Beranda / Fiksi Remaja / Musuh Besar Si Gendut / 43. Bulu Mata Yang Indah

Share

43. Bulu Mata Yang Indah

Penulis: Abarakwan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Kau mau aku menciummu lagi?” Tanyanya dengan bulu mata yang hampir menyapu mataku. Kenapa ia memiliki bulu mata yang sangat indah. Ia terlihat cute tapi menggoda…bagaimana mungkin?!

Aku mengangguk. Kepalaku mengangguk! Dasar kepala…berani-beraninya kau mengangguk tanpa perintah langsung dari otakku!

Aku tak sempat meralat kelakuan kepalaku yang mengangguk, bibirnya sudah menyambar bibirku dengan sangat …. Sangat memabukkan. Aku terhanyut dalam permainan bibirnya…seakan aku adalah sebuah lollipop yang sangat ia suka.

Aku memejamkan mata menikmati setiap friksi dan sentuhannya. Hmmm… berciuman dengan orang yang kau cintai…ternyata sangat mengasyikkan.

What…cinta? Apakah aku mengatakannya?

Ciuman yang terasa sangat magical itu akhirnya berhenti berkat sebuah dering ponsel. Aku mau berpura-pura tak mendengarnya…tapi sepertinya dering yang tak kunjung berhenti itu membuat Lucas terganggu. Ia berhenti dan menjauh dariku, ia mengambil

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Musuh Besar Si Gendut   44. Campus Couple

    Kami tiba di kampus dengan statusku yang terlambat. Aku sudah memucat, ini adalah kelas perdana semester pendekku, dan aku terlambat setengah jam? Sangat impressive.Lucas sepertinya paham aku sedang gugup, terlepas aku membentaknya tadi…karena ia menuduhku perempuan matre.“Aku akan mengantarkanmu ke kelas, dan mengijinkanmu agar bisa masuk kelas.” Ucapnya santai. Niatnya baik, tapi karena aku sedang emosi, aku hanya mencebik.Saat keluar dari mobil, ada beberapa mahasiswa yang memperhatikanku, ada Rowena yang sedang berbicara dengan Gracia…teman sekomplotannya. Aku menoleh berlawanan arah, aku tak perlu memperburuk moodku saat ini.Aku dan Lcuas berjalan cepat, aku melihat jadwal mata kuliahku. Hanya ada dua mata kuliah, dan kelas pertama berada di lantai tiga di gedung baru.Aku mempercepat langkahku, untung saja aku memakai sebuah flip-flop, saat aku menaiki tangga aku setengah berlari karena cemas. Lcuas sepanja

  • Musuh Besar Si Gendut   45. Keberatan Kalau Kupanggil Kekasih?

    “Kenapa? Kau keberatan kalau kupanggil kekasih?” Tanyanya dengan santai, wajahnya tersenyum kecil. Ia seperti sedang menggodaku.Aku menaikkan bahu, memang aku harus jawab apa? Aku sendiri bingung mau menjawab apa. Aku ingin berkata Iya, tapi aku terlalu keras kepala untuk itu. Aku ingin berkata tidak, tapi aku menginginkannya.Aku menghabiskan kue nikmat dengan suka hati, kuhapus ingatan mengenai kata kekasih tadi. Aku akan menikmati masa ini sebelum masuk lagi. Mata kuliahku berikutnya tak terlalu serius.Aku berjalan menuju kelas berikutnya, aku tahu kalau Lucas berjalan di belakangku. Dia mau apa? Aku malas bertanya, aku masih dalam fase diam setelah kejadian barusan.Saat tiba di kelas yang tertulis di jadwal, aku berbalik. Akhirnya tak sanggup menahan rasa penasaranku.“Kau tak boleh masuk ke kelas!” Ucapku dengan tangan berada di pinggang.“Kenapa? Setahuku…dosenmu berikutnya adalah orang yan

  • Musuh Besar Si Gendut   46. Goes to Manhattan

    Aku bangun dini hari, aku lihat ke kananku Dave masih terlelap dengan dada telanjangnya. Ia telah bercinta denganku beberapa kali tadi malam, dan aku diam saja! Bodoh! Aku sangat bodoh! Aku benci dengan diriku sendiri. Aku melepaskan pelukannya di pinggangku. Aku bangun dan meringis nyeri di bagian bawah.Rasanya sangat sensitive dan menusuk. Sepertinya aku akan sangat sulit untuk berjalan. Akududuk dan meminum segelas air putih. Aku harus berpikir apa yang akan kulakukan setelah ini. Benar Dave dan aku sudah bertunangan tadi malam… tapi apakah aku mau hidup bersama dengannya selamanya, aku takut kalau aku sampai hamil..Dave akan menyusun rencana pernikahan sebentar lagi. Apakah aku mau menikah dengannya? No.Aku tak yakin ia adalah pria yang akan membuatku bahagia, ia menuntut dan tak memperdulikan kemauanku…perasaanku, terbukti kejadian tadi malam… aku pernah bilang kepadanya no-sex before marriage, bahkan berulang kali… dan tadi malam ia

  • Musuh Besar Si Gendut   47. Shitty Things

    “Hai Travis…” Sapaku dengan suara agak kencang, agar pria dengan rambut semi gimbal itu mendengarku. Ia menoleh ke arahku dan matanya membelalak. Tangannya yang ia gunakan memeluk perempuan di sampingnya ia berjalan menghampiriku.“Kau Rose Watson? As in Rose? Teman sekolahku dari Texas?” Tanyanya dengan senyuman sangat lebar seperti orang kerasukan, ia berjalan ke arahku. Ia memakai sebuah kaus dan celana bahan berwarna hitam dengan sebuah apron putih bertuliskan ‘Baker of Mrs. Munn Bakery.’Aku mengangguk kepadanya dengan senyuman kecilku. Aku takut mengeluarkan ekspresi berlebihan, karena aku tak tahu siapa gerangan perempuan tadi.Padahal saat ini bukan jam operasional normal bagi para pedagang, ini masih terlalu pagi.. masih jam enam pagi. Tapi ia sudah membuka tokonya dengan seragam rapih.“You look good!” Pujinya saat berada di depanku. Ia memelukku erat dan aku membalasnya. Kami dekat, ralat&h

  • Musuh Besar Si Gendut   48. Pencegah Kehamilan

    Travis memberikanku sebuah roti yang sangat lezat dengan isian vanilla dan susu. Aku menikmatinya dangen lahap, bahkan aku bisa menghabiskan roti yang kedua. Sungguh lezat roti buatannya.“Kalau kau sudah kenyang, ayo kita ke dokter yang kumaksud. Mumpung Clair masih bisa jaga toko sampai siang ini.” Ajak Travis yang langsung kuberikan anggukan setuju. Aku memberitahu terlebih dahulu kepadanya, bahwa aku tak punya uang…dan aku inginn menjual ponsel yang sekarang dalam keadaan non aktif ini. Aku menceritakan kepada Travis, bahwa bisa saja Dave memasangkan sebuah pelacak di ponsel ini.“Tenang saja… biar kuurus.” Ucapnya tenang dan mantap, ia seperti tahu apa yang harus dilakukan. Ia memintaku memberikan ponsel itu kepadanya.Kami mengucapkan selamat tinggal kepada Clair. Perempuan itu tersenyum lebar kepadaku, aku sempat mengira Clair adalah kekasih dari Travis…tapi ternyata ia memiliki nasib yang hampir sama den

  • Musuh Besar Si Gendut   49. Kuharus Lari Lagi

    Aku sampai di bakery milik Travis dan ikut membantunya membuat beberapa batch, ternyata Clair memiliki kelas mengajar nanti siang, ia adalah salah seorang dosen pembantu di kampus yang terletak tak jauh dari sini.“Kau mengajar apa, Clair?” Tanyaku kepada sosok yang sudah full make up, ia adalah sosok cantik dan menarik, pantas saja aku salah mengartikan kalau ia adalah kekasih Travis.“Aku mengajar script editing di bagian literature.” Jawabnya santai, ia juga membantu memasukkan roti yang sudah jadi ke dalam kemasan yang sudah memiliki logo, Mrs. Munn bakery.“Wow…kau seorang editor?” Tanyaku kagum.“Kurang lebih, tapi aku suka bekerja di sini… walau si pelit itu tak menaikkan gajiku bertahun-tahun.” Ia menyindir Travis yang langsung tertawa kencang.“Aku juga membayarmu dengan cinta dan kasih sayang Clair…itu tak bisa dinilai dengan uang, kau tahu!” Jawab Trav

  • Musuh Besar Si Gendut   50. Alicia, Sang Mantan

    Aku dan Travis mempersiapkan keberngakatanku yang tiba-tiba. Ia menyerahkan toko kepada Clair dan menjelaskan segalanya. Sampai saat ini aku aku juga belum tahu mau pergi kemana. Yang jelas Travis berjanji membawaku ke sebuah tempat yang aman, menurutnya.Kalau ibuku sudah bilang bahwa Dave sudah menemukan jejakku dan sudah menyebutkan kota Manhattan, bisa dipastikan ia akan datang mencariku sendiri…hari ini. Not a good Idea…I must run as far away as possible. Atau… haruskah aku memutuskannya sendiri… agar ia berhenti mengejarku? Agar aku bisa hidup dengan lebih baik? Tenang?Aku dan Travis sudah berjalan dengan pace yang cepat. Ia diam dan wajahnya tegang. Ia membantuku membawa beberapa supply lukisanku. Aku membawa pakaianku dalam tas ransel.“Apakah kita akan naik kereta?” Tanyaku yang terengah, Travis berjalan sangat cepat.“Nope. Kalau kau mau cepat ditemukan…kita bisa naik kereta…karena aka

  • Musuh Besar Si Gendut   51. Stay Safe, Baby

    Hariku di tempat ini sangat tenang. Tak ada kabar apapun dari Travis. Alicia yang membertahuku, karena Travis berjanji akan menghubunginya kalau ada kabar.Setiap hari aku menikmati udara segar dan suasana indah tempat ini. Aku merasa seperti ada di Swiss, soothing dan menangkan. Aku bahkan menyelesaikan dua buah lukisan dalam dua hari. Bukankah luar biasa. Aku membantu Alicia dengan pekerjaan rumah. Ternyata ia bekerja di sebuah parlor khusus piercing, ia bekerja kepada seorang pria tua yang sangat ahli dalam bidang tattoo dan piercing. Alicia bilang ia belajar banyak dari bossnya.Alicia tak bisa memasak sama sekali, ia terbiasa membeli makanan. Aku yang mengambil alih dalam urusan memasak, walau Alicia yang membeli semua bahannya. Aku tak berani berkeliaran jauh dari rumah, aku takut ada seorang mata-mata Dave yang melihatku.Ini sudah hari ke lima, dan Alicia menjadi panic karena ia tak mendengar kabar apapun dari Travis.“Apakah mungkin ia lupa

Bab terbaru

  • Musuh Besar Si Gendut   108. Perkosa Aku, Istriku! End

    Lindsay mendapatkan happy endingnya. Sehari setelah resepsi pernikahanku di Brazil, ia melangsungjan resepsi pernikahannya di hari berikutnya..di tempat yang sama…sama meriahnya dengan dirinya berbalut gaun indah dan mempesona. Lindsay menjalani pernikahannya dengan indah..ia dan Lucas berlibur ke beberapa pulau eksotis seperti Maldies, Bali dan Jeju…untuk bulan madu mereka. Mereka baru berhenti berpergian untuk bulan madu, saat Lindsay postif hamil dua bulan kemudian. Bukankah itu sangat enak? Lindsay maksudku, ia bisa mendapatkan bulan madunya selama dua bulan, traveling ke tempat indah..sebelum cooling down di Vegas karena hamil. Sementara aku, sejak pernikahanku… aku tak boleh berpergian kemanapun menggunakan persawat… karena kehamilanku, tentu saja. Perutku sudah sangat besar…bahkan aku tak bisa tidur dengan terlentang lagi… aku hamil anak kembar lagi! Dave dengan sperma yang seperti Sparta! Bagaiamana mungkin ia menggunakan kondom dan masih bisa membuatku hamil

  • Musuh Besar Si Gendut   107. The Man Is Mine! And Mine Alone!

    Hal yang paling menyebalkan di dunia adalah menunggu. Aku berada di aula depan kastil kami di Brazil… menghadiri pernikahan super megah dari Dave dan Rose. Ya mereka akhirnya akan menikah, setelah diketahui Rose sedang mengandung anak Dave, mungkin hari ini adalah usia kandungannya yang ke delapan minggu. Seharusnya ini adalah upacara pernikahanku… namun semua itu akhirnya ditunda karena Dave lebih memiliki alasan urgensi. Sementara aku dan Lucas masih berjarak tempat..ia masih di Guatemala.Lucas kemarin malam berjanji akan datang, ia berusaha akan datang…menyelesaikan semua urusannya di sana…dan terbang di penerbangan pertama. Aku sampai sekarang belum bertemu dengannya, padahal acara sebentar lagi akan dimulai. Agh… kenapa ayah menjadi sangat menyebalkan..aku menyesal karena ak ikut dengan Lucas ke Guatemala, bahkan kami belum melaksanakan malam pertama kami. Damn it! Aku sudah protes kepada ayah, dan ia hanya menjawab bahwa Lucas belum m

  • Musuh Besar Si Gendut   106. Kondom Bocor?

    Aku tak menerimanya, mataku memandang lurus ke arah matanya yang memohon."Aku tak suka susu." Jawabku ketus. "I just wanna sleep...in peace! Tak bisakah aku tidur?""Kau boleh tidur setelah meminum ini, kau muntah dan kehilangan tenaga...please Rose!""Kalau ini semua akibatmu, kenapa aku yang harus merasa susah.""Aku menderita saat tahu kau hamil dan kehilangan anak kita setelahnya, aku sering bermimpi dua anak lelaki lucu yang memiliki wajahmu dan warna rambutku... Rose..Mereka anak kita yang meninggal... Aku selalu menangis saat bangun tidur saat bermimpi mereka..jika saja semua baik-baik...mereka mungkin sudah lahir dan sangat menggemaskan..." Ia seperti orang yang meratap. Aku bisa melihat kesedihan dalam wajahnya.Kalau ia sudah seperti ini, aku tak bisa lagi mengelak. Akhirnya aku meminum habis susu itu, dan ia tersenyum lebar. Setelah meletakkan gelas susu itu..ia menunduk dan mencium perutku yang masih datar."Sehat terus... anak-

  • Musuh Besar Si Gendut   105. Dua Garis Biru

    Aku menghabiskan waktu dua hari lagi di pantai yang sama dimana Dave dan aku kembali bersama. Ya.. aku sudah yakin dengan keputusan itu. Sejak saat itu juga, Dave memindahkan semua barang-barangnya ke kamar yang sama denganku."Persetan dengan penunggu kamar pojok! Aku tak mau lagi tinggal di kamar itu. Aku rela membeli berdus-dus kondom kalau perlu." Ucapnya suatu malam, saat aku memaksanya kembali ke kamar. Tentu saja ia mengatakannya dengan tenang dan penuh senyum. Yang ada di kepalanya adalah urusan ranjang. Thats it!"The condom part... Is actually not included!" Jawabku malas. Aku sedang berbalas pesan dengan Lindsay."It is! Tentu saja...! Apa mulai sekarang aku bisa melakukannya tanpa kondom?!"Pft... Ia terus mengulanginya. Ia sengaja membicarakan hal semacam itu agar ia mendapatkan jalur mulus melancarkan aksinya. Biasanya aku selalu terperdaya.Aku diam, malas membalas. Bahkan rambutku belum kering dari kejadian di kamar mandi baru

  • Musuh Besar Si Gendut   104. Pernikahan Vs Tugas Mendadak

    Ia melepaskan ciumannya, memangku dengan serius. "Be mine... Aku tak mau menunggu...now! Be mine! Linds... Please! Marry me!""Bukankah kau memang sudah jadi suamiku?" Jawabku masih terengah."Kau masih marah? Aku melakukannya hanya karena aku menginginkanmu...so bad Linds... Aku tak bisa melihat kau dengan pria lain." Ucapnya lagi."Hmm...""Kau boleh menghukumku.. apapun itu, tapi... Nikahi aku dulu...""Apa aku bisa menolak?" Tanyaku."No.. aku akan membawamu langsung ke altar.. saat ini..detik ini!" Ucapnya. Ia meletakkanku ke kursiku semula.Ia menyetir mobil dengan cepat. Aku hanya diam.. masih setengah shock dengan welcome kiss dari Lucas. Ia bilang mau menikah sekarang juga? Semoga saja ia hanya bercanda.Sepuluh menit berikutnya kami berada di parkiran sebuah capel. Ia tak bercanda!"Lucas!" Protesku."Please..Linds... I can't... Just can't stand it anymore!" Pintanya dengan sungguh-sungguh.

  • Musuh Besar Si Gendut   103. Be Mine, Linds!

    Aku masih tak percaya dengan apa yang Dave barusan bilang. Jadi dia dan Rose bersama?! Bagaimana bisa?! Apa jangan-jangan Dave menggunakan dukun untuk memantrai Jen? Ini di luar akal sehat?! Bahkan aku adiknya saja tak percaya Dave dan Rose akan bersama. Satu karena Rose dan Dave tidak satu kutub...mereka berlawanan, dua karena ada Louis?! Bagaimana bisa Rose meninggalkan Louis?!Aku ingin bicara langsung dengan Rose.. memastikan. Apa yang dikatakan oleh Dave benar. Tapi setiap kali aku meneleponnya kembali, nomor itu tidak diaktifkan.Nonna masuk ke dalam kamar, dengan segelas tehnya..sebuah teh dengan gelas elegan dari dinasti kuno. Mungkin dari dinasti Ming? Entahlah.. yang jelas itu adalah cangkir berharga lebih dari 15000USD dan selalu dibawa kemana-mana oleh Nonna. Rasa tehnya akan hambar kalau diseduh di gelas biasa. Huh the perks of being rich right?!"Linds..." Sapa Nonna dengan wajah senyum elegannya. Ia duduk di kursi yang menghadap jendela..meminum t

  • Musuh Besar Si Gendut   102. Komitmen

    This is the moment of Truth! Aku akan menghubungi Louis. Aku sudah memakan sarapan begitu juga Dave. Ia memesankan English Breakfast terlezat yang ada, entah karena memang masakan itu penuh bumbu atau aku dan ia yang terlalu kelaparan. Aku duduk di atas kasur dengan ponsel di tangan..kami sudah mandi dan berpakaian yang normal. Aku mengenakan summer dress bertema floral..dan Dave mengenakan kaus putih berkerah dan celana jeans panjang.Ponsel itu hanya kupandangi layarnya. Aku sedang menyusun kalimat yang akan kukatakan kepada Louis.Dave sejak tadi hanya diam, ia membalas email dengan laptopnya di sampingku. Sesekali ia melihatku dan berhenti dari pekerjaannya."Wish me luck!" Gumamku lalu aku meneleponnya. Aku sempat berpikir mau mengirim pesan saja.. tapi aku merasa itu terlalu kejam...karena pasti ia akan sakit hati setelahnya, setidaknya aku menelepon...agar ia bisa leluasa bertanya."You can do it baby!" Gumam Dave. Ia berhenti dan memperhatikanku.

  • Musuh Besar Si Gendut   101. Napsu Mantan Atlet

    “Dave…Please..”“Apa Rose… apa yang kau mau?” Tanya Dave, suaranya serak. Ia juga tersengal.“Kau.. aku mau kau.” Ucapku. Entah keberanian dari mana yang membuatku berkata seperti itu. Yang jelas aku merasakan adanya dorongan dari dalam diriku yang ingin dituntaskan…dan aku mau Dave yang melakukannya.“Say it again Rose… sayangku..” Bisiknya lagi. Ia seperti sengaja hanya menciumi pipi dan hidungku, ia sengaja tak mencium bibirku.“You…I want you.. all of you!” Pintaku, kini aku memegang kepalanya dan menciumnya persis di bibir. Ia seperti api yang diberi gasoline, membara…semakin membara.“Kau yakin…sayang?” Bisiknya lagi.“Just fucking do it!” Bentakku kepadanya. Ia tertara..lalu dengan cepat ia membuka semua pakaiannya. Entah ini kali berapa aku melihatnya tanpa pakaian. Dan aku mengangumi tubuh indahn

  • Musuh Besar Si Gendut   100. Make-up Sex

    Aku masih diam, mataku hanya mengerjap beberapa kali, ia sudah berada sangat dekat denganku.Saat hidungnya menempel dengan hidungku, aku baru sadar…dan bisa merasakan otakku memberi alarm bahaya.“Dave…stop!” Ucapku menahan pundaknya. Kedua tanganku berhasil menahannya mendekat lagi. Hidungnya sekarang berjarak sepuluh centi dari wajahku.“Why? Kenapa aku harus berhenti?”“Kau sudah berjanji…” Jawabku, masih menahan tubuhnya.“Aku tak pernah berjanji…” Tantangnya.“You did.” Ucapku sudah mulai kalut. Ia lebih besar…dan memiliki tenaga lebih besar daripadaku.“I didn’t.” Ia sekarang bisa mendekat lagi, ia memindahkan tanganku yangmenahan pundaknya menjadi berada di belakang lehernya. What…the?! How did he do that? Kenapa aku tak sadar.Ia tersenyum sekarang. Kedua tanganku berada di lehernya dan sekarang bibir

DMCA.com Protection Status