"Bedebah! Apa laki-laki itu yang akan kamu jadikan suami?" umpat Sakha di sela kegiatannya menyetir. Dia terus mengoceh dan mengutuk Rio. Urat di kepalanya bahkan terlihat jelas di mata Yota. "Dia itu tidak baik. Bagaimana mungkin membiarkan seorang wanita dihina seperti itu? Dasar banci!" lanjut S
Pernah suatu hari Rey berdoa supaya istrinya cepat-cepat melahirkan agar permintaan tidak masuk akal yang selalu dilontarkan akan berakhir. Itu semua karena dia mulai bosan dan ingin melalui hari dengan selayaknya. Pernah juga dia berpikir untuk menghapus hari Minggu dari kalender. Namun, dia langs
Sesuai permintaan Bumi dan desakan Prita, akhirnya Rey tidak punya pilihan selain menuruti dan mendatangkan Rivano-driver goback yang viral ke kediamannya. Lagi pula bagaimana bisa dia menolak saat miminya juga bekerja sama mendukung permintaan Bumi yang aneh itu? Terlebih lagi dia tidak sanggup jik
Sementara itu Revano juga memberikan gelagat aneh, dia hanya bisa menggaruk tengkuk yang tak gatal. Sebenarnya dia ngeri jika harus membonceng istri bos, terlebih lagi dengan kondisi sedang hamil begitu. "Itu tidak aman, Bumi," tutur Rey. "Aman, Rey." Rey yang gregetan pun seketika menarik tangan
"Hey, apa yang kalian lakukan?" tegur Aryan pada dua karyawannya yang asyik berkasak-kusuk tanpa menyadari kalau dia sedari tadi telah tiba. Matanya pun menyipit saat mencari arah tatapan mata dua karyawan remajanya itu dan mata mereka terarah ke satu titik—wanita cantik juga seksi yang sedang duduk
Aroma leather yang melekat di jas tersebut mampu memberi kesan maskulin yang kuat, dan dari itu juga Milea yakin kalau si pemilik jas adalah seorang pria. Tak ayal dia sering berangan-angan, berharap lelaki yang melindungi tanpa pamrih itu adalah seorang pria single. Mata Milea kembali ke tas kerta
"Aku mau kamu jadi istri keempatnya. Dengan begitu kamu akan diakui Papa dan derajat kamu akan aku ...." BYUR Jus alpukat sudah sukses memotong lisan Imron. "Kamu ... berani sekali kamu Milea!" bentak Imron sembari berdiri. Mukanya yang terkena jus alpukat sudah memerah. Nyalang dia menatap adikn
"Ada apa ini?" tanya Rey. Dia yang panik menatap orang sekitar, lantas menatap tajam ke salah satu orang yang memapah istrinya itu. "Apa yang terjadi dengannya?" lanjut Rey tak sabar. Ada kilatan emosi dari tatapan itu. "Bu Bumi sudah mulai kontraksi, Pak. Habis meeting beliau tiba-tiba tidak bisa
Mata Rio langsung terbelalak hebat. "Jadi ... jadi kamu yang digilainya, dan istrimu adalah orang yang dibuatnya keguguran?" terka Rio. Dia masih belum bisa menetralisir keterkejutan. "Ya begitulah kira-kira. Dan kamu masih saja menyukainya?" Rio terkekeh hambar. "Nasib benar-benar buruk. Aku tahu
Bumi cuma bisa nyengir saja. "Jangan tertawa, Bum! Ini tidak lucu!" dengkus Sakha. - - Enam bulan kemudian. Ballrorm sebuah hotel dihias sedemikian rupa megahnya. Lampu, bunga, serta balon menjadi ornamen pendukung pesta pernikahan dua bersaudara itu. Dua bersaudara? Ya, mereka adalah Aryan d
Rey yang keheranan merebut lembar itu, dan responnya juga sama—membulatkan mata seakan-akan tidak percaya. "Bum, kamu serius?" tanya Rey. Melihat Sakha yang ada di sebelahnya mematung tak bergerak memantik rasa penasarannya menjadi semakin besar. Di dekatinya Bumi, lantas duduk di sisi ranjang. "B
"Mi ...." "Padahal Mimi sudah semedi di spa demi nama ini. Gangga Semesta Jadiyaksa." Bumi dan Rey saling tatap. Mereka tak menyangka nama yang disiapkan begitu indah dan jauh dari nama aktor Hollywood. "Itu artinya apa, Mi?" tanya Bumi. Penasaran dia dan sejujurnya agar tertarik. Nama itu terden
Mata Rey pun kembali terarah ke box bayi yang ada disebelahnya. "Aku bingung. Terlalu banyak nama bagus yang aku pikirkan. Dan satu pun tidak ada yang membuatku yakin. Tolong beri waktu aku untuk memikirkannya," balas Rey. Bumi pun mengiakan dengan anggukan kepala. Sekarang mata Rey kembali ke Bumi
Kebahagiaan yang didapatkan sekarang tidak bisa Bumi jabarkan. Rasanya sangat luar biasa. Setelah melalui masa kontraksi hampir sepuluh jam akhirnya sang bayi lahir dengan selamat dan sehat dengan berat 3,5 kilogram dengan proses persalinan normal. Kebahagiaannya semakin berlipat ketika mengetahui a
"Dan yang membuat aku penasaran, kenapa kamu selalu diam? Kamu seolah tidak mengenalku. Jika kamu mengatakannya mungkin kita sudah lama berteman." "Maaf, aku tidak berpikir sampai di situ. Aku hanya menolong, itu saja," balas Aryan lagi. Senyum Milea semakin mengembang. Lamat dia menatap Aryan yan
Tiga puluh menit. Satu jam. Hingga dua jam berlalu sia-sia. Semua jenis olahraga dia coba. Dari squad jump, push-up, angkat barbel sudah dicoba, hanya saja hasilnya nihil. Aryan kalah dan lelah. Lelaki bingung harus bagaimana. Tubuhnya sudah lemah tapi hasrat untuk mencumbu Milea justru semakin k
"Kamu masih muda? Apa kamu single? Kalau iya, apa kamu mau menjadikan aku istri?" "Maaf, Nona. Saya memang masih single, tapi ...." "Tidak perlu dilanjutkan. Aku hanya butuh itu sebagai awal. Jadi Tuan Jas yang tampan, persiapkan diri untuk menerimaku sebagai istri." Aryan yang baru saja selesai