Malam harinya.Saat ini Eve yang tengah duduk di atas ranjang ruangan inapnya tersebut sedang menatap ke arah jendela besar yang ada di dekatnya sembari sesekali melirik ke arah suaminya yang saat ini sedang berkonsentrasi melakukan rapat dari ruangan itu menggunakan laktop."Huff ...." Helaan napas yang kesekian kali keluar dari mulutnya."Kenapa?" tanya Keanu sembari menutup laktopnya karena sudah selesai melakukan rapat.Eve pun enggan menoleh dan kini menempelkan kepalanya di jendela besar itu."Jadi itu alasannya kamu minta Leon melepas infus di tanganmu," ujar Keanu sembari melangkah ke arah ranjang Eve. "Kamu ingin berkaca dan melihat wajahmu yang acak-acakan itu. Apa perlu aku suruh orang untuk membawakan meja rias kemari?"Eve pun langsung menoleh ketika mendengar kalimat-kalimat yang menjengkelkan itu. Ingin rasanya ia meremas dan menyobek-nyobek mulut laki-laki tampan yang kini mulai naik ke ranjangnya itu."Bodo," ucapnya dengan suara yang nyaris tak terdengar."Ya, aku me
Tentu saja Eve terkejut melihat banyak orang yang sedang mengerumuni mobil tersebut."Mereka tidak bisa melihat kita kan?" tanya Eve pada anak buah Keanu yang berada di kursi depan."Tidak Nyonya," jawab salah satu anak buah suaminya itu.Eve pun kembali berkata sambil memegangi lehernya yang terasa mulai sakit karena terus memaksakan bicara dengan keras. "Kalau begitu kita mundur saja, cari jalan lain.""Baik," sahut orang yang berada di belakang kemudi.Setelah itu seperti yang diperintahkan oleh Eve, mereka pun mundur dan berbalik arah mencari jalan lain."Huff ...." Ia menghela napas panjang setelah berhasil bebas dari para wartawan yang mengepung mobil tadi."Selamat," gumamnya sambil mengelus dada, lalu menatap ke arah jalanan yang saat ini mereka lalui.Cukup lama Eve diam dan hanya menatap ke arah jalanan dengan pandangan kosong, hingga akhirnya ...."Nyonya kita sudah sampai," ujar salah satu anak buah Adam yang menyadarkan lamunannya.Kemudian Eve pun mengubah posisi dudukny
Tangan Keanu mengepal, ingin rasanya ia menepis dengan kasar tangan yang kini menempel di dadanya. Tapi demi mengetahui apa yang sebenarnya terjadi ia pun melakukan hal yang berbeda."Kamu yakin tidak ada yang melihat hal ini?" balas Keanu ikut berbisik seperti yang dilakukan oleh wanita di pangkuannya tersebut."Sangat yakin Tuan," jawab wanita tersebut dengan tangan yang kini mulai menjulur ke leher Keanu.Sentuhan lembut pun dilancarkan oleh wanita tersebut ke titik-titik sensitif. Bahkan kini wanita tersebut bertambah berani dengan membuka kancing atas kemeja Keanu."Kamu berani sekali, apa kamu tidak takut aku marah?" bisik Keanu sekali lagi.Wanita tersebut pun langsung mendongakkan wajahnya dan menatap kedua mata hazel tersebut dengan lembut. "Aku yakin kamu tidak akan marah, benar kan?""Kamu sangat percaya diri, aku suka itu," sahut Keanu dengan sebuah senyuman kecil di wajahnya.Setelah beberapa saat terus menggoda, akhirnya wanita tersebut beralih mengambil kopi yang ada di
Setelah mendengar jawaban memuaskan, kemudian Keanu melepaskan kaki lady boy tersebut. Ia pun melangkahkan kakinya dengan tenang ke arah sofa yang ada di dekat lawannya itu."Apa kamu siap dengan tugasmu?" tanya Keanu sambil menatap lawannya dengan tatapan tajam."Si-siap," jawab lady boy tersebut ketakutan.Dan sebuah senyum datar pun muncul di wajah Keanu."Kalau begitu cepat bersihkan tubuhmu." Keanu menatap sinis ke arah orang yang tadi berkelahi dengannya itu. "Setelah itu kembali ke sini. Jika kamu berani kabur ... kamu pasti tahu resi-""Tidak, tidak Tuan. Saya akan cepat ke sini lagi, saya janji," sahut lady boy tersebut dengan cepat. Setelah itu ia pun berusaha berdiri dan berjalan dengan secepat yang ia bisa keluar dari ruangan itu.Sementara itu dua orang yang diberi perintah oleh Keanu untuk membersihkan ruangan tersebut terus mengerjakan tugasnya."Kamu," panggil Keanu sembari menunjuk pegawai wanita yang saat ini sedang merapikan meja Keanu yang berantakan akibat perkela
Sesaat setelah Dokter Leon selesai mengobati Keanu, kemudian pegawai wanita tadi masuk ke dalam ruangan tersebut disusul oleh lady boy tadi.Melihat hal tersebut Keanu pun langsung mengerutkan keningnya pada pegawai wanita yang saat ini menyerahkan pakaian untuknya."Saya tidak ada apa pun dengan dia, saya bersumpah," ucap pegawai wanita tersebut dengan cepat karena sadar kalau dirinya sedang dicurigai oleh Keanu karena kejadian tersebut."Baiklah," sahut Keanu lalu menghela napas panjang sambil mengenakan pakaian yang diberikan pegawainya itu.Sedangkan Leon yang saat ini duduk di dekat Keanu kini tengah menatap penasaran pada orang yang masuk setelah pegawai wanita tadi. Baginya tentu saja aneh ketika melihat seorang perempuan (karena tubuh lady boy tersebut sudah dimodifikasi) berpakaian seksi namun wajahnya penuh dengan kemerahan khas orang babak belur. "Kenapa dengan dia?" tanya Leon sambil menunjuk ke arah lady boy tersebut.Sontak saja Keanu, pegawai dan satpam pun langsung men
"Darah," ucap Eve yang terkejut karena melihat di kemeja Keanu terdapat bercak darah yang terlihat masih segar.Lalu ia pun dengan cepat membuka kancing kemeja suaminya itu satu persatu.Sedangkan saat ini Keanu kembali merebahkan tubuhnya di sofa tersebut."Ini kenapa?" tanya Eve dengan panik ketika melihat perban yang melingkar di perut six pack Keanu.Perban yang kini berwarna merah karena terkena darah Keanu, membuat Eve merasa makin tegang."Aku berkelahi," jawabnya santai."Di mana?" tanya Eve sembari menoleh kembali ke wajah Keanu."Perusahaan," jawab Keanu singkat.Mata Eve membulat. "Di perusahaan mereka juga berani menyerang?""Bukan mereka, hanya salah satu dari mereka."Eve pun mengerutkan keningnya ketika mendengar keterangan Keanu, namun ia dengan cepat menepis pikiran-pikiran berlebihnya. "Nanti kita bicara lagi. Di sini, di mana kotak P3K?" ujarnya sembari menatap ke sekitar kamar besar itu."Aku tidak tahu," jawab Keanu dengan tenang.Eve pun kembali menatap Keanu. "A
Srrrtt!"Eh!" Iya terkejut ketika tiba-tiba Keanu menoleh ke arahnya."Apa yang mau kamu lakukan?" tanya Keanu sembari memberikan tatapan tajam ada Eve yang saat ini sedang menggenggam sebuah asbak di tangannya yang kini sedang diangkat tinggi.Eve pun langsung menoleh menatap ke arah asbak yang sedang digenggamnya. Iya kemudian menurunkan tangannya sambil cengengesan."Kamu ingin membunuhku?" Sebuah tatapan tajam kembali diarahkan Keanu pada Eve yang saat ini masih tersenyum-senyum sendiri sambil meletakkan asbak di tangannya tadi ke atas meja.Mendengar ucapan suaminya, Eve pun segera menoleh kembali dan dengan cepat menggelengkan kepalanya."Lalu apa?"Kemudian Eve pun melambaikan tangannya, memberi tanda pada Keanu untuk mendekat ke arahnya."Apa?"Sekali lagi Eve melambaikan tangannya, memberi tanda seperti yang baru saja ia lakukan.Akhirnya Keanu yang tadi melangkah untuk mengambil air minum pun kembali pada Eve."Kenapa?" tanyanya ketika sudah sampai di dekat Eve."Kamu kan ta
"Dia itu ...."Tinggg! Pintu lift tersebut terbuka."Dia apa?" tanya Eve yang penasaran karena kalimat Keanu yang terpotong tadi."Sudah nanti saja," ucap Keanu sembari melangkah keluar dari lift tersebut yang kemudian diikuti oleh Eve di belakangnya.Sesaat setelah keluar dari lift."Ayo bilang," ujar Eve sembari menarik pakaian Keanu.Keanu pun langsung menghentikan langkahnya dan menoleh. "Bukannya tenggorokanmu sakit, kenapa masih berisik sekali.""Volume suaraku kan sudah sangat minim jadi nggak mungkin seberisik itu," sahut Eve.Keanu pun menghela napas panjang lalu kembali melanjutkan langkahnya sembari berkata, "Apa Leon tidak mengatakan kalau kamu harus menghemat suaramu, Jika tidak pita suaramu itu bisa saja rusak dan tidak bisa digunakan lagi."Mata Eve pun membulat mendengar perkataan laki-laki di sampingnya itu. "Kamu menipuku kan," ujarnya sambil memegangi lehernya dengan ke dua tangannya.'Dasar wanita konyol, ternyata dia bisa percaya dengan tipuan seperti ini,' batin
Setelah beberapa saat menahan, rasa sakit di perut Eve meningkat. Ia pun segera melambaikan tangannya pada salah seorang pelayan di pesta itu dan menyuruhnya untuk memanggil Keanu."Tuan," panggil Pelayan tersebut pada Keanu yang saat ini sedang berbincang dengan beberapa kliennya."Ya?" sahut Keanu sambil berbalik menatap ke arah Pelayan tersebut."Tuan, Nyonya Eve mencari Anda," ucap Pelayan tersebut dengan cepat.Mata Keanu terbelalak mendengar hal itu. Ia tanpa berpikir panjang langsung meninggalkan para rekan bisnisnya begitu saja dan melangkah ke tempat Eve."Kamu kenapa?" tanya Keanu sambil melihat Eve yang saat ini sedang meringis manahan sakit dengan keringat dingin mengucur membasahi tubuhnya."Sakit Key," jawab Eve lalu menghela napas panjang mencoba meringankan rasa sakitnya.Keanu pun dengan cepat menggendong tubuh istrinya, membawanya melewati para tamu undangan yang langsung saja heboh melihat hal itu."Tuan, saya akan memanggilkan ambulans," ujar satpam hote
Setelah beberapa saat mendengarkan pembicaraan Keanu, pengacara dan Polisi dengan wajah tercengang, kemudian Gustafo mundur beberapa langkah ketika Keanu berjalan mendekati sel tempatnya ditahan sementara ini."Kamu yang menjebakku!" teriak Gustafo menunjukkan sisi lain dirinya."Ya, aku memang menjebakmu Paman," sahut Keanu dengan tenang. "Terima kasih selama ini sudah memberiku banyak pelajaran, aku tidak akan melupakan kebaikan Anda," ujarnya sambil membungkukkan badannya di depan Gustafo."Kamu, dasar manusia tidak tahu balas budi!" maki Gustafo dengan mata membulat karena tak terima jika dirinya saat ini sudah benar-benar kalah. "Aku pasti akan membalasmu dan seluruh keluargamu."Keanu yang saat ini kembali berdiri tegap di depan Gustafo pun menghela napas panjang. "Sudahlah Paman, berhenti bicara konyol," tukas Keanu. "Aku sudah membekukan semua anak buahmu, bahkan rekeningmu sudah berada dalam pengawasan. Aku harap setelah ini kamu bisa merenungkan semua perbuatanm
Setelah itu Keanu pun dengan cepat memanggil beberapa orang yang sudah membawa penawar racun untuk Tuan Howgins. Awalnya Tuan Howgins terkejut karena mendegar banyak orang di sekitarnya tanpa ia bisa melihat orang-orang tersebut. Ia pun langsung menolak untuk diobati karena waspada."Kakek, mereka akan memberikan kamu penawar racun," ucap Keanu sambil menatap Tuan Howgins dari samping."Racun, racun apa?" tanya Tuan Howgins yang terkejut mendengar hal itu."Sudahlah biarkan saja jika dia tidak ingin dibantu. Jika dia terus seperti itu, tentu saja akan lebih baik," sahut Tuan Alex yang saat ini berdiri dengan santai di dekat Keanu."Diam kamu!" sergah Tuan Howgins tanpa tahu di mana Tuan Alex berada."Baiklah Key, lakukan saja seperti yang kamu inginkan. Tapi di mana Gustafo dan apa yang terjadi tadi?" tanyanya yang juga penasaran karena mendengar suara ribut di luar ruangannya tadi."Setelah ini, saya akan menceritakan semuanya pada Anda," jawab Keanu dengan tenang.Tuan Gus
Seperti yang sudah direncanakan, siang ini Keanu pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Tuan Howgins. Seperti kemarin, ia masih bersama anak buahnya yang selalu menemaninya.Ia berjalan dengan tenang, hingga akhirnya membuka pintu kamar tempat Kakeknya dirawat."Sedang makan?" tanya Keanu ketika baru saja masuk ke sana.Mendengar suara Keanu, Tuan Howgins pun langsung memberi tanda pada Gustafo agar berhenti menyuapinya. "Kamu Keanu?" tanya Tuan Howgins sambil menatap ke arah lain.Keanu berpura-pura terkejut melihat hal itu, ia dengan cepat menatap ke arah Gustafo dengan penuh tanda tanya. Gustafo yang melihat tatapan dari Keanu pun segera berdiri dari kursinya dan kemudian melangkah ke arah Keanu setelah meletakkan makanan Tuan Howgins di atas nakas. "Kondisi Tuan Besar makin memburuk, sepertinya penglihatannya mulai terganggu," bisik Gustafo pada Keanu.Keanu pun langsung mengepalkan tangannya, lalu menghembus panjang dan kemudian mengangguk tanda mengerti apa yang Gus
Tiga jam lebih berlalu, saat ini Keanu sedang berada di depan sebuah rumah sakit yang berada cukup jauh dari perusahaan. Tak lama kemudian munculah wanita istimewa yang sudah lebih dari lima belas menit ditunggunya."Key," panggil wanita tersebut bersama seorang laki-laki di belakangnya.Dan ketika mereka berdua sudah sampai di depan Keanu, Keanu pun langsung menatap ke arah laki-laki di belakang wanita yang berstatus sebagai istrinya itu sambil berkomentar, "Jadi dia orang yang kamu pilih?""Key, jangan mulai," protes Eve. Keanu pun langsung mengalihkan pandangannya ke arah Eve. "Aku itu penasaran sekali, kenapa kamu tidak mau menerima orangku dan malah memilih orang-orang Papa?""Itu karena ... pertama, dia sudah terbukti bisa diandalkan. Kedua, orang-orang kamu membuatku malu.""Malu?""Mereka itu mengawalku seperti seorang tahanan," Eve menunjuk wajah Keanu. "Jangan bilang kalau kamu memang menyamakan aku dengan tahanan?" Eve mendebat. Ia sengaja tak mau kalah. Jika t
"Kenapa tidak?" tanya Keanu sembari mengerutkan dahinya menatap Gustavo yang saat ini terus berekspresi tenang."Kondisi tuan tidak memungkinkan untuk membawanya ke luar negeri, lebih baik dia dirawat di sini, seperti itu yang saya dengar dari dokter," jawab Gustafo.Keanu menghela napas panjang mendengar keterangan Gustavo. "Setelah ini aku harus kembali ke tempat proyek untuk membantu mencari Leon," ucap Keanu yang berpura-pura resah memikirkan masalah Leon dan juga kakeknya secara bersamaan.Lalu sebuah tepukan di pundak Keanu membuatnya mengangkat wajahnya dan menatap kembali ke arah Gustafo. "Tenang saja, saya yakin Tuan Howgins tidak akan kenapa-napa. Saya akan membantu menjaganya di sini," ucapnya seolah sedang menenangkan Keanu.Lalu sesaat kemudian Keanu pun menyungging senyum di wajahnya. "Terima kasih Paman, aku berhutang banyak pada kamu," ujarnya.Setelah membicarakan beberapa hal tentang kegelisahan Keanu terhadap —karangannya— masalah hilangnya Leon pada Gustafo, dan Gu
Eve pun langsung mengganti ekspresi terkejutnya dengan sebuah senyum. "Aku terkejut karena tidak sadar sejak kapan Paman ada di belakangku," jawab Eve dengan lebih santai."Maaf jika mengejutkan Anda, Nona," jawab Gustafo sambil memberikan senyuman yang selalu ditunjukkannya.Eve pun mengangguk mendengar ucapan Gustafo. "Oh iya Paman, Kakek sedang apa sekarang?" tanya Eve berpura-pura tetap santai walaupun sebenarnya ia sedang sangat berhati-hati."Dokter baru memeriksanya.""Hem," gumam Eve untuk menanggapi keterangan Gustafo sambil melangkah kembali."Ah iya Paman, apa Paman tahu kabar terbaru Dokter Leon? Soalnya Keanu tak mau menjawab saat kutanyai."Gustafo yang saat ini sedang berjalan beriringan dengan Eve pun menyahut dengan tenang, "Maaf Nona saya tidak begitu tahu, tapi kabar terakhir yang saya dengar, tim yang dikirim masih terus melakukan pencarian."Eve pun mengangguk-ngangguk mendengar hal itu. "Kasian Yualit, aku berharap Dokter Leon bisa segera ditemukan," ujarnya."Be
Keesokan paginya. Saat ini Eve dan Keanu sedang berada di ruang makan, menunggu beberapa pelayan menyiapkan makanan untuk mereka."Harusnya kamu bilang saja," gerutu Eve sambil mengusap-usap pipinya yang masih memerah, bekas cubitan Keanu semalam."Siapa yang menyuruh kamu berpikir sekonyol itu," sahut Keanu sambil tersenyum hangat menatap Eve yang masih bermuka masam."Ya ... tadi malam aku kan memang tidak melihat seorang pun saat kamu membawa aku ke sana," ucap Eve yang merujuk pada kamar di rooftop semalam."Itu karena aku memang menyuruh mereka untuk pergi," terang Keanu. "Aku pikir kamu tidak akan nyaman kalau ada orang di rumah ini saat kita me—""Key," potong Eve. "Kamu semakin lama semakin tidak tahu malu," komentarnya."Terima kasih pujiannya, ini semua juga berkat ajaran kamu," sahut Keanu dengan ringan."Tidak, aku ini bukan orang yang mes—" Eve memutus kalimatnya karena merasa apa yang ingin ia katakan ini salah."Jangan malu untuk mengakui," ledek Keanu yan
Setelah beberapa saat berbicara dengan kedua orang tua Mac, akhirnya Keanu dan Eve pun berpamitan untuk meninggalkan restoran tersebut."Kamu sangat sopan pada mereka?" tanya Eve yang saat ini sedang berjalan pelan di samping Keanu."Kita baru bertemu dan kamu menanyakan hal lain," sahut Keanu dengan ketus.Eve pun mengangkat sisi kanan bibirnya menanggapi kalimat suaminya tersebut."Kenapa hanya diam?" tanya Keanu.Sebuah pertanyaan yang sebenarnya merupakan sebuah tuntutan itu pun langsung membuat Eve menghela napas berat. "Baik. Bagaimana kabar kamu, lama tidak bertemu. Apa kamu sudah melupakan aku?" Pertanyaan itu membuat Keanu langsung menarik tangan Eve dan membuat mereka berdua berhenti setelahnya. "Aku sangat merindukan kamu," jawabnya lalu mengecup kening Eve.Mata Eve membulat ketika mendapat kecupan di tempat umum seperti itu. Wajahnya pun langsung memerah karenanya. "Ini tempat umum Key," ucap Eve sambil mencubit lengan suaminya itu dan kemudian melangkah mening