"Berhentilah mengoceh," pungkas Sakha, pipinya menghangat dan Bumi bisa melihat dengan jelas kalau sahabatnya itu tengah tersipu malu. "Sekarang aku paham, pantas saja kamu keras kepala seperti ini. Ya karena memang belum pernah merasakan nikmatnya punya pasangan untuk di ajak berolahraga malam."
Sakha terdiam, rasa diikat mati pita suaranya. Jika dipikir memang benar perkataan Rey itu. Tidak akan ada di dunia ini laki-laki yang akan membiarkan istri mereka berdekatan dengan laki-laki yang menyimpan hati untuk istri mereka. "Apa yang kamu inginkan?" tanya Sakha to the point. Terdengar dingi
Di sebuah restoran yang sangat terkenal. Bumi dan Sakha sedang jalan bersisian. Mereka memasuki sebuah private room yang ada di lantai dua restoran tersebut. "Aku sudah lama tidak makan di sini," oceh Bumi pada Sakha sembari bersila. Matanya berbinar melihat ruang yang kanan kirinya di sekat dindin
"Rey! Untuk apa kamu ke sini?" sentak Bumi. Alih-alih menjawab atau menjauh, Rey justru semakin nekat mendekat. Setelah itu meletakkan buket bunganya di atas meja. Lelaki tampan dan rapi bak hendak melamar itu juga berlutut di depan sang istri yang sudah berdiri. "Rey! Berdiri, Rey! Untuk apa kamu
Bumi tak menyangka karena emosi sesaat semalam dia harus mengalami hari yang sangat melelahkan. Sisa perdebatan semalam menjungkirbalikkan dunianya. Sakha benar-benar tidak masuk bekerja. Karena itu juga terpaksa dia yang harus menghandle segala macam pekerjaan, belum lagi alasan yang harus dikaran
Bumi menyadari, suaminya adalah tipe romantis meski kadang kala kekanakan. Memikirkan itu dia semakin merindukan sosok Rey. "Ya Tuhan apa yang harus aku lakukan?" gumam Bumi, matanya yang mulai berkaca-kaca melihat kedatangan sepasang suami istri yang baru saja masuk restoran. Bumi perhatian gelag
Bumi berlari setelah memarkirkan mobil. Langkah kakinya begitu panjang seolah lupa bahwa dia sedang mengandung. Rasa takut kehilangan Rey membuatnya yang masih mengenakan setelan formal itu seperti kehilangan akal. Dia terus berlari dan menerabas beberapa paramedis yang kebetulan perpapasan denganny
Bumi menarik diri. Matanya yang sembab menatap mata sang suami yang terlihat sendu. Bagian bawah mata lelaki itu terlihat lebih gelap menandakan bahwa Rey kurang istirahat "Janji ya! Jangan tinggalkan aku!" pinta Bumi. Rey mengulas senyuman lalu mengusap lembut pipi Bumi. "Iya janji, aku tidak aka