Share

Jacpot

Author: Ranera
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

   Pagi ini feeling ku benar-benar baik. Setelah berpikir serta memperhitungkan kebutuhan ku sepanjang semester ini uang dari pekerjaan sampingan ku tidak mungkin akan cukup. Terlebih aku harus melepas pekerjaan ku sebagai kurir karena waktunya yang bersamaan dengan jadwal kuliah ku. Sehingga aku harus menambah pekerjaan. 

  Mungkin aku bisa mendapat sekitar lima ratus dolar jika menerima pekerjaan dari tuan Nam. Itu jauh lebih tinggi dari pada bekerja sebagai kurir yang paling digaji paling tinggi dua ratus dolar. Aku juga akan melepas pekerjaan sebagai pelayan ku yang gajinya hanya dua ratus dolar. Tapi sedikit sayang karena makan sudah ditanggung oleh pemilik restoran. Tapi aku tidak punya pilihan karena harus kuliah juga.

  Pekerjaan sebagai pengantar susu akan tetap aku pertahankan karena tidak menggangu jadwal lainnya. Jadi setiap subuh aku akan mengantar susu sebelum berangkat kuliah. Dalam perjalanan ke rumah salah seorang pelanggan aku mendengar sekelompok orang tengah menggunakan narkotika? aku tidak tau nama barang terlarang yang mereka gunakan itu. Mereka cukup gila pikir ku, subuh-subuh begini di saat orang lain masi tidur mereka malah melakukan hal itu.

   Aku tidak mau terlibat masalah dengan orang yang sedang teler jadi ku kayuh sepeda ku lebih cepat. Sialnya ban sepeda ku melindas kaleng soda dan membuat mereka sadar akan keberadaan ku.

Sial!

   Saat aku hendak mengayuh sepeda ku lari dari tempat itu, rantai sepeda ku malah lepas dari jalurnya dan membuat ku tidak bisa lari dari situ. Segera aku memperbaiki rantai sepeda ku. Tapi terlambat orang-orang itu berjumlah lima orang dan mereka sudah mengelilingi ku. Di tengah redupnya pencahayaan aku bisa melihat wajah mereka samar-samar. Wajah mereka terasa tak asing.

"Yo man! sedang apa disini?", kata salah seorang dari mereka yang berdiri tepat di depan ku. Cara bicaranya aneh, dia pasti sedang teler. Aku benar-benar gugup karena tidak bisa menebak apa yang sedang mereka pikirkan.

"Damn it! dia bocah asia minggu lalu!", balas temannya yang berdiri disamping ku. Minggu lalu apa maksudnya saat aku menolong Ki Tae. Ku mohon bukan, Luka di perut ku yang masi sakit terasa nyeri mengingat kejadian itu.

"Kau benar, hei dimana teman lumpuh mu itu?", tanya pria yang berdiri di depan ku sambil tertawa dan memegang dagu ku. Ini benar-benar berbahaya! lepas kan aku, tugas ku mengantar susu masi banyak. Ada sepuluh keluarga yang menunggu ku untuk mengantar susu ke rumah mereka.

"ku rasa dia bisu. Si bisu yang berteman dengan si lumpuh!", suara tawa mereka memenuhi jalanan. Sudahlah kalian boleh menghina ku sepuasnya tapi jangan halangi jalan ku.

   Salah seorang yang berdiri di sisi belakang lalu menyentuh tas kain yang berisi susu yang berada di sepeda dan kemudian mengejek ku karena aku hanyalah seorang kurir susu tapi berani mendekati mereka.

Hei aku tidak pernah mendekati kalian!

   Saat ingin protes tiba-tiba seseorang diantara mereka mengambil sebotol susu dan lantas melemparnya ke jalan.

"prang!"

   Suara pecahan kaca mengagetkan ku. Mereka berlima kemudian tertawa kemudian mulai melempari botol susu lainnya.

"tolong hentikan! aku bisa dipecat jika semua botol itu kalian pecahkan!", namun teriakan ku tak didengarkan.

"ku mohon berhenti. Kenapa kalian mengganggu ku di saat aku bahkan tidak kenal kalian", tanya ku dengan nada memelas namun perhatian ku tertujupada tiga botol susu yang terakhir yang belum mereka pecahkan.

"sebenarnya tidak ada. oh ada. Kau menggangu pemandangan ku", ucap seorang diantara mereka. Dari cara  bicaranya saja jelas dia tengah teler. Kemudian dia melempar dua botol ke lantai. Usai sudah hidup ku pikir ku.

   Seseorang kemudian mengambil botol terakhir. Namun bukan memecahkannya seperti yang lain dia malah meminum susu tersebut kemudian memuntahkannya.

"rasanya seperti urin sapi", ujarnya sambil menunjukkan ekspresi jijik

"kau pernah minum urin sapi?" tanya temannya tertawa. Mereka semua kemudian tertawa. Hanya aku yang tidak bisa tertawa dengan semua perbuatan jahat mereka.

   Tak sempat melawan, aku kemudian menyadari badan ku sudah dimandikan dengan susu dari botol terakhir tadi. Tawa mereka semakin kencang. Sesudah semua susu habis untuk memandikan ku, dia kemudian melempar botol itu. Seketika botol itu pecah.

   Aku kemudian membereskan semua pecahan botol tadi. Aku tidak mau merusak pagi orang lain dengan mengempeskan ban kendaraan mereka. Jari-jari ku di penuhi darah karena aku harus membereskan serpihan kaca itu dengan tangan telanjang.

   Ku kayuh sepeda ku menuju toko susu tempat ku bekerja. Melihat tubuh ku yang basah anak pemilik toko itu terkejut, terlebih melihat tangan ku yang berlumuran darah. Dia lantas bertanya apayang terjadi pada ku. Di tengah cerita, ayahnya yang sekaligus pemilik toko datang dan lantas marah-marah karena dia menerima komplain dari pelanggannya. Tentu saja pelanggan toko ini komplain karena susu yang seharusnya sudah diantar ternyata sampai sekarang belum sampai.

   Pemilik toko lantas mengabaikan keadaan ku dan langsung bertanya aku ke manakan susu-susu itu. Aku kemudian mengatakan bahwa boto-botol susu itu dipecahkan oleh sekelompok anak di tengah janlan saat aku menuju ke rumah pembelinya. Aku juga akan menceritakan kenapa aku basah kuyup dan kenapa tangan ku terluka. Tapi sepertinya si pemilik toko tak peduli dengan itu semua.

   Setelah mendengar bahwa botol-botol itu sudah pecah dia latas hendak memukul ku. Untung saja anaknya dapat menahan ayahnya. Anaknya segera memberi aku isyarat agar segera pergi dari tempat ku sekarang. Saat hendak keluar toko aku sempat mendengar pemilik yang berteriak

"keluar sana dasar pembawa sial dan jangan kembali. Sekali berurusan dengan anak-anak seperti itu kau pikir aku akan memperbolehkan mu terus bekerja disini?'

   Sepertinya stelah teriakan itu pemilik toko itu masi terus memaki ku. Dalam perjalanan aku merasa sedikit pusing. Apa karena darah ku terus mengalir? huff ku putuskan untuk singgah sebentar ke apotek untuk membeli obat.

   Melihat keadaan tangan ku, seorang apoteker kemudian berinisiatif memberikan pertolongan pertama. Dia juga meminta ku untuk ke rumah sakit saja. Takut lukanya terkena infeksi. Namun aku bersikeras menolak dan meminta untuk dipilihkan obat untuk mengobati luka ku.

   Setelah pergi dari apotek itu aku langsung menuju studio ku. Pikiran ku dipenuhi dengan pikiran apa yang harus aku lakukan selanjutnya? saat memperhitungkan kebutuhan ku, aku memerlukan pekerjaan sebagai pengantar susu ini. Gajinya memang tak sebanyak pekerjaan sambilan lain, tapi karena waktu yang diperlukan tidak banyak dan terhitung strategis, pekerjaan ini sangat cocokuntuk ku.

Lalu sekarang apa yang harus ku lakukan? minggu depan kegiatan perkuliahan sudah di mulai. api aku malah kehilangan satu pekerjaan ku. apa ini artinya aku hanya bisa bergantung pada keluarga Nam? terlebih tangan ku masi terluka. Aku pasti tidak bisa melakukan pekerjaan berat.

   Ku tutup mata ku dengan telapak tengan ku dan mulai mencoba menenangkan diri. Berharap hari esok lebih baik. Tiba-tiba ponsel ku berbunyi. Aku sangat malas untuk melihat siapa yang melepon ku. Memangnya siapa juga yang akan menelepon aku?

  Karena merasa terganggu dengan bunyi dari ponselku, akhirnya aku bergerak untuk meraih ponsel ku. Mata ku terbelalak begitu mengetahui siapa yang menelepon ku.

Itu sekretaris Park!

   Sekretaris pribadi tuan Nam. Kemarin siang aku memang sempat menghubungi sekretaristuan Nam dan bertanya apakah bisa bertemu langsung dengan tuan Nam karena aku ingin menyampaikan kesediaan ku secara langsung. Namun, tidak ku sangka aku akan menerima balasan secepat ini.

   Sekretaris Park lalu mengatakan bahwa tuan Nam bersedia bertemu dengan ku secepatnya dan beliau juga mengundang ku ke rumahnya malam ini untuk makan malam bersama karena nyonya Nam ingin bertemu dengan ku juga.

  Ini kesempatan bagus pikir ku! kebetulan stok makanan sudah habis. Setidaknya aku bisa menghemat pengeluaran untuk hari ini. Apa lagi aku baru saja kehilangan sumber pendapatan. Segera aku membalas sektretaris Park dan menyetujui untuk datang ke rumah tuan Nam hari ini.

Ku harap keluarga itu tidak menganggap ku sebagai benalu.

.

.

.

   Malamnya, saat aku tengah bersiap-siap untuk berangkat menuju rumah kediaman keluarga Nam, aku tiba-tiba dihubungi oleh nomor tidak dikenal. Awalnya aku ragu untuk mengangkat telepon itu. Tapi karena sedang buru-buru takut membuat tuan serta nyonya Nam kembali menunggu ku, tanpa pikir panjang lagi aku mengangkat telepon itu.

   Ternyata itu telepon dari supir pribadi keluarga Nam. Benar-benar aneh bukan keluarga itu seakan bisa membaca pikiran dan kebutuhan ku serta langsung menyiapkannya untukku. Aku jadi mengingat para pelayan di rumah ku dulu. Mereka selalu tau akan keinginan ku, ya walau aku selalu ragu pada sikap mereka. Aku selalu curiga mereka ramah kepada ku karena menganggap ku putra dari Simwoon Grup.

   Anggapan bahwa keluarga Nam membuat ku ingat akan pelayan di rumah ku dulu membuat ku merasa malu. Bagaima mungkin keluarga terhormat itu aku samakan dengan pelayan ku dulu?

  Segera aku keluar dari studio ku dan menaiki mobil itu. Dalam perjalanan aku sibuk memikirkan bagaimana nanti aku menyapa keluarga baik itu, bagaimana cara aku mengiyakan tawaran dari tuan Nam tanpa membuat seolah-olah diri ku adalah orang yang materialistis?

"sepertinya tuan akrab dengan tuan muda kami ya? tuan muda tidak pernah mengajak teman ke rumah, apalagi tuan diundang langsung oleh Tuan besar", ucap supir itu memecah keheningan yang sedari tadi memenuhi mobil ini.

   Aku hanya bisa mengiyakan dalam canggung. Bagaimana pun aku dengan Tae Ki baru bertemu sekali. Apa sebaiknya aku memanggilnya dengan Tae Ki hyung? tapi aku takut ditertawakan karena sebelumnya sempat menolak.

"saya dan para pekerja lainnya berharap tuan bisa datang lebih sering. Keadaan rumah terasa benar-benar hidup saat tuan berkunjung", balas supir itu lagi saat kami memasuki gerbang utama. Apa benar Tae Ki hyung anak yang terkucilkan? padahal saat orang-orang tau kalau aku anak dari pemilik Simwoon grup, semuanya bersikap ramah dan sibuk menjilat ku. Kenapa Tae Ki hyung tidak menerima perlakuan itu?

   Ketika mobil sudah dekat dengan pintu masuk rumah, aku bisa melihat ada tiga orang beserta beberapa orang dibelakangnya sedang berdiri seolah sedang menunggu ku. Ternyata itu tuan dan Nyonya Nam serta Tae Ki hyung beserta beberapa pelayan. Kenapa mereka seperti ini? ah aku benar-benar merasa tidak enak. Aku juga meminta maaf pada mereka karena sudah merepotkan. Tapi mereka hanya tertawa dan mengajak ku masuk ke dalam karena udara di luar sangat dingin.

   Saat itu pandangan nyonya Nam tertuju pada tangan ku yang dibalut perban, ia pun mendekati ku agar bisa melihat lebih dekat. Nyonya Nam lalu bertanya kenapa tangan ku bisa dipenuhi luka seperti itu dan aku hanya mengatakan ada kecelakaan saat kerja. Tidak mungkin kan aku membahas mengenai orang-orang yang dulu mengganggu Ki Tae hyung. Karena ekspresi mereka bertiga tampakcemas, aku pun meyakinkan mereka kalau aku baik-baik saja dan ini hanya luka ringan, bahkan aku juga bisa menggunakan tangan ku dengan leluasa.

   Setelah mereka sedikit yakin dengan keadaan ku, kami segera masuk ke rumah dan menuju ruang makan. Bisa ditebak kalo meja makan sudah dipenuhi dengan berbagai jenis makanan. Mulai dari berbagai jenis masakan berbahan dasar daging, sayuran dan juga makanan laut. Perlahan sudut bibir ku mulai naik membayangkan dapat menyantap semua makanan itu. Tangan ku yang sedari tadi sebenarnya terasa nyeri saat digerakkan, sekarang terasa seakan baik-baik saja. Aku makan dengan sangat lahap.

   Di tengah kesibukan ku mengisi mulut ku dengan makanan itu, tuan Nam membuka pembicaraan mengenai tawaran pekerjaan ku saat ini dan apakah pihak yang mempekerjakan ku sudah memberi konpensasi karena aku terluka saat bekerja. Jangankan konpensasi, aku bahkan dipecat!

   Tapi aku tidak mau membuat masalah semakin rumit, jadi aku hanya bilang pihak yang mempekerjakan ku sudah melakukan kewajibannya itu. Tuan beserta nyonya Nam tersenyum lega, anehnya Ki Tae hyung tersenyum aneh. Senyum yang seolah-olah mengatakan "aku tau kau sedang berbohong".

   Tuan Nam kemudian menyuruh ku untuk berhenti bekerja disana dan fokus haja bekerja di kantor pemasaran yang minggu lalu kami bahas. Aku tanpa tau malu segera mengiyakan tawaran itu. Tuan Nam kemudian berkata lebih baik kami membahasnya setelah makan. Nyonya Nam kemudian menambahkan lauk ke dalam mangkuk makan ku sembari berkata aku harus makan lebih banyak karena aku kelihatan makin kurus dari sebelumnya.

   Tindakan kecil itu membuat ku merasakan kehangatan di hati ku. Kapan terakhir kali ada yang peduli dengan keadaan ku? apa lagi kalau tau aku bukan siapa-siapa. Ku rasa ini pertama kalinya aku menerima perlakuan khusus seperti ini. Makan malam itu itu pun dilanjutkan dengan beberapa obrolan ringan lainnya. Selesai makan aku mengikuti tuan Nam ke ruang kerjanya di rumah.

   Tuan Nam kemudian menyodorkan kontrak kerja. Benar-benar profesional! Aku pun mulai membaca ketentuan kerjanya. Aku benar-benar kaget dengan ketentuan kerja itu, benar-benar sesuai dengan kebutuhan ku karena jam kerja di mulai dari jam sebelas pagi sampai jam lima sore. Tidak bertabrakan dengan jadwal kuliah ku yang di mulai jam tujuh pagi sampai jam sepuluh pagi tiap harinya. Aku benar-benar beruntung.

   Tapi rasa kaget ku tidak berhenti di situ karena ternyata pekerja disediakan tempat tinggal dan yang membuat mata ku terbelalak adalah nominal gaji bulanannya. Sebulan aku digaji seribu dolar, itu belum termasuk tunjangan bulanan dan tunjangan kesehatan. Makan siang juga disediakan! aku benar-benar mendapat jacpot!

Tidak tunggu ini adalah jacpot terbesar dalam hidup ku !

   Aku terlalu hanyut dalam pikiran ku sampai tidak sadar kalau tuan Nam sedang memperhatikan ku dengan seksama. Aku kemudian mengalihkan pembicaraan dengan bertanya aku harus tanda tangan dimana. Tuan Nam kemudian bertanya apa perjanjiannya sudah sesuai dan apa perjanjian itu tidak mengganggu waktgu kuliah ku?

   Tentu saja aku langsung menjawab bahwa ketentuan kerja itu adalah hal yang benar-benar ku butuhkan saat ini. Tuan Nam tertawa mendengarnya dan mempersilahkan ku menandatangani perjanjian itu. Kami berjabat tangan sebagai penutup. Tuan Nam bilang aku mulai bekerja dua minggu lagi, tapi kalau mau segera menempati fasilitas tempat tinggal pekerja aku bisa segera pindah.

   Aku hanya bisa tersenyum mendengarnya dan berterima kasih. Tak lupa aku membungkuk sembilan puluh derajat untuk menunjukkan rasa hormat ku. Tuan Nam buru-buru menyuruh kuuntuk tidak melakukan itu, karena dia sudah menganggap ku anaknya sendiri.

Related chapters

  • Monsieur OH   Masa Lalu

    Selepas dari ruang kerja tuan Nam, aku menuju ke ruang tengah. Disana aku melihat nyonya Nam tengah berbincang dengan Ki Tae hyung sambil memakan buah, aku diajak untuk bergabung dengan mereka. Nyonya Nam kembali meminta ku untuk menginap saja. Tidak ada alasan untuk menolak bukan? toh besok juga aku tidak ada kegiatan. Setelah aku setuju untuk menginap nyonya Nam meminta salah seorang pelayannya untuk membawa korak P3k. nyonya Nam lalu meminta ku untuk duduk didekatnya agar perban ku dapat diganti. Nyonya Nam bisa memikirkan hal itu disaat aku sendiri lupa. Rasa sakit dari obat yang diteteskan ke atas luka ku rasanya tidak sebanding dengan rasa senang di dalam hati ku. Sungguh baru pertama aku mendapat perlakuan penuh kasihseperti ini. Aku lalu diminta untuk tidur di kamar tamu di lantai dua yang ku pakai minggu lalu. Sebelum tidur aku sempat berbincang dengan Ki Tae hyung. Dia banyak bercerita tentang dirinya. Aku jadi tau kal

  • Monsieur OH   Kecurigaan

    Malam yang awalnya ku lalui dalam nuansa hening tiba-tiba kacau ketika David tiba-tiba bertanya apakah aku benar-benar percaya dengan keluarga itu. Pertanyaan itu benar-benar kejam, padahal dia juga pasti ikut mendengar cerita itu secara keseluruhan. Bukannya merasa iba atau turut prihatin dia malah meragukan kisah itu? ya mungkin saja memang ceritanya sudah dilebih-lebihkan tapi bukan berarti itu semua kebohongan bukan? Airin juga ikut menimpali perkataan David dengan berkata aku seharusnya tidak lantas percaya dengan kisah itu dan sebaikna aku menjaga jarak dengan keluarga ini. Keluarga ini akan membawa pengaruh buruk dalam hidup kata Airin. Mereka berdua pasti sudah kehilangan akal sehatnya. Tak heran mereka berjodoh satu sama lain. Aku kesal dengan perkataan mereka berdua, jadi aku mencoba berbicara dengan Dave, wujud yang paling wara diantara ketiganya. Namun kata-kata dari Dave malah lebih jahat lagi. Menurutnya manusia dila

  • Monsieur OH   Tujuan Sebenarnya

    Sesampainya di restoran tuan Nam segera menyuruh ku untuk memesan makanan yang ingin ku makan. Aku hanya memesan random pada akhirnya karena masi kepikiran, sebenarnya apa yang mau dibahasa oleh tuan Nam? kenapa sampai harus makan di luar? apa aku harus merahasiakan ini dari Ki Tae hyung dan juga tante? Di tengah pikiran ku itu, tiba-tiba ponsel ku bergetar. Itu adalah telepon dari tante. Tante pasti cemas karena sudah larut tapi aku belum pulang tanpa memberi tahu sebelumnya. Tuan Nam kemudian bertanya apakah yang menelepon ku adalah istrisnya. Begitu aku mengiyakan pertanyaannya raut muka tuan Nam menjadi masam. Ada apa ini? apakah mereka habis bertengkar? Tuan Nam kemudian memintaku untuk berbohong bahwa aku sedang makan malam dengan teman baru ku dan akan segera pulang sebentar lagi. Aku tidak punya pilihan selain mengikuti kebohongan itu karena ekspresi tuan Nam kembali berubah. Kali ini ekspresi yang benar-benar serius dan t

  • Monsieur OH   Percikan Api

    Setelah acara makan bersama itu, perlahan hubungan ku dengan Ki Tae hyung semakin akrab. Ki Tae hyung juga mulai terbuka untuk bercerita beberapa hal dengan ku. Selama tiga setengah tahun aku menghabiskan waktu ku dengan keluarga Nam. Awalnya aku diminta untuk membantu mengelola kantor pemasaran perumahan yang baru, namun karena paman melihat aku memiliki bakat maka perlahan aku ditarik untuk masuk ke dalam perusahaan. Paman juga berpesan kalau berniat menjadikan ku dengan Ki Tae hyung sebagai direktur perusahaannya. Namun aku menolak tawaran itu dan meminta pada Ki Tae hyung agar aku bisa menjadi sekretarisnya saja. Aku juga masi duduk di bangku kuliah sehingga posisi direktur terlalu berlebihan untuk ku. Menurut ku posisi sekretaris dari Ki Tae hyung sudah lebih dari cukup. Kami bisa terus bersama layaknya saudara tanpa perlu memikirkan siapa yang kelak akan menduduki posisi tertinggi adalah hal yang layak ku perjuangkan. Sela

  • Monsieur OH   Tempat Terkutuk

    Saat kembali membuka mataku, aku merasa kepala ku sangat berat. Sekujur tubuh ku juga terasa sakit seperti habis dipukuli. Aku mulai terbatuk-batuk. Ku perhatikan sekeliling ku, tempat ini benar-benar terasa asing. Gantungan lilin yang memenuhi dinding, tempat tidur yang dikelilingi kelambu, aroma terapi dari dinding,bahkan selimut ku terasa benar-benar lembut. Ku coba menggerakkan tubuh ku, tapi tubuh ku benar-benar terasa sakit dan nyeri. Tenggorokan ku terasa panas aku sulit berbicara. Tunggu apa ini efek dari kebakaran saat itu? tapi sepertinya tubuh ku tidak ada luka bakar hanya dipenuhi rasa nyeri. Tapi kenapa tangan dan kaki ku terasa aneh? Dengan susah payah kugerakkan kakiku keluar ranjang. Ketika kaki ku menyentuh lantai aku bisa merasakan permadani yang sangat lembut. Sudah pasti pemilik tempat ini bukan sembarang orang. Apa aku ada di rumah orang paling kaya di dunia? tapi buat apa aku disini.klekk

  • Monsieur OH   Pesta

    Rasanya sungguh sulit untuk mempercayai segala yang telah terjadi disini. Kenyataan kalau aku bukan sedang disekap oleh paman, namun sepertinya aku ada di dunia atau jaman lain membuat ku heran sendiri. Terlebih lagi keadaan serta orang-orang di tempat ini benar-benar aneh. Mereka semua bersikeras kalau aku kehilangan ingatan ku dan aku merasa tempat ini aneh karena aku telah tak sadarkan diri dalam waktu yang lama. Maksud ku, aku memang sepakat kalau tempat ini jauh berbeda dari Korea Maupun Amerika tempat tinggal ku dulu, sangat jauh malahan. Tapi kenapa aku bisa terlempar kesini? tak ada yang bisa menjawab pertanyaan ku itu, mereka juga tidak tau apa itu Korea atau Amerika. Yang tak kalah aneh adalah aku bisa memahami dan berbicara dalam bahasa mereka! Aku yakin bahasa ini bukan bahasa Korea atau pun bahasa Inggris. Aku baru pertama kali mendengarnya tapi sudah menguasainya. Satu-satunya hal yang masuk akal sekarang adalah, k

  • Monsieur OH   Kutukan

    Sehabis pulang dari pesta itu, kami kemudian pulang dengan kereta yang terpisah. Ini merupakan suatu kebiasaan dalam kerajaan Graftan, untuk menghindari kecelakaan yang bisa terjadi sehingga seluruh anggota keluarga tidak boleh berada dalam kereta yang sama. Sepanjang perjalanan pikiran ku terus dipenuhi dengan kejanggalan-kejanggalan. Terutama mengenai kecelakaan yang membuat tubuh ini tidak sadarkan diri. Maksud ku, jelas saat itu tubuh ini telah berusia dua belas tahun. Kenapa tubuh ini bisa tidak sadar kalau danau itu cukup dalam untuk membuatnya tidak tenggelam? bukan hanya itu, ibu yang segera masuk danau untuk menolong ku juga aneh. Bukan kah keluarga bangsawan tidak akan mau melakukan hal itu? walau kemungkinannya ada tapi tetap saja aku merasa aneh, apalagi saat itu kastil yang berada di belakang danau itu sedang dibangunkan? tidak mungkin tidak ada pekerja yang melihat ku tenggelam kalau begitu. Fisik ku yang jauh berb

  • Monsieur OH   Puzzle

    Secara refleks mata ku tertuju pada akuarium yang ada di depan ku saat ini. Bagai gerakan spontan aku perlahan mendekat pada akuarium itu sembari menatap pantulan wajah ku di dalamnya.mata biru dengan darah dari keluarga Ophelium. Fakta yang tidak dapat kubantah sama sekali. Apa yang dimaksud dalam kutukan itu memang tubuh ini? Tapi seharusnya bukan aku yang dimaksudkan dalam kutukan itu. Aku bukan berasal dari dunia ini, kutukan itu juga tidak secara spesifik menyebutkan hal lain yang berkenaan. Jika kutukan itu ditafsirkan secara sempit makanyawa ku berada dalam bahaya! Tempat ini seperti peradaban jaman dulu, sehingga hal mistis pasti akan sangat dipercaya, terlebih yang membuat kutukan adalah seorang pendeta agung yang dilipur kesedihan mendalam setelah ditipu oleh raja terdahulu. Bahkan hingga saat terakhirnya ia masi diselimuti oleh kemarahan dan dendam. Ak

Latest chapter

  • Monsieur OH   Monsieur OH

    Sebulan telah berlalu sejak aku pertama kali bangun di sini, kami secara teratur melakukan kontak lewat surat dengan Alejandro. Yang mengganggu ku adalah fakta bahwa putra mahkota hingga saat ini belum naik tahta, ia membiarkan kursi raja kosong hingga hampir dua bulan. Menurut Alejandro para petinggi kerajaan yang cemas akan kekosongan itu terus menerus mendesak putra mahkota agar dengan segera ia memegang gelar raja. Putra mahkota menolak gagasan itu dengan alasan akan membiarkan kursi raja untuk kosong selama seratus hari sebagai bentuk berkabung untuk ayahnya. Walau pun ayahnya adalah "penghianat" tapi jasa nya selama ini tak bisa diabaikan. Alasan putra mahkota bagaikan obat penenang sementara. Sedangkan pihak ratu belakangan ini terlihat tak memiliki pergerakan. Saudara ratu, paman dari putra mahkota yang baru diangkat menjadi kepala pasukan keamanan istana yang baru mengeluarkan kebijakan untuk menambah senjata prajurit. Ta

  • Monsieur OH   Pembalasan II

    Aku lalu melihat bagaimana cara putra mahkota dibesarkan, anak sekecil itu terlihat begitu tragis dengan tekanan dan beban yang harus dipikulnya. Setiap hari ia menghabiskan waktunya dengan belajar dan berlatih taktik perang. Ia jarang bertemu dengan orang lain selain pelatih dan gurunya. Ibunya, sang ratu sesekali menemuinya untuk melampiaskan amarahnya, setiap kali pangeran kedua mendapat pujian maka putra mahkota kecil akan mendapat tamparan dari ibunya. putra mahkota kecil juga dipaksa untuk berlatih pedang dengan pamannya, saudara laki-laki ibunya. Perbedaan usia dan pengalaman antara mereka tentunya jelas terasa dan disaat putra mahkota kecil terjatuh, pamannya lalu memukulnya habis-habisan. Tak sampai di situ, ratu datang untuk menamparnya karena menganggap dirinya tak berguna. Saat ulang tahun ke delapannya, raja menyelenggaran pesta ulang tahun putra mahkota. Bahkan di pesta ulang tahunnya sekali pun ,

  • Monsieur OH   Pembalasan

    "apa maksud anda, Alejandro berusaha agar saya tidak menjadi target putra mahkota?", tanya ku lagi pada Tuan Ignatius. Tuan Ignatius tak menjawa, tapi ia menganggukkan kepalanya. Alejandro, sejak awal aku merasa curiga tentang segala tindakannya dan ternyata kecurigaan ku benar. TApi ternyata ia memiliki rasa kemanusiaan tak seperti putra mahkota. Demi menyelamatkan ku, ia bahkan sampai membunuh ayah kandungnya sendiri. AKu jadi merasa sangat bersalah padanya, seharusnya dia memberitahu ku sebelumnya, kenapa ia harus menanggung semua beban ini sendirian?.."Tolong beritahu ibu dan Arrahad kalau besok saat festival dimulai, kita akan melarikan diri ke kerajaan Xavier", ujar ku."Kita tak boleh melakukan itu kak, putra mahkota tak akan tinggal diam", teriak Alejandro."Kita tak punya pilihan lain, bahkan raja rela mengorbankan dirinya sendiri", elak ku."Bagaimana kalau di perjalanan kita tak bisa selamat? a

  • Monsieur OH   Cahaya Biru

    Prak tring brakhiks sadarlahbuka mata mu! Suara barang-barang yang bergesekan yang bercampur dengan isak tangis itu mengusik ku, belum lahi rasa nyeri di lengan ku. Seperti seseorang tengah menyiram luka ku dengan sesuatu. Apa yang kau lakukan? jangan sentuh luka ku! kau membuat ku kesakitan! aku terus berteriak di dalam hati ku. Ntah apa yang salah dengan tenggorokan ku, aku tak bisa mengeluarkan suara.... Aku membuka ke dua mata ku di suatu tempat yang aneh, tempat itu memantulkan cahaya biru. Tempat ini terasa tidak asing, apakah aku telah bangun di tubuh orang lain lagi? aku harap kali ini pemilik tubuh ini tidak bernasib malamg seperti dua tubuh sebelumnya.Bukalah mata mu wahai anak ku Tiba-tiba aku mendengar suara, aku melihat ke sekeliling ku untuk mencari sumber suaranya. Namun aku tak bisa melihat siapa pun di temp

  • Monsieur OH   Festival Berburu III

    Keadaan paman dan tuan duke yang begitu mengenaskan itu membuat ku murka pada putra mahkota. Apa yang telah dilakukannya pada ayahnya sendiri? "Putra mahkota, bukan kah anda sebaiknya memperlakukan se0orang raja dari kerajaan ini lebih baik lagi?!", aku berteriak pada putra mahkota. "apa kakak tidak tau apa saja yang sudah dilakukan oleh pria tua ini?", putra mahkota bertanya balik pada ku. "Apa pun itu, tidak tidak sebanding dengan perbuatan mu sendiri", sindir ku. "Lepas kan penutup mata dan mulutnya", putra mahkota memerintahkan seorang anggota pasukan khususnya. Setelah penutup itu dilepas, aku dapat melihat sorot kecewa di mata paman, apa yang membuat mu begitu kecewa? apakah karena aku yang gagal melarikan diri atau karena putra mahkota melakukan ini semua tanpa keraguan sedikit pun? "paman maafkan aku", ujar ku spontan "kenapa kakak yang minta maaf? orang inilah yang seharusnya meminta maaf atas

  • Monsieur OH   Festival Berburu II

    Tuan muda!Tuan muda sadarlah!Tuan saya mohon bukalah mata anda! Suara itu terus tergiang di kepala ku, suara siapa itu? tempat ini begitu gelap. Aku tidak bisa melihat apa pun, sejauh mata ku memandang aku hanya bisa melihat kegelapan yang tak berujung. Suara itu terasa semakin dekat."Hah", aku berteriak. Aku memperhatikan sekitar ku, tubuh ku dipenuhi dengan peluh keringat. Jantung ku berdebar tak karuan seperti habis berlari jauh, apa tadi itu hanya mimpi? Gilliard memandangi ku dengan tatapan aneh."Apa anda bermimpi buruk? dari tadi anda terus berteriak. Tapi tak peduli bagaimana saya memanggil anda, anda tak kunjung bangun", keluh Gilliard. Itu berarti aku benar-benar bermimpi, tapi kalau diingat-ingat sepertinya itu bukan lah mimpi biasa. Itu adalah ingatan seseorang, seperti ingatan ketika aku melihat ayah dan ibu ku dibunuh dulu. Tapi siapa pemilik ingatan

  • Monsieur OH   Festival Berburu

    Esoknya, sesuai dengan rencana seluruh utusan dan tamu undangan beserta para peserta festival berburu berkumpul di halaman belakang istana. Di sana dilakukan semacam perpisahan untuk para peserta berburu yang akan bertolak ke hutan. Setiap peserta diijinkan membentuk sebuah tim yang berisikan satu orang peserta dan dua orang pengawal. Hal ini dilakukan untuk berjaga-jaga dari hal berbahaya mengingat kalau peserta berburu ini berasal dari kalangan bangsawan menengah dan atas. Kemanan mereka selama festival berlangsung harus dapat dipastikan. Ini pertama kalinya dalam sepuluh tahun paman ikut serta dalam festival berburu, paman dikawal oleh Tuan Duke Ophelium dan ketua pasukan kesatria kerajaan. Sedangkan aku di kawal oleh Gilliard dan Tuan Ignatius yang nantinya akan menunjukkan arah pelarian. Sebelum berangkat ke hutan, aku menemui ibu yang tengah berada di antara kerumunan nyonya bangsawan lainnya. AKu mencium

  • Monsieur OH   Pertemuan Pertama?

    Esoknya, dengan di dampingi oleh ku dan tuan duke, paman selaku raja kerajaan ini menyambut para tamu kehormatan yang di utus dari negara tetangga. Aku mengenali beberapa wajah di antara mereka. Wajah orang-orang yang membantu putra mahkota untuk mengembangkan usahanya hingga kini. Kami menyambut mereka dengan hangat walau tau kalau mereka akan balik menyerang kami besok. Sesuai jadwal setelah semua utusan tiba di istana, kami akan melakukan acara minum teh bersama. Total orang yang hadir di acara itu adalah lima belas orang. Putra mahkota tak ikut di dalamnya, karena berdasarkan tradisi kerajaan, putra mahkota bertugas menemani para tamu yang tiba ke istana sehari sebelumnya. Walau pemimpin mereka tak ada di sini, tampaknya mereka dengan berani akan mencoba memojokkan paman."Yang mulia saya senang melihat anda sehat di usia anda sekarang. Saya harap anda akan berumur panjang", puji salah satu utusan yang merupakan penduku

  • Monsieur OH   Sepucuk Surat

    Ada begitu banyak hal terjadi di luar ekspektasi ku, putra mahkota yang ternyata adalah sumbermasalah di tempat ini, paman yang memutuskan untuk berperang dengan anaknya sendiri hingga Arrahad, adik ku sendiri yang memutuskan untuk tak berkomunikasi dengan ku lagi. Semua bermula karena aku hendak memberikan "wasiat" padanya, tapi sepertinya adik ku itu belum siap untuk menerima semua kenyataan yang selama ini terpendam. Bagaimana pun aku berusaha untuk mendekatinya, ia terus menjauh. Waktu terus berjalan seakan tak peduli dengan kesiapan ku, hingga kini tinggal lima hari sebelum festival berburu diadakan dan tiga hari hingga pembukaan festival berlangsung. Aku tak bisa memastikan keselamatan ku di sana tapi Arrahad tetap menolak untuk berbicara dengan ku. Aku pun tak punya kekuatan untuk menghentikan paman atau pun putra mahkota. Tak ada yang bisa memprediksi apa yang akan dihasilkan dari festival itu, namun sa

DMCA.com Protection Status