Lebih dari setengah jam, akhirnya Keanu pun sampai di halaman rumah sakit tempat Eve dirawat."Sial," gerutunya sambil menatap ke arah jam tangannya, melihat waktunya yang seakan terbuang sia-sia karena macet yang sempat menghalanginya tadi.Dan setelah cukup lama menyusuri lorong demi lorong rumah sakit terbesar di kota itu, akhirnya ia pun sampai di lorong tempat Eve di rawat.Para anak buah yang mendengar suara langkah kaki orang berlarian pun langsung menoleh dan mengerutkan keningnya ketika melihat tuannya itu sedang ngos-ngosan di ujung lorong."Huff ...." Seketika Keanu pun mengganti sikapnya, ia menegakkan tubuhnya dan berjalan dengan tenang ke arah para anak buahnya tersebut."Apa ada masalah?" tanya Keanu setelah berada tidak jauh dari para anak buahnya tersebut."Tidak ada Tuan, hanya saja ada salah satu teman nyonya datang dan masih berada di dalam sana," jawab salah satu anak buah Keanu mewakili yang lainnya.Lalu, tanpa berkata apa pun lagi, Keanu kembali melangkahkan ka
Malam harinya.Saat ini Eve yang tengah duduk di atas ranjang ruangan inapnya tersebut sedang menatap ke arah jendela besar yang ada di dekatnya sembari sesekali melirik ke arah suaminya yang saat ini sedang berkonsentrasi melakukan rapat dari ruangan itu menggunakan laktop."Huff ...." Helaan napas yang kesekian kali keluar dari mulutnya."Kenapa?" tanya Keanu sembari menutup laktopnya karena sudah selesai melakukan rapat.Eve pun enggan menoleh dan kini menempelkan kepalanya di jendela besar itu."Jadi itu alasannya kamu minta Leon melepas infus di tanganmu," ujar Keanu sembari melangkah ke arah ranjang Eve. "Kamu ingin berkaca dan melihat wajahmu yang acak-acakan itu. Apa perlu aku suruh orang untuk membawakan meja rias kemari?"Eve pun langsung menoleh ketika mendengar kalimat-kalimat yang menjengkelkan itu. Ingin rasanya ia meremas dan menyobek-nyobek mulut laki-laki tampan yang kini mulai naik ke ranjangnya itu."Bodo," ucapnya dengan suara yang nyaris tak terdengar."Ya, aku me
Tentu saja Eve terkejut melihat banyak orang yang sedang mengerumuni mobil tersebut."Mereka tidak bisa melihat kita kan?" tanya Eve pada anak buah Keanu yang berada di kursi depan."Tidak Nyonya," jawab salah satu anak buah suaminya itu.Eve pun kembali berkata sambil memegangi lehernya yang terasa mulai sakit karena terus memaksakan bicara dengan keras. "Kalau begitu kita mundur saja, cari jalan lain.""Baik," sahut orang yang berada di belakang kemudi.Setelah itu seperti yang diperintahkan oleh Eve, mereka pun mundur dan berbalik arah mencari jalan lain."Huff ...." Ia menghela napas panjang setelah berhasil bebas dari para wartawan yang mengepung mobil tadi."Selamat," gumamnya sambil mengelus dada, lalu menatap ke arah jalanan yang saat ini mereka lalui.Cukup lama Eve diam dan hanya menatap ke arah jalanan dengan pandangan kosong, hingga akhirnya ...."Nyonya kita sudah sampai," ujar salah satu anak buah Adam yang menyadarkan lamunannya.Kemudian Eve pun mengubah posisi dudukny
Tangan Keanu mengepal, ingin rasanya ia menepis dengan kasar tangan yang kini menempel di dadanya. Tapi demi mengetahui apa yang sebenarnya terjadi ia pun melakukan hal yang berbeda."Kamu yakin tidak ada yang melihat hal ini?" balas Keanu ikut berbisik seperti yang dilakukan oleh wanita di pangkuannya tersebut."Sangat yakin Tuan," jawab wanita tersebut dengan tangan yang kini mulai menjulur ke leher Keanu.Sentuhan lembut pun dilancarkan oleh wanita tersebut ke titik-titik sensitif. Bahkan kini wanita tersebut bertambah berani dengan membuka kancing atas kemeja Keanu."Kamu berani sekali, apa kamu tidak takut aku marah?" bisik Keanu sekali lagi.Wanita tersebut pun langsung mendongakkan wajahnya dan menatap kedua mata hazel tersebut dengan lembut. "Aku yakin kamu tidak akan marah, benar kan?""Kamu sangat percaya diri, aku suka itu," sahut Keanu dengan sebuah senyuman kecil di wajahnya.Setelah beberapa saat terus menggoda, akhirnya wanita tersebut beralih mengambil kopi yang ada di
Setelah mendengar jawaban memuaskan, kemudian Keanu melepaskan kaki lady boy tersebut. Ia pun melangkahkan kakinya dengan tenang ke arah sofa yang ada di dekat lawannya itu."Apa kamu siap dengan tugasmu?" tanya Keanu sambil menatap lawannya dengan tatapan tajam."Si-siap," jawab lady boy tersebut ketakutan.Dan sebuah senyum datar pun muncul di wajah Keanu."Kalau begitu cepat bersihkan tubuhmu." Keanu menatap sinis ke arah orang yang tadi berkelahi dengannya itu. "Setelah itu kembali ke sini. Jika kamu berani kabur ... kamu pasti tahu resi-""Tidak, tidak Tuan. Saya akan cepat ke sini lagi, saya janji," sahut lady boy tersebut dengan cepat. Setelah itu ia pun berusaha berdiri dan berjalan dengan secepat yang ia bisa keluar dari ruangan itu.Sementara itu dua orang yang diberi perintah oleh Keanu untuk membersihkan ruangan tersebut terus mengerjakan tugasnya."Kamu," panggil Keanu sembari menunjuk pegawai wanita yang saat ini sedang merapikan meja Keanu yang berantakan akibat perkela
Sesaat setelah Dokter Leon selesai mengobati Keanu, kemudian pegawai wanita tadi masuk ke dalam ruangan tersebut disusul oleh lady boy tadi.Melihat hal tersebut Keanu pun langsung mengerutkan keningnya pada pegawai wanita yang saat ini menyerahkan pakaian untuknya."Saya tidak ada apa pun dengan dia, saya bersumpah," ucap pegawai wanita tersebut dengan cepat karena sadar kalau dirinya sedang dicurigai oleh Keanu karena kejadian tersebut."Baiklah," sahut Keanu lalu menghela napas panjang sambil mengenakan pakaian yang diberikan pegawainya itu.Sedangkan Leon yang saat ini duduk di dekat Keanu kini tengah menatap penasaran pada orang yang masuk setelah pegawai wanita tadi. Baginya tentu saja aneh ketika melihat seorang perempuan (karena tubuh lady boy tersebut sudah dimodifikasi) berpakaian seksi namun wajahnya penuh dengan kemerahan khas orang babak belur. "Kenapa dengan dia?" tanya Leon sambil menunjuk ke arah lady boy tersebut.Sontak saja Keanu, pegawai dan satpam pun langsung men
"Darah," ucap Eve yang terkejut karena melihat di kemeja Keanu terdapat bercak darah yang terlihat masih segar.Lalu ia pun dengan cepat membuka kancing kemeja suaminya itu satu persatu.Sedangkan saat ini Keanu kembali merebahkan tubuhnya di sofa tersebut."Ini kenapa?" tanya Eve dengan panik ketika melihat perban yang melingkar di perut six pack Keanu.Perban yang kini berwarna merah karena terkena darah Keanu, membuat Eve merasa makin tegang."Aku berkelahi," jawabnya santai."Di mana?" tanya Eve sembari menoleh kembali ke wajah Keanu."Perusahaan," jawab Keanu singkat.Mata Eve membulat. "Di perusahaan mereka juga berani menyerang?""Bukan mereka, hanya salah satu dari mereka."Eve pun mengerutkan keningnya ketika mendengar keterangan Keanu, namun ia dengan cepat menepis pikiran-pikiran berlebihnya. "Nanti kita bicara lagi. Di sini, di mana kotak P3K?" ujarnya sembari menatap ke sekitar kamar besar itu."Aku tidak tahu," jawab Keanu dengan tenang.Eve pun kembali menatap Keanu. "A
Srrrtt!"Eh!" Iya terkejut ketika tiba-tiba Keanu menoleh ke arahnya."Apa yang mau kamu lakukan?" tanya Keanu sembari memberikan tatapan tajam ada Eve yang saat ini sedang menggenggam sebuah asbak di tangannya yang kini sedang diangkat tinggi.Eve pun langsung menoleh menatap ke arah asbak yang sedang digenggamnya. Iya kemudian menurunkan tangannya sambil cengengesan."Kamu ingin membunuhku?" Sebuah tatapan tajam kembali diarahkan Keanu pada Eve yang saat ini masih tersenyum-senyum sendiri sambil meletakkan asbak di tangannya tadi ke atas meja.Mendengar ucapan suaminya, Eve pun segera menoleh kembali dan dengan cepat menggelengkan kepalanya."Lalu apa?"Kemudian Eve pun melambaikan tangannya, memberi tanda pada Keanu untuk mendekat ke arahnya."Apa?"Sekali lagi Eve melambaikan tangannya, memberi tanda seperti yang baru saja ia lakukan.Akhirnya Keanu yang tadi melangkah untuk mengambil air minum pun kembali pada Eve."Kenapa?" tanyanya ketika sudah sampai di dekat Eve."Kamu kan ta