Share

105.

Author: Kennie Re
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Aku bersumpah akan membunuhmu, Seth! Jangan berani kau lukai putriku, brengsek!!”

Seth menghela napas panjang. Senyuman penuh kemenangannya tak pernah pudar. Duduk di sofa mewahnya lagi, dia meneguk gelas sampanyenya. “Yeah. Yeah. Terserah apa katamu. Jangan lupakan itu. Sekarang, pergilah! Lebih cepat kau membawanya padaku, itu lebih baik. Aku harus mendongengkan cerita bagus pengantar tidur putrimu malam ini.”

Benjamin merasakan nyeri di dadanya. Ada tekanan membara, membuncah di sana. Mendengar ucapan Seth barusan semakin memedihkan jantungnya. Wajah Benjamin merah padam, urat-uratnya ikut memanas. Dia dibakar oleh amarah namun tak dapat berbuat banyak sebab Benjamin tidak ingin membahayakan nyawa Lyra.

“Izinkan aku melihatnya sebentar saja. Aku sangat merindukannya, Seth.” Ucap Benjamin setengah memohon, dia rela mengorbankan harga dirinya agar bisa bertemu Lyra. Rela menundukkan kepala juga suaranya. Kekalahan telak ini harus ditelannya bulat-bul
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mr. Wolfy and His Siren Mate (INDONESIA)   106.

    “Dan mereka pun hidup bahagia selamanya.” Linea mengakhiri dongengnya. Menyadari suasana menghening, tanpa ada celoteh lucu lagi dari Lyra. “Lyra?” sambungnya menyeru lembut. Linea menutup buku dongeng di tangannya. “Oh, anak ini sudah tertidur rupanya. Begitu damainya wajahmu. Aku selalu suka melihatmu terlelap begini. Rasanya menakjubkan.” Linea baru selesai membacakan satu buku pengantar tidur untuk bayi ini, dan lihatlah dia tertidur dengan damai. Wajah cantik dan mungilnya bercahaya bagai malaikat. Pipinya yang berisi, merona merah. Menaikkan selimut untuk menghangatkan tubuh bayi itu, Linea menghela napas panjang, Entah mengapa dia malah tersenyum. Mengusap pelan punggung mungil, rambut bercahaya, dan tangannya yang menggemaskan. Linea mendesis halus. Tawa bahagianya membuncah. Jemarinya mengelus lembut pipi kenyal Lyra. “Kau ini sangat menggemaskan, Lyra. Kau tahu? Rasanya benar-benar aneh, bagaimana bisa Seth begitu membenci malaikat mungil,

  • Mr. Wolfy and His Siren Mate (INDONESIA)   107.

    “Ayo, twinnies. Ini dia. Kalian pasti lapar, ya? Oh, sayangku. Maaf, ya? Aku terlalu lama mengambilkan susu, juga membuat makanan untuk kalian.” Jeremiah menyeru. Di kedua tangannya terdapat botol kembar penuh susu. “Ayo, anak-anak pintar, cerdas, baik hati, kebanggaan orang tuanya.” Jeremiah menyiapkan dua kursi bayi, di atas meja mereka telah tersaji beragam makanan lunak. Ivy selalu mewanti-wanti agar Jeremiah memberikan makanan pendamping menyehatkan untuk mereka. “Pertumbuhan kalian cepat sekali, huh? Duduk yang manis. Kalian memang cerdas. Sabar, ya? Berhubung Ivy dan Max sedang ada misi untuk menyelamatkan Lyra.” Isaac dan Mackenzie yang sempat menangis histeris karena lapar. Mereka duduk di kursi bayi dengan tenang. Mata mereka tertuju pada makanan yang penuh oleh warna-warna cerah. Tangan mungil mereka bergerak, meraup dan melahapnya perlahan. Jeremiah tertawa lebar melihat wajah-wajah mungil mereka berlumuran alpukat mousse. Semb

  • Mr. Wolfy and His Siren Mate (INDONESIA)   108.

    “Jadi, Elle akan melanjutkan pencariannya ‘kan? Dia telah berjanji padamu ‘kan? Elle akan membawa Lyra kembali ke rumah ‘kan? Kenapa kau diam saja? Katakan sesuatu? Kau membawaku pulang, tapi Lyra ada di sana. Kau membuatku meninggalkannya, Max!” Ivory meradang. Sepanjang perjalanan pulang, Ivory memberondong Max dengan pertanyaan yang sama berkali-kali. Max sampai lelah menjelaskannya. Walau Ivory jauh lebih tenang sekarang, tetap saja kegelisahan dan kepanikannya di luar batas kewajaran. Menetap di sana hanya perburuk situasi. Max mempercayakan urusan ini pada Mirielle dan Ronan. Max berulang kali kesulitan menenangkan Ivory yang histeris tadi. Ini pertama kalinya, Max melihat keputusasaan Ivy teramat sangat, nyatanya bisa membawa bahaya bagi semuanya. Max tidak bisa mempertaruhkan Mirielle atau Ronan yang masih berjuang di sana untuk menemukan Lyra. Pada akhirnya Max memutuskan membawa Ivory pulang bersamanya ke rumah. Terlalu lama di sana membuat

  • Mr. Wolfy and His Siren Mate (INDONESIA)   109.

    “Lyra?!” Elle setengah berbisik, dan terperanjat dari ambang pintu kamar. Namun, langkah kakinya terhenti sebab di kamar sebelah; Seth juga Linea sedang bertengkar karena sesuatu. Dengan kecemasan tidak terkira, Mirielle memerhatikan Lyra yang terlelap di atas tempat tidur, kamar itu punya lima tempat tidur bayi khusus. Sepertinya baru dibangun dan dicat ulang; mengingat Linea sedang hamil besar. Dia pasti sengaja mempersiapkan kamar bayi ini untuk janin yang tengah di kandungnya. Lyra terlihat damai memeluk boneka gajah di sampingnya. Elle bersyukur, Lyra baik-baik saja. Sepertinya Lyra dirawat dengan baik oleh Linea. Mirielle tidak mendeteksi adanya luka atau apa pun yang janggal di tubuh mungil Lyra. Seth kentara benar membenci Lyra, suaranya yang meninggi itu siratkan kebencian mendalam, dan berkali-kali memaksa Linea untuk membuangnya. Linea menentang keras keinginan Seth. “Dasar tidak waras!” kutuk Elle di dalam batinnya.

  • Mr. Wolfy and His Siren Mate (INDONESIA)   110.

    “Gagal! Selalu gagal!” Mirielle menggeram jengkel, dan agak putus asa. Tangannya meninju dinding geram. Napasnya memburu, menguras seluruh energi untuk mengeluarkan serangannya. “Kekuatan sihirku belum kembali sepenuhnya. Sebenarnya, aku masih berada dalam pemulihan. Aku mencobanya puluhan kali tetap saja tidak bisa menembus dinding sihir sialan ini!” Mirielle bingung, dia mondar-mandir kebingungan sembari memijit pangkal hidung. Berusaha merumuskan rencana dan memikirkan sesuatu. Mirielle pandangi wajah cantik Lyra yang tertidur lelap sambil berdiri putus asa di ambang pintu. Mirielle menghela napas panjang. Dinding sihir ini terlampau kokoh dan Mirielle tidak paham mengapa begitu sulit untuk menghancurkannya? “Sangat menyebalkan! Kenapa harus di saat-saat genting begini? Tidak bisakah aku melakukannya dengan benar?!” Bulu mata Lyra yang lebat itu merunduk. Wajah mungilnya terlihat damai dalam tidurnya. Mirielle bisa mendengar helaan napas Ly

  • Mr. Wolfy and His Siren Mate (INDONESIA)   111.

    “Kita harus membuat rencana untuk menyelamatkan Elder dan nona Lyra, Alpha.” kata Ronan meyakinkan Max. “Elder tidak bisa mengatasinya sendirian. Kita harus segera membantunya. Semakin cepat itu lebih baik, Alpha.” Ivory menghapus air matanya, dia berjanji untuk tegar dan kuat. Max mendekapnya erat. Tidak ada yang lebih menyedihkan dan memedihkan untuk Max melihat Ivory hancur seperti ini. “Ronan benar. Kita harus segera ke sana, Max. Aku mohon. Kita harus menyelamatkan mereka segera. Aku tidak bisa membayangkan Seth bersamanya.” Ivory merintih lagi. Max memeluknya erat. “Kau harus bersabar sedikit, masalahnya yang kita hadapi adalah Seth dan Linea. Kita tidak bisa bertindak gegabah. Mereka sangat licik. Salah langkah, justru Lyra tidak akan terselamatkan, Ivy,” ucap Max dengan suara menenangkan. Ivory berdecak lagi. Tidak sanggup membayangkan Lyra berada di sekitar orang mengerikan seperti Seth. Dia pernah merasakannya, Seth itu seperti ap

  • Mr. Wolfy and His Siren Mate (INDONESIA)   112.

    “Tuan, semua anggota klan sudah tiba di ruang pertemuan. Mereka sangat mengharapkan kedatangan anda segera.” Pintu kediamannya terbuka lebar, kepala pelayan membungkuk hormat kepadanya. Menunggu perintah Benjamin selanjutnya. Badai hujan di luar mereda. Pertemuan ini nyatanya ditunda hampir empat jam sebab menunggu kedatangan anggota klan lainnya yang hadir terlambat. Benjamin tidak tahu mereka sengaja atau tidak. Setiap dia ingin mengadakan pertemuan genting begini; tak sedikit di antara mereka yang berkilah. Cuaca buruk sempat menutup seluruh jalur arteri menuju mansion utama milik Benjamin. Sebagian dari mereka sangat membenci hujan hingga malas berkeliaran di hutan bertelanjang kaki atau menggunakan kekuatan lari mereka yang mampu melompat ke tempat lain dengan cepat. Mereka lebih memilih naik sedan mewah mereka, dan bertingkah angkuh. Benjamin menghela napas jengkel. Dia mengusap rambutnya ke belakang, turun dari pembaringan dengan hel

  • Mr. Wolfy and His Siren Mate (INDONESIA)   113.

    “Kau benar-benar mengejutkan kami, Ben. Setelah kami mempercayakan kursi kepemimpinan untukmu. Beginikah balasanmu? Kau keterlaluan. Kami benar-benar kecewa mendengar pengaduan serta keluhan dari anggota klan lainnya soal niatanmu. Jangan bertindak gegabah, dan nekat! Kau membahayakan semuanya!” “Aku tidak berniat mengkhianati kepercayaan kalian dan seluruh anggota klan. Apa aku salah meminta bantuan pada kalian? Bukankah kita memiliki prinsip? Satu rasa, sama rata? Tak ada yang dibedakan sesama anggota klan. Kau tahu alasanku bertindak seperti ini. Aku harus menjemput putriku. Nyawanya terancam. Selama dia bersama Seth dan Linea, kematian mengintai nyawa Lyra!” jawab Benjamin dengan nada mengeras. “Lantas aku harus bagaimana? Bertindak sendirian menyerang mereka? Aku tahu ini misi bunuh diri, dan bisa membunuh kita semua. Apa aku punya pilihan?”Suara kecaman Benjamin menggema di ruang pertemuan dewan. Membuat petinggi klan dan kedua wakilnya berdeham tak habis pikir. Mata mereka b

Latest chapter

  • Mr. Wolfy and His Siren Mate (INDONESIA)   ENDING (EXTRA PART)

    Beberapa tahun kemudian ... “Apakah kau percaya itu, Max? Kau lihatlah putra-putri kita. Mereka kini berusia delapan belas tahun dan—oh! Apakah kau dulu juga mengalami ini? Usia berapa kau berubah menjadi dewasa?” tanya Ivory saat sadar bahwa si kembar, Isaac dan Mackenzie telah berubah menjadi berusia delapan belas tahun di usia mereka yang kelima. Max tertawa mendengar komentar polos Ivory. Ia lantas meraih wanita itu dalam dekapannya dan mengecup bibirnya sekilas. “Di usia tiga tahun aku berubah menjadi delapan belas tahun dan menjalani pelatihan dari kakek Jeremiah untuk menerima jabatan darinya sebagai seorang alpha Alsenic pack. Apakah kau tidak mengalami itu?” “Apakah aku kelihatan seperti manusia ajaib seperti kalian?” tanya Ivory yang dijawab gelak tawa oleh Max. “Baiklah, artinya usia kita terpaut sangat jauh. Kau seharusnya lebih tua dibanding diriku. Benar begitu, kan?” Ivory mengangguk, kemudian menoleh lagi pada Isaac dan Mackenzie yang telah menghabiskan sarapan mere

  • Mr. Wolfy and His Siren Mate (INDONESIA)   130.

    Seth tersungkur tanpa daya di atas tanah, pandangan mata sayunya pandangi langit malam di mana bulan purnama tengah benderang menyinari dunia. Seth bisa mendengar lolongan serigala yang memuja Amethyst. Sebagai tanda syukur kemenangan mereka. Hawa panas menggelegak. Keheningan mencekam ini, Seth mati rasa, tidak bisa merasakan tubuhnya lagi. ‘Dad. Katakan padaku. Kalau aku adalah seorang putra dan keturunanmu yang baik.’ Wajah sang ayah yang tersenyum manis berkelebatan di benak Seth saat mendiang menyerunya penuh kasih sayang. Seth masih ingat kenangan itu dengan jelas. Linea berlarian menerjang kubangan-kubangan api yang meratakan tanah, sembari menahan rasa sakit di perutnya yang terasa sangat mengejang, demi apa pun. Melihat Seth menghadapi kematian, membuatnya Linea terseok-seok. Dia menyambar tubuh Seth yang tidak berdaya; merenggang nyawa. “Seth, astaga. Aku mohon, jangan tinggalkan aku. Bagaimana dengan anak-anakku. Dia membutuhkanmu. Jangan pergi, Seth. Kau harus melihat

  • Mr. Wolfy and His Siren Mate (INDONESIA)   129.

    TAANG!!! Anak panahnya meleset ke arah lain ketika Seth mematahkannya dengan sambaran petir. Terlepas dari tepat sasaran atau tidaknya, Ronan tak peduli. “Lihat aku di sini, Rogue tolol!” ejek Ronan tersenyum miring, dia sengaja benar memancing emosi Seth yang mudah sekali tersulut. “Dasar bodoh! Siapa pun tidak ada yang dapat mengalahkan aku!” amuk Seth terus luncurkan semua serangannya secara brutal. “Kau, Omega tidak berguna! Jangan halangi aku!” DUARR!!! Ronan berlari menghindar ketika serangkaian ledakan api meletus hebat di belakangnya. Melompat dengan langkah kaki panjang, bergerak gesit, cekatan serta lincah. Bermanuver—tak sulit menghindari serangan Seth yang lambat-laun mulai melambat. “Ada apa denganmu? Mengapa kau lamban sekali? Kau bahkan tidak bisa menggoresku sedikit saja!” Ronan terpingkal geli. Sekali lagi, dia melesatkan dua pasang anak panah. “DIAM KAU! Percuma! Serangan panahmu ini tidak akan bisa melumpuhkan aku!” DUARR!!! Ronan melompat tinggi di atas ud

  • Mr. Wolfy and His Siren Mate (INDONESIA)   128.

    Markus tanpa pikir panjang kembali, menyelamatkan karibnya. Dia menerobos semua ledakan-ledakan petir yang meletus di kanan-kirinya, berlari cepat demi menyelamatkan Alegria yang kepayahan akibat pendarahan. Markus bergegas menyambar Alegria yang terkapar, melompat cepat—menghindari sambaran petir lainnya yang tiada hentinya berdatangan.“Mengapa kau kembali? Bagaimana dengan pasukanmu?” tanya Alegria lemah dan merasa bersalah. Dia diserang oleh gelombang batuk darah.“Masih tanya juga! Tentu saja menyelamatkanmu! Mustahil, meninggalkanmu mati di sana! Pasukanku yang tersisa mereka berhasil ke tempat aman. Rogue itu memang keparat! Bagaimana bisa dia memiliki kekuatan sihir mengerikan seperti ini!?”Markus, Alegria, Marion, William dan semua pasukan yang tersisa berhasil mencapai zona perimeter aman yang sebelumnya telah disiapkan oleh mereka. Menjauhi medan pertempuran yang mustahil mereka hadapi. Mereka mengubah diri ke wujud manusia.

  • Mr. Wolfy and His Siren Mate (INDONESIA)   127.

    “Menyerahlah saja kau, Seth! Tidak ada jalan keluar atau lari! Sebelum kami semua benar-benar membunuhmu!” kecam Mirielle bersungguh-sungguh dengan ucapannya. “Kau sudah terkepung! Kau harus membayar seluruh kejahatanmu di hadapan Dewi Amethyst!”BZZT!“Kau pikir siapa dirimu?! Karena kau Elder pilihan yang menjembatani Dewi Bulan, kau pikir bisa berbuat segalanya?”Mirielle mencibir setengah meradang. “Tidakkah kau pikirkan semua korban yang telah kau hancurkan hidupnya? Pack yang tidak bersalah atau berdosa! Tidakkah kau memikirkan anak-anak yang kehilangan keluarga mereka? Aku tak paham mengapa kau memilih jalan beracun seperti ini?!”CLASSH!BLARR!“Tidak usah sok memahamiku, Mirielle! Aku tak peduli apa pun! Selama tujuanku tercapai, dendam kematian leluhurku terbalaskan, dan semua kelompok Pack yang kalian agung-agungkan itu hancur selamanya! Justru aku senang menghancurkan kalian semua hingga tidak ada yang ter

  • Mr. Wolfy and His Siren Mate (INDONESIA)   126.

    Mirielle merintih putus asa. “Max! Jawab aku! Mom! Dad! Ronan, please! Anybody hear me?!”“Elle?! Kau di mana?! Kau baik-baik saja?! Bertahanlah, Elle! Aku bersama pasukan The Cardinal, anggota Pack dan keluarga! Sebentar lagi, sampai! Kau tidak terluka ‘kan? Kami semua cemas sebab tak mendengar kabar apa pun darimu.” Max menjawab dari mind-link. “Katakan kalau kau bersama Lyra sekarang?”Helaan napas lega terdengar dari hidung bangir Mirielle. “Aku tidak bersama Lyra, Max. Aku gagal mendapatkannya. Ini semua karena kekuatan sihirku yang belum pulih sepenuhnya! Seth dan Linea memiliki mantra dinding sihir kuat. Padahal, aku nyaris berhasil. Aku mengacau! Aku baik-baik saja! Max, ada situasi genting! Sebelum kau menyaksikannya secara langsung. Aku ingin kau dengarkan ucapanku dulu.”“Tunggu sebentar, Elle! Aku mengendus bau Ivy dekat sini?! Apa itu jeritan istriku?! SEDANG APA DIA? MENGAPA IVY BISA BERSAMA DENGAN SETH?!!”Sensasi berdenyut

  • Mr. Wolfy and His Siren Mate (INDONESIA)   125.

    “Sekarang apa maumu?” tanya Linea mengeraskan nada suaranya. Dia menjerit penuh amarah. “Aku telah mengikuti semua perintahmu! Kau bilang ingin dapatkan darah Ivy demi memperkuat kekuatan kita?! Mengapa sekarang kau malah menawannya?! Kau bilang membangun Mansion khusus untuk wanita ini?! Apa kau sudah gila?! Kau mengingkari janjimu, Seth!”Seth tertawa bengis. Tetap mencengkeram tubuh Ivory dalam belitan tangannya. Mereka perlahan-lahan berjalan mundur. “Kau kira siapa dirimu, Linea?! Mengatur atau mengendalikan diriku?! Sudah kubilang berkali-kali jangan konyol! Kita melakukan segalanya sesuai kesepakatan, ingat?! Inilah tujuanku! Mendapatkan Ivy kembali.”Ivory mendesis jijik ketika Seth menjilati ceruk lehernya. Rasanya dia ingin sekali menghajar Seth sekarang juga, tetapi apa dayanya. Kekuatan Seth terlalu kuat untuk dilawan. Semakin Ivory memberontak—semakin Seth mencekiknya. Linea menggeleng. Mulai banjir air mata, mengentakkan kaki menahan b

  • Mr. Wolfy and His Siren Mate (INDONESIA)   124.

    “Oh! Akhirnya, Benjamin mampu memenuhi kesepakatannya! Senang sekali, kau mengerti maksudku. Maaf, kuharap Watcher yang aku utus, tidak memperlakukanmu dengan buruk, ya? Mendengar kau datang bersama Ivory.” Suara Seth menggema di sela-sela tawa maniaknya. “Woah, ini pencapaian terbesarku, bukan? Aku meminta Benjamin menukar darah Ivory tapi dia malah membawanya kemari. Well done, Ben. Aku tahu kau memang tak akan mengecewakan aku.”Benjamin mendesis sinis. “Cukup basa-basinya, keparat! Aku telah memberikan apa yang kau mau. Lantas, di mana Lyra sekarang?! Berikan kepadaku sekarang juga!”Ivory meraung marah. “Lyra milikku! Seth, jangan berani kau melukai satu helai rambut pun putriku. Bila kau menyakitinya aku bersumpah akan membunuhmu!”Seth terbahak geli. Matanya meneliti Ivory penuh obsesi. “Oh, ayolah. Lyra aman di tangan kami. Jadi, jangan cemas. Selama kalian menuruti semua perintahku, nyawanya terjaga, sayang.”Ivory membuang pandangannya, tidak sudi mendengar kata-kata Seth se

  • Mr. Wolfy and His Siren Mate (INDONESIA)   123.

    “Ini kesempatanku,” ucap Ivory setengah berbisik. “Tidak ada waktu lagi. Aku harus menemui Benjamin segera.”Ivory menimang bayinya sampai mereka tertidur. Menggendong, membaringkan Mackenzie dan Isaac di dalam ranjang bayi mereka. Helaan napas Ivory terdengar penuh beban berat. Dia telah mempertimbangkannya, memikirkan ucapan Benjamin sebelumnya dengan keputusan panjang. Hingga membawa Ivory pada jalan akhir, menyetujui kesepakatannya bersama Benjamin. Ivory tahu keputusannya ini memang gila. Memicu kemarahan terbesar Max, namun apa dayanya. Ivory tidak punya pilihan lain demi menyelamatkan nyawa Lyra, keluarga kecilnya dan menyudahi peperangan melelahkan ini. “Maafkan aku, nak. Aku hanya lelah dengan semua pertumpahan darah, pertempuran, dan pertikaian tiada berujung ini. Mungkin melalui pengorbananku, perang ini bisa dihentikan. Yang Seth inginkan hanya aku, bukan Lyra. Jika menyerahkan diri bisa menyelamatkan semuanya. Maka keputusanku ini sepadan.” Gumam Ivory mengusap puncak k

DMCA.com Protection Status