Matahari sudah mulai memasuki kamar sepasang suami istri dari sela-sela gorden yang tertiup angin darat. Elgan buru-buru bangkit dari tempat tidur setelah membaca pesan masuk dari sekretarisnya. Elgan tidak habis pikir mengapa sahamnya tiba-tiba merosot jauh. Setahunya, selama ini hal itu tidak pernah ada masalah atau apapun. Elgan harus bergerak cepat. Ia harus segera bertemu dengan rekan-rekannya dan mendiskusikan hal ini.
Cia yang masih bergulung di dalam selimut meraba-raba tempat di sampingnya yang kini telah kosong. Cia lantas membuka matanya setelah menyadari Elgan tidak lagi berada di sampingnya. Cia menyingkap selimut dan membiarkan kilauan cahaya masuk menembus retinanya. Mendengar suara air di kamar mandi membuat Cia kembali tenang karena ternyata Elgan berada di sana.
"Sshhh," Cia mendesis dan matanya memicing saat perutnya terasa dililit. Cia mencoba meredakan rasa sakit yang ia rasakan dengan mengusap-usap perutnya. Napasnya yang
Cia menunggu kepulangan Elgan dengan tidak sabar. Ia duduk di depan TV sambil mengusap perutnya dan menonton siaran yang berlangsung di depannya. Waktu sudah menunjukkan hampir pukul 14:00 WIB, namun Elgan belum juga pulang. Cia sudah menahan laparnya dari satu jam yang lalu. Ia tidak ingin makan lebih dulu dan bersikeras untuk menunggu Elgan agar mereka bisa makan bersama nantinya. Cia mengambil ponsel yang ada di sebelahnya dan kembali melihat jam yang tertera dilayar pipih itu. Sudah 5 menit berlalu dari ia menelpon Elgan terakhir kali, namun suaminya itu belum juga menghubunginya kembali. Cia bertanya-tanya dalam hati mengapa hari ini ponsel suaminya itu sangat susah dihubungi. Jika dihitung, Cia sudah hampir 6 kali menelpon Elgan dan semua panggilannya hanya dijawab oleh suara operator yang mengatakan kalau nomor Elgan sedang tidak dapat dihubungi dan berada di luar jangkauan. Cia kembali meletakkan ponselnya seraya menguap, menahan kantuk yang kini menderanya."Papa
Setelah mereka berdamai, mengabaikan Cia bukan lagi menjadi hal yang biasa. Sebisa mungkin Elgan meluangkan waktunya dan memberikan segala yang Cia inginkan. Kini, tidak sekalipun Elgan dengan sengaja berniat menyakiti istrinya itu, ia bahkan kerap berhati-hati agar tidak melakukan kesalahan. Apalagi kini Cia sedang hamil, sudah pasti hormonnya tidak stabil dan mudah tersinggung ataupun sakit hati.Tadi, setelah mendengar penuturan Niko, Elgan langsung pamit kepada papanya untuk pulang dan bertemu dengan Cia sebelum ia berangkat ke Barcelona. Elgan akan menyempatkan waktu yang sedikit ini untuk mengecek langsung keberadaan istrinya yang saat ini mungkin sedang menggerutu kepadanya."Syam, cepat," desak Elgan untuk yang kedua kalinya kepada bodyguard tersebut.Elgan duduk di jok belakang dengan meremas tangannya yang memegang ponsel, gugup. Ia sudah sangat terlambat dari jam makan siang yang seharusnya. Bisa dikatakan ini sudah menuju jam makan
Mobil keluaran terbaru yang dikemudikan oleh Syam sampai di bandara, begitupun dengan mobil yang sedari tadi mengikuti mereka dari belakang. Elgan dan Cia berjalan sambil bergandengan tangan dengan beberapa bodyguard yang berjalan di samping dan belakang mereka. Elgan menatap angkuh ke depan, tanpa melirik sekitar kanan dan kirinya. Ia hanya fokus kepada jalannya dan sesekali menoleh kepada Cia.Jet yang akan membawanya terbang telah terlihat di depan mata. Di sana, Niko dan Nadin berdiri berdampingan menyambut kedatangan mereka bersama beberapa bodyguard. Cia yang berada di samping Elgan lantas menoleh kepada suaminya itu."El, Niko juga ikut?" tanyanya, lalu kembali menatap ke depan."Enggak, Sayang. Aku pergi dengan Syam," jawab Elgan lembut, yang dibalas Cia dengan anggukan singkat.Elgan sengaja tidak membawa Niko bersamanya kali ini karena ia telah memerintahkan sekretarisnya itu untuk mengurus perusahaan yang ada di sini s
Matahari pertama setelah kepergian Elgan terbit menyinari sebuah kamar yang penghuninya tampak tidak terlalu bergairah. Di atas tempat tidur king size itu, sang ratu tidur sambil memeluk salah satu kemeja sang raja yang kini jauh di belahan bumi lain. Di samping wanita itu, sosok yang tadi tidur di sana telah bangun meninggalkan Cia yang masih tampak nyaman dengan posisinya. Cia sesekali mencium wangi tubuh Elgan di baju itu, membuatnya semakin merindukan suaminya. Ayolah, ini pilihan Cia. Elgan sudah mengajaknya berulang kali untuk ikut bersamanya, tapi wanita itu masih keras kepala dan kekeh untuk tinggal. Alhasil, ia harus merasakan kerinduan yang sebelumnya mungkin tidak pernah terpikir olehnya."Elgan pergi untuk urusan bisnis, gue harus bisa terima dan nahan gejolak rindu ini," gumam Cia sambil mengusap kerah baju Elgan yang ada di pelukannya."Masih jam 7, di sana pasti masih gelap dan Elgan belum sampai." Cia merubah posisi tidurnya da
Barcelona merupakan kota yang paling banyak dikunjungi di Spanyol. Lalu lintasnya sangat padat dan macet, sehingga sering kali terjadi kecelakaan yang bahkan terjadi hampir setiap 19 detik sekali. Karena hal itu juga, para penduduknya lebih memilih untuk berjalan kaki ketimbang menggunakan kendaraan. Mobil mewah yang beberapa menit lalu menjemput Elgan di bandara ikut terjebak bersama para pengendara lainnya di depan lampu lalu lintas. Persis seperti rumor yang beredar, begitu banyak mobil yang berjejer di sepanjang jalan, mungkin mencapai 200 meter ke belakang, saat lampu merah menyala di detik ke 5.Perjalanan yang lama dan sangat membosankan membuat Elgan malas untuk memperhatikan ataupun melihat-lihat jalanan yang sangat jarang ia lalui itu. Di jok belakang, Elgan diam mengetuk-ngetuk pahanya dengan telunjuk sambil bersandar, mengenyahkan tubuhnya yang terasa kaku. Pikiran Elgan berkelana jauh ke Indonesia, membayangkan wajah Cia yang cantik membuat rindunya semakin membu
"Mel, gue ke kamar mandi dulu ya. Lo sendiri dulu gak papa ya?" Cia mengulum senyum melihat Melody yang duduk di depannya.Melody mengangguk seraya ikut tersenyum."Iya, Cia, gak papa kok."Cia lantas beranjak dari kursinya dan meninggalkan Melody di sana. Mereka baru saja hendak memulai makan siang, namun Cia tiba-tiba kebelet ke kamar mandi untuk buang hajat.Melihat Cia yang berjalan memunggunginya, Melody menatap wanita itu dengan datar dan tajam. Senyum manisnya hilang detik itu juga. Digantikan dengan seringai tipis yang akan membuat siapa saja tau seberapa bencinya Melody kepada Cia. Mengalihkan pandangannya dari Cia, Melody menatap beberapa menu makan siang yang sudah tertata rapi atas meja makan. Tidak ketinggalan, segelas susu ibu hamil yang sudah dibuatkan Ratih untuk majikan kesayangannya itu.Melody mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan tersebut. Hanya ada ia dan Santi di sana."Bag
Rizky memacu laju mobilnya dengan kecepatan tinggi. Matanya dengan tajam menatap mobil-mobil yang melaju di depannya, memastikan apakah di antara mobil-mobil itu terdapat mobil merah yang tadi dipakai oleh majikannya. Tidak hanya itu, Rizky juga mencari-cari ke mana perginya Agung. Cepat sekali rekannya itu melaju hingga tidak terlihat oleh pandangannya lagi. Padahal, ia menyusul tidak lama setelah kepergian pria itu.Rizky menyusuri jalanan yang padat dan itu tidak berjalan dengan mulus saat ia harus terjebak lampu merah. Kalau sudah begini, ia pasti akan kesulitan untuk mengejar Agung dan pergi bersama menjaga majikan mereka. Rizky merasa kesal pada dirinya sendiri karena ia terlalu lamban dan tidak secepat Agung. Well, sepertinya ia memang harus membiarkan Agung sendirian mengawal istri tuan mereka. Setelah lampu merah berganti hijau, Rizky kembali melajukan mobilnya dan berbelok di perempatan jalan untuk kembali ke istana tuannya. Ia dan para bodyguard
Elgan's House20:15 WIBSeperti rencana awal yang sudah disusun rapi oleh Agung. Ia pergi dari rumah itu sebelum matahari terbit dengan memberitahu para bodyguard yang menjaga di dekat pintu utama kalau ia akan menemui majikan mereka. Rizky yang saat itu meminta untuk ikut bertugas bersama mendapat penolakan secara halus dari Agung. Pria itu langsung memerintahkan Rizky untuk pergi membantu Jhon dan beberapa rekan lainnya mencari seseorang yang tadi hendak menyusup masuk ke dalam rumah tersebut. Rizky pun hanya bisa pasrah dan melakukan perintah yang diberikan kepadanya. Padahal, tanpa mereka semua ketahui, Santi lah orang yang dengan sengaja memecahkan kaca dapur dan mengadu kepada para bodyguard kalau ada pria asing yang mencoba masuk dari jendela dapur.Agung menghabiskan 3 jam lebih hanya dengan bersantai-santai di gedung rahasia yang letaknya tidak jauh dari rumah Elgan. Mr. Bill sengaja menyediakan gedung itu untuk mereka, agar mempermudah pengintaia