"Kamu mendatangkan laki-laki. Bukankah itu namanya tidak benar?" Rio ingin menjawab, tapi didahului Yota yang tergelak nyaring. "Kamu terlalu picik, Kha. Untuk apa kamu repot-repot menasehati sedangkan kita tidak ada hubungan apa-apa? Kita sudah bercerai! Dan kamu ...." Yota menunjuk dada Sakha sa
"Kamu tidak perlu repot-repot mengurusku, Sakha. Atur saja perasaanmu, atur saja hidupmu. Aku sudah baik-baik saja," papar Yota penuh percaya diri dan membuat emosi Sakha kembali mencuat. "Apa benar begitu? Apa benar kamu baik-baik saja? Bukankah dulu kamu tergila-gila padanya bahkan rela melakukan
"Silakan dinikmati Non sarapannya," ucap Oneng yang seketika membuyarkan lamunan Bumi. Bumi yang sudah cantik dengan blouse berwarna cokelat muda dan rambut yang diikat ke belakang itu pun menatap Oneng sebentar, lantas menyunggingkan senyum, setelah itu menatap nasi goreng seafood yang ada di depan
Alih-alih tersenyum, Bumi justru mendesah lagi. Rey, begitu keras kepala. Padahal Bumi sudah melarang dan mengabaikan tapi tetap saja lelaki itu selalu mengirimkan bunga. Sudah seminggu mereka pisah rumah dan selama itu juga Rey selalu mengirim bunga untuknya. Jadi, dia tak heran kalau halaman ruma
Saat tengah menata hatinya kembali tiba-tiba ada yang mengetuk ruangannya. Bumi yang masih setengah kesal pun mempersilakan orang yang mengetuk untuk masuk dan ternyata adalah Sakha. "Kenapa mukamu ditekuk begitu?" tanya Sakha sembari membawa beberapa map di tangan, lantas meletakkannya ke meja. B
"Berhentilah mengoceh," pungkas Sakha, pipinya menghangat dan Bumi bisa melihat dengan jelas kalau sahabatnya itu tengah tersipu malu. "Sekarang aku paham, pantas saja kamu keras kepala seperti ini. Ya karena memang belum pernah merasakan nikmatnya punya pasangan untuk di ajak berolahraga malam."
Sakha terdiam, rasa diikat mati pita suaranya. Jika dipikir memang benar perkataan Rey itu. Tidak akan ada di dunia ini laki-laki yang akan membiarkan istri mereka berdekatan dengan laki-laki yang menyimpan hati untuk istri mereka. "Apa yang kamu inginkan?" tanya Sakha to the point. Terdengar dingi
Di sebuah restoran yang sangat terkenal. Bumi dan Sakha sedang jalan bersisian. Mereka memasuki sebuah private room yang ada di lantai dua restoran tersebut. "Aku sudah lama tidak makan di sini," oceh Bumi pada Sakha sembari bersila. Matanya berbinar melihat ruang yang kanan kirinya di sekat dindin