"Dam, jangan membuat keributan di sini," ucap Eve dengan tegas dan terlihat ketidak senangan di matanya.
"Apa maksud kamu, kenapa kamu selalu lebih mementingkan banci ini," sergah Adamson sambil menatap sinis ke arah Nick.
Nick yang mendengar cemoohan menghampiri dirinya lagi, ia pun langsung membulatkan matanya. "Jangan sembarang bi—"
"Diam kamu Dam," sergah Eve menyela perkataan Nick dan menggantikan sahabatnya itu untuk membalas kalimat Adamson. "Aku heran, sebenarnya apa tujuan kamu kemari? Sepertinya kamu tidak serius minta maaf padaku," lanjut Eve yang mengeluarkan apa yang ada di dalam pikirannya.
Lalu Adamson pun kembali menatap Eve dengan aneh. "Apa maksud kamu, apa kamu meragukan aku? Aku ini selalu serius dengan kamu, tapi kamu yang selalu membuat hubungan kita renggang," debatnya dengan tidak jelas.
Eve yang mendengar kalimat tak jelas tersebut pun langsung meng
Nick yang datang belakangan pun ikut terkejut melihat pintu rumah yang sudah roboh tersebut."Kalian gila! Ini merusak properti orang namanya," ujar Nick dengan berapi-api sembari mengarahkan tatapan tajam ke arah dua orang laki-laki yang memakai setelan jas rapi di tengah-tengah pintu rumah tersebut.Lalu kedua laki-laki tersebut seolah mengacuhkan Nick dan langsung menatap ke arah Eve. "Apa Anda Nona Eve?" tanya salah satu dari ke dua orang tersebut."Nanti dulu. Kalian jawab dulu pertanyaanku tadi," sahut Eve."Kami orang yang di kirim oleh Tuan Muda untuk menjemput Anda," jawab salah satu orang berjas tersebut."Tuan Muda," gumam Eve sejenak. "Keanu?" tanyanya memastikan."Benar.""Di mana dia sekarang?""Tuan Muda ada di dalam mobil,'' jawab kedua orang tersebut hampir ber
"Berisik!" bentak Keanu.Sesaat kemudian dengan cepat Keanu keluar dari mobilnya dan menarik Eve dengan kasar, hingga mendorong tubuh gadis tersebut masuk ke dalam mobilnya."Hei!" teriak Eve yang berusaha keluar dari mobil, tapi dengan cepat berhenti ketika Keanu menodongkan pistol ke arahnya."Jangan berisik," ucap Keanu sembari terus menodongkan pistol tepat ke wajah Eve, hingga membuat Eve mengangkat tangannya seolah sedang disandera.Dan setelah Eve tenang, kemudian Keanu beralih menatap ke arah Nick. "Kamu jaga rumah ini, nanti akan ada orang yang membetulkan semuanya. Mengerti?""Mengerti," sahut Nick dengan cepat sambil terus melirik ke arah sahabatnya yang masih berada di bawah ancaman pistol Keanu.Setelah itu Keanu pun dengan cepat masuk ke dalam mobilnya dan menyuruh sopir membawa mobil tersebut dengan cepat meninggalkan tempat tersebut.&nbs
Keanu dan Eve pun berjalan dengan mantap, langkah-langkah tegas mereka di lantai pertama gedung perusahaan tersebut tentu saja langsung menjadi pusat perhatian semua orang yang ada di sana. Bagaimana tidak, saat ini Keanu dan Eve masuk ke dalam perusahaan tersebut dengan dikawal oleh empat orang laki-laki di belakang mereka.Tubuh keempat laki-laki yang tinggi tegap hampir seukuran Keanu dengan setelan jas rapi dan alat komunikasi di telinga mereka itu pun langsung memperlihatkan kalau keempat orang tersebut adalah bodyguard dari kedua orang yang berjalan paling depan—Keanu dan Eve."Siapa itu?" bisik-bisik para karyawan yang kini berada di lantai satu perusahaan tersebut.Para karyawan tersebut langsung menebak-nebak siapa kedua orang yang menggunakan pakaian mahal dan datang dengan cara seperti itu.Sebenarnya ini bukan kali pertama Keanu datang ke perusahaan tersebu
Semua orang pun langsung menatap ke arah dua orang yang baru saja masuk ke dalam ruangan tersebut, termasuk Eve dan Keanu yang langsung berbalik badan untuk melihat orang yang baru saja datang tersebut.Dan sesaat kemudian, semua orang yang ada di ruangan tersebut serempak berdiri dan memberi hormat pada orang orang yang baru datang tersebut. "Selamat datang Tuan Besar," sapa semua orang hampir serempak."Selamat siang Kakek," ucap Keanu yang juga memberi hormat dengan sedikit membungkukkan badannya.Melihat hal itu, Eve pun langsung mengikuti apa yang dilakukan oleh Keanu."Ya," sahut Tuan Howgins, orang yang dipanggil dengan sebutan Tuan Besar oleh semua orang tersebut.Kemudian laki-laki paruh baya yang ada di belakang Tuan Howgins pun langsung mendorong kursi roda yang diduduki oleh Tuan Howgins mendekat ke arah Keanu dan Eve.
"Benar, itu adalah simbol keluarga Howgins. Cincin itu diwariskan turun temurun untuk menantu keluarga Howgins," ujar Tuan Howgins dengan tatapan tenang.Eve pun langsung menelan salivanya ketika mendengar ucapan laki-laki berumur lebih dari setengah abad tersebut. 'Duh ini bagaimana, kenapa harus nerima-nerima benda seperti ini segala. Ck, padahal aku ingin meninggalkan laki-laki kampret itu setelah semuanya selesai,' batinnya yang makin resah memikirkan semua hal tersebut.Dan sesaat kemudian, Keanu pun dengan cepat mengambil cincin yang masih berada di tangan Eve tersebut dan dalam sekejap sudah memakaikan cincin tersebut ke jari manis Eve.Bibir Eve terbuka, matanya mengedip pelan ke arah Keanu yang ada di depannya."Jangan seperti orang bodoh," bisik Keanu setelahnya.Kalimat tersebut langsung menyadarkan Eve dari rasa tak percayanya. 'Cih, baru juga ternganga sebentar
Mendapat perhatian dari Tuan Howgins, pemuda tersebut pun langsung berkata, "Sebenarnya Papa sendiri tidak begitu ingin jabatan ini, tapi karena desakan semua orang—""Bagus kalau begitu," sela Tuan Howgins dengan santai hingga membuat pemuda tersebut terdiam."Tapi Tuan Besar ini semua demi kebaikan perusahaan, kami di sini karena sangat perduli dengan perusahaan yang sudah Anda rintis dari nol ini," sahut yang lain.Kemudian Tuan Stenly pun langsung menyahut, "Tenang semuanya, aku yakin Tuan Besar punya pertimbangannya sendiri untuk masalah ini."Kemudian Tuan Howgins pun langsung menatap ke arah anak laki-lakinya tersebut."Benar kan Pa?" tanya Tuan Stenly sambil menatap ke arah laki-laki berumur tersebut."Benar," jawab Tuan Stenly lalu menatap ke arah lain.Keanu yang melihat interaksi di antara kakek dan pamannya itu pun langs
Dan sesaat kemudian Keanu pun langsung tersenyum tipis. "Jadi seperti itu keputusannya …."Nyonya Silvia pun langsung membulatkan matanya ketika mendengar sahutan Keanu yang tak seperti angan-angannya. 'Kenapa dia bisa setenang itu? Apa dia sudah berubah? Atau jangan-jangan dia bukan orang yang sama?' Pertanyaan-pertanyaan yang terus berputar di kepalanya itu membuatnya menampilkan ekspresi sesungguhnya dari apa yang ada di dalam hatinya."Kenapa Tante, apa ada sesuatu yang salah?" tanya Eve dengan santai saat melihat ekspresi menggelikan dari Nyonya Silvia.Sontak saja Nyonya Silvia yang tersadar pun langsung mengganti ekspresinya. "Ehem, apa maksud kamu?" tanyanya dengan tenang sambil menatap lurus pada Eve."Aku lihat Tante sepertinya terkejut mendengar jawaban dari Kak Keanu, aku kira ada sesuatu yang salah atau sejenisnya," sahut Eve masih dengan gaya santainya."Tida
"Namaku Rosela, salam kenal Kak Ev," ucap gadis tersebut dengan sebuah senyum mengiringi ucapannya.Lalu Eve pun membalas senyuman tersebut dengan sebuah senyum yang tak kalah hangat, disertai remasan tangan yang lebih kuat dari yang dilakukan gadis di depannya itu. "Wah, nama yang sangat cantik cocok dengan orangnya," ujarnya.Dan tentu saja Rosela yang awalnya ingin memberi gertakan pada Eve, kini berbalik dialah yang wajahnya memerah menahan sakit karena remasan tangan Eve.'Sialan.' Komat-kamit bibir Rosela menggerutu dengan suara sangat pelan sembari menarik tangannya, namun sesaat kemudian masih menampilkan senyum manis di wajahnya."Oh iya Kak Ev, kapan kamu mengenal Kak Key?" tanya Rosela dengan santai sambil melangkah mendekati Eve.Eve pun langsung menoleh ke arah gadis yang kini berdiri di sampingnya itu. "Kenapa, kamu kepo ya …," ujar Eve dengan nada seakan ber
Setelah beberapa saat menahan, rasa sakit di perut Eve meningkat. Ia pun segera melambaikan tangannya pada salah seorang pelayan di pesta itu dan menyuruhnya untuk memanggil Keanu."Tuan," panggil Pelayan tersebut pada Keanu yang saat ini sedang berbincang dengan beberapa kliennya."Ya?" sahut Keanu sambil berbalik menatap ke arah Pelayan tersebut."Tuan, Nyonya Eve mencari Anda," ucap Pelayan tersebut dengan cepat.Mata Keanu terbelalak mendengar hal itu. Ia tanpa berpikir panjang langsung meninggalkan para rekan bisnisnya begitu saja dan melangkah ke tempat Eve."Kamu kenapa?" tanya Keanu sambil melihat Eve yang saat ini sedang meringis manahan sakit dengan keringat dingin mengucur membasahi tubuhnya."Sakit Key," jawab Eve lalu menghela napas panjang mencoba meringankan rasa sakitnya.Keanu pun dengan cepat menggendong tubuh istrinya, membawanya melewati para tamu undangan yang langsung saja heboh melihat hal itu."Tuan, saya akan memanggilkan ambulans," ujar satpam hote
Setelah beberapa saat mendengarkan pembicaraan Keanu, pengacara dan Polisi dengan wajah tercengang, kemudian Gustafo mundur beberapa langkah ketika Keanu berjalan mendekati sel tempatnya ditahan sementara ini."Kamu yang menjebakku!" teriak Gustafo menunjukkan sisi lain dirinya."Ya, aku memang menjebakmu Paman," sahut Keanu dengan tenang. "Terima kasih selama ini sudah memberiku banyak pelajaran, aku tidak akan melupakan kebaikan Anda," ujarnya sambil membungkukkan badannya di depan Gustafo."Kamu, dasar manusia tidak tahu balas budi!" maki Gustafo dengan mata membulat karena tak terima jika dirinya saat ini sudah benar-benar kalah. "Aku pasti akan membalasmu dan seluruh keluargamu."Keanu yang saat ini kembali berdiri tegap di depan Gustafo pun menghela napas panjang. "Sudahlah Paman, berhenti bicara konyol," tukas Keanu. "Aku sudah membekukan semua anak buahmu, bahkan rekeningmu sudah berada dalam pengawasan. Aku harap setelah ini kamu bisa merenungkan semua perbuatanm
Setelah itu Keanu pun dengan cepat memanggil beberapa orang yang sudah membawa penawar racun untuk Tuan Howgins. Awalnya Tuan Howgins terkejut karena mendegar banyak orang di sekitarnya tanpa ia bisa melihat orang-orang tersebut. Ia pun langsung menolak untuk diobati karena waspada."Kakek, mereka akan memberikan kamu penawar racun," ucap Keanu sambil menatap Tuan Howgins dari samping."Racun, racun apa?" tanya Tuan Howgins yang terkejut mendengar hal itu."Sudahlah biarkan saja jika dia tidak ingin dibantu. Jika dia terus seperti itu, tentu saja akan lebih baik," sahut Tuan Alex yang saat ini berdiri dengan santai di dekat Keanu."Diam kamu!" sergah Tuan Howgins tanpa tahu di mana Tuan Alex berada."Baiklah Key, lakukan saja seperti yang kamu inginkan. Tapi di mana Gustafo dan apa yang terjadi tadi?" tanyanya yang juga penasaran karena mendengar suara ribut di luar ruangannya tadi."Setelah ini, saya akan menceritakan semuanya pada Anda," jawab Keanu dengan tenang.Tuan Gus
Seperti yang sudah direncanakan, siang ini Keanu pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Tuan Howgins. Seperti kemarin, ia masih bersama anak buahnya yang selalu menemaninya.Ia berjalan dengan tenang, hingga akhirnya membuka pintu kamar tempat Kakeknya dirawat."Sedang makan?" tanya Keanu ketika baru saja masuk ke sana.Mendengar suara Keanu, Tuan Howgins pun langsung memberi tanda pada Gustafo agar berhenti menyuapinya. "Kamu Keanu?" tanya Tuan Howgins sambil menatap ke arah lain.Keanu berpura-pura terkejut melihat hal itu, ia dengan cepat menatap ke arah Gustafo dengan penuh tanda tanya. Gustafo yang melihat tatapan dari Keanu pun segera berdiri dari kursinya dan kemudian melangkah ke arah Keanu setelah meletakkan makanan Tuan Howgins di atas nakas. "Kondisi Tuan Besar makin memburuk, sepertinya penglihatannya mulai terganggu," bisik Gustafo pada Keanu.Keanu pun langsung mengepalkan tangannya, lalu menghembus panjang dan kemudian mengangguk tanda mengerti apa yang Gus
Tiga jam lebih berlalu, saat ini Keanu sedang berada di depan sebuah rumah sakit yang berada cukup jauh dari perusahaan. Tak lama kemudian munculah wanita istimewa yang sudah lebih dari lima belas menit ditunggunya."Key," panggil wanita tersebut bersama seorang laki-laki di belakangnya.Dan ketika mereka berdua sudah sampai di depan Keanu, Keanu pun langsung menatap ke arah laki-laki di belakang wanita yang berstatus sebagai istrinya itu sambil berkomentar, "Jadi dia orang yang kamu pilih?""Key, jangan mulai," protes Eve. Keanu pun langsung mengalihkan pandangannya ke arah Eve. "Aku itu penasaran sekali, kenapa kamu tidak mau menerima orangku dan malah memilih orang-orang Papa?""Itu karena ... pertama, dia sudah terbukti bisa diandalkan. Kedua, orang-orang kamu membuatku malu.""Malu?""Mereka itu mengawalku seperti seorang tahanan," Eve menunjuk wajah Keanu. "Jangan bilang kalau kamu memang menyamakan aku dengan tahanan?" Eve mendebat. Ia sengaja tak mau kalah. Jika t
"Kenapa tidak?" tanya Keanu sembari mengerutkan dahinya menatap Gustavo yang saat ini terus berekspresi tenang."Kondisi tuan tidak memungkinkan untuk membawanya ke luar negeri, lebih baik dia dirawat di sini, seperti itu yang saya dengar dari dokter," jawab Gustafo.Keanu menghela napas panjang mendengar keterangan Gustavo. "Setelah ini aku harus kembali ke tempat proyek untuk membantu mencari Leon," ucap Keanu yang berpura-pura resah memikirkan masalah Leon dan juga kakeknya secara bersamaan.Lalu sebuah tepukan di pundak Keanu membuatnya mengangkat wajahnya dan menatap kembali ke arah Gustafo. "Tenang saja, saya yakin Tuan Howgins tidak akan kenapa-napa. Saya akan membantu menjaganya di sini," ucapnya seolah sedang menenangkan Keanu.Lalu sesaat kemudian Keanu pun menyungging senyum di wajahnya. "Terima kasih Paman, aku berhutang banyak pada kamu," ujarnya.Setelah membicarakan beberapa hal tentang kegelisahan Keanu terhadap —karangannya— masalah hilangnya Leon pada Gustafo, dan Gu
Eve pun langsung mengganti ekspresi terkejutnya dengan sebuah senyum. "Aku terkejut karena tidak sadar sejak kapan Paman ada di belakangku," jawab Eve dengan lebih santai."Maaf jika mengejutkan Anda, Nona," jawab Gustafo sambil memberikan senyuman yang selalu ditunjukkannya.Eve pun mengangguk mendengar ucapan Gustafo. "Oh iya Paman, Kakek sedang apa sekarang?" tanya Eve berpura-pura tetap santai walaupun sebenarnya ia sedang sangat berhati-hati."Dokter baru memeriksanya.""Hem," gumam Eve untuk menanggapi keterangan Gustafo sambil melangkah kembali."Ah iya Paman, apa Paman tahu kabar terbaru Dokter Leon? Soalnya Keanu tak mau menjawab saat kutanyai."Gustafo yang saat ini sedang berjalan beriringan dengan Eve pun menyahut dengan tenang, "Maaf Nona saya tidak begitu tahu, tapi kabar terakhir yang saya dengar, tim yang dikirim masih terus melakukan pencarian."Eve pun mengangguk-ngangguk mendengar hal itu. "Kasian Yualit, aku berharap Dokter Leon bisa segera ditemukan," ujarnya."Be
Keesokan paginya. Saat ini Eve dan Keanu sedang berada di ruang makan, menunggu beberapa pelayan menyiapkan makanan untuk mereka."Harusnya kamu bilang saja," gerutu Eve sambil mengusap-usap pipinya yang masih memerah, bekas cubitan Keanu semalam."Siapa yang menyuruh kamu berpikir sekonyol itu," sahut Keanu sambil tersenyum hangat menatap Eve yang masih bermuka masam."Ya ... tadi malam aku kan memang tidak melihat seorang pun saat kamu membawa aku ke sana," ucap Eve yang merujuk pada kamar di rooftop semalam."Itu karena aku memang menyuruh mereka untuk pergi," terang Keanu. "Aku pikir kamu tidak akan nyaman kalau ada orang di rumah ini saat kita me—""Key," potong Eve. "Kamu semakin lama semakin tidak tahu malu," komentarnya."Terima kasih pujiannya, ini semua juga berkat ajaran kamu," sahut Keanu dengan ringan."Tidak, aku ini bukan orang yang mes—" Eve memutus kalimatnya karena merasa apa yang ingin ia katakan ini salah."Jangan malu untuk mengakui," ledek Keanu yan
Setelah beberapa saat berbicara dengan kedua orang tua Mac, akhirnya Keanu dan Eve pun berpamitan untuk meninggalkan restoran tersebut."Kamu sangat sopan pada mereka?" tanya Eve yang saat ini sedang berjalan pelan di samping Keanu."Kita baru bertemu dan kamu menanyakan hal lain," sahut Keanu dengan ketus.Eve pun mengangkat sisi kanan bibirnya menanggapi kalimat suaminya tersebut."Kenapa hanya diam?" tanya Keanu.Sebuah pertanyaan yang sebenarnya merupakan sebuah tuntutan itu pun langsung membuat Eve menghela napas berat. "Baik. Bagaimana kabar kamu, lama tidak bertemu. Apa kamu sudah melupakan aku?" Pertanyaan itu membuat Keanu langsung menarik tangan Eve dan membuat mereka berdua berhenti setelahnya. "Aku sangat merindukan kamu," jawabnya lalu mengecup kening Eve.Mata Eve membulat ketika mendapat kecupan di tempat umum seperti itu. Wajahnya pun langsung memerah karenanya. "Ini tempat umum Key," ucap Eve sambil mencubit lengan suaminya itu dan kemudian melangkah mening