Home / Romansa / My Bastard Uncle / 8. Malaikat Pelindung Carissa

Share

8. Malaikat Pelindung Carissa

Author: Intan SR
last update Last Updated: 2021-05-31 16:32:39

Rossa semakin membenci Carissa, terlebih ketika mengetahui jika gadis itu nampak semakin dekat dengan Daniel, dan karena itu lah Rossa semakin memusuhinya tak hanya di sekolah tapi juga di rumah.

Ibu Carissa sama sekali tidak tahu, karena waktunya selama seharian ia habiskan di tempat kerjanya. Dia hanya tahu jika anaknya itu lebih bahagia dibanding dengan kehidupan sebelumnya.

"Sekolah kamu lancar kan, Ris?" tanya ibunya ketika malam itu melihat anaknya masih terjaga dan terpekur di meja belajar.

Dia berusaha memahami pelajarannya karena tak ingin membuat Daniel susah.

"Lancar, Bu," jawab Carissa sambil menatap wajah ibunya yang nampak letih tersebut. "Ibu tidur aja, Carissa masih mau belajar."

"Hubungan kamu sama Rossa, baik-baik aja kan?" Entah mengapa ibunya tiba-tiba bertanya seperti itu pada Carissa.

Tak seperti biasanya juga dia masuk ke dalam kamar anaknya hanya untuk bertanya hal itu padanya.

Carissa hanya tersenyum. Dia tidak mungkin mengatakan jika dia sedang ada masalah dengan Rossa, bukan?

"Jangan bikin masalah ya, soalnya kita di sini cuma numpang." Kalimat yang membuat Carissa langsung sadar diri, jika dia di sana bukanlah siapa-siapa dan hanyalah orang yang menumpang di rumah pamannya.

"Jangan buat Rossa marah."

"Pasti ibu sudah denger ya?" tanya Carissa tersenyum pahit.

Sebenarnya setelah pulang bekerja tadi, Rossa sudah menunggunya di ruang tamu. Sengaja. Dia ingin memberi tahu apa yang sebenarnya terjadi padanya dan Carissa saat ini.

"Tante, itu namanya berlebihan bukan? Sudah cukup Carissa belajar di sekolah yang sama dengan Ocha, masa' dia harus les dengan guru privat juga?" Rossa sengaja mengadukannya pada ibu Carissa.

"Dan yang paling parah adalah dia mendekati kakak kelas yang selama ini Ocha suka," tandasnya dengan mata berkaca-kaca khas anak kecil yang sedang merajuk pada ibunya.

"Iya nanti tante bilang sama Carissa, Cha. Pasti dia gak ada niatan buat pacaran sama kakak kelas kamu itu."

"Tapi kan bisa aja mereka pacaran dan tante gak tahu!"

Ibu Carissa membeku di tempatnya berdiri, melihat keponakannya itu berlari ke atas dan masuk ke dalam kamarnya.

Ie menghela napasnya. Belum lama mereka ada di sana tapi sudah ada saja kekacauan yang dialami. 

"Kapan kita bisa keluar dari rumah ini, Bu?" tanya Carissa menyadarkan ibunya. "Carissa—pengen keluar dari rumah ini," lanjutnya pelan.

Masalah pamannya dia sembunyikan untuk sementara waktu, karena ibunya sepertinya sudah pusing duluan memikirkan masalahnya dengan Rossa.

"Nanti ya."

"Nanti kapan?"

"Kalau ayah sudah bayar utang ke bank." 

Dan sejak saat itu Carissa sadar, jika dia akan berada di sana untuk waktu yang lebih lama.

Ingin rasanya dia pergi saja menyusul ayahnya. Tak usah sekolah di sekolahan yang elit asalkan dia bisa sekolah dengan tenang di sana.

Tak hanya di rumah, di sekolah Carissa juga merasa tidak tenang. Itu karena Rossa menyebarkan berita jika orang tua Carissa punya utang pada bank sampai rumahnya disita.

Lalu dia juga mengatakan jika ibu dan ayahnya Carissa bergantung hidup pada ayahnya Rossa. Jika tidak ada Papanya Rossa mungkin mereka sudah menjadi gelandangan.

Dan kalimat terakhir itu cukup membuat hati Carissa sakit. Pandangan Rossa terhadapnya langsung berubah semenjak Daniel menjadi guru lesnya.

"Semuanya gara-gara aku ya?" Daniel duduk di atas batu di mana sampingnya ada Carissa yang sedang melihat ikan-ikan gemuk di dalam kolam ikan.

Ia menoleh dan melihat Daniel mengangsurkan minuman kaleng padanya.

"Aku harus bagaimana, Kak?"

"Apanya?"

"Semua murid di sini tahu kalau orang tuaku punya utang di bank."

Daniel mengamati wajah itu dari samping. "Semua orang pasti punya utang, hanya saja berbeda nominal. Dan mereka mau mengumbarnya atau tidak."

"Kamu malu?" tanya Daniel dan Carissa mengangguk.

"Orang tua kamu bekerja dengan pamanmu, bukan mencuri. Jadi apa yang membuat kamu malu."

Kalimat Daniel membuat ia merasa lega. Masih ada seseorang yang membelanya saat ini. Tapi setidaknya sampai saat Daniel bersekolah di sekolah yang sama dengannya.

Setelah lulus? Siapa lagi yang mampu menghiburnya seperti ini?

"Hari ini mau belajar di luar ruangan?" tanya Daniel tiba-tiba.

"Heh?" Carissa terkejut. "Di mana?"

"Perpustakaan kota, di sana sangat luas dan banyak buku yang menarik," jawab Daniel.

Carissa tersenyum.

"Apa itu artinya kamu mau?"

"Aku nurut sama omongan guru."

Dan itu membuat Daniel terkekeh. Ternyata Daniel tidak sedingin yang Carissa kira, dia cukup hangat dan menghibur. Bahkan dia tipe pria yang bukan bermuka dua.

"Aku akan berikan kamu soal, dan kalau kamu bisa menjawabnya dengan benar aku akan traktir kamu es krim," tantang Daniel.

"Kakak bisa bilang begini karena tahu aku gak akan bisa jawab kan?"

"Bukan." Daniel menggelengkan kepalanya. "Aku mau kasih kamu motivasi."

Rossa yang melihat pemandangan itu tentu saja kesal. Setelah ada seorang temannya memberi tahu jika ada Daniel dan Carissa di kolam ikan, dia langsung ke sana. Dan baru kali ini, dia melihat Daniel tersenyum sangat lebar pada seorang gadis.

Matanya sempat ia usap dengan kasar, berharap kalau itu adalah ilusinya. Tapi ternyata bukan, itu adalah benar Daniel yang dingin dan cuek sedang tersenyum pada Carissa.

Jadi, apakah benar kalau Daniel menyukai sepupunya sendiri?

**

"Sudah kubilang kamu bisa," kata Daniel. Satu gelas es krim sudah ada di meja Carissa. Daniel menepati janjinya untuk menraktirnya es krim di kafe.

Kafe tempat dulu dia pernah datang dengan Rian, tapi kini dengan suasana hati yang berbeda.

"Mungkin aku lagi beruntung," sahut Carissa, ia tersenyum.

"Oh ya, aku lupa bilang sama kamu."

"Apa, Kak?" Carissa memandang serius wajah itu. sepertinya ada hal serius yang ingin ia katakan padanya.

"Aku akan melanjutkan sekolah di luar negeri," kata Daniel tiba-tiba dengan ekspresi yang tak bisa ditebak oleh Carissa.

Apa dia bahagia? Atau—dia ragu melanjutkan ke sana.

"Kuliah—di mana?" Ada perasaan yang nyeri menelusup ke dada Carissa, perasaannya mulai bercampur aduk. Apakah ini artinya dia akan kehilangan seseorang yang akan selalu membelanya itu?

"Sydney," jawab Daniel. "Aku dapat beasiswa ke sana," jawabnya.

"Sebelum ada kamu di sekolah ini—aku sangat bersemangat untuk menuju hari itu. Tapi—setelah kamu tiba-tiba muncul, kupikir kebahagiaanku tidak sama seperti dulu."

Kalimat yang berputar dan membuat Carissa tidak mengerti.

"Awalnya, aku hanya kasihan padamu."

Mata Carissa membulat sempurna.

"Tapi—perasaan itu lambat laun berubah menjadi rasa suka," ucap Daniel pelan.

Mendadak sekujur tubuh Carissa menegang, bahkan dadanya berdebar lebih kencang.

Apa ini sebuah pengakuan?

"Aku menyukaimu, Carissa," ucap Daniel tiba-tiba.

"Tapi Kak."

"Iya aku tahu, aku akan pergi, jadi aku gak akan meminta apa-apa sama kamu." Daniel tersenyum menunjukkan deretan gigi putihnya.

"Aku cuma minta sama kamu, tolong bahagia Ris, jangan sedih," katanya kemudian.

Baru kali ini ada yang mengatakan hal tersebut pada Carissa, sangat peduli dan bersikap hangat padanya sejak dia pindah ke sekolah sepupunya.

"Kalau kamu mau menungguku—tunggu sampai empat atau mungkin lima tahun lagi, aku akan menjadi seseorang yang bisa membawamu pergi dari rumah pamanmu."

Related chapters

  • My Bastard Uncle   9. Tak Ada yang Berpihak Padaku

    Daniel mengatakan hal itu bukan tanpa sebab, karena setiap hari dia melihat bagaimana pamannya memperlakukan Carissa sangat aneh dan berlebihan.Dan ia ingin membawa gadis itu pergi dari rumah itu nanti, setelah dia sudah menjadi seseorang yang membuat Carissa bisa hidup dengan nyaman.Seperti waktu itu ketika Daniel datang untuk memberikan les untuk Carissa. Dengan mata kepalanya sendiri dia melihat Rian memperlakukan Carissa bukan seperti layaknya keponakannya sendiri."Permisi," sapa Daniel ketika dia sudah berada di ruang tamu.Carissa yang berada di dapur dan tepat di belakangnya ada Rian, langsung menoleh. Wajah keduanya tegang, Rian gugup sedangkan Carissa takut."Oh, kamu sudah datang rupanya," sahut Rian dengan gugup. Ia tersenyum canggung dan menatap keduanya bergantian."Sana Carissa, jangan buat Daniel menunggu lama," kata Rian. Dia mendorong punggung Carissa pelan.

    Last Updated : 2021-05-31
  • My Bastard Uncle   10. Pernyataan Cinta yang Menyakitkan

    Mau tak mau Carissa pergi dengan Rossa dan Daniel. Daripada pergi dengan pamannya mungkin lebih baik pergi dengan mereka berdua meskipun banyak hal yang menyebalkan selama di perjalanan.Seperti ketika Rossa inginnya duduk di sebelah Daniel. Lalu ia akan berpura-pura ketiduran dengan kepala bersandar di bahunya.Daniel duduk di sebelah Rossa, dan Carissa duduk di depannya.Sesekali Daniel menampakan wajah tak nyamannya ketika Rossa terus menempel padanya seperti tikus yang terkena jebakan lem tikus.Carissa akan memalingkan wajahnya, karena jujur saja dia tidak begitu menyukai dengan sikap Rossa saat ini."Setelah ini kita naik apa?" tanya Daniel pada Carissa."Mungkin naik ojek," jawab Carissa."Aku gak mau kalau naik ojek, kalau kamu mau naik ojek kamu aja sendirian. Aku dan Kak Daniel akan naik taksi," sahut Rossa. Matanya tiba-tiba terbuka sempurna seperti belum

    Last Updated : 2021-05-31
  • My Bastard Uncle   11. Dilema Carissa

    Bagaimanapun juga Carissa tidak bisa mengatakan yang sebenarnya pada ayahnya mengenai sikap Rian yang menakutkan.Ia memendamnya sendirian dan hanya Daniel yang mengetahuinya.Tetapi—setelah Daniel tidak ada nanti. Ketika dia pergi ke Sydney untuk kuliah, siapa lagi yang akan menjaganya seperti sekarang?"Aku gak mau pulang, Kak," ucap Carissa pelan. Ia memandang matahari yang sebentar lagi akan tenggelam.Air laut membias oranye menunjukan jika senja sebentar lagi akan tiba."Kamu mau di sini dulu?" tanya Daniel."Kalau bisa, aku mau tinggal di sini sama ayah, tapi—""Kalau kita lapor polisi gimana?" Usulan Daniel membuat Carissa menoleh ke arahnya.Ia menggelengkan kepalanya cepat."Jangan, Kak.""Kenapa?""Gak ada bukti, lagian yang ada aku dan ibuku akan diusir. Dan ayahku pasti akan menganggur

    Last Updated : 2021-05-31
  • My Bastard Uncle   12. Jebakan Rossa

    Di sepanjang perjalanan Carissa hanya diam saja. Dia sama sekali tak bicara pada Daniel meskipun lelaki itu sudah berusaha untuk mengajaknya berbicara.Bahkan ketika tangan Daniel ingin mengenggam tangan Carissa dia menolaknya dengan halus."Kakak udah ada Ocha," ucap Carissa pelan.Daniel menghela napasnya. Wajar saja kalau Carissa marah padanya. Tapi mau bagaimana lagi, hanya itu yang bisa dilakukan oleh Daniel.Sebentar lagi dia akan lulus sekolah dan meninggalkan sekolah itu. Dia sudah tak bisa menjaga Carissa seperti biasanya karena ia pasti akan sibuk dengan persiapan kuliahnya.Hanya pada Rossa dia bisa meminta tolong, meskipun itu tidak masuk akal."Maafin aku, Riss," ucap Daniel yang menatap ke arah wajah Carissa dari samping, namun Carissa menatap jendela kereta.Sebentar lagi mereka berdua akan sampai. Dan entah apa yang akan dilakukan oleh

    Last Updated : 2021-06-02
  • My Bastard Uncle   13. Hampir Saja

    Mata Carissa membeliak terkejut ketika dia melihat panggung pensi yang ada di depannya. Ini bukan seperti yang ada di dalam pikirannya.Ini sama sekali berbeda dengan apa yang ia bayangkan di dalam kepalanya. Sangat berbeda dengan pensi yang ada di sekolahnya yang lama.Ini nampak seperti sebuah pesta—untuk siswa orang kaya."Aku mau ke temanku, terserah kamu mau ke mana," ucap Rosa pada Carissa.Sudah diduga jika Rossa tidak akan terus bersamanya selama ada di acara pensi itu. Ia langsung melesat meninggalkannya dan berkumpul dengan teman-temannya. Hingga membuat Carissa kebingungan sendiri.Ia mengitari pandangannya, dan sejauh yang ia lihat. Tak ada orang yang ia kenal. Semuanya rasanya asing meskipun mereka satu kelas dengannya.Carissa tak dianggap, Carissa dibuang."Itu kan Carissa." Rendy menunjuk ke sebuah arah. Diikuti oleh Galih dan Irvan.

    Last Updated : 2021-06-02
  • My Bastard Uncle   14. Tantangan Daniel

    "Yakin sekolahannya di sini?" tanya Daniel ketika ia dan bersama dengan ketiga temannya ada di depan sebuah sekolah khusus laki-laki."Iya, aku udah cari tahu dan dia di sini. Namanya Arka, anak kelas dua.""Bukan kelas tiga?" tanya Daniel lagi."Bukan.""Mau ngapain sih emang?" Kali ini Galih yang bertanya pada Daniel.Sejak sepulang sekolah tadi, ia mengajak ketiga temannya itu untuk melihat sekolahan Arka. Ia ingin bertanya mengapa dia melakukan hal itu pada Carissa padahal jelas si Arka tak mungkin mengenal Carissa jika bukan satu sekolahan.Jika di balik kejadian ini ada hubungannya dengan Rossa, maka lebih baik Daniel akan menyudahi hubungannya dengan perempuan itu.Rossa tak dapat dipercaya."Mau ngajak berantem, Niel?" tanya Rendy kali ini."Bisa jadi—kalau dia gak mau jawab." Daniel menatap ketiga temannya itu bergantian.

    Last Updated : 2021-06-02
  • My Bastard Uncle   15. Menyerang dengan Brutal

    Rossa pulang ke rumahnya selepas diputuskan oleh Daniel. Hatinya dipenuhi oleh amarah dan berpikir jika semua penyebab dia diputuskan adalah Carissa.Ya, dia menuduh Carissa yang telah membuat semuanya menjadi berantakan seperti ini.Dia buru-buru bergerak menuju ke dalam Carissa. Dan rupanya tak ada sepupunya di sana.Karena semakin kesal tak menemukan Carissa, Rossa mengacak-acak barang di atas meja belajar Carissa sampai berantakan. Dia juga membuang semua baju yang ada di lemari, dan matanya menangkap baju mahal yang dibelikan oleh papanya sendiri.Setelah merebut Daniel dari dirinya, kini dia juga telah merebut perhatian papanya."Carissa! Kamu ada di mana!!" teriaknya kemudian sebuah bayangan muncul di ambang pintu dengan wajah yang terkejut."Kamu ngapain ada di dalam kamarku dan mengacaukan semuanya?" tanya Carissa kaget."Aku?! Kamu pikir aku lagi ngapain p

    Last Updated : 2021-06-02
  • My Bastard Uncle   16. Buka Pintunya, Carissa

    Dua tahun kemudian …"Gimana ujiannya?" tanya Rendy pada Carissa."Lancar," jawab Carissa sambil tersenyum.Dia sudah terbiasa dengan Rendy selama ini. Atau lebih tepatnya ketika Daniel sudah mulai kuliah di luar negeri. Dan seperti janjinya pada Daniel, Rendy bersedia untuk menjaga Carissa selama dia pergi.Waktu yang ia lewati dengan Rendy malah terbilang lebih lama dibandingkan dengan Daniel waktu itu.Mereka berdua kini malah lebih akrab dibanding waktu pertama kali bertemu dulu.Rendy berbeda dengan Daniel. Rendy adalah lelaki yang banyak bicara, dan dia tak akan segan mengungkapkan isi hatinya jika itu menganggu pikirannya."Mau makan dulu?" tanya Rendy ketika Carissa sudah naik ke atas motornya."Boleh.""Nanti mau kuliah, atau langsung kerja?" tanya Rendy lagi. Gadis itu selalu saja mengalihkan pembicaraan jika ditanya seper

    Last Updated : 2021-06-02

Latest chapter

  • My Bastard Uncle   43. Tamat

    “Ada yang pengin aku tunjukin sama kamu,” kata Rendy malam itu. Setelah bebas, Carissa tinggal di sebuah kos yang dekat dengan Rendy. Dan karena itu lah membuat hubungan mereka dekat seperti sekarang.Selama tujuh tahun, Carissa tidak pernah mengizinkan Aaron untuk mengunjunginya. Dia menolak tiap kali Aaron ingin bertemu dengannya di penjara, karena Carissa tak ingin membuat Aaron tidak dapat melupakannya.Sudah tujuh tahun, harusnya Aaron sudah bisa melupakannya. Dan memiliki seseorang yang dia sayangi.“Kita mau ke mana, Kak?” tanya Carissa.“Kalau aku ngasih tau sekarang, namanya bukan kejutan,” jawab Rendy.Karena tak bisa menolak permintaan Rendy, akhirnya Carissa menurutinya. Mereka naik motor untuk menuju ke tempat yang dimaksud oleh Rendy.Di perjalanan, tiba-tiba saja Carissa teringat dengan Aaron. Ada perasaan rindu yang mengusiknya saat ini, tapi di sisi lain dia takut untuk bertanya pada Rendy bagaimana keadaan Aaron sekarang.Apakah dia sudah menikah? Apakah dia sudah m

  • My Bastard Uncle   42. Bahagia dengan cara masing-masing

    Tak ada penyesalan dari diri Carissa ketika dia mengetahui bahwa Rian telah mati di tangannya. Luka tusuk yang dia berikan rupanya menembus tepat ke jantungnya.Namun, ada penyesalan bagi Carissa sampai sekarang. Jika dirinya tidak bisa melihat dan menemani Aaron sampai sadar.Satu haru setelah kejadian itu, Carissa dibawa ke kantor polisi untuk diminta keterangan. Hingga akhirnya, statusnya berubah menjadi seorang pelaku pembunuhan.Carissa tidak mengelak. Dia mengaku bahwa dirinya memang sudah membunuh Rian.Di kantor polisi itu juga lah, dia bertemu dengan ibunya yang sudah tidak dia lihat selama beberapa bulan ini. Dan juga Rossa yang menangis karena dirinya telah menjadi anak yatim piatu.“Kenapa kamu harus melakukan ini pada pamanmu sendiri, Carissa?!” geram ibunya. Dian benar-benar sama sekali tidak mengasihani anaknya yang sebentar lagi akan dipenjara selama tujuh tahun.Carissa diam.“Padahal kamu tak perlu sampai membunuhnya.”Tiba-tiba Carissa menyeringai.“Apa ibu takut ak

  • My Bastard Uncle   41. Impas

    Dengan sekuat tenaga Carissa mencoba untuk agar tetap terjaga, meski rasa kantuknya saat ini benar-benar sangat menyiksanya.Samar-samar dia melihat bayangan Rian, lelaki yang sudah lama tidak dia lihat masuk ke kamar. Dia tersenyum dan mendekati Carissa.Baru saja saat Rian hendak menyentuh pipi Carissa. Bayangan lain masuk, meski Carissa setengah sadar tapi dia tahu bahwa bayangan lain itu adalah Aaron.Namun, sepertinya ada yang salah dengan Aaron. Wajahnya dipenuhi dengan darah yang menetes. Dengan mata yang ganas dia mencoba memukul Rian dengan kayu yang ada di tangannya.Rian yang sadar jika ada orang lain masuk ke kamar itu pun menoleh. Dia terkejut mendapati Aaron mampu melewati anak buahnya.“Kamu pikir aku akan membiarkanmu hidup!” ujar Aaron. Pukulan pertamanya meleset, lelaki itu terhuyung dan terjatuh.Rian menendang perut Aaron yang sudah tidak berdaya. Terus memukulinya sangat kalap tanpa takut jika hal itu dapat membunuh Aaron.Carissa membuka matanya lebar-lebar. Dia

  • My Bastard Uncle   40. Mereka dalam bahaya

    Aaron terkejut saat mendapati mobilnya tidak ada Carissa. Awalnya dia mengira jika Carissa mungkin saja ke toilet, tapi rasa curiganya muncul saat menemukan ponsel milik Carissa terjatuh di samping mobilnya.Aaron memungutnya, jelas Carissa bukan perempuan ceroboh seperti ini.Mobil melintas di sampingnya, sosok Carissa memukul jendela mobil di bangku penumpang dengan wajah ketakutan. Aaron dapat melihatnya sekilas dan yakin jika Carissa saat ini sedang diculik.Bergegas masuk ke dalam mobilnya, Aaron langsung mengejar mobil yang membawa Carissa. Ia tak ingin melewatkan waktu sedetik saja agar tidak kehilangan jejak mobil tersebut.Seorang lelaki menarik rambut Carissa hingga perempuan itu tertarik ke belakang. Dengan kasar dia lalu mengikat kedua tangan Carissa menggunakan tali rafia.“Diam. Kamu sudah cukup merepotkan selama ini, jadi berhenti bergerak atau aku akan membunuhmu.”Carissa dapat melihat pisau yang ditodongkan ke perutnya. Wajahnya memucat dan menggigil ketakutan.Aaron

  • My Bastard Uncle   39. Firasat yang tak enak

    “Kalian mau ke mana?” tanya Aarin saat melihat Aaron sudah mengenakan pakaian rapi tidak seperti tadi.“Mau jalan-jalan, kenapa? Kalian nggak boleh ikut,” jawab Aaron. Dia masih menunggu Carissa yang mengganti pakaiannya. Sementara Daniel, dia sedang mengobrol dengan ayah Aarin di taman belakang rumah.“Malam minggu? Kamu jalan-jalan sama Carissa? Nggak salah?”“Kenapa salah. Udah urus aja pacarmu,” kata Aaron. Dia melihat Carissa muncul dengan rok jeans berwarna biru terang. Atasnya dia memakai hoodie berwarna mocca yang pernah dibelikan oleh Aaron beberapa waktu yang lalu. Tak lupa Carissa mengenakan sepatu kets hasil hadiah dari Aaron.Aaron yang melihat jika Carissa memakai hadiah pemberiannya pun merasa bangga dan senang.Mata Carissa melihat ke sekitarnya, memastikan jika tak ada Daniel di sana.“Ayo berangkat,” ajak Aaron.Carissa mengangguk, dia pamitan pada Aarin kemudian pergi keluar. Tak lama kemudian Daniel muncul dan mengatakan pada Aarin jika malam ini ayahnya ingin pest

  • My Bastard Uncle   38. Sudah lama tidak bertemu

    Satu minggu kemudian …Tamu yang ditunggu-tunggu oleh Aarin akhirnya datang juga. Sejak pagi dia sudah sangat antusias dan bersemangat untuk mengenalkan pada ayah dan ibunya jika dia adalah pacarnya selama ini.Meski selalu diejek oleh Aaron karena mereka menjalani hubungan jarak jauh, tapi hal itu tak lantas membuat Aarin terpengaruh. Kerap Aaron mengatakan jika bisa saja kekasihnya selingkuh di luar negeri, tapi Aarin tetap percaya pada pacarnya itu.“Nggak usah masak yang enak-enak, Bi. Lagian juga belum tentu bakalan nikah sama si Aarin,” kata Aaron. Sejak tadi dia duduk di kursi meja makan dan mengawasi pembantu-pembantunya menyiapkan makanan untuk tamu Aarin. Padahal dia di sana hanya ingin mengawasi Carissa.“Inget ya, dia itu tamu penting. Very Important Person, jadi nggak boleh asal-asalan masaknya.” Setelah menjitak kepala Aaron, dia duduk di sebelah adiknya dan mengambil apel yang sedang dikupas Aaron.Aaron mendelik, padahal apel itu untuk Carissa.“Makannya belajar masak.

  • My Bastard Uncle   37. Cinta yang manis

    Carissa akhirnya makan siang dengan Rendy saat dia tahu bahwa Aaron akan makan dengan Indri. Dia pikir mungkin sesekali bisa lepas dari Aaron itu bagus.Tapi, ketika di restoran di dekat kampus, Aaron menghampiri meja Carissa yang datang lebih dulu di sana.Carissa mendelik kesal, tapi Aaron mengabaikannya.“Masih banyak meja kosong,” kata Carissa. Dia merasa tidak enak pada Rendy saat ini, di mana Rendy menatap penasaran lelaki itu.“Aku kerja di rumah dia, Kak,” kata Carissa. Rendy mengangguk saja dan meneruskan memilih menu makanan yang ada di buku menu. Sementara Indri, sejak Aaron mengajaknya untuk makan satu meja dengan Carissa, dia terus merengut kesal.Makan siang tak nyaman pun selesai, ketika Rendy bilang bahwa sudah saatnya dia masuk kerja. Tinggal Carissa, Aaron dan Indri di sana bertiga.“Yuk, balik,” ajak Indri mendesak Aaron.“Kamu duluan aja ya, aku mau ngomong dulu sama Carissa,” kata Aaron.Karena tahu tak ada gunanya berdebat, akhirnya Indri meninggalkan Aaron setel

  • My Bastard Uncle   36. Hmmm

    Carissa sudah memiliki ponsel sekarang, jadi dia tidak harus terpaku pada Aaron. Ketika dia berada di dalam mobil, dia tidak perlu berbicara dengan Aaron.Kini, dia sedang sibuk mencari-cari Daniel di sosial medianya. Bagaimana kabar Daniel? Apakah dia baik-baik saja? Apakah dia sudah kembali ke Indonesia?“Kamu sibuk banget sih,” kata Aaron, dia melirik melalui ekor matanya, melihat Carissa yang asik dengan ponselnya sejak tadi.“Ya, aku sibuk banget,” balas Carissa.“Dan aku kamu cuekin.”“Kamu bisa telepon Indri kalau bosen,” balas Carissa lagi.“Aku bisa ketemu sama Indri di kampus. Kalau sekarang kan bisa ngobrol sama kamu.”Carissa menghela napasnya. “Itu bukan pekerjaanku, tugasku cuma nemenin kamu kuliah,” katanya. “Kalau nanti mau pergi pesta atau apapun itu, tolong kirim pesan sama aku. Aku udah punya ponsel, jadi nggak ada alasan buat nggak ngabarin.”Aaron merasa Carissa sudah berubah. Entah sejak kapan, tapi Carissa menjadi bukan seperti perempuan penurut.“Oke oke, kayak

  • My Bastard Uncle   35. Aku ngerti

    Dua belas tahun yang lalu …Aaron yang masih kecil sudah ditinggal sendirian di rumah, ibu atau ayahnya tidak merasa khawatir ketika mereka sudah percaya pada pengasuh anak yang sudah merawat Aaron sejak kecil.Namanya adalah suster Anna, pengasuh Aaron yang saat itu berusia tiga puluh tahunan. Dia lumayan cantik dan pandai berbicara. Aaron banyak belajar dari Anna, tapi tidak dengan santu hal itu.Satu hari ketika Aaron harus ditinggal ayah dan ibunya pergi keluar kota karena kakaknya akan menjalani lomba di sekolahnya. Aaron kecil tidak diperbolehkan ikut. Kata Aarin, Aaron sangat menganggu, jadi akan lebih baik jika dia ada di rumah. Hingga akhirnya, Aaron hanya ditinggal dengan Anna.Malam hujan lebat, seluruh pembantu sudah tidur dua jam yang lalu. Aaron yang ketakutan malam itu, meringkuk di dalam selimut. Dia takut dengan petir dan kilat yang terus berkilat di langit.Mendengar suara Anna masuk ke dalam kamarnya, membuat Aaron merasa lega. Dia membuka selimutnya dan melihat An

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status