Rizky memacu laju mobilnya dengan kecepatan tinggi. Matanya dengan tajam menatap mobil-mobil yang melaju di depannya, memastikan apakah di antara mobil-mobil itu terdapat mobil merah yang tadi dipakai oleh majikannya. Tidak hanya itu, Rizky juga mencari-cari ke mana perginya Agung. Cepat sekali rekannya itu melaju hingga tidak terlihat oleh pandangannya lagi. Padahal, ia menyusul tidak lama setelah kepergian pria itu.
Rizky menyusuri jalanan yang padat dan itu tidak berjalan dengan mulus saat ia harus terjebak lampu merah. Kalau sudah begini, ia pasti akan kesulitan untuk mengejar Agung dan pergi bersama menjaga majikan mereka. Rizky merasa kesal pada dirinya sendiri karena ia terlalu lamban dan tidak secepat Agung. Well, sepertinya ia memang harus membiarkan Agung sendirian mengawal istri tuan mereka. Setelah lampu merah berganti hijau, Rizky kembali melajukan mobilnya dan berbelok di perempatan jalan untuk kembali ke istana tuannya. Ia dan para bodyguard
Elgan's House20:15 WIBSeperti rencana awal yang sudah disusun rapi oleh Agung. Ia pergi dari rumah itu sebelum matahari terbit dengan memberitahu para bodyguard yang menjaga di dekat pintu utama kalau ia akan menemui majikan mereka. Rizky yang saat itu meminta untuk ikut bertugas bersama mendapat penolakan secara halus dari Agung. Pria itu langsung memerintahkan Rizky untuk pergi membantu Jhon dan beberapa rekan lainnya mencari seseorang yang tadi hendak menyusup masuk ke dalam rumah tersebut. Rizky pun hanya bisa pasrah dan melakukan perintah yang diberikan kepadanya. Padahal, tanpa mereka semua ketahui, Santi lah orang yang dengan sengaja memecahkan kaca dapur dan mengadu kepada para bodyguard kalau ada pria asing yang mencoba masuk dari jendela dapur.Agung menghabiskan 3 jam lebih hanya dengan bersantai-santai di gedung rahasia yang letaknya tidak jauh dari rumah Elgan. Mr. Bill sengaja menyediakan gedung itu untuk mereka, agar mempermudah pengintaia
Barcelona, SpanyolLambert's CompanyDi ruangan berdinding kaca yang biasanya digunakan untuk meeting atau hal sejenisnya, Elgan mengutarakan maksud dari pertemuan mereka kali ini kepada para pemegang saham dan investor. Di barisan sisi kanan, para pemegang saham mendengarkan Elgan dengan serius. Begitu juga dengan para investor yang berada di sisi kiri.Elgan menjelaskan sedetail mungkin apa yang sebenarnya telah terjadi hingga rumor tentang dirinya tersebar. Para pendengar itu mengangguk-angguk mengerti maksud Elgan, kalau sebenarnya ia hanya di jebak oleh seseorang untuk mendapatkan keutamaan tersendiri. Namun, kali ini bukan hanya itu saja yang menjadi persoalannya. Hal yang lebih besar kembali menerjang mereka. Setelah dilakukan pemeriksaan secara detail, keuangan perusahaan tersebut sudah banyak lenyap di makan oleh pihak akuntan. Laporan-laporan palsu dan beberapa aset lainnya telah menjadi milik lawan. Yang lebih parahnya, rahasia per
Appenzell, SwissLingkungan ini sangat asri. Memilik udara yang sejuk dan segar, juga jauh dari keramaian kota, menjadikan tempat tinggal baru mereka ini memilik plus dan minus. Tanpa tetangga, begitulah kira-kira kondisi lingkungan baru yang belum pernah mereka jamah sebelumnya. Tidak ada bus maupun gojek. Tidak ada toko maupun pasar. Segala yang ada di kota maupun desa sama sekali tidak ada di tempat ini. Menyeramkan. Kata itu akan langsung terlintas bagi siapa saja yang datang ke tempat ini.Bagaimana bisa ada rumah di tengah-tengah hutan lebat? Cia dan Melody juga tidak bisa menemukan jawabannya. Menatap ke dalam hutan dari balkon atas, Cia dan Melody bergedik ngeri karenanya. Mereka seperti berada di dunia lain dalam cerita werewolf dan vampir. Tapi ini nyata, sekalipun masih terasa seperti mimpi kelam yang membuat siapa saja ingin segera keluar dari mimpi itu."Sebenarnya rumah apa ini? Kenapa seram begini?" celetuk Cia dengan pandangan yang ma
Santi bersantai ria di samping kolam renang ditemani oleh secangkir teh hangat yang akhir-akhir ini sering ia minum. Faktor cuaca yang semakin dingin membuatnya harus tetap menjaga kehangatan tubuh jika tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi kepadanya. Sembari menyecap manisnya teh, Santi menatap ke depan dengan remeh. Istana ini sudah ia anggap seperti miliknya. Tidak seorangpun yang bisa menegur ataupun memarahinya. Ia lah yang saat ini berkuasa.Sebuah ponsel yang beberapa hari ini berada di tangannya kerap menjadi hiburan tersendiri untuk Santi. Apalagi, setelah membaca pesan dari Elgan, Niko dan Nadin. Suami wanita manja itu benar-benar tidak menyadari siapa sebenarnya orang yang sedang berkomunikasi dengannya. Untung saja beberapa hari ini Elgan bisa mengerti dengan berbagai alasan yang ia lontarkan untuk menolak ajakan video call pria itu.Huh, pria datar itu sekarang telah mempelakukannya dengan baik. Tidak ada lagi umpatan ataupun kat
Melihat keberadaan Nadin di sana, Santi langsung gelagapan dan mengusap tengkuknya yang tidak gatal. Ia tidak menyangka kalau wanita itu ada di rumah ini. Sial, kenapa wanita itu bisa di sini? gerutunya dalam hati. Nadin mendekati Rizky dan Santi dengan penuh tanda tanya. Melihat Santi yang mengenakan pakaian santai, bukannya pakaian khusus seorang pembantu membuat Nadin mengernyit. Well, tapi itu bukan hal penting. Percakapan kedua orang itu lah yang membuatnya tertarik sekaligus bingung. "Rizky, kenapa kamu nyariin Cia? Memangnya dia di mana?" tanya Nadin kepada bodyguard tersebut. Rizky menunduk, sesaat lalu berujar, "Maaf, Nona, saya dan bodyguard lainnya tidak tau di mana keberadaan nona Cia saat ini," jawab Rizky tegas. Nadin yang mendengar hal itu membulatkan matanya, terkejut. Ini tidak bohong kan? "Jangan bercanda kamu. Kenapa kalian tidak tahu di mana keberadaan orang yang seharusnya kalian jaga dengan ketat!" T
Elgan merasa dunianya terhenti saat ia mendengar Nadin bercerita mengenai hilangnya Cia. Mendengar tangis wanita itu membuatnya semakin khawatir, sekaligus bingung dengan apa yang terjadi. Istrinya hilang? Bagaimana bisa? Rasanya tidak mungkin. Tadi pagi mereka masih saling membalas pesan dan saling menggoda. Lalu, apa yang Nadin katakan, Cia sudah empat hari tidak pulang ke rumah?."Elgan hiks... Cia hilang. Kemana kita harus mencarinya?" Suara Nadin kembali terdengar dari ponsel yang ada di samping telinganya."Nad, lo mungkin salah. Sekitar satu jam yang lalu Cia masih balas pesan dari gue," ujar Elgan lagi. Ia bukannya tidak percaya. Hanya saja, rasanya tidak masuk di akal kalau Cia hilang dan masih bisa membalas pesannya.Kendati demikian, tidak seorangpun yang tau kalau saat ini hati Elgan sudah mulai di penuhi oleh kekhawatiran terhadap istrinya itu. Ia hanya berlagak santai agar Nadin dan Niko tetap berpikir jernih dan semakin khawati
Elgan sampai di Indonesia setelah belasan jam melakukan penerbangan. Waktu yang ia habiskan terasa sangat lama dan hampir membuatnya meledak. Elgan tidak sabar untuk sampai ke gedung yang dimaksud oleh Syam tadi. Ia ingin melihat langsung seperti apa tempat itu dan untuk apa mereka menggunakannya. Mungkin juga, jika ia datang ke sana secercah informasi muncul dan ia bisa segera bertemu dengan Cia.Raut wajah Elgan benar-benar tidak terjabarkan lagi. Tidak ada tatapan cerah dan matanya tampak semakin tajam. Elgan akan menatap nyalang siapapun yang ada di hadapannya, tanpa peduli siapa orang tersebut. Wajah datarnya benar-benar mengerikan. Membuat Syam yang ada di sampingnya sedikit takut untuk mengatakan sesuatu.Mobil sport keluaran terbaru milik Elgan melaju dengan kencang membelah padatnya kota Jakarta yang begitu ramai pagi ini. Bergabung bersama para pengguna jalan lainnya, Elgan menggeram kesal karena merasa mereka sudah terlalu lama terjebak macet. Suara
Louis memerintahkan beberapa bodyguard untuk membawa Cia yang tidak berdaya ke sebuah ruangan rahasia yang letaknya sangat tersembunyi. Dapat dipastikan, musuh tidak akan bisa menemukan pintu masuk ke ruangan rahasia yang telah disamarkan itu. Louis yang berdiri di samping Melody bersedekap sembari memperhatikan dua bodyguard yang kini membopong tubuh wanita hamil tersebut."Sepertinya obat yang kau berikan sudah bereaksi di dalam perut Cia," gumam Melody sembari menatap Louis sekilas, lalu kembali melihat Cia.Louis menarik sebelah ujung bibirnya, mengangguk membenarkan perkataan melody."Kau benar. Obat itu bereaksi lebih cepat daripada yang diperkirakan," tukasnya tajam."Setelah ini, apa yang akan kita lakukan? Kalau bayinya mati, kemana kita akan membuangnya?" Melody sengaja bertanya demikian. Ia ingin memastikan apakah Louis sudah mempersiapkan segalanya dengan matang.Mendengar Louis tertawa pelan atas pertany
Lima tahun kemudianMasih sama seperti beberapa tahun sebelumnya, rumah mewah yang dihuni oleh Elgan bersama istri dan anaknya tetap dijaga ketat oleh beberapa bodyguard di beberapa bagian. Semua hal itu dilakukan Elgan demi keselamatan dan keamanan keluarga kecilnya. Sejauh ini memang tidak pernah lagi terjadi hal-hal mengerikan yang dulu pernah menimpa mereka, namun bukan berarti Elgan akan mencabut semua keamanan itu. Tidak! Ia tetap tidak ingin mengambil resiko yang berbahaya hanya karena situasi saat ini terlihat aman. Elgan tidak bisa menjamin kalau orang-orang di luar sana tidak ada yang membencinya. Elgan masih takut dan trauma untuk mempercayai orang lain dengan mudah. Setelah Mr. Bill mengkhianatinya, tidak ada satupun orang lain yang menjadi teman dekatnya. Tentu saja Niko dan Nadi berbeda. Elgan bisa menjamin kesetiaan sepasang suami istri itu kepada keluarganya.Siang ini, Elgan sedang tidak berada di rumah. Ia masih memiliki beberapa t
Setiap wanita pasti menginginkan pernikahan yang sangat berkesan di hidupnya karena hanya dilakukan sekali seumur hidup. Menikah dengan orang yang dicintai merupakan suatu anugerah dari Tuhan karena telah mengizinkan kita menikah dengan orang tersebut. Sebagian orang mungkin menghadapi pilihan yang pahit saat pihak keluarga lebih memilih menikahkan putra atau putri mereka dengan gadis dan lelaki pilihan mereka sendiri. Untungnya, keluarga Nadin dan Niko bukan orang-orang yang seperti itu. Mereka diizinkan untuk memilih pendamping hidup masing-masing dan tidak memaksakan kehendak.Mungkin hal itu jugalah yang menjadi perbedaan antara keluarga besar Elgan dan Niko. Namun, bukan itu yang terpenting karena masing-masing dari mereka akhirnya telah menemukan kebahagiaan. Dan semua itu tidak didapat dengan begitu mudah. Pengorbanan yang tidak sedikit telah mereka lakukan demi sampai pada titik yang bernama bahagia.Acara pernikahan tidak berlangsung di Jakarta pus
Dua tahun kemudianDi kamar tidur seorang anak kecil yang kemarin baru saja merayakan ulangtahunnya yang ke dua tahun, King berupaya untuk turun dari tempat tidur setelah menyalakan lampu nakas.Rambutnya yang kusut serta mata sayu yang masih setengah terbuka itu membuat King tampak begitu menggemaskan.Berhasil. King berhasil mendarat dengan sempurna di atas lantai. Senyum tipis terukir di bibirnya yang berwarna pink alami. Berjalan pelan menuju pintu, King berjinjit agar tangannya bisa mencapai gagang pintu dan membukanya. Lagi-lagi ia menarik kedua sudut bibirnya saat berhasil melakukan hal tersebut.King berlari kecil menuju kamar yang ada di sebelah kamarnya. Sesampainya di depan pintu itu, ia kembali berjinjit dan membuka pintu selebar-lebarnya. Di sana, ia langsung mendapati kedua orang tuanya yang masih bergelut di balik selimut tebal yang sangat cocok untuk menghangatkan tubuh di kala musim dingin seperti ini.Setelah menutup p
Kehilangan. Tidak seorangpun menginginkan perpisahan. Kehilangan seseorang meninggal luka mendalam di hati orang-orang yang ditinggalkan.Di depan makan sang putri, Cia terisak pelan seraya mengusap gundukan tanah yang masih basah. Bahunya bergetar hebat, menyeimbangi isak tangisnya yang tak kunjung berhenti.Elgan yang berjongkok di samping sang istri tidak berhenti mengusap pundak Cia. Untuk yang kedua kalinya ia menangis di depan makam sang putri yang telah mendahului mereka. Mengusap air mata yang keluar dari sudut matanya, Elgan kembali memenangkan Cia."El, aku belum pernah melihatnya, kenapa putriku tega meninggalkan aku?" gumam Cia di sela-sela tangisannya."Apa dia membenciku, El? Apa dia merasa aku bukan Ibu yang baik makanya dia pergi? El, aku ingin ikut dengannya. Aku mau menjemputnya...," ratap Cia, histeris.Elgan yang mendengar hal itu langsung menarik Cia ke dalam pelukannya, menjadikan dadanya sebagai tempat pelam
Hari ini jauh lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Semua hal berat yang dilalui kian menguap dan menghilang saat sang pujaan hati kembali ke pelukan. Mimpi buruk itu telah berlalu. Siapapun tidak ingin kembali masuk dan melihat mimpi yang mengerikan itu. Jika boleh, sang raja hanya ingin hidup seperti ini, bersama ratu menghabiskan sisa-sisa hidupnya.Berlebihan bukan? Namun, begitulah yang Elgan inginkan. Ia tidak butuh apapun selain Cia. Ia tidak butuh orang lain selain istrinya. Sudah lebih dari lima belas menit lamanya Elgan memeluk pinggang istrinya itu, membuat sang empu geleng-geleng melihat mode posesif suaminya yang aktif."El, kamu gak capek meluk aku terus?" Di atas ranjang yang hanya muat untuk satu orang, Elgan duduk bergabung bersama Cia di tempat itu.Elgan menggeleng pelan di dalam ceruk leher istrinya. Posisi ini masih terasa nyaman dan ia belum ingin melepaskan pelukannya dari tubuh Cia. Berminggu-minggu berjauhan dan t
Cia berdiri seorang diri di tengah-tengah padang rumput yang hijau. Ia menatap sekelilingnya dengan penuh tanda tanya. Tempat itu terasa asing baginya. Cia kembali melangkah, mencari tempat beristirahat dan juga pertolongan. Rasanya sudah cukup lama ia berjalan, namun hingga saat ini ia tidak melihat satu orangpun di tempat itu.Di depan sana, Cia melihat pohon rimbun yang mungkin akan bisa menjadi tempatnya beristirahat. Ia lantas mendekati pohon itu dan duduk di bawahnya. Cia masih tidak mengerti tempat apa yang kini ia masuki. Rasanya begitu asing dan aneh. Hanya ada dirinya di tempat yang luas itu, sehingga ia tidak bisa bertanya kepada siapapun jalan menuju pulang.Cia bersandar di batang pohon dan mulai memejamkan matanya yang terasa berat. Belum lagi angin sepoi-sepoi yang berhembus menerpa kulitnya, memberinya kenyamanan dan ketenangan."Mama, Mama.""Mama.""Mama."Cia terkejut dan langsung membuka ma
Menunggu bukan hal mudah untuk dilakukan. Menanti kabar keselamatan orang yang begitu berarti akan membuat siapa saja merasa was-was dan dilema. Beribu doa akan dipanjatkan dengan khusyuk demi sebuah kabar gembira yang akan melegakan hati. Seorang pendosa sekalipun akan langsung bersujud di kepada Tuhan demi keselamatan orang yang ia cintai.Persis di depan ruangan operasi yang lampunya masih menyala, Elgan ditemani oleh Nadin dan Niko menunggu operasi yang sudah lebih dari dua jam berjalan.Elgan menunduk dalam sembari meremas tangannya. Ketakutan yang begitu besar menyerang dirinya di setiap detik ia menunggu pintu di depannya terbuka. Dengan mata yang memerah Elgan menatap ujung sepatunya. Pikirannya berkelana jauh memikirkan keselamatan istri dan anaknya. Membayangkan bagaimana sakit yang kini dirasakan oleh Cia saja Elgan tidak sanggup. Jika boleh meminta, Elgan ingin dirinya saja yang berada di posisi itu, jangan istrinya. Ia tidak tega melihat Cia ke
Melody yang melihat hal itu terbelalak."Darah," gumamnya terkejut. Sedetik kemudian senyum tipis terukir di bibirnya yang merah karena lipstick."Bayiku hiks....""Melody!" Itu suara Louis. Ia datang dengan tergesa-gesa sambil membawa sebuah cambuk di tangannya.Menghampiri Cia dan Melody, Louis menatap tajam wanita hamil tersebut."Santi sudah ketahuan oleh Elgan," gumamnya, tanpa melepaskan pandangan dari Cia.Melody terbelalak, namun tidak mengatakan apapun kepada Louis. Ia yakin, pria kejam ini pasti tau apa yang harus mereka lakukan selanjutnya."Borgol wanita ini di tiang itu. Aku akan mencambuknya seperti Elgan menyuruh bodyguardnya mencambuk Santi." Kilatan amarah tampak begitu jelas di mata Louis.Kedua bodyguard yang sedari tadi hanya diam memperhatikan, langsung menarik Cia dengan paksa dari kursi itu setelah melepaskan ikatan tali terlebih dulu."Le-lepaskan aku." Cia melawan, namun t
Melody semakin geram melihat Cia yang malah meneteskan air mata. Ia tidak mengharapkan air mata tersebut. Air mata wanita itu tidak akan membuat pria yang ia cintai kembali hadir ke dunia ini."Jangan sakiti anak gue. Dia gak tau apa-apa dan lo gak berhak balas dendam sama gue," Cia berusaha tegar. Menarik napas dalam seraya membalas tatapan tajam Melody.Melody berang. Berani sekali wanita ini melawannya?."Siapa bilang gue gak berhak balas dendam sama lo. Lo itu udah merebut kebahagiaan gue, jadi wajar kalo gue balas dendam dan buat lo lebih menderita. Gara-gara lo, Alden kecelakaan dan akhirnya meninggal. Dan kali ini, gue akan pastikan kalo anak yang ada di perut lo ini akan mati di tangan gue." Terlihat jelas kalau Melody tidak dapat menahan kesabarannya lagi. Ia bahkan sedikit menekan perut Cia saat mengatakan akan membunuh bayi wanita itu.Cia menggeleng. Siapapun tidak boleh menyentuh perut dan menyakiti bayinya. Namun, dengan kondisi tubuh yang d