“My Beloved Bastard”
Author by Natalie ErnisonRemost selalu peduli dengan hal yang berkaitan dengan Jasmeen, si gadis kesayangannya sejak masa-masa remaja. Akan tetapi karena perbedaan sosial ekonomi, hal tersebut kini menjadi sesuatu hal cukup sulit bagi mereka.
Remost terpaksa menerima perjodohan dari sang bunda, karena sang bunda sangat takut jika kehidupan mereka akan turun derajat. Sehingga mau tidak mau, suka tidak suka, Remost harus menerima saran perjodohan dari sang bunda.
Namun, Remost masih saja mempedulikan keberadaan Jasmeen, meskipun kini ia telah bertunangan dengan seorang wanita yang berasal dari keluarga terpandang. Ia selalu berusaha mendekati Jasmeen tanpa sepengetahuan dari sang calon istri, yang merupakan hasil dari perjodohan.
***
"Kampus xxx"
Duduk berdiri, mondar mandir, itulah yang Jasmeen lakukan sedari pagi. Karena hari ini adalah hari terpenting juga menggetarkan baginya. Tiba saatnya bagi Jasmeen untuk menghadapi dosen penguji skripsinya, dan di dalam ruangan penguji terdapat beberapa dosen killer.
Salah satu dosen killer yang sangat di kagumi oleh para mahasiswi, karena daya pikat wajah yang dingin tetapi juga sangat cerdas. Dialah Remost Tyga, seorang dosen muda yang sangat dingin dan cukup killer. Ia termasuk dosen yang sangat disiplin, tidak pandang bulu/ pria mau pun wanita. Namun, karena ketampanannyalah justru membuat para wanita menjadi luluh lantah.
Akan tetapi, tak satu pun wanita mampu mengalihkan perhatiannya, karena Remost benci dengan tipe wanita gampangan. Sehingga kriteria Jasmeen sangat masuk dalam daftar wanita kriterianya.
Seorang gadis yang lugu dan juga tangguh dalam menjalani kerasnya hidup, dan kini sudah menjadi wanita yang semakin dewasa juga semakin menjadi idaman Remost. Hanya sosok Jasmeen yang mampu membuat Remost bertekuk lutut dalam karakter cueknya.
Dari masa kecil hingga remaja, Remost sangat mengenal sosok Jasmeen Aimee. Jasmeen terkenal sebagai anak gadis yang sangat cerdas dan juga berbakat dalam dunia seni, terutama seni tulis. Remost sudah lama memperhatikan sosok Jasmeen, namun ia masih bimbang.
Akhirnya, saat kepulangannya dari luar negeri, Remost menemui Jasmeen dan mengajaknya untuk membuka hubungan. Jasmeen pun menerima hal itu, karena Remost merupakan sosok pria pekerja keras dan juga tidak genit dengan para gadis-gadis lainnya.
>>
Jasmeen mulai memaparkan materi tugas akhirnya/ skripsi yang telah ia tulis selama berbulan-bulan, dan sering kali terhambat karena ulah si dosen dinginnya, Remost.
"Bagaimana kamu bisa mengeluarkan pendapat demikian? darimana sumbermu? jangan sampai kamu mengada-ngada! kamu tahu, plagiat akan bisa diteruskan ke jalur hukum." Tukas seorang dosen dengan wajah datar tanpa ekspresi dan cukup menekan psikologi Jasmeen.
Perlahan Jaes mulai berargumen dengan para dosen pengujinya, dengan kaki tangan yang sudah semakin gemetar saja, Jaes menjawab secara hati-hati dan penuh hikmat. Dosen yang paling membuatnya mati kartu ialah, Remost Tyga.
Akhirnya Jaes menyelesaikan ujian akhirnya dengan berlinangan air mata, sepertinya ia sangat tertekan kali ini.
Huhh hhhh... deru napas Jaes saat berada di dalam toilet kampus, dan mulai merapikan kembali penampilannya.
Bhukk...tak sengaja, ia berpapasan dan menubruk sang dosen killernya.
"Maaf pak, saya kurang memperhatikan jalan saya." Ujar Jaes sambil menunduk, dan ia tahu dosen tersebut ialah Remost.
"Kau sudah sehat?" ujar Remost sambil mengangkat wajah Jaes dengan tangannya.
"Ahh ia saya sehat, terimakasih..." Jaes mengangkat wajahnya perlahan, dan menepis tangan Remost dari wajahnya.
"Kau marah padaku? apakah tadi aku terlalu keras menguji materimu?" tukas Remost sambil meraih tangan Jaes yang hendak melangkah menjauh.
"Tidak sama sekali pak, itu sudah kewajiban bapak." Jawabnya, lalu beranjak pergi tanpa menoleh lagi.
"Jasmeen, apa yang harus aku lakukan untuk memperbaiki semuanya..." Ucap batin Remost.
>>
"Café xx 24 hours"
Jasmeen duduk di samping jendela kaca café yang merupakan tempatnya biasa mengerjakan tug-tugasnya. Namun kali ini ia tidak lagi mengerjakan tugas, melainkan ia sedang melanjutkan naskah novelnya.
"Permisi nona Jasmeen.." tukas seorang pelayan café.
"Ahh ia, ada apa?" Ujar Jaes, sambil melepaskan tangannya dari kesibukan menulis.
"Ini ada bonus ice coffee favorite, special untuk nona sebagai pelanggan tetap." Ujar sang pelayan café sambil memberikan segelas size L ice coffee padanya.
"Thank you." Ujar Jaes sambil kembali berkutat dengan tugasnya.
Waktu sudah menunjukkan pukul. 23.48...
"What! sudah jam begini..." gumam Jaes saat melihat sekilas arloji miliknya. Ia sangat ingin pulang dan beristirahat, namun ada suatu keraguan dan rasa takut untuk pulang.
"Jika aku pulang, maka pria sadis itu akan mengerjaiku lagi.." batin Jaes. Ia kini merasa cukup takut untuk kembali, karena ia tahu Cullen akan mengerjainya lagi.
Rasa ngantuk yang teramat sangat pun ia tahan, dan ia mulai menulis naskah yang menceritakan tentang dirinya dan Cullen.
Drttt... nomor tidak dikenal memanggil...
"Siapa ini.." gumam Jaes sambil memperhatikan sejenak layar ponselnya, dan kembali mengetik.
Drrttt... sepuluh pesan masuk belum dibaca... nomor tidak dikenal memanggil...
Hmm... akhirnya Jaes pun meraih ponselnya, karena cukup terusik dengan hal tersebut.
"Selamat malam kucing kecilku... mengapa belum pulang? tubuhku butuh energy.."
"Hei... berani sekali tidak mengangkat telepon dan tidak membalas pesanku!! apa aku harus menghancurkan café 24 hours itu!!---" isi pesan-pesan yang baru saja Jaes buka.
Wajahnya mulai menegang, ia tahu siapa yang sedang mengancamnya, dan itu bukanlah sekedar ancaman semata. Pesan itu adalah dari Cullen.
Drrt..... nomor tidak dikenal memanggil...
Perlahan Jaes menggeser layar ponsel miliknya, dan menerima panggilan tersebut, sambil ia susah payah menelan salivanya.
Cullen: "Hallo kucing kecilku... masih tidak ingin pulang sekarang!! baiklah, aku akan datang ke café itu dan membuat kekacauan..." Ucap seseorang dari balik panggilan suara tersebut.
Jasmeen: "Apa maumu!! jangan coba mengancamku!!" tukas Jaes dengan tubuh melemas.
Cullen: "Hahhha... luar biasa kucing kecilku.. tidak masalah jika tidak menurut, jangan salahkan aku jika aku masuk!"
Jasmeen: "Dimana!! hei jangan coba-coba.." Jaes mulai ketakutan dan cukup kesal.
Cullen: "Lihatlah ke sebelah kananmu, aku sebentar lagi akan masuk dan menghancurkan isi café itu!!"
Jaes pun mulai menoleh ke arah yang telah Cullen katakan, ternyata Cullen sudah berada di luar café. Ia berdiri dengan sorot mata yang sangat tajam, sambil membawa alat pukul.
Hahh... "baaiikk, aku akan pulang.." bip. Jaes mematikan ponsel miliknya, dan segera ia membereskan barang-barangnya.
Dengan langkah yang terburu-buru, Jaes memberhentikan taksi yang kebetulan sedang parkir di depan café.
***
Kaki yang gemetar dan tubuhnya pun sangat lemas, Jaes berjalan menuju kamar kediamannya.
Baru saja ia membuka pintu dan menyalakan sacral lampu.
Grep... Cullen langsung maraih kedua tangannya, dan mengunci di atas kepalanya.
"Ahhk.. lepaskan! aku baru saja tiba, mengapa langsung begini?" Ujar Jaes kesal terhadap perilaku semena-mena Cullen.
"Aku sudah hampir habis kesabaran, hampir saja aku membakar seluruh gedung ini.."
"Gila! tidakkah kau tahu, berapa banyak nyawa akan mati, jika kau melakukan itu!"
"Biarkan saja anggap saja itu peringatan untukmu sayang.." Cullen mengendus-endus leher Jaes.
"Kumohon biarkan aku mandi, dan berganti pakaian," lirih Jaes, betapa menyebalkannya pria ini, pikirnya.
Huhh... Cullen mendengus dan mencengkram tengah pinggul Jaes.
Ahk... Jaes tentu saja melenguh akibat cengkraman itu.
"Cepatlah mandi, karena aku sudah tak tahan.." Cullen pun melepaskan Jaes, dan ia terus mengikuti langkah Jaes.
"Apa yang kau lakukan! jangan mengikutiku!" Jaes mencoba untuk memberi peringatan, dan Cullen hanya terkekeh geli.
Sracchhh.... Jaes menyalakan shower, dan mulai membersihkan diri.
Tubuhnya sangat gemetar dan juga lemas. Ia sangat ketakutan akan kehadiran Cullen.
"Hei! mengapa begitu lama sayang!" ujar Cullen dari balik pintu, terdengar bunyi ganggang pintu yang sedang berusaha untuk terbuka.
Kuperingatkan jangan macam-macam!! heii!! tukas Jaes dengan nada meninggi.
Bhuakk.... pintu pun terbuka, dan kini tersisa tirai yang terbuat dari plastic sebagai penyekat antara toilet dan letak buthub milik Jaes.
Sosok Cullen terlihat sedang berdiri di depan tirai itu, dan hanya mengenakan kolor.
Sialnya, Jaes kini tak mengenakan apa pun/ tepanjang, karena ia sedang mandi.
"Pergi!!! jangan macam-macam!" Jaes mulai panic, dan handuknya berada di depan tirai.
"Kau sengaja berlama-lama, sehingga aku bisa mandi bersamamu.." ujar Cullen sambil berdiri santai dan tangannya sudah terlihat di sisi tirai.
Jaes terburu-buru masuk ke dalam buthub lalu meringuk.
"Jangan kemari, kumohon jangan!" Jaes meringuk.
Sreethhh.. Cullen akhirnya menyisikan tirai plastic tersebut. Seringai senyuman iblisnya pun terlihat begitu menakutkan bagi Jaes, dan matanya turun naik memandang seluruh tubuh polos Jaes.
"Kau benar-benar bajingan! Bagaimana bisa kau berbuat begini pada wanita yang belum menikah!" Jaes mulai mengumpat kesal, ia sangat marah, karena baru kali ini ada pria yang berani merendahkannya seperti ini.
"Aku tidak sabar.." Cullen melangkah mendekati Jaes.
"Jangan!" ahk... Jaes semakin memperat dekapannya pada tubuhnya sendiri, dan berusaha menutupi tubuh sensitifnya.
"Begini lebih gampang untuk bermain sayang.." Cullen meraih kedua tangan Jaes dan menguncinya di atas kepala Jaes.
"Bajingan!! binatang! kau sangat hina!" Jaes terus terisak pilu.
Mmmmm hmmm... Cullen melumat bibir merah merekah milik Jaes, dan di bawah guyuran air dari shower semakin menambah rasa asyik bagi Cullen untuk semakin mengerjai Jaes.
Perlahan Cullen mengangkat tubuh polos tak berbusana Jaes, dan keduanya saling berdiri, dan kembali bercumbu di bawah guyuran air.
Ahkk..." binatang!! kau hina..." Jaes terus terisak hingga terbatuk-batuk.
"Sayang, aku suka cara begini... kau memang sangat pintar membuatku semakin bergairah..."
Ahk... hakkk... Jaes semakin melenguh saat tangan jahil Cullen meraba dan meremas seluruh area sensitifnya. Cullen terus saja mengecup seluruh tubuh Jaes, tentu saja banyak tanda-tanda kepemilikan /kissmark tertinggal di area tubuh Jaes.
Tangan Cullen benar-benar jahil, dan terus saja membuat Jaes mendesah sambil berbasah-basahan. Cullen terus saja mencumbu Jaes, tubuh keduanya kini sama-sama basah.
Mata Cullen menggelap saat ia mulai memandangi tubuh polos Jaes, glekkk Cullem menelan salivanya.
"Lepaskan..." lirih Jaes, namun Cullen enggan menghiraukan permintaan Jaes..
Ahkk.. Hahh.. Ahhhh... Jaes mendesah semakin keras, saat Cullen menggesek-gesekan pahanya tepat ditengah selangkangan Jaes. Gesek dan terus menggesek, dan sambil memainkan bagian intinya di sana.
Ahhkk... jangan... Jaes melenguh saat Cullen mulai...
****
“My Beloved Bastard”Author by Natalie ErnisonCullen Kyleer seorang pria yang sangat misterius, bahkan hingga saat ini pun ia selalu menjadi sosok yang sangat misterius. Berawal dari pertemuan tak terduga antara dirinya dan Jasmeen, kini telah membawa kisah baru dalam kehidupan Jasmeen Aimee.Sedari dulu Jasmeen selalu cuek dengan kehidupan percintaannya, terlebih lagi saat gagalnya kisah percintaan dirinya bersama Remost. Hal tersebut membuat Jasmeen seakan tak ingin percaya cinta lagi. Terlalu letih baginya untuk memulai lembaran baru.Semenjak pertemuannya dan semua perbuatan yang Cullen perbuat untuknya, telah membuat kisah baru dalam hidupnya. Kehidupannya dulu yang hanya dipenuhi dengan bekerja, dan terus bekerja demi penghidupan. Kini berubah drastic, justru terkadang ia berpikir bagaimana caranya agar Cullen tak lagi mengusik kehidupannya.Entah mengapa Cullen sangat suka mengerjainya, d
“My Beloved Bastard”Author by Natalie ErnisonRemost memohon pada Jaes agar mendengarkan ceritanya yang sedari lama ia ingin ceritakan, namun kondisi tak memungkinkan baginya untuk bicara banyak, terlebih lagi saat ini ia sudah memiliki tunangan.Jaes pun mengiyakan permohonan Remost yang ingin bicara empat mata padanya.“Jasmeen, aku... ingin kita kembali seperti dulu..” lirih Remost sambil meraih kedua tangan Jaes."Tidak mungkin kak, aku tidak sepadan dengan kondisi keluarga kakak. Kita tidak bisa, dan kakak sudah bertunangan." Jaes menarik tangannya dari genggaman Remost.“Aku tidak mencintai Aine, aku tidak pernah sedikit pun mencintainya. Pada malam pesta dansa itu aku sangat ingin menyatakan bahwa kau kekasihku, tetapi suatu agenda mendadak pun telah tersusun rapi. Bunda memaksaku untuk bertunangan dengan Aine, jika tidak bunda akan bertindak nekat…&r
“My Beloved Bastard”Author by Natalie ErnisonKisah cinta antara Remost dan Jasmeen yang tak mungkin bisa untuk Jasmeen kembalikan seperti beberapa tahun lalu lagi. Sekeras apa pun usaha Remost, tetap saja orang tuanya tak akan memberikan restu padanya untuk dapat bersama Jasmeen.Jasmeen sedang dalam keadaan yang tidak enak hati, karena pertemuan sekaligus pertengkarannya bersama Remost. Namun Cullen tiba-tiba datang di saat yang sanagt tidak tepat, dan sebelumnya pun tak ada yang tepat, menurut Jaes.Kini Jasmeen sedang menangis di dalam pelukan Cullen, si pria sadis yang pernah Jasmeen kenal selama ini.“Kemana gadis manisku yang biasanya bertingkah seperti kucing kecil? mengapa sekarang menjadi selemah ini?” ucap Cullen dengan nada terkekeh.“Iya aku memang wanita lemah, lalu mengapa?” ucap Jaes sambil mendorong tubuh Cullen dari dirinya.Malam itu adalah m
“My Beloved Bastard”Author by Natalie ErnisonJasmeen hanya ingin berniat mengantarkan kotak yang terbalut di dalam paper bag dari tuan Dham, dan ditujukan pada Cullen. Namun, karena kedatangannya ke mansion pribadi milik kepunyaan Cullen, ia harus bertahan di sana dan entah sampai kapan Cullen akan terus mengurungnya.Jaes beranjak dari kamar pribadi milik Cullen tersebut dan menuju ruang utama. Yah, isi mansion tersebut sangatlah luas dan Jaes kesulitan untuk mencari arah yang pasti.Iya berjalan menuruni anak-anak tangga hingga tiba di lantai dasar, dan terlihat para pelayan sedang sibuk mengurus mansion.“Nyonya ingin kemana?” Ucap beberapa pelayan yang berusaha mencegat langkah Jaes.“Aku ingin pulang! hentikan!”“Tidak nyonya, anda tidak boleh pergi kemana pun! ini titah tuan besar Cullen..” Ucap para pelayan sambil meraih tangan Jaes.
“My Beloved Bastard”Author by Natalie ErnisonAkibat kecemburuan Saralee, Jaes harus menerima dampak yang sangat buruk baginya. Namun, Cullen pun tak tinggal diam, ia segera memberikan hukuman yang sangat berat pada Saralee. Saralee dikirim ke alam perbudakan, sebagai pemuas nafsu biadab para mahkluk keji, di alam kegelapan.-------“Sepertinya tuan besar sangat menyayangi gadis manusia itu, sampai-sampai si nyonya iblis Saralee menerima hukuman berat dari tuan besar..” ucap para pelayan satu dengan yang lainnya.“Iya benar sekali, belum pernah selam ini tuan melindungi seirang gadis manusia hingga seperti itu…”“Lega rasanya, jika nyonya iblis itu sudah tak lagi berada di mansion ini.. semoga nyonya Jasmeen menjadi wanita yang akan menjadi ibu dari tuan muda kita kelak..” Tskk…. para pelayan saling terkekeh geli saat sedang
“My Beloved Bastard”Author by Natalie ErnisonTuan Dham, sang atasan Jasmeen di perusahaan, meminta tolong pada Ezrai anak dari seorang pengusaha ternama, dan juga owner dari perusahaan tempat mereka bekerja. Namun dalam perjalanan, mereka terhenti karena mesin mobil yang tiba-tiba saja mati, dan tepatnya di area banyak pepohonan, seperti hutan.Saat sedang mengecek apa yang terjadi dengan mobil milik kepunyaan Ezrai, tiba-tiba saja sosok serba hitam menghantam atap mobil mewah milik Ezrai.Jaes semakin ketakutan, karena suara itu ialah suara dari Cullen. Suara yang berat nan serak saat ia sedang dalam keadaan berubah kepribadian, dan itu ialah pribadinya saat sedang memangsa seorang wanita.Ahkk… hakk… Erzai mengerang parau saat sebuah hantaman mengenai tepat di dadanya. Sebuah tangan yang sangat kuat mencengkram batang lehernya, dan Ezrai pun tak sempat melakukan perlawanan.
“My Beloved Bastard”Author by Natalie ErnisonCullen selalu memperlakukan Jasmeen sangat istimewa, terlepas dari segala hal yang ia perbuat untuk mengerjai Jasmeen. Bagaimana perasaan Cullen yang sesungguhnya pada Jasmeen…Para pelayan yang datang ke kamar pribadi milik Cullen, keluar dengan cara paksa akibat amarah Cullen.“Apa yang harus kita lakukan, mengapa tuan Cullen tidak ingin meminum darah ini..” Ucap para pelayannya yang saat ini berada di luar kamar Cullen..Bhuaakk…Suara bantingan pintu dan terlihat jendela kamar pribadi Cullen terbuka dan terbentur-bentur oleh hembusan angin. Cullen pun tidak ada di dalam sana, ia pergi secara tiba-tiba.***“Tuan tampan, mengapa sendiri di sini.. apakah tuan kesepian?” Ucap seorang wanita malam, sambil mendekati Cullen yang sedang duduk di tepi jalan yang terlihat cukup sepi.
“My Beloved Bastard”Author by Natalie ErnisonJasmeen menerima foto sang sahabat baiknya Monne sedang berada di kediaman Cullen. Namun foto tersebut seakan membuatnya semakin berada dalam ketakutan, ia pun memutuskan untuk datang sendiri menuju kediaman Cullen.“Itu suara Monne...” Jaes berlari kencang, dan tiba di depan pintu utama mansion kediaman Cullen.“Selamat datang kembai nyonya...” sapa para pengawal.“Cepat buka pintu, aku ingin bertemu dengan tuan kalian!”Mereka pun membuka pintu utama tersebut, dan seluruh isi dalam mansion terlihat meremang dan bahkan hanya diterangi oleh lilin-lilin berwarna merah.Bulu bagian leher belakang Jaes seketika berdiri tegak, Jaes sangat takut dan takut.“Tuan Cullen, keluarlah!” Teriak Jaes.Bhukkk... Suara sesuatu terjatuh dari atas.Arg
“My Beloved Bastar”Author by Natalie ErnisonCINTA… Tak ada satu pun manusia di muka bumi ini yang tidak menginginkan cinta. Semua orang tentu ingin dicintai dengan kejujuran dan ketulusan. Yah, JUJUR dan TULUS. Dua kata namun berjuta makna, bahkan terkadang terlalu kaya akan arti dan makna sesuai pandangan setiap pribadi masing-masing.~ ~ ~Setelah sekian lama, akhirnya Cullen benar-benar menemukan cinta sejatinya. Tentu saja ia harus melalui berbagai lika-liku perjalanan panjang, yang terkadang membuatnya hampir kehilangan arah. Mencintai satu-satunya wanita, bahkan mengandung dari benihnya. Sungguh perjalanan cinta yang cukup panjang bagi Cullen.**Mentari fajar sudah mulai menyinari jendela-jendela kaca hotel berbintang xx. Dua insan kini sedang dimabuk cinta setelah sekian lama
“My Beloved Bastar”Author by Natalie ErnisonJasmeen sangat panic saat mengetahui Arseo tidak pulang bersama pegawainya. Terlebih lagi saat guru Arseo mengatakan, bahwa Arseo sudah pulang bersama seorang supir. Semakin cemaslah ia kini. Tak tahu harus mencari kemana lagi, dan akhirnya Jasmeen berniat melaporkan kepada pihak yang berwajib.-------Drrttt… tuan Fhilip memanggil…Jaes: “Yah tuan!”Fhilip: “Arseo ada bersamaku, di apartemen xx.” Seketika Jaes merasa sangat lega dan tak sabar ingin menemui anaknya yang sedang bersama sang kakek Fhilip.Jaes: “Baik tuan. Aku akan segera ke sana.”“Bagaimana Jasmeen?”“Sepertinya Arseo sedang bersama kakek Fhilip,” tukas Jaes, sedikit membuat hati Austin merasa lega namun juga ada rasa kecewa. Kecewa,
“My Beloved Bastar”Author by Natalie ErnisonPertemuan yang tidak terduga antara Jasmeen dan Cullen. Sungguh waktu yang cukup lama bagi keduanya untuk dapat bertemu kembali. Melalui berbagai lika-liku kehidupan yang tidak mudah untuk dijalani. Tangis, tawa, air mata, bahagia, semua bercampur menjadi satu.--------Jasmeen masih tetap mendekap tubuh dingin Cullen. “Tuan… kumohon jangan tinggalkan aku lagi..” kata Jaes dengan lirih dan isak tangis yang tak mampu ia bendung lagi.Jaes berusaha bangun, dan merogoh isi kantong celana milik Cullen. Mencoba menghubungi tuan Fhilip, sang ayahnda Cullen.Dengan tangan yang gemetar dan kalimat yang terbata, Jaes mencoba melakukan panggilan pada tuan Fhilip.“Hallo tuan.. tuan, ini aku Jasmeen..” isaknya dan berusaha untuk tetap tenang, sehingga dapat mengucapkan kalimat dengan baik.Mr. Fhilip: &
“My Beloved Bastar”Author by Natalie ErnisonJasmeen sangat takut dengan semua kenyataan yang kini ia hadapi. Tentu saja rasa takut akan keamanan baby Arseo kecil. Terlebih lagi saat mengetahui bahwa Cullen lah ayah dari sang baby kecilnya. Rasa tak menentu kini memenuhi pikiran dan perasaan Jasmeen.-------“Kantor Mrs. Jasmeen Aime”Jaes terlihat fokus dengan segala pekerjaannya, seakan tak dapat lagi diganggu oleh siapa pun.“Permisi, nyonya!” ujar salah seorang editor tempat Jaes bekerja, tepatnya di kantor pribadinya.Melepaskan sejenak kesibukannya, “ada apa?” jawab Jaes singkat.“Besok malam akan ada pameran buku-buku karya fiksi, dan dari pihak EO (Event Organizer) meminta kesediaan nyonya untuk dapat bergabung.”“Baiklah, silakan atur semua dengan baik. Karena aku harus menitipkan anakku pada
“My Beloved Bastar”Author by Natalie ErnisonJasmeen kini tak sendiri lagi, walau di dalam segala keterpurukannya. Ia bahkan memiliki seseorang yang sangat berharga dalam hidupnya. Seorang bayi tampan nan lucu, kini menghiasi hari-hari Jasmeen.-------Jaes berdiri dengan tatapan mata yang tajam, “apa yang kalian inginkan!” tukas Jaes yang terlihat begitu emosional.“Nyonya Jasmeen, kami hanya ingin berbincang dengan Nyonya,” ujar salah seorang pria, yang merupakan para pengawal keluarga Kyleer.“Pergi! pergi dari sini!” teriak Jaes kesal, ia terlihat sangat tidak menerima kedatangan keluarga tersebut.“Nona Jasmeen!” tukas seorang pria dari dalam mobil sport berwarna hitam, dan melangkah ke arah Jaes.Jaes membelalak terkejut, “Tuan Fhilip!” gumam Jaes yang masih tak percaya dengan kehadiran Tuan Fhilip, ayah Cullen.
“My Beloved Bastar”Author by Natalie ErnisonPernah menjalani hubungan yang istimewa, pernah hampir menjalani kehidupan masa depan bersama. Tentu saja bukanlah hal yang mudah untuk dilupakan, sekali pun kebersamaan itu hanyalah kebahagiaan semu. Seorang pria tampan, sukses, dan juga baik hati, itulah Carl Kyleer.Carl sangat mencintai Jasmeen, semenjak pertemuan pertama mereka, Carl pun sudah mulai menyimpan rasa kagum.Rasa kagum Carl pada Jasmeen bahkan terus bertumbuh, hingga akhirnya ia dapat bersama dengan Jasmeen. Walau kebersamaan Jasmeen dan Carl berawal dari rencana dendam Jasmeen. Kini semua hanyalah tinggal kenangan masa lalu, dan rasa cinta yang dibawa mati oleh Carl.Carl telah pergi untuk selamanya, dan tak akan pernah kembali lagi. Karena Carl hanyalah manusia biasa, berbeda dengan Cullen sang kakaknya.&n
“My Beloved Bastar”Author by Natalie ErnisonJasmeen terus menerus menerima paket bunga dan terkadang juga beberapa barang-barang hiasan asesoris wanita. Jasmeen tak tahu, entah siapa yang mengiriminya paket itu.Pada malam saat Jaes pulang dari kantor, ia merasakan hal yang sangat aneh. Namun ia tidak dapat membuka matanya bahkan berbicara. Sementara itu tubuhnya seperti ada yang sedang menggerayangi.-------Tubuh Jaes seperti tersengat arus listrik bertegangan tinggi. Ia bahkan terus mendesah tak karuan.Apakah ini benar-benar hanya mimpi saja, tapi mengapa terasa sangat nyata bagi Jaes.Akhirnya Jaes mencapai puncaknya. Ia begitu kelelahan, dan akhirnya kembali terlelap dalam keadaan tubuh terlentang dengan kaki terbuka lebar.Whuussstttt… angin berhembus menerpa kulitnya, dan terasa begitu dingin. Seketika itu juga Jaes pun terbangun dari tidurnya.Hahh hh
“My Beloved Bastar”Author by Natalie ErnisonJasmeen menangis dengan pilu, tepat dihadapan Zeross.Jasmeen sangat terluka dengan berita pernikahan Cullen bersama wanitanya.Sebisa mungkin Jasmeen berhasil memulihkan luka hatinya, namun ia tetap tak sanggup.Sementara Zeross hanya bisa menepuk bahunya pelan, karena Zeross pun sadar akan posisinya saat ini.“Jasmeen, ikut aku ..” Zeros meraih tangan Jaes, menuntunnya menuju parkiran mobil.Jaes menyeka air mata, “kita kemana bos?”kata Jaes yang terlihat begitu sembab.“ikut saja ..” Zeross enggan untuk menjawab pertanyaan Jaes.Ia membawa Jaes bersamanya ke suatu tempat.***Sepanjang perjalanan Jaes hanya bersandar di kursi mobil, dan memejamkan perubahan kedua itu, hanya untuk memperbaiki napasnya.Zeros memberhentikan mobil miliknya, tepat di area pantai.
“My Beloved Bastar”Author by Natalie ErnisonCullen akhirnya bertemu kembali dengan Jasmeen, namun dalam keadaan yang cukup memilukan. Jasmeen dikala itu ingin menyelenggarakan pernikahannya bersama dengan Carl, saudara dari Cullen. Jasmeen menyetujui pernikahan tersebut pun karena upaya balas dendamnya pada keluarga Kyleer.Namun Jasmeen keliru, karena ternyata Cullen tidak bermaksud untuk membunuh sang kakaknya, Timoty. Melainkan, Timotylah yang memohon Cullen untuk mengakhiri penderitaannya. Kala mendengar dan mengetahui kebenaran itu, Jasmeen begitu hancur dan tak berdaya lagi.Kehilangan seluruh anggota keluarganya, bayi yang ia kandung, dan kini pria yang ia juga sangat cintai pun sedang skarat. Semua begitu sangat menyesakkan, Jaes hampir tak mampu lagi bertahan hidup.Ahkkk argh hahh ahhhh.... jerit pilu Jaes, dengan kepala menengadah ke langit-langit. Ia tersungkur sambil mendekap erat