Share

Bab 6 - Cium Aku

Penulis: Venomimous
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-01 04:00:06

Siang itu, di kost Jessi, Cherie tengah berkutat dengan tugas rutin mingguannya – memotret kakinya dengan cat warna kuning, sesuai request Om Kaki.

Setelah transaksi jual beli foto kaki itu selesai, tiba–tiba Jessi berkata pada Cherie, “Cher, siap-siap. Kita double date malam ini!”

Deg. Maksudnya, double date yang pernah diusung sugar daddy-nya Jessi minggu lalu?!

“Double date sama daddy Tata-mu?” Cherie memastikan.

Sambil sibuk mengacak lemari, Jessi mengangguk. “Iyalah, siapa lagi? Aku sama Mas Tata. Kamu sama.. Siapa waktu itu? Mister..?”

Cherie menghela napas pasrah. “Mr. X?”

“Nah, iya, itu! Jadi, malam ini agendanya dinner, terus karaoke-an.” Jessi melempar dress hitamnya yang gonjreng. “Nih, pakai ini,”

“Jess, kita mau karaoke apa mau dangdutan?!”

**

Tepat pukul 7 malam, Cherie dan Jessi pun tiba di tempat yang sudah dijanjikan, sebuah restoran private dining bergaya jepang yang menyediakan fasilitas karaoke di dalam ruangan.

“Hey, girls!” Tata, sugar daddy-nya Jessi yang hari ini tampak tampan dengan balutan kemeja hitam itu menyambut mereka.

Sambil menyalami Tata, Cherie mengedarkan pandangannya sekilas. Ada rasa lega ketika dia tidak menemukan keberadaan Ax disana.

“Ax masih dalam perjalanan.” Ucap Tata, seperti bisa membaca pikirannya.

Sementara Tata dan Jessi sibuk memilih menu makanan, Cherie lebih banyak diam. Sebenarnya, dia gelisah akan pertemuan keduanya dengan Ax. Bingung bagaimana harus bersikap, terlebih karena adanya Tata yang mengira hubungannya dengan Ax baik-baik saja.

Sepuluh, dua puluh, tiga puluh menit berlalu, dan Ax belum menunjukkan tanda-tandanya.

Cherie yang biasanya sensi dengan orang yang suka terlambat, kali ini keterlambatan Ax jadi pengecualian. Kalau perlu, cowok itu tidak usah datang saja sekalian.

Mereka pun memulai acara makan malam itu tanpa Ax. Namun, hingga acara bersantap itu selesai, Ax belum juga menampakan batang hidungnya.

Kini, mereka bertiga sudah pindah ke ruang karaoke dengan Cherie dan Jessi yang tengah mendendangkan lagu Britney Spears.

Tepat pada bagian “every time you look at me, my heart is jumping, it’s easy to see,” – pintu tiba-tiba terbuka.

Deg! Sesuai lirik lagunya, Cherie pun merasakan jantungnya seperti melompat keluar saat melihat Ax.

Akhirnya, bajingan itu datang juga!

Saat mata mereka bertemu tatap, Cherie seperti mematung di tempat. Sementara Ax hanya menatapnya datar, sebelum berjalan mendekat dan menyapa mereka.

Ax lebih dulu menyapa Tata sambil berbasa-basi, lalu berkenalan hingga cipika-cipiki dengan Jessi. Namun, saat gilirannya tiba untuk menyapa Cherie, tiba-tiba udara di sekitar mereka seperti dialiri ketegangan yang mencekik.

Memendam kecanggungan, Ax mau tak mau menarik Cherie. Namun, saat pipi mereka saling menyentuh, Ax berbisik, “Bersikaplah biasa saja. Berhenti menatapku seperti melihat hantu,”

Cherie menggigit bibir keras-keras. Sebenarnya dia ingin bilang kalau daripada hantu, cowok itu lebih mirip setan.

Tata pun langsung mengisi gelas mereka dengan soju. Setelah itu dia mengangkat gelasnya tinggi-tinggi sambil menatap Ax penuh arti, “To move on!”

Sementara, Ax hanya diam dengan tatapan datar. Walaupun pada akhirnya, dia tetap bersulang dengan gaya ogah-ogahan, sebelum menandaskan minumannya dalam satu kali tenggak.

Ax pun tidak punya pilihan lain selain duduk tepat di sebelah Cherie. Namun, alih-alih bicara, mereka malah saling diam dengan kecanggungan yang semakin lama semakin menjadi.

“Ax, come on! Jangan malu-malu begitu!” Tata yang sedang bernyanyi dengan Jessi, menggoda Ax melalui pengeras suara. Membuat Cherie dan Ax seperti dua pesakitan yang dijatuhkan hukuman mati.

Cherie yang gerah karena terus diperhatikan, akhirnya menoleh pada Ax sambil memaksakan senyuman. “Hai, Mr. X. Nice to see you again,”

Ax hanya meliriknya dingin, “hmm,”

“Tolong katakan sesuatu!” Cherie tersenyum, namun matanya MELOTOT.

“Okay, let’s talk.” Ax pun menyerongkan duduknya ke arah Cherie dengan gerakan kasar. “Bagaimana kalau dimulai dengan siapa namamu?”

Cherie berkedip cepat. Cowok ini kenapa tertarik banget tahu namanya, sih? “Jasmine,”

“Namamu bagus. Nama asli?”

Cherie tersenyum keki. “Kami sugarbaby tidak pernah menggunakan nama asli.”

Ax mengangkat alis lalu menatapnya datar, “Jadi, Jasmine. Mau cerita, kenapa kau ada disini?”

“Mana ku tahu? Tanyakan pada Tata, dia kan temanmu,”

Ax lagi-lagi hampir nyembur saat Cherie menyebut nama Tata. “Jadi, itu aturannya? Tidak menggunakan nama asli?”

“Kalau mau pakai nama asli, sih, silahkan. Tapi saranku, lebih baik jangan.”

“Kenapa?”

“Karena kita harus memisahkan ini dengan kehidupan nyata. Apakah menurutmu hubungan seperti ini nyata, Mr. Ax?”

“Mana ku tahu?” Ax mengangkat bahu dengan acuh sebelum menoleh pada Tata dan Jessi yang tampak seperti ABG lagi kasmaran. “Mereka itu, bagaimana menurutmu?”

Cherie ikut menoleh ke arah yang dituju. Hubungan Jessi dengan sugardaddy-nya itu memang agak rumit. Terkadang Cherie merasa Jessi terlalu mengistimewakan Tata, bahkan Jessi mengizinkan Tata memanggilnya dengan nama asli. Entahlah, terkadang Cherie merasa Jessi telah melanggar peraturan yang dibuatnya sendiri, untuk tidak melibatkan hati pada sugardaddy.

Namun, mana mungkin ia menjelaskan itu pada Ax? Jadi, dia hanya mengangkat bahu, “Mana ku tahu?”

Setelah memaksakan percakapan yang membosankan itu, mereka berdua pun kembali diam. Menonton Tata dan Jessi yang semakin menggila, yang terus menggoda mereka dengan saling memamerkan kemesraan.

Beberapa saat kemudian, Ax menghela napas kasar. “Aku sudah tidak tahan lagi,”

Cherie menoleh kaget saat Ax mendekatkan tubuhnya pada Cherie. “Cium aku,”

HAH?! Apa dia salah dengar? Minta ciuman? Apa cowok ini GILA?

Ax menatap Cherie dalam. “Dengar, aku bisa mati muak disini. Aku yakin kau juga begitu, kan? Jadi, percayalah saja padaku, oke?”

Seperti dihipnotis, Cherie pun menurut. Lalu, sebelum matanya berkedip, Ax menangkupkan tangan ke pipinya lalu.. Menciumnya.

Tidak. Mereka hanya berpura-pura ciuman. Bibir mereka bahkan tidak saling bersentuhan. Namun, wajah keduanya sangat dekat. Hidung mereka saling menempel, hingga saling bisa merasakan hembusan nafas satu sama lain.

Cherie tidak mendengar jelas saat Jessi dan Tata heboh meneriaki mereka. Degup jantungnya lebih keras daripada suara mereka di pengeras suara.

Tubuhnya didorong ke belakang, Ax menindih tubuhnya. Menggerakkan kepalanya ke kiri dan kanan selama beberapa saat, sebelum akhirnya Ax menarik tubuhnya dan berkata pada Jessi dan Tata,

“Maafkan kami teman-teman. Sepertinya kami harus melanjutkannya di lain tempat.”

Cherie SHOCK BERAT. Sebelum sempat menenangkan jantungnya, Ax sudah menarik tangannya dan mendekapnya erat.

Pada akhirnya, mereka pun berhasil keluar.

Bab terkait

  • Ms. Sugar & Mr. Ice   Bab 7 - Apa Yang Terjadi?

    “Mau cerita apa yang terjadi semalam?” Tanpa tedeng aling-aling, Jessi yang baru saja tiba, langsung bertanya pada Cherie yang saat itu sedang numpang tidur siang di kostnya.Cherie menjawab singkat dengan nada malas. “Dia bajingan,” Sementara, Jessi panik bukan main. “Cher, sebenarnya kamu itu diapain?!”Menit-menit berikutnya pun berisi tentang penjelasan Cherie. Dimulai dari cerita dinner 10 jutanya dengan Ax yang berujung bad trip, serta kronologis tadi malam, tentang apa yang sebenarnya terjadi.(FLASHBACK ON)“Percayalah saja padaku, oke?” Ax berkata, seolah memiliki ide cemerlang untuk mengeluarkan mereka dari sini. Seperti dihipnotis, Cherie langsung menurut. Sebenarnya, bukan hanya Ax yang muak dengan situasi ini, Cherie juga. Namun, yang Cherie tidak sangka, pada detik berikutnya, Ax malah menciumnya. Tidak. Sebenarnya, yang mereka lakukan itu cuma pura-pura. Dibalik tangan Ax yang besar, ciuman itu hanyalah sandiwara. Namun, tetap saja Cherie tidak habis pikir pada isi k

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-02
  • Ms. Sugar & Mr. Ice   Bab 8 - Nice To See You Again

    Siang itu, Cherie berada di kantin kampus bersama Maya, teman satu kampusnya, yang juga merupakan barista di Sapphire Bliss, kafe tempatnya bekerja. Setelah selesai kelas, mereka bertemu untuk makan siang sebelum berangkat ke kafe bersama. Cherie sedang menertawakan guyonan Maya tentang manajer mereka saat seseorang tiba-tiba menepuk pundaknya, “Permisi, kak,” Cherie langsung menoleh pada sumber suara. Dibelakangnya, seorang laki-laki berparas tampan, yang Cherie kenal sebagai cowok paling populer di kampusnya itu sedang menatapnya. “Ya?” Tanya Cherie bingung. “Hmm.. Boleh kenalan?” Tanya anak laki-laki itu. Sementara Maya, yang sedang menyedot es tehnya, langsung nyembur. Cherie dengan wajah bingung sekaligus terkesima pada sosok cowok di hadapannya itu langsung menyodorkan tangan. “Cherie,” Cowok itu tersenyum manis lalu menjabat tangannya. “Aiden.” Tentu saja, Cherie sudah tahu namanya. Adik kelasnya itu bahkan masih jadi trending topic di kalangan cewek-cewek seangkatannya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-04
  • Ms. Sugar & Mr. Ice   Bab 9 - Izinkan Aku Menyewa Jasamu Malam Ini.

    “Cherie!” Suara lelaki itu menggema di lorong kampus. Cherie yang terkejut, kontan berbalik badan. Dan ia menemukan cowok yang ditemuinya di kantin kemarin sedang berlari ke arahnya. Aiden. Cowok itu mau apa? “Apa, sih? Pakai teriak-teriak segala!” Protesnya saat cowok itu sudah berdiri di hadapannya. “Sorry,” Cowok itu menggaruk kepalanya dengan gaya yang sangat manis dalam perspektif Cherie. “Habis, tadi kamu jalannya cepat banget, sih.” “Kamu, kamu! Aku kakak kelasmu tahu!” Cherie merengut. “Ada apa, sih?” “Hmm, nggak apa-apa. Kamu mau kemana, Cherie?” Cherie mendelik saat cowok itu memanggil namanya tanpa menggunakan embel-embel ‘kakak’. Namun, juga tidak mempermaslahkan. “Kantin, kenapa?” “Sama. Makan bareng, yuk?” Cherie menyipitkan mata, “Apa, sih? Kamu kalah taruhan lagi? Cari objek lain sana. Saya nggak mau jadi mainanmu,” “Eh, anu..” Aiden langsung berjalan cepat mengimbangi langkah Cherie yang nyelonong pergi. “Maaf, kemarin aku memang kalah taruhan. Tapi s

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-06
  • Ms. Sugar & Mr. Ice   Bab 10 - Night With You

    Sepulang kerja, tepat pukul 9 malam, Cherie sudah berada di depan Sapphire Bliss. Dia sedang mencari jejak Ax saat sorotan lampu mobil tiba-tiba berkedip ke arahnya, dan dia bisa langsung mengenali itu adalah tanda dari Ax. Seperti maling kutang yang mengendap-endap, setelah memastikan tidak ada yang melihatnya, Cherie melangkah cepat menuju BMW hitam Ax yang tampan. “S..selamat malam,” Sumpah demi apapun, Cherie tidak pernah membayangkan berdua dengan Ax di dalam mobil akan secanggung ini. “Kita mau kemana?” Ax hanya meliriknya sebentar sebelum menancapkan gas, “Tempat dimana kita bicara dengan tenang,” Saat itu, di bayangan Cherie, Ax akan membawanya ke coffee shop 24 jam. Ternyata, tempat yang tenang versi Ax itu sama sekali di luar nalarnya. Ax membawanya ke sebuah BAR! Ini judulnya mau bicara atau mabuk-mabukan?! “Pak, ini katanya-” “Since I officially will be your client tonight, tolong jangan panggil saya Pak.” Ucap cowok itu dengan nada yang tak mungkin bisa dideb

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-07
  • Ms. Sugar & Mr. Ice   Bab 11 - Tunangan Bayaran

    “Aku mencintaimu, Naira. Aku benar-benar hampa tanpamu. Setiap nafasku adalah doa untukmu kembali.”Kata-kata itu menempel seperti daging yang melekat pada tulang di ingatannya. Suara paraunya yang terdengar penuh kerinduan itu seolah masih terdengar di telinganya. Begitupun dengan pelukan di pinggangnya, dan air mata yang menetes di lekukan lehernya. Semua itu masih begitu terasa nyata, bahkan nyaris masih bisa ia rasakan. Walaupun kata-kata itu jelas bukan ditujukkan untuknya, namun tetap saja, sepanjang hari ini kalimat-kalimat itu terus berputar seperti kaset rusak di dalam kepalanya. “Jasmine? Hey! Kau mendengarku?” Jentikan jari cowok itu sukses membuyarkan lamunan Cherie.Cherie yang baru tersadar, kontan memasang muka bego. “Ya? Sorry, gimana?” Rio, cowok yang menggunakan jasanya malam ini kontan melotot. “Kamu dengar nggak sih, apa yang kukatakan barusan?” Tanya cowok itu. Nadanya ngegas.“Pura-pura jadi tunanganmu, selalu memegang tanganmu kemanapun, panas-panasin mantanmu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • Ms. Sugar & Mr. Ice   Bab 12 -  Truth Or Dare

    “Sayang,” Cherie menyerahkan gelas berisi sampanye itu pada Rio. Lalu, dengan SANGAT TERPAKSA, mengikuti permintaan cowok itu untuk duduk di atas pangkuannya. Sedetik kemudian, orang-orang di dalam ruangan itu ramai menyapa sepasang kekasih yang baru datang itu. “Sabrina!” “Jeffrey, my man!” “Hi, guys!” Sapa cewek itu sambil cipika-cipiki dengan teman-temannya, sebelum menyalami pasangan yang baru tunangan itu. “Congratulations, love birds!” Janis, si calon mempelai perempuan yang punya hajatan itu membalas, “Thanks, Sab. Tapi, bukan cuma kami yang love birds disini. Say congrats untuk Rio dan tunangannya, Jasmine!” ucap cewek itu sambil menunjuk Rio dan Cherie dengan suara sekeras toa masjid, seakan sengaja membuat tontonan menarik disini. Teman-temannya pun ikut teriak menyoraki. Sabrina, target operasi mereka malam ini, menatap ke arah Rio dan Cherie dengan tatapan sinis. Lalu, matanya berhenti berhenti untuk menguliti Cherie dari kepala sampai kaki. Sambil tersenyum miring

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Ms. Sugar & Mr. Ice   Bab 13 - What The Fuck

    “Nggak ada yang boleh keluar sampai dia mendapat giliran,” Jason menunjuk Cherie beranjak dari pangkuan Rio. “Sorry, tapi memang begitu aturannya. Right, guys?” Sahutnya lagi sambil mencari pembenaran pada teman-temannya. Tentu saja, para keparat itu mengangguk mengiyakan. Mau tidak mau, Cherie kembali duduk diatas pangkuan Rio lagi. “Setelah mendapat giliran, kita baru bisa keluar dari sini,” Bisik Rio pada Cherie.Cherie menggeram, menahan diri untuk tidak menjambak cowok itu. Sudah tahu teman-temannya itu sakit jiwa, kenapa juga masih ditemani? Dan permainan ini. Kalau sejak awal dia tahu permainan itu bisa jadi segila ini, kenapa dia nggak ngajak cabut dari tadi? Apalagi tadi Cherie juga sudah memberi kode untuk mundur teratur, tapi si sok jagoan itu malah mengabaikannya. Sekarang, kalau sampai benda laknat itu sampai mengarah pada salah satu atau kedua dari mereka, kan yang paling dirugikan adalah Cherie!Jason memutar spinner itu lagi. Dan kali ini, anak panah itu berhenti pa

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14
  • Ms. Sugar & Mr. Ice   Bab 14 - Chaos

    Cherie teringat pada Dewi, anak tetangganya yang pernah menggegerkan satu RT karena kegep enak-enak di mobil sama pacarnya. Gosipnya kemudian merebak kemana-mana, membuat panik para ibu-ibu yang punya anak perempuan, tidak terkecuali Ibunya Cherie, Cecilia Norai, yang setelah mendengar kabar itu jadi parno habis-habisan.Saat itu juga, Cecilia langsung membuat sesi khusus untuk mengkhotbahi kedua anak gadisnya,“Jangan pernah merendahkan harga diri dan kehormatan kalian sebagai perempuan. Jangan jadi cewek murahan yang dengan mudah bisa dimanfaatkan. Mama tahu ini kuno banget, tapi ketika suatu hari ada cowok yang minta ciuman atau pegang-pegang, langsung tinggalkan! Jangan mau diiming-imingi cinta. Yang kayak begitu itu namanya nafsu, bukan cinta. Justru, kalau mereka benar-benar cinta sama kalian, mereka nggak akan merendahkan atau memanfaatkan kalian. Kalau mereka beneran sayang, mereka seharusnya menjaga kehormatan kalian,”“Cherie, Celine, pada saatnya nanti mungkin kalian akan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-16

Bab terbaru

  • Ms. Sugar & Mr. Ice   Bab 17 - Sisi Lain Ax

    “Aku antar kamu ke rumah,”Sebenarnya, tawaran Ax itu seperti oase di tengah kekeringan. Seolah Tuhan mengulurkan tangan melalui Ax untuk memberinya pertolongan, tepat seperti yang ia butuhkan.Namun, disaat yang sama, Cherie jadi bingung dan panik sendiri. Mana mungkin dia bisa pulang ke rumah dengan penampilan seperti ini?!Anggaplah, sekarang para penghuni rumah sudah tidur. Tapi, kan, untuk bisa sampai rumahnya, dia harus melewati portal yang dijaga satpam. Biar bapak-bapak begitu, yang namanya gosip kan, tetap jalan.Ingat insiden Dewi yang kegep enak-enak sama pacarnya? Ya, itulah salah satu ulah para satpam-satpam itu. Kalau kali ini dia kegep pulang tengah malam dengan settingan seperti ini, ia yakin besok gosipnya sudah VIRAL sampai ke penjuru RT.Jadi, pertanyaannya, dia harus kemana sekarang?“Ax, aku nggak bisa pulang ke rumah dengan kondisi seperti.. Ini,” Cherie menunjuk pakaiannya dengan nada putus asa. Dia berpikir sejenak sebelum menemukan secercah ide brilian di kepa

  • Ms. Sugar & Mr. Ice   Bab 16 - Kemarahan Ax

    Tidak ada ampun bagi Vena, resepsionis yang judes luar biasa itu. Setelah mendengar penjelasan dari ketiganya, Ax langsung menghubungi HR dan meminta Vena dipecat saat itu juga. Tidak terkecuali Pak Arman, yang ikut terkena sial akibat ulah Vena.Cherie shock berat. Selain pertemuannya dengan Ax yang tidak disangka-sangka, dia juga tidak menyangka Ax memiliki wewenang untuk memecat kedua karyawan itu. Memangnya dia siapa? Apakah dia semacam pekerja yang punya kedudukan tinggi disini? Atau… jangan-jangan Ax pemilik rumah sakit itu?“Ampun, Pak! Tolong jangan pecat saya. Nanti, anak-anak saya makan apa, Pak?” Kali ini Vena menangis dan memelas. Pak Arman ikut bersuara, “Saya sudah kerja disini 10 tahun, Pak. Saya sudah menganggap rumah sakit ini sebagai rumah kedua saya. Disini kami sudah seperti keluarga, Pak.” Cherie yang semula kesal, kini malah jadi iba. Dia menyesal masalah ini bisa jadi panjang dan merembet kemana-mana. Menurutnya, Ax itu berlebihan. Kenapa mereka harus dipecat

  • Ms. Sugar & Mr. Ice   Bab 15 - Lost

    Malam itu Cherie berjalan menyusuri gelap malam tanpa arah. Sudah tidak perlu ditanya lagi seberapa kacau keadaanya. Matanya sudah sembab. Makeup-nya yang semula paripurna kini luntur berantakan. Belum lagi hatinya yang hancur tak karuan. Lebih tepatnya, kini penampakannya seperti pelacur yang dibuang setelah dipakai asal-asalan. Sialnya, baju ganti yang dipakainya dari rumah tadi masih ada di mobil Rio. Ponsel dan tasnya pun juga tertinggal di rumah itu. Tapi, mana mungkin dia tiba-tiba kembali lagi setelah semua yang ia alami? Cherie lebih memilih mati daripada kembali ke rumah laknat itu. Beruntungnya, tas tangan yang ia bawa itu hanya berisi makeup, parfum, sisir, dan nggak ada yang penting seperti dompet atau yang lainnya. Namun tetap saja, ponsel dan bajunya kini yang menjadi masalah. Hidup tanpa ponsel tentu membuatnya hilang arah. Dia jadi tidak bisa menghubungi siapapun untuk meminta bantuan, memesan taksi online untuk pulang, atau bahkan membayar untuk apapun yang

  • Ms. Sugar & Mr. Ice   Bab 14 - Chaos

    Cherie teringat pada Dewi, anak tetangganya yang pernah menggegerkan satu RT karena kegep enak-enak di mobil sama pacarnya. Gosipnya kemudian merebak kemana-mana, membuat panik para ibu-ibu yang punya anak perempuan, tidak terkecuali Ibunya Cherie, Cecilia Norai, yang setelah mendengar kabar itu jadi parno habis-habisan.Saat itu juga, Cecilia langsung membuat sesi khusus untuk mengkhotbahi kedua anak gadisnya,“Jangan pernah merendahkan harga diri dan kehormatan kalian sebagai perempuan. Jangan jadi cewek murahan yang dengan mudah bisa dimanfaatkan. Mama tahu ini kuno banget, tapi ketika suatu hari ada cowok yang minta ciuman atau pegang-pegang, langsung tinggalkan! Jangan mau diiming-imingi cinta. Yang kayak begitu itu namanya nafsu, bukan cinta. Justru, kalau mereka benar-benar cinta sama kalian, mereka nggak akan merendahkan atau memanfaatkan kalian. Kalau mereka beneran sayang, mereka seharusnya menjaga kehormatan kalian,”“Cherie, Celine, pada saatnya nanti mungkin kalian akan

  • Ms. Sugar & Mr. Ice   Bab 13 - What The Fuck

    “Nggak ada yang boleh keluar sampai dia mendapat giliran,” Jason menunjuk Cherie beranjak dari pangkuan Rio. “Sorry, tapi memang begitu aturannya. Right, guys?” Sahutnya lagi sambil mencari pembenaran pada teman-temannya. Tentu saja, para keparat itu mengangguk mengiyakan. Mau tidak mau, Cherie kembali duduk diatas pangkuan Rio lagi. “Setelah mendapat giliran, kita baru bisa keluar dari sini,” Bisik Rio pada Cherie.Cherie menggeram, menahan diri untuk tidak menjambak cowok itu. Sudah tahu teman-temannya itu sakit jiwa, kenapa juga masih ditemani? Dan permainan ini. Kalau sejak awal dia tahu permainan itu bisa jadi segila ini, kenapa dia nggak ngajak cabut dari tadi? Apalagi tadi Cherie juga sudah memberi kode untuk mundur teratur, tapi si sok jagoan itu malah mengabaikannya. Sekarang, kalau sampai benda laknat itu sampai mengarah pada salah satu atau kedua dari mereka, kan yang paling dirugikan adalah Cherie!Jason memutar spinner itu lagi. Dan kali ini, anak panah itu berhenti pa

  • Ms. Sugar & Mr. Ice   Bab 12 -  Truth Or Dare

    “Sayang,” Cherie menyerahkan gelas berisi sampanye itu pada Rio. Lalu, dengan SANGAT TERPAKSA, mengikuti permintaan cowok itu untuk duduk di atas pangkuannya. Sedetik kemudian, orang-orang di dalam ruangan itu ramai menyapa sepasang kekasih yang baru datang itu. “Sabrina!” “Jeffrey, my man!” “Hi, guys!” Sapa cewek itu sambil cipika-cipiki dengan teman-temannya, sebelum menyalami pasangan yang baru tunangan itu. “Congratulations, love birds!” Janis, si calon mempelai perempuan yang punya hajatan itu membalas, “Thanks, Sab. Tapi, bukan cuma kami yang love birds disini. Say congrats untuk Rio dan tunangannya, Jasmine!” ucap cewek itu sambil menunjuk Rio dan Cherie dengan suara sekeras toa masjid, seakan sengaja membuat tontonan menarik disini. Teman-temannya pun ikut teriak menyoraki. Sabrina, target operasi mereka malam ini, menatap ke arah Rio dan Cherie dengan tatapan sinis. Lalu, matanya berhenti berhenti untuk menguliti Cherie dari kepala sampai kaki. Sambil tersenyum miring

  • Ms. Sugar & Mr. Ice   Bab 11 - Tunangan Bayaran

    “Aku mencintaimu, Naira. Aku benar-benar hampa tanpamu. Setiap nafasku adalah doa untukmu kembali.”Kata-kata itu menempel seperti daging yang melekat pada tulang di ingatannya. Suara paraunya yang terdengar penuh kerinduan itu seolah masih terdengar di telinganya. Begitupun dengan pelukan di pinggangnya, dan air mata yang menetes di lekukan lehernya. Semua itu masih begitu terasa nyata, bahkan nyaris masih bisa ia rasakan. Walaupun kata-kata itu jelas bukan ditujukkan untuknya, namun tetap saja, sepanjang hari ini kalimat-kalimat itu terus berputar seperti kaset rusak di dalam kepalanya. “Jasmine? Hey! Kau mendengarku?” Jentikan jari cowok itu sukses membuyarkan lamunan Cherie.Cherie yang baru tersadar, kontan memasang muka bego. “Ya? Sorry, gimana?” Rio, cowok yang menggunakan jasanya malam ini kontan melotot. “Kamu dengar nggak sih, apa yang kukatakan barusan?” Tanya cowok itu. Nadanya ngegas.“Pura-pura jadi tunanganmu, selalu memegang tanganmu kemanapun, panas-panasin mantanmu

  • Ms. Sugar & Mr. Ice   Bab 10 - Night With You

    Sepulang kerja, tepat pukul 9 malam, Cherie sudah berada di depan Sapphire Bliss. Dia sedang mencari jejak Ax saat sorotan lampu mobil tiba-tiba berkedip ke arahnya, dan dia bisa langsung mengenali itu adalah tanda dari Ax. Seperti maling kutang yang mengendap-endap, setelah memastikan tidak ada yang melihatnya, Cherie melangkah cepat menuju BMW hitam Ax yang tampan. “S..selamat malam,” Sumpah demi apapun, Cherie tidak pernah membayangkan berdua dengan Ax di dalam mobil akan secanggung ini. “Kita mau kemana?” Ax hanya meliriknya sebentar sebelum menancapkan gas, “Tempat dimana kita bicara dengan tenang,” Saat itu, di bayangan Cherie, Ax akan membawanya ke coffee shop 24 jam. Ternyata, tempat yang tenang versi Ax itu sama sekali di luar nalarnya. Ax membawanya ke sebuah BAR! Ini judulnya mau bicara atau mabuk-mabukan?! “Pak, ini katanya-” “Since I officially will be your client tonight, tolong jangan panggil saya Pak.” Ucap cowok itu dengan nada yang tak mungkin bisa dideb

  • Ms. Sugar & Mr. Ice   Bab 9 - Izinkan Aku Menyewa Jasamu Malam Ini.

    “Cherie!” Suara lelaki itu menggema di lorong kampus. Cherie yang terkejut, kontan berbalik badan. Dan ia menemukan cowok yang ditemuinya di kantin kemarin sedang berlari ke arahnya. Aiden. Cowok itu mau apa? “Apa, sih? Pakai teriak-teriak segala!” Protesnya saat cowok itu sudah berdiri di hadapannya. “Sorry,” Cowok itu menggaruk kepalanya dengan gaya yang sangat manis dalam perspektif Cherie. “Habis, tadi kamu jalannya cepat banget, sih.” “Kamu, kamu! Aku kakak kelasmu tahu!” Cherie merengut. “Ada apa, sih?” “Hmm, nggak apa-apa. Kamu mau kemana, Cherie?” Cherie mendelik saat cowok itu memanggil namanya tanpa menggunakan embel-embel ‘kakak’. Namun, juga tidak mempermaslahkan. “Kantin, kenapa?” “Sama. Makan bareng, yuk?” Cherie menyipitkan mata, “Apa, sih? Kamu kalah taruhan lagi? Cari objek lain sana. Saya nggak mau jadi mainanmu,” “Eh, anu..” Aiden langsung berjalan cepat mengimbangi langkah Cherie yang nyelonong pergi. “Maaf, kemarin aku memang kalah taruhan. Tapi s

DMCA.com Protection Status