Home / Pendekar / Mustika Naga Bumi / Pertarungan Berikutnya

Share

Pertarungan Berikutnya

Author: AL
last update Last Updated: 2022-02-03 11:18:44

Tanpa diduga keempat sosok yang mengepung Aji, ledakan energi yang begitu kuat dan juga panas menghempaskan tubuh mereka. Beruntung mereka masih sempat mengerahkan tenaga dalam untuk menahan hawa panas yang bisa membuat tubuh mereka mengering dalam hitungan detik.

Hanya saja mereka harus merelakan tubuh satu-satunya yang mereka miliki menghajar pepohonan. 

"Sialan! Ternyata dia masih punya kekuatan begitu besar," gumam seorang dari mereka. Darah mengalir keluar dari sudut bibirnya akibat luka dalam yang diterimanya. Tubuhnya menggeliat menahan rasa nyeri di punggungnya yang menghantam pohon besar. 

Ketiga temannya segera bergabung bersamanya. Raut wajah mereka menunjukkan rasa heran dan juga terkejut dengan apa yang baru saja ditunjukkan lawannya. 

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya lelaki yang memiliki postur tubuh agak pendek tapi kekar. 

"Kalau kalian mau bicara, sebaiknya nanti saja setelah arwah kalian berkumpul

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Dony Widyasmara
masak 2hari update cuma 1 bab penulis apaan ini
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Mustika Naga Bumi   Sosok Bertopeng Menyeramkan

    Aji menyipitkan mata untuk melihat lebih jelas sosok hitam yang berdiri 7 meter di depannya. Setelah beberapa detik dia baru menyadari jika sosok hitam itu memakai topeng yang bentuknya menyeramkan."Sepertinya kau perlu memeriksakan matamu, Kisanak," jawabnya dengan nada mengejek."Bangsat, mataku baik-baik saja!" hardik Karman. Bukannya terkejut atau takut, Aji malah tersenyum geli mendengar bentakan Karman. "Kalau matamu masih sehat, kenapa kau masih bertanya apa yang aku lakukan kepada anggotamu?"Karman mendengus geram. Kehormatannya sebagai wakil ketua perguruan Tengkorak Hitam, seperti begitu diremehkan oleh lelaki yang sudah membunuh 4 anggotanya yang bertugas menjaga puncak bukit."Bajingan tengik! Kau harus harus membayar atas apa yang sudah kau lakukan kepada anggotaku!" Kembali Karman membentak dengan suara keras.Aji menghela napas berat. "Kenapa kalian selalu berbicara dengan suara yan

    Last Updated : 2022-02-03
  • Mustika Naga Bumi   Lawan yang Menyulitkan

    "Apakah alasanku penting bagimu?" Aji terkekeh pelan. Sesekali matanya melirik ke arah Ratih yang sedang bersembunyi di balik sebuah pohon besar.Beruntung kondisi di atas bukit itu begitu gelap sehingga Karman tidak melihat lirikan yang dilakukan Aji."Aku bertanya sekali lagi kepadamu, Bedebah! Katakan apa alasanmu membunuh keempat anggotaku!?" bentak Karman.Aji menghela napas panjang sebelum menjawab pertanyaan Karman, "Keempat orang itu sudah menghalangi perjalananku, jadi aku terpaksa membunuh mereka.""Bukit ini sampai ke arah sana memang tempat terlarang, jadi wajar jika mereka menghalangimu. Karena tugas mereka memang untuk menjaga agar tidak ada orang yang melewati puncak bukit ini," sahut Karman cepat."Hehehehe ... sejak kapan bukit ini sampai ke sana dikuasai perseorangan? Apakah bukit ini milik nenek moyangmu?" Aji terkekeh sambil membalas ucapan Karman."Atau karena di sana ada perguruan aliran hitam ya

    Last Updated : 2022-02-04
  • Mustika Naga Bumi   Lepasnya Topeng Seram

    Karman menyambut serangan Aji. Dia bergerak lebih cepat dan menekan lelaki tampan itu, beberapa serangan Aji berhasil dipatahkannya dengan mudah.Setelah bertukar beberapa belas kali serangan, terlihat Aji kembali terpukul mundur. Gerakan Karman semakin lama semakin cepat, dan itu membuat kerepotan."Aku tidak tahu bagaimana caranya keempat anggotaku itubisa mati di tanganmu, tapi saat ini aku akan membalaskan kematian mereka berempat!" Karman muncul tepat di depan Aji dan menyerang dengan pukulannya yang mengandung tenaga dalam besar."Pukulan Arwah Tengkorak!"Aji kembali terdorong ke belakang akibat salah satu pukulan lawan mengenai tubuhnya. Untung saja dia kembali menggunakan perisai api terbalik meski sedikit terlambat.Raut wajah Karman berubah seketika. Dia merasa pukulannya tepat mengenai tubuh lawan, tapi dia merasa pukulannya kembali terkena perisai yang tadi sudah menghisap energinya."Sebenarnya perisai apa yang meli

    Last Updated : 2022-02-05
  • Mustika Naga Bumi   Rawarontek

    Karman menatap bekas titik ledakan yang meninggalkan lubang yang cukup lebar. Tanah yang tak bersalah berhamburan ke segala arah dan menimbulkan debu pekat hingga menutupi pandangan.Di lain sisi, Aji merasakan matanya semakin perih dan darah yang keluar dari sudut matanya mulai mengalir perlahan.Dia kembali menarik tenaga dalamnya dan kali ini lelaki tampan itu tidak tanggung-tanggung melakukannya. Bahkan bukan hanya pedangnya saja yang mengeluarkan aura kemerahan, melainkan setiap bagian tubuhnyaWalaupun masih merasakan nyeri di tangannya, mau tak mau Karman harus kembali bersiap untuk menahan serangan lawannya.Matanya terkesiap aura merah terang berbentuk manusia sedang bergerak cepat ke arahnya. Dengan sisa-sisa tenaga dalamnya, lelaki tua itupun mengarahkan ujung pedangnya ke depan seraya bergerak maju menyongsong serangan lawannya.Di saat ujung pedang Naga Bumi hampir ditangkis oleh pedang Karman, Aji menarik serangannya dan melakukan lom

    Last Updated : 2022-02-07
  • Mustika Naga Bumi   Kelemahan Rawarontek

    Sebuah pukulan yang dilepaskan Karman dari jarak jauh membuat lelaki tampan itu terlempar ke belakang belasan langkah. Tubuhnya terbanting keras ke tanah dan menciptakan siring panjang lumayan dalam."Apa aku harus mati di sini?" tanyanya dalam hati. Rasa putus asa benar-benar dirasakan Aji. Sudah berbagai cara dia gunakan untuk bisa menghabisi wakil ketua perguruan Tengkorak Hitam tersebut, tapi semua usahanya sia-sia belaka dan seolah-olah lawannya itu memiliki seribu nyawa."Kenapa kau bingung dengan lawanmu itu?"Suara kakek moyangnya tiba-tiba kembali muncul dan terdengar di pikirannya."Kakek ... aku bingung dengan ajian yang dipakai dia. Berulang kali aku memotong lehernya, tapi selalu saja tersambung lagi," jawab Aji"Kenapa kau tidak bertanya padaku? Aku sangat paham segala jenis ilmu hitam dan bagaimana kelemahannya.""Bukannya aku tidak mau bertanya kepada Kakek, tapi aku merasa belum mencoba sampai titik maksimal kema

    Last Updated : 2022-02-08
  • Mustika Naga Bumi   Tiba di Perguruan Tengkorak Hitam

    Selepas mengikat tubuh Karman di batang pohon, Aji tidak langsung turun dari atas pohon. Untuk memastikan tubuh wakil ketua perguruan Tengkorak hitam itu tidak hidup lagi dalam waktu yang akan datang, Aji mencabut pedangnya dan menancapkan di tubuh Karman hingga mengering seperti mumi. Dengan begitu, dia tidak perlu kuatir jika suatu saat nanti pohon besar itu tumbang termakan usia ataupun akibat campur tangan manusia.Hembusan napas panjang keluar dari bibir lelaki tampan itu untuk melegakan pikirannya. Meski dia tahu jika tugasnya untuk menghancurkan perguruan Tengkorak Hitam belum usai, setidaknya satu lagi dedengkot aliran hitam berhasil dikirimnya ke alam akhirat.Satu lompatan membawa tubuh Aji mendarat ringan di atas tanah. Tubuhnya terasa begitu letih dan tulang belulangnya nyeri nyeri akibat dua pertarungan yang begitu panjang. Terutama melawan Karman yang berhasil membuatnya jungkir balik berulang kali terkena pukulan maupun tendangan.Melihat Aj

    Last Updated : 2022-02-10
  • Mustika Naga Bumi   Pendekar Tengkorak Hidup

    Malam itu dilalui mereka berdua di atas pohon besar yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari kompleks perguruan Tengkorak hitam. Bahkan jika matahari sudah menunjukkan kegagahannya menyinari bumi, maka bangunan perguruan aliran hitam biru akan terlihat jelas dari atas pohon tempat Aji dan Ratnasari beristirahat.Di saat bersamaan, anggota yang menyisir puncak bukit menemukan 4 jasad teman mereka yang sudah mengering. Mereka segera kembali ke perguruan untuk melaporkan hasil temuan kepada lelaki berjubah dan bertudung kepala hitam yang merupakan ketua perguruan Tengkorak Hitam.Di dalam dunia persilatan, ketua Perguruan Tengkorak Hitam itu dikenal dengan julukan Pendekar Tengkorak Hidup. Selain itu dia juga memiliki nama panggilan khas yang disematkan para pendekar sealiran dengannya, Baramuli.Julukan itu didasarkan dari tubuhnya yang kurus kering dan bahkan tulang wajahnya sampai terlihat menyembul saking kurusnya. Kedua bola matanya begitu masuk ke dalam

    Last Updated : 2022-02-17
  • Mustika Naga Bumi   Rencana yang Gagal

    Setelah menunggu sampai keempat orang itu pergi, mereka berdua akhirnya melompat turun dan mendarat di tanah tanpa menimbulkan suara sedikitpun.Aji mengedarkan pandangannya ke sekeliling untuk mengamati situasi. Setelah dirasa aman, dia mengajak Ratih untuk bergerak mendekati perguruan Tengkorak Hitam."Terus bersikap waspada dan jangan sampai lengah. Kita tidak tahu situasinya seperti apa di depan," ucap Aji pelan.Pandangannya menelisik setiap tempat yang dirasanya berpotensi dijadikan tempat persembunyian teliksandi. Semak yang lebat maupun pohon yang rindang tak luput dari pengamatannya.Setelah hanya berjarak sekitar 30 meter dari pintu gerbang, mereka berdua berhenti dan berlindung di balik sebatang pohon besar.Aji mengamati dan menghitung jumlah anggota Perguruan Tengkorak Hitam yang berjaga di pintu gerbang. Selain itu dia juga melihat beberapa orang lainnya yang berada di sebuah pos pantau dan letaknya

    Last Updated : 2022-02-18

Latest chapter

  • Mustika Naga Bumi   Kematian Raja Iblis (Tamat)

    "Kau! Energi apa yang kau miliki itu?"Raja Iblis dibuat heran dengan kemampuan lawan yang bahkan menurutnya memiliki kekuatan lebih besar dari pada yang dibayangkannya. Selain itu, energi yang keluar dari tubuh lawan sejauh ini tidak pernah diketahuinya."Itu tadi belum seberapa, Iblis busuk! Kali ini aku akan mengeluarkan semua kemampuan yang kumiliki!" Aji yang sudah memegang pedang Mustika Naga Bumi, mengerahkan semua energi yang dimilikinya.‘Tidak mungkin!’ pekik Raja Iblis dalam hati. Dia terkejut dengan energi pemuda itu yang menjadi berlipat ganda, setelah pedang di tangannya mengeluarkan aura hijau terang."Sekarang terimalah ajalmu! Kembalilah kau ke alammu Iblis biadab!” Pedang Mustika Naga Bumi di tangan Aji memancarkan energi yang begitu besar, bahkan lebih besar dari energi yang dikeluarkan Raja Iblis di awal kemunculannya tadi.Tiba-tiba saja, suara tawa Raja Iblis terdengar menggelegar. "Hahaha ... Aku memang terkejut dengan kemampuanmu, manusia hina! Tapi kau pun ju

  • Mustika Naga Bumi   Aji vs Raja Iblis

    Setelah debu pekat yang menutupi pandangannya menghilang, Aji yang masih dalam keadaan tergeletak di tanah bisa melihat dengan jelas jika Caraka masih berdiri dengan kokoh di tempatnya berdiri. Bahkan tubuhnya tidak sedikit pun bergeser dari tempatnya semula. Pendekar yang belum genap 30 tahun tersebut merasakan nyeri yang begitu hebat di dadanya. Dia kemudian terbatuk kecil dan lalu memuntahkan darah segar dari mulutnya. ‘Kekuatannya sangat besar. Bahkan energiku saja tidak mampu untuk menggoyahkannya,’ gumam dalam hati. Tubuh Caraka kemudian melayang satu meter di atas tanah. Dia lalu bergerak maju mendekati Aji yang belum juga bangkit berdiri, "Apa kau sudah sadar betapa jauhnya perbedaan kekuatan kita berdua? Aku tahu kau belum mengeluarkan energi terkuatmu, tapi meskipun kau mengeluarkannya, itu tidak akan merubah apapun!" Caraka yang masih merasa geram dengan Aji langsung melesat tanpa terlihat seusai berbicara. Tendangan kerasnya mendarat dengan telak di perut Aji, hingga m

  • Mustika Naga Bumi   Aji Vs Caraka

    Rasa terkejut Aji belum selesai, tiba-tiba saja muncul bayangan hitam berbentuk cakar naga melayang di angkasa. Bayangan hitam itu menutupi matahari sehingga suasana yang semula terang menjadi redup. “Jurus apapun yang kau keluarkan tidak akan bisa mengalahkan aku!” ucap Ki Brenggolo Karang. Seusai berucap, energi yang lebih besar meluap dari tubuhnya. Secara perlahan energi tersebut semakin membuat Aji tertekan. Namun suami Ratih itu masih menunggu kesempatan untuk menjatuhkan jurus Naga Bumi Mengoyak Langit yang masih mengambang di angkasa. Dia terus menarik unsur alam yang ada di sekitar hutan tersebut untuk menambah daya hancur jurus yang hendak dikeluarkannya. Sejauh ini, Ki Brenggolo Karang belum menyadari apa yang dilakukan Aji. Dia menduga lawannya itu hanya menggunakan tenaga dalamnya untuk bertahan dari tekanan energi yang dikeluarkannya. Selain itu, redupnya sinar matahari juga menurutnya hanya karena tertutup awan tebal saja.Beberapa saat kemudian, Cakar Naga raksasa y

  • Mustika Naga Bumi   Naga Bumi Mengoyak Langit

    Aura hitam yang menyelimuti tubuh Ki Brenggolo Karang perlahan menghilang. Dia sadar jika terus menggunakannya dalam jangka panjang, yang ada tenaga dalamnya akan berkurang drastis. Murid Caraka itu juga berpikir harus bisa mengefektifkan serangannya lebih tepat lagi. Dia melihat jika lawannya itu masih menyimpan kekuatannya yang sebenarnya. Itu terlihat dari kondisinya yang masih terlihat bugar meski sudah terkena serangannya.Melihat aura hitam di tubuh Ki Brenggolo Karang menghilang, Aji tersenyum lebar. Kuat dugaan energi lawan sudah berkurang cukup signifikan. Memaksa menggunakan kabut beracun dalam jangka panjang jelas menguras energinya.Di antara reruntuhan pepohonan dan kepulan debu, pertarungan sengit masih terus terjadi di antara kedua pendekar yang tidak henti bertukar serangan. Beberapa pohon kembali bertumbangan terkena dampak pertarungan mereka berdua.Seperti terjadi kesepakatan, mereka berdua melompat mundur mengambil jarak. Nafas mereka tersengal-sengal terasa berat

  • Mustika Naga Bumi   Aji vs Ki Brenggolo Karang 2

    Belum juga sempat menyeimbangkan tubuhnya, serangan kembali muncul tanpa terlihat oleh mata Aji. Dia hanya merasakan energi besar saja yang bergerak menyerangnya. Aji kembali bergerak menghindar. Dia melompat menyamping dua langkah. Namun tiba-tiba sebuah pukulan menghantam punggungnya dengan begitu keras, hingga membuatnya terjungkal dan bergulingan di tanah berulang kali. Batuk kecil terdengar dari mulut Aji. Sesaat kemudian, darah segar meleleh keluar dari sudut bibirnya. Sambil bangkit berdiri, dia mengusap darah tersebut dengan punggung tangannya. Belum sempat pemuda itu berdiri tegak, kembali sebuah serangan yang tidak bisa dilihat menghajar dadanya dengan telak. Beruntung Aji masih sempat menahannya dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dada ketika merasakan energi besar yang bergerak ke arahnya. Meskipun bisa melindungi dadanya, tapi tak urung tubuh Aji harus kembali terlempar hampir 12 langkah ke belakang hingga membentur sebuah batang pohon.Batuk kecil kembali te

  • Mustika Naga Bumi   Aji vs Ki Brenggolo Karang

    Sementara itu di sekitar lembah, terdapat sebuah gubuk kecil yang berdiri di dekat sungai kecil. Air di sungai itu berasal dari air terjun yang berada tidak jauh dari gubuk itu berdiri. Di dalam gubuk, Sanjaya terlihat duduk sendirian di sudut ruangan dengan wajah pucat pasi. Dia menunggu kedatangan Ki Brenggolo Karang yang menemui Caraka sejak dia baru datang di gubuk tersebut. Menjelang tengah malam, Ki Brenggolo Karang akhirnya kembali ke gubuknya yang biasa digunakannya beristirahat sehari-hari. Sanjaya yang tertidur sambil memeluk lutut, terbangun ketika terdengar suara pintu dibuka. “Ki, akhirnya kau kembali,” ucap Sanjaya pelan.“Kenapa kau kemari tanpa membawa gadis, Sanjaya? Apa kau tidak tahu jika proses yang dilakukan Guru Caraka sudah mendekati akhir?” tanya Ki Brenggolo Karang seraya menatap tajam Sanjaya yang menunduk ketakutan.“Maaf, Ki, sebenarnya tiga gadis tambahan yang dibutuhkan sudah tersedia, tapi sebelum aku membawanya kemari, ternyata anak buahku telah menc

  • Mustika Naga Bumi   Sambaran Petir

    Tubuh tinggi besar itupun terguling hingga menabrak dinding. Suara tubuhnya yang jatuh terdengar cukup keras. Aji berjalan mendekati lelaki itu dan berjongkok di sampingnya. ‘Hmmmm … ternyata pingsan,”’ batinnya. Aji bangkit berdiri untuk melihat kondisi istrinya yang masih berada di dalam kamar. Setelah Aji mengalirkan energinya ke dalam tubuh Ratih, wajah wanita cantik yang pucat itupun kembali segar seperti semula. “Kang, kenapa aku bisa ada di tempat ini?” tanya Ratih. “Panjang ceritanya, nanti saja kuceritakan. Sekarang kita selamatkan dulu gadis yang lain,” kata Aji. Dilihatnya tali tambang di atas sebuah lemari, kemudian diambilnya. ***Tiga orang gadis sudah dikeluarkan dari kamar, salah satunya adalah anak kepala desa Sudirjo. Sedang lelaki bertubuh besar terikat erat di sebuah kursi di ruang tamu. Setelah lelaki itu sadar, Aji pun melakukan interogasi. Dari pengakuannya, lelaki bernama Sanjaya itu diperintah oleh seorang lelaki tua yang merupakan bawahan dari Caraka, s

  • Mustika Naga Bumi   Pembebasan

    “Kalian kira aku sedang melucu?” Aji menggeleng dengan satu sudut bibir terangkat naik, “Tapi tidak apa-apa jika kalian berpikir seperti itu. Kalian nanti bisa tertawa sepuasanya setelah kucabut nyawa satu-satunya yang kalian miliki!” Hahahahaha! Semakin keraslah tawa 8 orang penjaga itu. Bahkan tawa mereka sampai terdengar masuk ke dalam dan memantik keingintahuan penjaga yang berada di dalam. Pintu gerbang pun terbuka, beberapa orang tampak keluar menemui 8 penjaga gerbang. “Kenapa kalian tertawa begitu keras, apa ada yang lucu?” tanya seorang penjaga yang baru saja keluar. “Lihatlah dia, katanya dia akan memberi hukuman kepada kita, bukankah itu sesuatu yang lucu? Apa hanya karena dia membawa pedang terus kita harus takut? Hahahaha!” “Kalian pasti akan ketakutan hingga meminta untuk tidak dibunuh!” sela Aji, kemudian bergerak begitu cepat hingga tiba-tiba sudah berada di depan penjaga yang sudah meremehkannya. Jari tangan Aji langsung mencengkeram leher orang itu hingga kesu

  • Mustika Naga Bumi   Pengorbanan Gadis

    Jendela kamar pun terbuka. Dua orang langsung melompat masuk ke dalam. Suasana kamar yang gelap tidak menyulitkan mereka berdua untuk menemukan ranjang yang digunakan Ratih tidur. Perlahan tubuh Ratih diangkat dan dibawa keluar. Satu orang yang berada di luar menerima tubuh wanita cantik itu. Mereka tidak memeriksa terlebih dahulu, karena merasa sudah mendapatkan targetnya. Dari atas atap, Aji merasa heran karena tidak ada perlawanan sedikitpun dari istrinya. Padahal seharusnya jika dalam posisi tersebut, Ratih pasti terbangun. Aji menilai ketiga orang tersebut menggunakan bius untuk membuat istrinya tidak sadar. Ketiga orang itu kemudian pergi sambil membawa Ratih. Suasana yang sepi membuat aksi mereka berjalan lancar tanpa ada halangan hingga keluar desa. Aji terus mengikuti dari belakang, dia menjaga jarak agar tidak diketahui ketiga orang yang membawa istrinya hingga masuk ke dalam hutan. Hampir tiga jam berjalan di dalam hutan, ketiga orang itu akhirnya sampai di bibir hutan,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status