Kental dengan arsitektur Eropa. Arnold tersenyum penuh arti, merangkul pundak sang istri yang begitu cantik dengan dress motif bunga berwarna cerah.Semenjak mereka menikah dan Sisca hamil, dia tidak diperbolehkan Arnold memakai celana jeans dan mengganti celana-celana itu dengan dress casual yang tidak hanya aman dan nyaman untuk ibu hamil macam Sisca, tetapi juga membuat penampilan Sisca jadi lebih manis dan cantik."Suka?" tanya Arnold yang tahu betul, istrinya nampak begitu terkejut dengan hadiah apa yang orang tuanya berikan ini."Banget!" jawab Sisca apa adanya. "Tapi ini serius nggak kebesaran?" Sisca menoleh, menatap ragu ke arah sang suami.Arnold sontak membelalakkan mata, tawanya pecah melihat betapa Sisca begitu polos dan masih sangat

DMCA.com Protection Status