Share

Calon

Author: Rizki Fadllillah
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Liam menatap wajah gadis cantik berpipi chubby di sampingnya memerah. Mungkin karena teriknya matahari yang membakar. Atau mungkin karena malu mengetahui warna underware yang dia gunakan diketahui olehnya. Liam pun tersenyum membayangkan betapa malunya gadis itu.

Namun sesaat kemudian Liam terdiam menatap wajah Putri yang terus mengerucutkan bibirnya. Sungguh Liam tak bermaksud membuat gadis itu marah. Tapi apalah daya semua yang dia lakukan hari ini berujung kesialan bagi Putri. Liam sadar Putri adalah cewek nerd yang pastinya enggan berurusan dengan hukuman guru seperti ini.

"Put, aku minta maaf." Liam mengatakannya dengan lembut. Seperti semilir angin yang menyejukkan telinga Putri. Sayangnya Putri benar-benar marah membuat gadis itu enggan menjawab.

"Put, maafin aku. Aku benar-benar engga bermaksud membuat kamu ikut dihukum seperti ini," ucap Liam menyesali sikapnya tadi di kelas.

Putri yang awalnya diam akhirnya menoleh ke arah Liam. Netra coklat gadis itu menatap tajam wajah tampan Liam yang dipenuhi keringat.

"Kamu pikir dengan meminta maaf semuanya selesai? Toh aku tetap ikut dihukum dan enggak akan merubah keadaan kan?" Ucap Putri ketus. Keusilan Liam benar-benar menciptakan kesialan baginya. Terlebih lagi masalah yabg harus dia hadapi dengan para gadis yang rabun hingga bisa mengidolakan pria ini. Putri yakin hari-harinya akan sulit setelah ini. 

"Aku minta maaf," ucap Liam dengan wajah penuh rasa bersalah. Dan putri malah membuang wajahnya. Enggan menatap wajah tampan yang terlanjur menyebalkan itu.

Kini Putri mulai lelah. Dia merasa betisnya memanas. Bahkan rasa sakit itu menjalar hingga ke tumit kaki. Sungguh Putri tak terbiasa berdiri lama di bawah pancaran sinar matahari yang membakar. Semua ini menguras energinya. Namun mau tidak mau Putri harus menahannya.

Dan akhirnya suara nyaring bel akhir pelajaran pun berbunyi. Membuat gadis itu menghempaskan nafas lega. Seolah semua beban yang dipikulnya telah berakhir. Dari kelas semua siswa berhamburan keluar karena pelajaran Pak Ilham adalah jam pelajaran terakhir.

Putri pun berlari menuju kelas. Disusul dengan Liam yang mengikuti langkahnya. Gadis itu mengabaikan semua ucapan Liam. Terus merapihkan mejanya dan memasukkan semua buku ke dalam tas. Semuanya dia lakukan dengan cepat dan mulut terkunci rapat.

"Put, kamu marah ya sama aku?" Tanya Liam.

"Kamu bisa kan pikir sendiri," ucap Putri menahan kesabaran.

"Aku benar-benar minta maaf. Kita jadi kan pulang bareng?" Tanya Liam memastikan perjanjian mereka.

"Aku udah enggak peduli, Liam. Mau kamu apakan buku perpustakaan yang tadi aku pinjam. Mau kamu rusak, mau kamu buang atau mau kamu hilangkan pun enggak masalah. Lebih baik aku ganti rugi dari pada urusan lagi sama kamu," ucap Putri tegas membuat rasa bersalah yang membubung tinggi semakin menjulang di hati Liam.

Kini Liam hanya bisa menatap Putri yang sudah berjalan keluar kelas. Liam pun segera mengejar Putri demi mengemis maaf dari gadis itu. Sungguh melihat Putri marah membuat hatinya terluka. Terlebih lagi amarah gadis itu terjadi karena ulahnya.

Dan di saat dia mengejar Putri, Liam melihat Rendi. Dengan segera Liam mengejar Rendi.

"Ren, ini gue kembaliin kunci motor Lo. Gue engga jadi pinjam," ucap Liam kemudian kembali berlari mengejar Putri. Meninggalkan Rendi yang geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya mengejar gadis gendut. Pasalnya Liam adalah idola para gadis di sekolah, mengapa pria itu harus terpikat pada gadis gendut yang kutu buku?

Kini Liam kembali kehilangan jejak Putri. Pria itu pun memutar pandangannya demi mencari sosok gadis pujaan hati. My Beautiful FAT Girl-nya. Dan beruntung Liam sempat melihat Putri yang baru saja menaiki angkutan umum berwarna merah.

Liam pun mengejar angkutan umum yang terlanjur berjalan. Dengan langkah panjang dan cepat Liam berusaha menyamai kecepatan mobil angkutan umum itu. Sambil terus berteriak.

"Bang!!! Tungguin, Bang!!!" Liam tak putus asa. Pria itu terus melawan rasa lelah demi mengejar angkutan umum yang dinaiki oleh Putri. Putri pun geleng-geleng kepala menyaksikan keanehan sikap Liam. Putri benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran bocah itu.

Ciiitttt...

Suara derit rem pun berbunyi. Rupanya sang supir sudah menyadari ada penumpang yang mengejar angkutannya. Dan kini Liam mulai masuk ke deretan kursi di mana para penumpang harus berdempetan.

"Hai, Put." Liam menyapa Putri seolah mereka teman dekat. Nyatanya Putri enggan berdekatan dengan Liam. Bocah yang seringkali berbuat onar di kelas. Dan hari ini berhasil menariknya untuk ikut dihukum. Tanpa senyuman Putri membuang wajahnya.

"Akhirnya kita jadi juga pulang bareng," ucap Liam memulai percakapan dengan gadis pujaannya. Sikap yang membuat Putri semakin ilfil pada pria itu.

"Ini bukunya aku kembalikan. Terima kasih ya," ucap Liam berusaha mengajak Putri berbincang. Pria itu terus memancing agar Putri mau bicara dengannya.

Kini Putri memandang ke arah buku yang disodorkan Liam. Sejujurnya Putri enggan mengambil buku itu, tapi karena rasa tanggung jawab atas apa yang sudah dia pinjam di perpustakaan, membuatnya mengambil buku yang diberikan Liam.

"Sama-sama," ucap Putri singkat.

"Rumah kamu di mana, Put?" Tanya Liam mengabaikan rasa sempit akibat berdesakan di dalam angkutan umum. Padahal nyatanya ini adalah hal pertama kali yang dia lakukan seumur hidup.

"Di atas bumi, di bawah langit," ucap Putri asal.

"Oh masih di bumi ya. Kirain di kayangan. Habis cantiknya kayak bidadari," ucap Liam menggombal membuat seorang ibu-ibu menahan tawa akibat ucapan bocah itu.

"Yaela Tong Tong... Jajan aja masih minta orang tua. Bisa banget ngerayu cewek." Celetuk salah satu ibu-ibu yang ada di samping Putri. Membuat Putri merasa sangat malu. Gadis itu pun mengusap wajahnya dengan telapak tangan sambil terus mengunci bibirnya rapat-rapat.

"Neng, jangan pacaran dulu. Pacarannya kalo udah kerja. Biar modal sendiri. Masa pacaran modal sama orang tua," ucap ibu-ibu yang ada di hadapan Putri membuat gadis itu semakin kuat menggenggam rasa malu.

"Dia bukan pacar saya, Bu." Kini Putri melakukan klarifikasi yang sebenarnya tidak penting.

"Iya, Bu. Masih calon pacar," celetuk Liam membuat Putri membulatkan matanya karena terkejut. Sungguh apa yang terlontar dari bibir Liam tak pernah ada yang sesuai dengan ekspektasinya. Liam selalu penuh dengan kejutan hingga membuat syarafnya kejang-kejang menahan emosi.

"Yeee... Baru dibilang jangan pacaran. Malah calon pacar," celetuk ibu-ibu itu lagi.

"Maksudnya calon pacar nanti kalau udah kerja, Bu. Hehehe. Sekarang mah masih pedekate," ucap Liam sok akrab membuat Putri semakin muak.

"Kiri, Bang." Putri berteriak agar angkutan umum menepi. Sungguh dia ingin segera turun dari angkutan umum karena atmosfer di dalamnya begitu panas.

"Lho Put kok turun?" Tanya lia. Melihat Putri bergerak turun dari angkutan umum. Liam pun bergerak menyusul.

Pria itu menatap Putri yang memberikan uang berwarna kuning ke supir angkut. Sedangkan Liam sibuk merogoh kantongnya yang kosong.

"Put, bayarin dong. Aku engga bawa uang. Nanti kalau udah nikah kan aku yang nafkahin kamu," ucap Liam dengan wajah tak berdosa membuat Putri semakin geram.

Related chapters

  • My Beautiful FAT Girl   Menyebalkan

    "Put, bayarin dong. Aku engga bawa uang. Nanti kalau udah nikah kan aku yang nafkahin kamu," ucap Liam dengan wajah tak berdosa membuat Putri semakin geram.🌸🌸🌸Merasa geram Putri segera meninggalkan Liam. Tak peduli rengekan Liam, yang meminta agar Putri mau membayar angkutan umum untuknya. Alhasil mereka diteriaki para penumpang yang kesal karena angkutan umum mereka tak kunjung jalan."Neng, udah bayarin aja dulu pacarnya. Nih angkot biar jalan," ucap salah satu penumpang membuat Putri semakin kesal pada Liam."Iya dong, My Beautiful FAT Girl. Bayarin aku dulu. Aku janji akan jadi suami yang baik buat kamu kelak," ucap Liam membuat Putri membulatkan matanya."Bang, tunggu bentar ya, Bang. Saya merayu calon istri dulu," ucap Liam

  • My Beautiful FAT Girl   Bintang yang terang

    Ungkapan polusi udara dari Sang Papi membuat Liam begitu kesal. Separah itukah aroma yang menguak dari tubuhnya hingga dikatakan mampu membuat polusi udara? Benar-benar menyebalkan. Liam pun mengendus-endus ketiaknya. Benar saja aroma yang keluar memang aneh tapi tidak lebay seperti yang dikatakan Sang Papi."Yaudah iya. Liam mandi. Tapi aku mau makan telur acak-acak sama kecap ya, Mi." Liam merengek pada Mami yang selalu memanjakannya."Liam, Mami udah masak capcay dan steak buat kamu. Enak lho. Makan yang ada aja ya," ucap Sang mami mengusap pipi putranya."Enggak mau. Maunya telur acak-acak sama kecap dicampur nasi. Gitu aja repot," ucap Liam mengerucutkan bibirnya."Masak sendiri. Manja banget jadi anak laki-laki," ucap Sang Papi kesal melihat putranya yang sangat manja."Salah sendiri aku engga dikasih adek. Kalo ada adeknya juga aku sadar enggak akan manja kalee. Anak cuma satu aja komplain mulu," ucap Liam kesal."Ma

  • My Beautiful FAT Girl   Api cemburu

    Suasana pagi ini begitu cerah. Matahari memberikan kehangatan yabg begitu pas untuk bumi. Suasana yang memberikan semangat bagi seorang Liam untuk berangkat ke sekolah.Dengan berjalan cepat pria itu menenteng sebuah paper bag berisi lunch box berwarna pink cantik. Sesekali Liam menatap isi di dalam paper bag itu. Dan pemandangan pagi yang membuat satpam penjaga begitu heran adalah Liam datang paling pagi hari ini. Padahal biasanya bocah itu menjadi langganan terlambat."Tumben dateng pagi-pagi?" Tanya Sang satpam berkumis tebal pada Liam."Kesiangan dimarahin. Kepagian diomongin," gumam Liam ketus."Dasar Kids jaman now ga punya sopan santun," ucap Sang satpam membuat Liam terkekeh."Ya maap," ucap Liam kemudian melenggang pergi.Liam pun segera memasuki kelas. Dan benar saja. Kali ini dia menjadi makhluk pertama yang datang ke dalam ruang belajar itu. Liam menunggu dengan sabar gadis pujaannya. Dan kini waktu yang dia buang tak sia-sia. Li

  • My Beautiful FAT Girl   Gadis bersabuk hitam

    AssalamualaikumSemoga suka dengan kisah The beautiful fat girl ya kakakTerik matahari yang menyengat membuat wajah gadis bernama Putri itu memerah. Gadis itu masih setia menunggu sebuah angkutan umum di pinggir jalan. Kali ini dia sendirian karena dia harus menyelesaikan tugas ekstra kurikuler sebelum pulang. Hal ini tentu saja dimanfaatkan oleh tiga gadis cantik yang ingin mengerjainya.Dengan gerakan cepat tiga gadis segera menghampiri Putri yang sendirian berdiri di pinggir jalan. Mereka menatap sengit ke arah Putri yang tampak santai."Heh cewek ganjen," ucap Citra mendorong bahu Putri dengan kasar.Putri pun terhuyung ke belakang karena dirinya sama sekali tak siap. Gadis itu mengerjap bingung. Pasalnya dia tak pernah merasa berurusan dengan gadis kasar bernama Citra. Terlebih pada geng centilnya itu. Kini Putri memutar tubuhnya enggan berhadapan dengan Citra."Heh gue lagi ngomong sama Lo," teriak Citra berjalan ke hadapan Putri.

  • My Beautiful FAT Girl   Mustahil

    Dan kini Liam hanya terpaku. Sungguh tak menyangka. Putri, gadis yang ditaksirnya. Ternyata bukan hanya seorang kutu buku tapi juga gadis bersabuk hitam. Tak hanya itu, Liam benar-benar tak menyangka dengan kata-kata yang dilontarkan oleh Putri. Kata-kata yang sukses mencabik-cabik hatinya. "Kalo Lo suka sama Liam. Ambil aja. Gue engga minat, punya cowok bego yang bisanya cuma cari masalah di sekolah. Enggak level sama gue." Kalimat itu terdengar begitu menyakitkan. Tapi Liam tak gentar dia akan berusaha menjadi pria yabg diharapkan oleh Putri. Liam masih bersembunyi di balik pohon besar yang rindang. Pria itu menatap ke arah tiga gadis yabg masih cekcok. Liam benar-benar kesal. Dia sama sekali tak berminat pada gadis manja seperti Citra. Liam pun segera berjalan meninggalkan pohon besar. Langkah kaki jenjangnya yang dihiasi celana abu-abu itu tampak cepat dan panjang. Rupany

  • My Beautiful FAT Girl   Terdengar aneh

    "Aku becanda, Put. Maaf. Aku tuh mau belajar sama kamu. Biar ketularan pintar. Boleh engga?" Tanya Liam membuat Putri heran. Si raja bolos mau belajar biar pintar? Rasanya ini mustahil.***Putri berusaha untuk tenang menghadapi cowok aneh di hadapannya. Gadis itu lagi-lagi menarik nafas panjang sebelum menghempasnya ke udara bebas. Sungguh dia bukan orang yang pelit. Andaikan temannya yang lain yang minta diajarkan olehnya pun akan segera dia terima walau harus menyita banyak waktu. Tapi yang minta belajar dengannya saat ini adalah cowok malas yang suka tidur di kelas. Cowok sok pinter yang suka bikin cewek keleper-kleper. Cowok super super nyebelin yang suka macarin cewek terus ninggalin. Tiba-tiba mau belajar biar pinter.Salah enggak sih kalau Putri berpikir cowok ini modus?"Kamu modus ya sama aku?" Tanya Putri tanpa basa-basi."Kok kamu engga percaya sih sama aku?" Tanya Lia

  • My Beautiful FAT Girl   Isi tas liam

    "Kok bapak-bapak itu panggil Putri, Non?"****Gumaman liam terdengar jelas di telinga Putri. Gadis itu pun segera meraih tangan wanita dihadapannya untuk dikecup. Kemudian tangan pria itu untuk dikecup pula punggung tangannya."Ini Pakde, yang ini Bude," ucap Putri membuat Liam bangkit dari balai bambu. Cowok itu pun ikut melakukan hal yang sama seperti yang Putri lakukan."Assalamualaikum, Pakde, Bude. Saya Liam temannya Putri," ucap Liam sopan memperkenalkan dirinya."Dia teman sekelas Putri. Lagi belajar sama Putri. Enggak apa-apa kan Putri sama Liam belajar bersama di sini?" Tanya Putri."Ya enggak apa-apa dong, Non. Ayo sini masuk, tapi rumah Pakde sama Bude jelek. Rombeng," ucap Bude tersenyum.Sedangkan Pakde tampak membuka gembok pintu dan mempersilahkan masuk mereka berdua."Ayo sini masuk. Pakde gelar tiker dulu ya," uc

  • My Beautiful FAT Girl   Sumpah serapah Liam

    "Udah jangan banyak ngomong. Sini tas nya!" Teriak Putri menarik tas yang ada di pelukan Liam. Seketika wajah pria itu pucat saat Putri membuka isi tasnya.Dan setelah tahu apa yang ada di dalam tas Liam. Putri pun menatap tajam ke arah remaja itu, membuat Liam tersenyum canggung.*****Gadis cantik dengan pipi gempi yang menggemaskan pun mulai mengerucutkan bibirnya. Tepat di saat dia melihat isi di dalam tas Liam. Sungguh Putri heran. Karena tak ada satupun buku yang di simpan di dalam sana. Yang ada hanya kamera SLR."Kamu ke sekolah enggak bawa buku sama sekali?" Tanya Putri menahan kesal. Sungguh dia saja kesal melihat kelakuan cowok super rese ini. Apalagi orang tuanya jika tahu putranya sekolah tanpa ada buku satupun di dalam tasnya?"Ya kan tadi aku udah bilang. Aku engga bawa buku. Kamu nya aja yang enggak percaya," ucap Liam mengerucutkan bibirnya manja. Sikap itu justru membuat Putri berdecak kesal."Kamu engga kasihan

Latest chapter

  • My Beautiful FAT Girl   My beautiful Fat girl (end)

    Citra baru saja hendak menghampiri Putri. Tapi nyatanya dia justru malah melihat putri berlari keluar dari perpustakaan. Tubuh gadis Itu tampak berguncang."Putri nangis kenapa?" Gumam Citra dalam hati nya. Namun sesaat kemudian dia justru melihat Liam yang duduk di meja perpustakaan."Putri kok keluar? Dia kenapa?" Tanya Citra pada Liam."Aku nggak tahu," jawab liang masih menatap kearah pintu perpustakaan. Padahal nyatanya di sana sudah tidak ada Putri."Lho kok kamu nggak tahu? Kan terakhir kali kamu sama dia," ucap Citra bingung."Kamu salah ngomong kali, terus dia marah deh jadinya," ucap Citra membuat Liam mengangkat bahunya."Kamu habis ngomong apa sama Putri?" Tanya Citra."Aku nembak dia lagi. Tapi kayaknya dia mau nggak suka sama aku deh," ucap Liam tertawa sumbang. Hal ini tentu saja membuat Citra ikut tertawa. Citra sudah tak punya rasa sakit di hatinya melihat Liam ya masih menyukai Putri. Karena kini di

  • My Beautiful FAT Girl   Masih menunggu jawaban

    Sore ini menjadi sore yang berbahagia. Seolah sinar jingga yang menghiasi langit biru ikut meramaikan kebersamaan Putri, Citra dan Liam. Mereka baru saja selesai membersihkan toilet sekolah. Rasa lelah hinggap di tubuh mereka. Tapi kebersamaan membuatnya merasa bahagia dan tidak terbebani sama sekali.Sejak saat itu mereka mulai belajar bersama. Berusaha keras untuk menjadi bintang kelas hingga akhirnya bersaing secara sehat untuk mendapatkan juara kelas.Putri dan Liam selalu bergantian menjadi juara 1 dan 2. Sedangkan Citra menjadi juara 3 nya. Tak hanya itu, Citra juga menjadi pribadi yang lebih baik. Tidak pilih-pilih kawan. Dan seragam yang digunakannya pun patuh pada aturan.Dan di hari menjelang kelulusan, Putri bersama Citra selalu saja berada di perpustakaan. Mengisi waktu kosong tanpa jam pelajaran.Mereka berpencar di perpustakaan, mencari buku-buku favorit mereka. Setelah Putri mendapatkan buku kesukaannya, gadis itu pun dudu

  • My Beautiful FAT Girl   Bahagia

    Usai berbincang dari hati ke hati, Putri dan Citra pun keluar dari ruangan menghampiri kedua orang tua mereka."Kami sudah saling minta maaf dan saling memaafkan. Mulai hari ini kami akan berteman," ucap Putri tersenyum ke arah Citra."Syukurlah kalau begitu," ucap Ilyas tersenyum. Kemudian Pak Ilyas pun menghampiri Pak Rayyan, mengulurkan tangannya."Minta maaf atas kesalahan putri saya kepada putri Anda ya, Pak.""Tidak masalah, Pak. Mereka masih remaja butuh melakukan kesalahan untuk tahu mana yang benar dan mana yang salah," ucap Rayyan begitu bijaksana."Baiklah kalau begitu. Masalah selesai. Untuk Citra. Berdasarkan diskusi kami para orang tua, kamu tetap mendapatkan hukuman. Yaitu membersihkan toilet sekolah," ucap Pak Annas membuat Citra menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Dia terlalu pasrah."Iya, Pak." Ucap Citra mengang

  • My Beautiful FAT Girl   Mulai berteman

    “Put, maafin gue. Gue yang salah,” ucap Citra lemah.*****Putri menatap tangan Citra yang terulur ke arahnya. Gadis itu tersenyum. Tak menyangka Citra mau minta maaf padanya. Karena yang dia tahu, Citra adalah gadis super ampuh yang tak mau mengakui kesalahannya. Jangankan meminta maaf mengakui kesalahan saja dia enggan. Bahkan dia kerap kali memutarbalikkan fakta agar orang yang yang menjadi korban seolah bersalah. Inilah kenyataan yang terjadi pada Putri.Putri masih belum meraih jabatan tangan Citra. Gadis itu kembali menoleh ke atas. Hendak menatap wajah Citra. Sayangnya Citra membuang wajahnya ke arah lain. Gadis itu benar-benar angkuh.Putri pun tersenyum melihat tingkah Citra."Kalau nggak ikhlas minta maaf, nggak usah minta maaf," ucap Putri tenang. Buat Citra kembali menatap wajah Putri dengan geram. Citra berusaha menahan emosinya dengan kuat. Sungguh gadis dihadapannya ini membuatnya terbakar amarah. Bahkan

  • My Beautiful FAT Girl   Minta maaf

    Liana berjalan tergesa menuju kelas Citra, putrinya. Sungguh dia benar-benar panik saat tau dia telah mencari masalah dengan investor terbesar di perusahaan suaminya. Kali ini dia harus bisa memastikan Citra meminta maaf pada Putri.TOK TOK TOK...Liana mengetuk ruang kelas Citra yang sedang menerima pelajaran. Hal itu tentu saja membuat guru yang sedang mengisi kelas menghentikan penjelasannya. Kemudian berjalan menuju pintu.Ceklek.“Selamat pagi, Bu. Ada yang bisa saya bantu?” Seorang wanita berpakaian rapi layaknya seorang guru pun menyapa Liana.“Permisi, Bu guru. Perkenalkan saya liana. Ibu dari Citra. Mohon maaf mengganggu waktunya sebentar. Saya harus bertemu dengan putri saya yang namanya Citra. Apa kah boleh?” tanya Liana sopan.“Kalau boleh tau apakah hal yang harus dibicarakan adalah hal yang mendesak? Karena saat ini sedang ada pemberian materi pelajaran,” u

  • My Beautiful FAT Girl   Khawatir

    Kini Rayyan mulai menyetel rekaman pada kamera SLR milik Liam. Pria itu tersenyum puas melihat reaksi Liana. Pasalnya dia baru menyadari kalau ternyata Citra yang mencari masalah. Sedangkan Putri hanya berusaha membela diri. Dan dua gadis yang menjadi saksi adalah teman Citra yang berniat mengganggu Putri."Setelah anda melihat rekaman Kamera SLR ini. Apa anda masih berpikir bahwa Putri bersalah, Pak Annas?" Tanya Rayyan."Saya minta maaf atas kesalahan ini. Saya akan menindaklanjuti kasus ini. Terima kasih atas bukti rekaman nya Pak Rayyan," ucap Pak Annas."Daddy dapet kamera ini dari siapa?" Tanya Putri penasaran."Nanti Daddy kasih tau. Sekarang yang penting Daddy mau memenuhi janji Daddy untuk membatalkan hukuman skorsing kamu, Nak." Rayyan mengusap lembut puncak kepala putrinya. Sedangkan Liana menampilkan wajah pucat. Dalam rekaman itu jelas terlihat bahwa Citra memang sangat bersalah. Awalnya Citra bersama dua temannya yang hendak memb

  • My Beautiful FAT Girl   Kamera SLR

    Kini Putri dan Daddy-nya mulai membelah jalanan ibu kota Jakarta dengan kecepatan sedang. Mereka bergerak menuju sekolah Putri. Dan akhirnya mereka pun sampai di depan gerbang sekolah."Alhamdulillah, sampai juga," ucap Rayyan."Alhamdulillah. Iya, Dad.""Parkirnya di mana Nak?" Tanya Rayyan."Masuk aja ke dalam, Dad. Nanti diparkir di sebelah kanan aja," ucap Putri."Oke siap tuan putriku yang cantik," ucap Rayyan membuat Putri Tersipu malu dan mencubit pinggang Daddy-nya."Daddy ada-ada aja. Jangan godain aku kayak anak kecil deh," ucap Putri tertawa senang."Tapi emang iya. Aura kan tuan putrinya Daddy yang cantik," ucap Rayyan."Makasih Daddy. Dad belok kanan kita parkir di sana aja," ucap Putri menunjukkan tempat parkir yang cukup luas.Setelah mereka memarkir motor, mereka pun turun dari motor. Seperti biasa, Rayyan membantu putrinya melepaskan helm. Barulah dia melepaskan helmnya sendiri.

  • My Beautiful FAT Girl   Percaya

    Keesokan harinya. Putri bangun dengan wajah sembab. Gadis itu turun ke ruang makan setelah mandi dan sholat subuh. Rayyan yang melihat wajah putrinya sembab pun segera memanggil putrinya."Aura, Sayang. Sini, Nak." Panggil Rayyan menyiapkan kursi tepat di sampingnya. Putri pun tersenyum dan segera menghampiri ayahnya."Udah jangan nangis terus. Insyaallah, Allah maha melihat. Yang benar tak mungkin kalah," ucap Rayyan mengusap rambut putrinya."Lagian sih kamu, De. Jangan suka ngeladenin orang makanya," ucap Aray pada adiknya."Sssttt... Udah jangan diperpanjang. Maafin Mommy ya. Kemarin Mommy marah-marah sama kamu, Nak.""Iya Mommy. Enggak apa-apa. Aura tau Mommy pasti marah karena kecewa," ucap Putri."Iya, Sayang. Daddy udah cerita ke Mommy," ucap Aurel mengecup pipi gembul putrinya yang menggemaskan walau sudah kelas 2 SMA."Iya Mommy

  • My Beautiful FAT Girl   Meminta ijin

    "Duh, Den. Non Aura kasihan banget. Dimarahin sama kakak-kakaknya. Kok bisa dapet surat panggilan dari sekolah sih, Den? Mana Tuan Rayyan belum pulang," ucap Bude khawatir."Tuan Rayyan?" Tanya Liam."Iya. Itu ayahnya Non Aura. Kasihan dia lagi dimarahin sama kakaknya dan Mommy nya," ucap Bude membuat Liam kehilangan kata-kata.*****Liam benar-benar terkejut. Sungguh tak menyangka informasi yang didapatnya benar-benar di luar dugaan. Selama ini Putri adalah gadis yang sederhana. Dia bahkan terlihat seperti orang yang susah. Dia sama sekali tak pernah menunjukkan kehebatan orang tuanya. Makanya kemarin waktu Liam diajak ke rumah Bude dan Pakde, Liam pikir mereka adalah keluarga Putri. Benar-benar sama sekali tidak ada terbesit dalam pikirannya bahwa putri adalah anak dari majikan Bude dan Pakde.Bahkan Liam sempat berfikir Putri menangis karena beasiswanya dicabut. Padahal kenyataannya jika tahu seperti ini Putri tentu tidak mempermasalahkan tentan

DMCA.com Protection Status