Sontak saja Azzura terkejur usai mendengar titah dari Alan itu. "Ta—tapi, biasanya... Ruella hanya menerima custom order seperti ini maksimal sebulan sebelum acara berlang—""Sayang, apakah kau tidak bisa mengusahakannya untukku?" Dengan cepat Alan memotong bicara Azzura. "Aku kekasihmu dan pelanggan istimewamu, Azzura. Kau seharusnya senang mendapat pesanan dariku. Tapi, yang kulihat saat ini malah kau secara halus menolakku," kata Alan, mengomeli Azzura. "Hhhhh..." Azzura menghela nafas panjang sambil memikirkan perkataan pria bertubuh atletis di hadapannya, yang sebenarnya ada benarnya."Baik, Alan. Aku bersedia menerima custom order dadakan darimu," jawab wanita ini, membuat Alan kontan tersenyum puas mendengarnya."Terima kasih, Sayang," balas Alan. Lalu Azzura mengangguk sambil tersenyum tipis. Setelah itu, Azzura bangun dari sofa dan bergerak ke arah meja kerjanya. Rupanya wanita ini mengambil alat ukur roll meter yang biasa digunakannya untuk mengukur baju dan tubuh customer
Tak berhenti sampai di situ. Setelah menghentikan tangan Azzura, dengan cepat Alan menarik tubuh Founder Butik Ruella itu agar lebih dekat dengannya.Kemudian Alan melingkarkan satu tangannya yang berotot pada pinggang Azzura dengan cepat dan juga lembut. Karena itulah, sang perancang busana seksi dan cantik ini kontan terkejut. Meski Azzura merasa sangat terkejut dengan ulah Alan kepadanya saat itu, tetapi Hormon Estrogen wanita yang menjadi kekasih Alan ini tidak bisa bohong.Terlebih lagi ketika jarak di antara dirinya dan Alan sangat dekat dan juga intim, sehingga indera penciuman mereka dapat saling merasakan aroma perfume satu sama lain."Kau mau apa, Alan?!" tanya Azzura terbata-bata meski sembari menatap Alan dengan tegas dengan kedua matanya."I miss your pussy so much, it’s very nice and hot, Sayang," ungkap Alan, membuat Azzura yang mendengarnya makin terkejut."So what do you want now?" balas CEO sekaligus juga Founder Butik Ruella ini terbata-bata dengan dadanya yang ber
"So, whose slut are you, Azzura?” ujar Alan, bertanya pada Azzura sembari menggesekkan dirinya ke kaki Azzura. Oh tidak! Bukan ... bukan! Tapi miliknya, kejantanannya yang mulai mengeras. Ya, Mr. P nya. “That’s right!" Alan membubuhkan sebuah ciuman singkat tetapi dalam di bibir Azzura yang jadi favoritnya. "You. Are. Mine!" tegas pria tampan ini dengan menekan setiap kata dalam bicaranya. Pernyataan Alan itu seketika membuat Azzura jadi gugup. Saking gugupnya, wanita polos dan murni satu ini sampai harus menelan liurnya. Namun, hal yang membuat Azzura semakin gugup saat itu adalah pesona sensual Alan yang ternyata semakin terpancar jelas pada dirinya. Tidak! Pesona sensual Alan tidak hanya membuat Azzura gugup tapi juga memabukkan dirinya, sehingga ia jadi tidak sadar jika kini pria memesona itu tengah mencium bibirnya. Tunggu! Bukan hanya mencium bibit Azzura, tapi Alan juga melumat bibirnya dengan sangat dalam, panas, dan liar. Belum puas, Alan lalu menggigir bibir Azzura. Be
Usai mendengar keinginan dari tubuh Azzura, Alan segera mempercepat gerakannya. Peluh keringat bahkan membanjiri wajah dan tubuh keduanya. Hawa dingin yang datang dari pendingin ruangan kini tak terasa lagi.Lalu detik berikutnya, Azzura mengaitkan kedua kakinya di atas punggung Alan agar pria memesona itu dapat dengan bebas memainkan zakarnya di dalam honey pot Azzura. Azzura, perancang busana muda dan seksi itu kini semakin kehilangan akalnya setiap kali Alan mencumbu dirinya, mengulum bibir dan puting juga vaginanya dengan liar.Namun kemudian, Azzura rupanya juga melakukan hal yang sama kepada Alan. Ya, Azzura menyesap dengan dalam leher kekasihnya yang memesona tersebut. Dan kemudian, Azzura mengecup pelan cuping telinga Alan, menciumnya dengan dalam dan lama, lalu melumat kedua puting pria itu secara bergantian."Aaaggghhh." Serangan-serangan kecil dari Azzura diterima Alan dengan baik hingga membuatnya mendesah dan tubuhnya menggelinjang dengan hebat."Kau pemain yang sempurn
Alan kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati sang kekasih, Azzura. "Sayang, apa kau puas?" tanya pria ini saat ia tengah berhadapan dengan Azzura dengan jarak yang sangat dekat, sambil menyentuh bibir wanitanya tersebut dengan tangan telanjangnya.Azzura tercekat dengan sentuhan sensual yang diberikan oleh Alan di bibirnya. Ia bahkan kesulitan untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh si pemandu wisata dan selam scuba memesona itu padanya. Sepertinya Azzura benar-benar masih sangat malu untuk menunjukkan dan mengakui kenikmatan dari permainan seksualitas yang telah dilakukannya bersama Alan, kekasihnya, pria yang bertubuh seksi itu. Sebuah pengalaman tersulit baginya karena ia harus bisa menutupi rasa malu berpenampilan tanpa busana di depan pria dewasa yang belum lama ia temui. Fashion desainer cantik dan seksi satu ini bahkan harus mengeluarkan sisi emosionalnya yang membara. Namun, ia merasa bahwa hal ini di bawah kendalinya. Ya, Azzura tampak benar-benar ta
Setelah selesai makan siang bersama Alan, wanita yang kerap di Zura ini kembali ke butiknya. Namun, saat ia tiba di ruang kerjanya, ia melihat Tommy dan Alexa telah duduk menunggunya di sofa. "Azzura...." Dengan cepat Tommy dan Alexa berdiri dari duduk mereka saat melihat Azzura muncul dari balik daun pintu. "Tommy, kau di sini?" Azzura menatap kekasih dari Alexa itu terkejut tak percaya. Tommy pun mengangguk. "Aku tidak tahu kalau kau akan datang. Kenapa kau tidak mengabari aku dulu kalau kau akan kemari?" tanya Azzura. Lalu ia mengalihkan pandangannya pada Alexa. "Alexa juga tak memberitahu aku," jelasnya. "Tidak, Azzura. Aku buru-buru kemari, jadi tadi tak sempat mengabarimu dan Alexa. Itu sebabnya, Alexa tak memberitahu kau. Karena pacarku ini juga tak tahu kalau aku akan datang," terang Tommy.Azzura lantas mengangguk mengerti. "Duduk..." Ia duduk berhadapan dengan Tommy dan Alexa yang duduk berdampingan. "Jadi, apa yang membuatmu datang tanpa mengabari kami lebih dulu?" Azzur
"Di komputer Alan?" tanya Tommy saat menatap Azzura dengan mata yang melotot. Yang ditanya hanya menganggukkan kepala pelan. "Hhhhh ...." Tommy menghela nafas berat. Kekasih Alexa ini kemudian berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah jendela besar di ruang kerja Azzura dengan wajahnya yang terlihat frustrasi. Ya, bagaimana mungkin Tommy bisa tak frustrasi dan tertekan karena Azzura memintanya... tidak, tapi lebih tepatnya Azzura memaksanya untuk meretas komputer pribadi Alan. Ini jelas tindakan ilegal. "Azzura, hari ini tidak bisa. Aku sangat sibuk," ucap Tommy yang berdiri di depan jendela kaca besar sembari menghadap ke arah luar ruangan dengan tangan di dalam saku celana jeansnya.Namun kemudian, Tommy berbalik menghadap ke arah Azzura dan Alexa yang duduk di sofa dan menatap dirinya penuh harap. "Aku bisa bantu jika pekan depan," imbuh Tommy, pelan. "Tom..." Azzura berdiri dari duduknya diikuti Alexa. "Kau tahu kalau kita tak punya banyak waktu. Dan, jika ini tak penting, s
"Jangan menahannya, Azzura. Di sini hanya ada kau dan aku. Tidak ada orang yang dapat mendengar suaramu," kata Alan, pelan.Dan kali ini, Alan berbisik di depan wajah Azzura. Sehingga, sang fashion desainer seksi yang merupakan kekasihnya itu dapat merasakan deru napasnya. "Sekarang, kau bisa mengatakan apa pun padaku. Kau juga bisa beteriak dengan kencang. Kau tahu, Sayang, aku benar-benar sangat menyukai suaramu." Tanpa henti Alan mengusap paha bagian dalam Azzura. Pria tampan ini kian gencar melakukan aksi liarnya dengan menggoda Azzura."Ak ... aku tidak tahan lagi, Alan." Dengan berani, Azzura membuka matanya lebar untuk menatap Alan. Ia lalu mengalungkan kedua tangannya pada leher si tampan dan demokratis di hadapannya tersebut. "Apa maksdmu dengan tidak tahan lagi, Sayang? Apa yang kau inginkan?" Alan menyapu rambut Azzura di sisi kanan leher wanita seksi itu.Lalu detik berikutnya, Alan memajukan wajahnya ke arah leher Azzura. Pemandu wisata dan selam scuba memesona ini memb