"Itu karena dia terkena tumor," terang Keanu dengan tenang."Tumor? Siapa?" tanya Eve."Tentu saja Tantemu," jawab Keanu sambil melirik ke arah istrinya yang saat ini menatap ke arahnya tak percaya."Kenapa bisa?" "Tentu saja bisa.""Kamu yang melakukannya?" Eve bertanya tanpa berpikir panjang."Ck," decak Keanu yang mendengar tuduhan tersebut. "Apa kamu pikir semua hal buruk yang ada di dunia ini terjadi karena suamimu?" Eve pun langsung tersenyum hambar. "Ya ... bagaimana lagi," sahutnya dengan santai sembari mengalihkan pandangannya ke arah jalanan yang sedang mereka lalui."Huf ...." Keanu menghela napas panjang. "Kamu harusnya lebih percaya aku dari pada—""Dari pada siapa?" sela Eve. "Aku ini sangat mengerti sifat kamu, maka dari itu aku bisa mengira kamu yang melakukannya," godanya."Terserah apa pun yang kamu pikirkan," sahut Keanu."Jangan marah, aku hanya bercanda." Eve lalu mencubit pinggang Keanu. "Aku percaya pada karma, mungkin saja ini memang sudah hukuman untuk merek
"Warna itu memang selalu cantik saat kamu pakai," puji laki-laki tersebut tanpa ragu.Eve tentu saja terkejut mendengar pujian yang sebenarnya tentu saja sengaja untuk memancing emosi Keanu.Dan benar saja, dengan cepat Keanu melangkah ke depan Eve untuk menghalangi pandangan laki-laki yang membuat hatinya gondok tersebut."Maaf Tuan Mac, sepertinya tidak pantas untuk Anda memandangi istri saya seperti itu," ucap Keanu yang masih terus mencoba menahan api yang ada di dalam hatinya.Namun dengan santainya Mac menarik sebelah bibirnya ke atas dan memberikan pandangan menghina. "Kenapa, Anda takut kalau saya merebut istri Anda?" tanyanya sambil meletakkan gelas yang ada di tangannya di salah satu meja yang tak jauh darinya.Gaya santai tersebut tentu saja membuat Keanu meradang.Semua orang yang ada di sekitar mereka pun langsung menjadikan mereka bertiga sebagai pusat perhatian. Beberapa orang terlihat tengah berbisik-bisik membicarakan hal itu."Tenang saja, aku tidak akan merebut dia
Namun dengan cepat wanita yang dipanggil Mama oleh Rosela pun segera menarik dengan kasar lengan Rosela, hingga membuat anak perempuannya itu berdiri di dekatnya kembali.Lalu dengan cepat ia maju selangkah dan dengan cepat mengangkat tangannya lalu menunjuk ke arah Eve yang sedang berusaha menyeimbangkan tubuhnya yang tadi hampir saja terjungkal."Kamu jangan ikut campur urus—" Kalimat Nyonya Silvia terhenti ketika tiba-tiba saja laki-laki yang baru saja datang tersebut langsung mencengkeram pergelangan tangannya dengak kuat, hingga membuatnya meringis menahan sakit.Eve yang ada di belakangnya pun tersenyum puas melihat suaminya membuat Nyonya Silvia meringis seperti itu. "Istriku hanya ingin menyelamatkan bayi yang ada di perutnya." Keanu mengatakan hal tersebut sambil menunjuk ke arah perut Rosela. Eve yang tadi tersenyum, kini langsung berubah terkejut. Ia dengan cepat mengarahkan pandangannya pada Rosela yang saat ini sedang menatap ke arah Keanu dengan mata membulat yang
Setelah lebih dari sepuluh menit berdebat, akhirnya Keanu dan Eve pun meninggalkan parkiran hotel setelah Eve yang memaksa Keanu agar meninggalkan tempat itu dan tak memperdulikan lagi ucapan-ucapan mantan kekasihnya itu."Apa kamu masih menyukai dia?" tanya Keanu yang merasa kalau Istrinya itu lebih memihak Mac dari pada dirinya.Eve yang saat ini duduk bersebelahan dengan Keanu pun langsung menjawab tanpa menoleh, "Jangan konyol Key, aku ini sedang mengandung anak kamu, apa itu bukan bukti kalau aku ini mencintai kamu."Keanu terdiam selama beberapa saat ketika mendengar jawaban yang membuatnya berpikir keras itu. "Lalu kenapa kamu selalu membelanya?""Membela apa? Itu hanya perasaanmu saja. Aku itu menghentikan kalian karena tidak mau ada yang melihat tingkah konyol kalian para laki-laki," jawab Eve dengan ketus. "Key, aku minta pada kamu jangan ladeni dia setelah ini, ya?" imbuhnya sembari menoleh ke arah Keanu yang saat ini sedang berkonsentrasi menyetir."Kenapa, kamu ta
"Baca ini," ucap laki-laki yang ada di depan Eve sembari menyerahkan sebuah map kepada Eve.Eve yang sudah sangat penasaran pun dengan cepat membuka map tersebut dan membaca semua yang tertera di dalamnya. Matanya membulat ketika melihat catatan penting yang ada di dalam map tersebut. "Ini benar?" tanyanya sembari kembali menghadap laki-laki di depannya."Tentu saja. Bukankah Keanu sudah memberitahu kamu sebelumnya?""Sudah. Tapi dia tidak memberitahuku kalau penyakitnya separah ini, apa masih ada harapan untuk sembuh?" Laki-laki di depan Eve tersebut langsung mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan itu. "Kata Keanu mereka orang yang bermasalah?"Eve pun langsung terkekeh mendengar pertanyaan balasan tersebut. "Benar Dokter Leon, dia istri dari kakak kandung ibuku. Dan cerita hidupku memang 11-12 dengan Keanu," jawab Eve dengan santai."Lalu?""Ya ... aku hanya ingin berbuat baik saja." Eve menutup map tersebut. "Lalu, bagaimana? Apa masih bisa disembuhkan?""Tumornya ganas dan sud
Satu minggu berlalu. Apa yang diusahakan oleh Eve pun membuahkan hasil. Operasi Nyonya Dellia berjalan lancar, Rosella pun kini sudah menikah dengan Frank dan gaun pernikahan untuk kakak angkatnya sudah separuh jadi.Namun berlawanan dengan itu, kini Keanu menjadi jarang pulang. Ia selalu saja beralasan lembur di perusahaan dan saat ditanyai oleh Eve, ia pun memilih untuk bungkam. Hingga malam ini Keanu pun pulang cukup larut."Key, katakan padaku, ada apa sebenarnya?" berondong Eve ketika Keanu baru saja memasuki apartemen mereka."Sudah aku katakan tidak ada apa-apa, kamu tenang saja." Sebuah jawaban yang sama seperti jawaban yang diberikan sebelumya.Eve tentu saja tidak bisa percaya akan hal itu. "Ini sudah seminggu kamu begini. Tolonglah katakan ada apa? Apa ada yang bisa aku bantu?" tanyanya dengan ekspresi khawatir yang terlihat jelas di wajahnya.Namun, tiba-tiba saja Keanu menatap tajam ke arah Eve. Teriakan pun keluar dari mulutnya, "Apa maksud kamu? Apa kamu merag
Setengah jam kemudian, Eve pun sampai di halaman rumah sakit. Ia pun bergegas ke arah ruangan yang sudah ditunjukkan oleh Gustavo di dalam panggilan tadi. Sesekali ia menghela napas panjang dan mengusap perutnya karena merasa sangat payah sekali beberapa hari ini."Setelah ini aku harus mulai ikut senam ibu hamil," gumam Eve sembari terus melangkah ke arah lift yang terlihat tak jauh di depannya.Keringat yang mengucur deras tentu saja menarik perhatian semua orang yang ada di sana, bahkan ada beberapa orang yang menawarkan bantuan karena mengira kalau Eve sudah waktunya melahirkan atau sejenisnya yang berhubungan dengan kandungannya."Ah, syukurlah aku bisa lega sekarang," gumam Eve ketika orang-orang yang menawarinya tadi sudah turun di lantainya masing-masing.Ia yang juga sampai di lantainya pun segera berjalan ke arah kamar yang dikatakan Gustavo. "Itu dia," ucap Eve ketika melihat Gustavo berdiri di depan salah satu ruangan dan berbicara dengan seorang anak buah Tuan
Tanpa memperdulikan tatapan penuh tanda tanya dari Gustavo, Eve dengan cepat meninggalkan lorong itu."Nona," panggil Gustavo."Aku akan segera kembali menjenguk Kakek," sahut Eve sembari terus melangkah tanpa menoleh sedikit pun pada laki-laki yang memanggilnya itu. Beberapa saat kemudian, akhirnya ia pun sampai di lantai di mana orang yang meneleponnya meminta bertemu. Ia terus melangkah dengan waspada di lorong yang terlihat sepi itu.'Aku tidak mungkin mundur, orang ini pasti sudah menaruh orang-orang untuk mengawasiku,' batin Eve mengingat saat orang yang menelepon tadi tahu kalau dia sedang berada di hadapan Gustavo.Eve pun terus melangkah dan menatap sekitar dari ujung matanya untuk berhati-hati, hingga akhirnya ia pun sampai di ruangan paling ujung. "Ini dia," gumam Eve lalu mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu tersebut."Masuk," ucap suara yang kini tak begitu asing baginya.Eve yang belum sempat mengetuk pintu di hadapannya pun langsung menarik handle pintu ter