"Di komputer Alan?" tanya Tommy saat menatap Azzura dengan mata yang melotot. Yang ditanya hanya menganggukkan kepala pelan. "Hhhhh ...." Tommy menghela nafas berat. Kekasih Alexa ini kemudian berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah jendela besar di ruang kerja Azzura dengan wajahnya yang terlihat frustrasi. Ya, bagaimana mungkin Tommy bisa tak frustrasi dan tertekan karena Azzura memintanya... tidak, tapi lebih tepatnya Azzura memaksanya untuk meretas komputer pribadi Alan. Ini jelas tindakan ilegal. "Azzura, hari ini tidak bisa. Aku sangat sibuk," ucap Tommy yang berdiri di depan jendela kaca besar sembari menghadap ke arah luar ruangan dengan tangan di dalam saku celana jeansnya.Namun kemudian, Tommy berbalik menghadap ke arah Azzura dan Alexa yang duduk di sofa dan menatap dirinya penuh harap. "Aku bisa bantu jika pekan depan," imbuh Tommy, pelan. "Tom..." Azzura berdiri dari duduknya diikuti Alexa. "Kau tahu kalau kita tak punya banyak waktu. Dan, jika ini tak penting, s
"Jangan menahannya, Azzura. Di sini hanya ada kau dan aku. Tidak ada orang yang dapat mendengar suaramu," kata Alan, pelan.Dan kali ini, Alan berbisik di depan wajah Azzura. Sehingga, sang fashion desainer seksi yang merupakan kekasihnya itu dapat merasakan deru napasnya. "Sekarang, kau bisa mengatakan apa pun padaku. Kau juga bisa beteriak dengan kencang. Kau tahu, Sayang, aku benar-benar sangat menyukai suaramu." Tanpa henti Alan mengusap paha bagian dalam Azzura. Pria tampan ini kian gencar melakukan aksi liarnya dengan menggoda Azzura."Ak ... aku tidak tahan lagi, Alan." Dengan berani, Azzura membuka matanya lebar untuk menatap Alan. Ia lalu mengalungkan kedua tangannya pada leher si tampan dan demokratis di hadapannya tersebut. "Apa maksdmu dengan tidak tahan lagi, Sayang? Apa yang kau inginkan?" Alan menyapu rambut Azzura di sisi kanan leher wanita seksi itu.Lalu detik berikutnya, Alan memajukan wajahnya ke arah leher Azzura. Pemandu wisata dan selam scuba memesona ini memb
Tubuh Alan sedikit gemetar. Sebenarnya, ia tidak bisa menahan lebih lama lagi gejolak dari birahinya yang sejak tadi telah membara dengan hebat di dalam dirinya. Namun Alan juga tidak ingin terburu-buru dalam memuaskan dirinya dan Azzura malam itu. Pria ini ingin menikmati momen bercintanya dengan Azzura malam itu dengan alur dan tempo yang sempurna."Kau tahu, Sayang, aku sangat terangsang hanya dengan merasakan tanganmu menyentuh kulitku seperti ini," ungkap Alan, jujur."Aku sengaja melakukannya agar milikmu itu lebih cepat berada di dalam diriku yang berkedut sejak tadi." Azzura tidak lagi menjadi perempuan naif dan pendiam sejak bersama Alan. Kini ia lebih terdengar seperti wanita liar seutuhnya.Alan pun terlihat sangat puas dan bahagia dengan penuturan Azzura itu. Karena itu, ia tidak ingin membuang lebih banyak waktu lagi. Jadi, segera, Alan memberikan ciuman yang dalam pada bibir ranum Azzura. Tidak sekadar mencium, namun Alan
Alan tidak hanya puas dan berhenti dengan dada bulat nan berisi dan padat milik Azzura saja. Usai lidahnya menari dengan ahli pada gunung kembar Azzura, kini jari jemarinya juga menari dengan piawai di atas tubuh sang fashion desainer seksi itu sebagai alat bantu memuaskan dirinya. Wanita yang berada di bawah Alan itu tampak senang dan menikmati rangsangan kecil yang diciptakan Alan. Pria itu menggerakkan jarinya di paha bagian dalam Azzura secara halus dan sesual. Lalu ia menjalankan jari-jari di sekitar kemaluan Azzura. Sehingga kekasihnya itu kembali merasa geli. Terlepas dari paha, Alan rupanya juga bermain dengan klitoris dan juga vagina Azzura. Rangsangan yang dibuat pria ini semakin menambahkan kenikmatan serta meningkatkan libido Azzura sebagai wanita dewasa yang tak naif. "Aaahhhh ... ahhhhh!!" Desahan kembali keluar dari mulut perancang busana ini, ketika Alan menyelipkan jari-jarinya di antara klitoris miliknya.Alan terus menerus menstimulasi klitoris Azzura itu secara
"Kau sangat besar!! Aku sangat menyukaimu!!" puji Azzura sambil menatap Alan yang tersenyum padanya. Ya, Alan terlihat senang tatkala sang kekasih tidak hanya memuji fisiknya yang indah dan bertotot tapi juga memberikan sanjungan soal ukuran Mr. P nya yang besar.Tentu saja hal itu merupakan hal yang sangat baik untuk menyemangati Alan agar performanya lebih panas lagi di tempat tidur."Mmhhh ... oooohhh ... yaaasshh...." Alan kembali mengerang dengan lembut sambil ia meremas lembaran kain yang biasa digunakan untuk menutupi dan melapisi tempat tidurnya, ketika testikelnya diremas oleh Azzura. Seperti kebanyakan pria pada umumnya, Alan juga sangat menikmati dan senang saat 'bolanya' ini dimainkan. Ia merasakan sensasi luar biasa ketika Azzura membuai, membelai, menjilat dan menghisap dengan dalam bagian bola-bolanya.Selagi Alan mengerang, Azzura tersenyum puas. Ia bahkan kian gencar memainkan milik Alan dengan lembut dan lambat juga sensual dan liar. Wanita seksi ini kembali member
"Benarkah? Atau kau sedang berbohong padaku, Sayang?" tanya Alan pada Azzura. Yang ditanya kemudian menggelengkan kepalanya cepat."Hhhhh ...." Alan mendengus lemah. "Dan aku juga merasa kau sedang menghindari 'permainan' kita," imbuh Alan. Dan Azzura kembali menggeleng. Melihat itu, Alan lantas tertawa geli. Azzura sangat menggemaskan."Aku serius dengan apa yang aku katakan padamu, Alan." Azzura tersenyum lebar penuh semangat, sehingga kedua gigi kelincinya yang putih bersih dan rapi muncul di depan mata Alan. Sayangnya, Alan tidak bodoh. Pria memesona ini tak mudah percaya dengan apa yang telah dikatakan oleh mulut manis Azzura. Mengapa tidak? Karena yang tampak di mata Alan justru 180 derajat berbeda dengan apa yang dikatakan oleh sorot mata Azzura yang langsung terhubung pada intuisinya."Tidak, Azzura, kau bohong," sanggah Alan. "Aku bisa melihat kebohongan yang mulutmu katakan melalui sorot matamu. Bahkan bibirmu juga terlihat kering. Dan itu membuat tampilan bibirmu yang can
Di kamar mandi, Alan menurunkan Azzura hingga keduanya beradu pandangan satu sama lain. Pria tampan ini lalu memeluk pinggang Azzura lagi. "I want to put you on my to do list!" bisik Alan di depan wajah Azzura."Really?" balas Azzura. Dan Alan pun mengangguk pelan. "So, where am I on your list?" tanyanya penasaran."You are in the second place. Because the first line is my job!" Alan dan Azzura tertawa terbahak-bahak."Sayang sekali, aku jadi tidak bisa merasa terluka dan tersisihkan. Karena pekerjaanmu sangatlah penting." Azzura mengalungkan kedua tangannya di leher Alan. "Pekerjaanku memang lebih penting. Tapi, Sayang, yang paling penting adalah kewarasan birahiku yang tiap saat menuntut untuk selalu dipuaskan oleh dirimu." Alan menyeringai pada kekasihnya yang bertubuh low waist-to-hip ratio atau yang pada umumnya dikenal sebagai 'figur jam pasir' itu. Bentuk badan ini membuat tubuh Azzura menjadi sangat menarik di mata Alan. Karena, pria memesona ini sangat menyukai bentuk tubu
Tanpa perlu menunggu lebih lama, Azzura lantas menjawab Alan dengan tersenyum malu-malu kepadanya. Sehingga, Alan merasa bahwa wanita di hadapannya ini terlihat semakin cantik dan menggemaskan.Sementara itu, di bawah sana tampak Alan Junior yang bertipe Burrito sudah sangat siap untuk melakukan pekerjaannya, memasuki liang senggama Azzura yang berkedut dan basah.Saat Mr. Burrito milik Alan akan memasuki honey pot nya, Azzura membuka kedua kakinya lebar-lebar. Dan setelah itu, baru lah Mr. Burrito sang kekasih perlahan memasuki arena permainannya. "Aagghhh..." Azzura terperanjat saat Mr. Burrito si pemandu wisata dan selam scuba memesona favoritnya itu memenuhi liang senggamanya, dan memberi tekanan serta rangsangan di semua area intimnya.Dan, agar penetrasi semakin dalam, Azzura terlihat melingkarkan kedua kakinya pada pingang Alan. "Mmhh ... ooohh ...." Azzura dan Alan mengerang dengan lembut. Melalui erangan lembut itu, Azzura dan Alan dapat saling mengetahui bahwa mereka satu
Suasana yang tenang seolah mendukung hasrat Alan pada Azzura saat itu. Alan benar-benar terangsang, iblis dalam dirinya seolah tidak memikirkan fakta bahwa kini Azzura adalah seorang pasien. "Mmhhhh ...." desahan kecil keluar dari mulut sang fashion desainer saat Alan meremas gunung kembarnya yang berpakaian dengan gerakan sensual. "Alan... I'm so wet. Do you want to taste me?" ucap Azzura saat ia menarik bibirnya dari Alan sementara dada bulat dan padatnya bergerak naik dan turun dengan cepat. Ia terengah-engah. Mendengar itu, Alan lantas menyeringai, matanya menyala tanda bahwa ia semakin terbakar gairah dan juga bersemangat. "Tentu saja, Azzura. Besides the heart, your pussy is mine," jawab Alan, berbisik di depan wajah sang kekasih. "Sayang...." Alan dengan jarinya membelai wajah Azzura hingga ke bibirnya. "Kau tahu, menjilati vaginamu adalah favoritku. Aku akan menjilatinya sampai kau cum, atau memohon kepadaku atau menyemprotkan jusmu ke wajahku. Bahkan, setelah kau orgasme,
"Meski cerita dan mimpi itu mengerikan, aku tidak akan berani menyakitimu, Azzura," kata Alan pelan meski nada bicaranya terdengar dingin.Mendengar itu, Azzura lantas mengangkat wajah cantiknya yang pucat, dan kemudian menatap Alan nanar sementara keningnya berkerut. "Hhhhhh ...." Alan mengehela napas panjang guna menetralisir perasaan sesak yang memenuhi dadanya."Azzura, bahkan sepanjang kau bercerita tadi, tak sedetik atau sekali pun aku berpikir kapan kau mulai memutuskan mencampuri hidupku dengan rencana yang kacau. Entah mengapa hatiku percaya bahwa kau mana mungkin akan begitu. Kau tak mungkin harus sakit untuk mengacaukan hidupku, dan membuat aku percaya untuk mencintaimu," kata Alan dengan tenang. "Alan, saat aku bertemu denganmu aku tidak tahu apa-apa. Dan, saat aku tahu apa yang menghubungkan kita, aku coba memberitahumu ribuan kali," balas sang fashion desainer yang baru menyeka air matanya dengan tangan kosongnya ini. "Aku percaya padamu, Azzura. Sumpah!" tegas si pem
"Apa yang terjadi?" tanya seorang petugas medis wanita yang rambut coklat gelap dan panjangnya dikuncir kuda pada Alan yang belum lama tiba di IGD rumah sakit. Alan yang tampak cemas dan bingung kemudian menjelaskan: "Dia kalut, dan tiba-tiba pingsan."Petugas medis wanita itu mengangguk mengerti. "Baiklah... Dokter akan periksa sekarang. Tolong tunggu di luar," katanya pada Alan. Alan pun mengangguk menuruti perintahnya. Dan setelah beberapa saat, seorang dokter wanita yang berambut hitam pendek sebahu keluar dan bertemu Alan."Dok, apa kondisinya stabil?" tanya Alan dengan perasaan tak sabar yang menggerogoti dirinya. "Ya, kondisinya stabil. Tadi, dia mengalami syok. Tapi kami butuh rekam medisnya. Ada bekas luka di dadanya. Saya kira dia telah melakukan transplantasi hati dan jantung. Dan, apa yang baru saja terjadi mungkin terkait dengan operasi yang dia jalani. Tolong segera hubungi dokter jantungnya. Kami butuh informasi rekam medisnya untuk memastikan bahwa dia tidak menola
Malam harinya—setelah bertemu dengan Tommy dan Alexa, Azzura yang telah membatalkan acara makan malam bersama orangtuanya kembali ke apartemen Alan. Di apartemen itu, ia duduk di meja makan sembari membuka tutup botol anggur. Setelah itu, wanita seksi ini menuang segelas anggur untuk dirinya sendiri, kemudian menyesapnya. Tidak berapa lama, Azzura mendengar suara pintu berdecit dan derap langkah kaki seseorang. Siapa lagi jika bukan sang penguasa apartemen, Alan. Mendengar Alan pulang, Azzura bergegas bangkit dari duduknya dan menghampiri Alan yang masih berdiri di depan pintu masuk. "Sayang, kau di sini?" Alan tersenyum pada Azzura. Dengan cepat Azzura mengangguk lalu ia dengan sopan mengatakan bahwa ia datang ke apartemen untuk makan malam bersama kekasihnya. "Tapi, bukankah seharusnya sekarang kau sedang makan malam bersama orangtuamu?" Alan mengernyit saat menatap Azzura. Ia bingung. "Aku sangat merindukanmu, jadi, aku datang kemari. Yah... Aku ingin makan malam bersamamu,
"Hhhhh ..." Ayah Azzura menghela napas panjang, dan memijat pelipisnya pelan tatkala ia menatap putrinya heran. "Jadi, sebenarnya... Apa maksudmu, Azzura?" pria paruh baya ini bertanya dengan nada bingung. "Shit!" Azzura menggeram. Dan kemudian wanita seksi ini memajukan duduknya, lebih dekat dengan coffee table yang memisahkannya dengan orangtuanya. "Selama ini Ayah dan Ibu berbohong padaku!" ujar Azzura melotot pada orangtuanya. "Ayah... Tolong akhiri semua kebohongan ini. Aku tahu bahwa tidak pernah ada donor yang mengalami kecelakaan atau keluarga yang dengan senang hati ingin mendonasikan jantung, hati, dan matanya padaku!" ungkap Azzura, sinis. Sementara, yang diajak bicara membisu. "Dia dibunuh. Nyawanya diambil secara sengaja. Ada yang membunuhnya. Wanita dengan kondisi sehat dan bahagia, memiliki orang tua, kekasih, dan kehidupan!" imbuh Azzura, marah. Sekarang katakan padaku, apakah Ayah terlibat dalam hal ini?" tanyanya dengan menekan setiap kata dalam kalimatnya. "Apa—
"What do you need now, Alan?" tanya Azzura. Yang ditanya kemudian menyeringai. Seringai liciknya tersebut tampak jelas di wajahnya yang tampan itu. "I want you under me, Azzura," jawab Alan, terdengar sangat sensual.Mendengar itu, Azzura lantas tersenyum. "Mr. Alan, you will get what you expect from me," balas sang fashion desainer seksi ini dengan begitu tegas."I must say once again that you never fail to please me, Baby." Alan membelai pipi sebelah kiri Azzura dengan gerakan sensual. Sehingga, membuat hati Azzura berdesir sangat hebat."Astaga, Azzura... Kau semakin terlihat seperti... Wanita jalang. Aku tak pernah menduga bahwa kau akan melangkah sejauh ini," ujar dewi batin Azzura, menggerutu kesal pada Azzura yang tak tahu malu. "Tapi, yah... Kau juga merasa sangat senang ketika kau bisa bercinta dengan Alan, bukan?" sahut sel-sel liar Azzura. "Sungguh! Kau benar-benar tidak bisa menolak tubuh Alan," timpal dewi batin Azzura. Sekian detik berikutnya, Azzura memberanikan diri
"Ehem ...." Azzura berdeham dan berkedip. "Alan... Apakah aku boleh bertanya sesuatu kepadamu?" tanyanya pelan dan hati-hati saat bertatapan dengan kekasihnya itu. Tanpa ragu, Alan pun mengangguk. "Ya, tentu saja boleh," jawab pria memesona ini. "Selama pertanyaanmu itu tak melewati batas, aku juga akan menjawabnya." Alan tertawa. Ia lalu merangkul Azzura selagi mereka duduk bersebalahan di bathtub.Pelukan seperti ini digunakan oleh Alan pada sang kekasih untuk menunjukkan dukungannya, rasa cinta dan sayangnya kepada Azzura."Hmm... Apa tidak masalah jika kau membawaku pindah apartemen ini? Maksudku, kau dan Odette—""Cup." Dengan cepat, Alan memotong bicara sang kekasih dengan membungkam mulutnya dengan kecupan kilat. Kecupan kilat di bibirnya detik itu kontan membuat Azzura cukup terkejut. Matanya melebar saat bersitatap dengan Alan, seolah ia bertanya, "Apa yang kau lakukan? Aku sedang bicara!" "Sayang...." Alan dengan lembut berucap sembari jari-jarinya membelai pipi Azzura se
Bathtub yang terdapat di kamar mandi Alan cukup untuk jumlah dua orang saja. Kemudian bathtub ini juga dilengkapi dengan dek kayu jati.Bukan hanya itu, terdapat juga sandaran di masing-masing sisi, sehingga Alan dan Azzura bisa merasa lebih santai usai pergulatan mereka yang panas, menyakitkan, namun sangat menyenangkan.Sayangnya, alih-alih merasa rileks karena pijatan alami yang diberikan oleh air hangat di dalam bathtub, ruang memori di kepala Azzura justru kembali berputar bak gulungan film. Ya, gulungan film yang sangat siap menampilkan potongan-potongan visual di dalamnya. Hal ini tentu saja kembali mematik rasa takut Azzura dan tercetak jelas di wajah cantiknya. Karena itulah tangan Azzura jadi gemetar. Bahkan, tubuhnya menjadi lemas alih-alih segar karena berendam di air hangat yang menenangkan. Azzura tercekat lantas membeku di samping Alan. Sementara, di waktu ini, ruang memori di kepala Azzura mulai menampilkan beberapa adegan visual yang membuat wanita seksi satu ini m
Tanpa perlu menunggu lebih lama, Azzura lantas menjawab Alan dengan tersenyum malu-malu kepadanya. Sehingga, Alan merasa bahwa wanita di hadapannya ini terlihat semakin cantik dan menggemaskan.Sementara itu, di bawah sana tampak Alan Junior yang bertipe Burrito sudah sangat siap untuk melakukan pekerjaannya, memasuki liang senggama Azzura yang berkedut dan basah.Saat Mr. Burrito milik Alan akan memasuki honey pot nya, Azzura membuka kedua kakinya lebar-lebar. Dan setelah itu, baru lah Mr. Burrito sang kekasih perlahan memasuki arena permainannya. "Aagghhh..." Azzura terperanjat saat Mr. Burrito si pemandu wisata dan selam scuba memesona favoritnya itu memenuhi liang senggamanya, dan memberi tekanan serta rangsangan di semua area intimnya.Dan, agar penetrasi semakin dalam, Azzura terlihat melingkarkan kedua kakinya pada pingang Alan. "Mmhh ... ooohh ...." Azzura dan Alan mengerang dengan lembut. Melalui erangan lembut itu, Azzura dan Alan dapat saling mengetahui bahwa mereka satu