Share

2. SMA HG

last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-31 12:47:14

      Akhirnya, Delice dan Naura membawa anak-anak mereka kembali ke New York, kecuali Kiana. Kiana masih dalam pemulihan sejak kejadian itu berlalu. Ken mendampingi Kiana layaknya Ayah kandung yang ingin melindungi segenap hati.

“Kiana, bagaimana perasaanmu sekarang?” tanya Ken.

“Lebih baik dari beberapa hari terakhir.”

“Mau Daddy temani ke makam Meysha?”

       Kiana menatap koper miliknya. Ia juga harus segera kembali ke New York seperti saudaranya yang lain. Meninggalkan segala kenangan pahit. Di atas meja, Ken sudah menyiapkan bunga. Ia tahu kalau Kiana tidak akan pergi tanpa mendatangi makam Meysha terlebih dahulu.

“Sepertinya, aku memang harus ke sana.”

       Kiana membawa hatinya yang terluka. Ia sangat kehilangan dan juga rasa penyesalan itu menggerogoti jiwanya secara perlahan. Ken mendampingi Kiana tanpa ada jeda. Ia tidak ingin Kiana memiliki waktu untuk berdiam diri dan mengosongkan pikirannya.

“Mau Daddy temani ke dalam pemakaman atau Daddy tunggu di sini?”

“Daddy tunggu di sini saja.”

Tap... Tap... Tap...

       Kiana mulai memasuki pemakaman elit yang menjadi tempat peristirahatan terakhir Meysha. Ia sudah berdiri mematung, menatap foto dan juga nama yang tertera. Tanpa sebuah kata, Kiana meletakkan bunga itu di atas gundukan tanah yang masih basah. Sebelum membalikkan tubuhnya, Kiana meneteskan air bening dari matanya.

“Meysha, seharusnya aku tidak boleh menangis tapi aku tidak bisa menahannya. Aku pamit. Aku akan datang lagi setelah tugasku menjadi anak dari seorang mafia selesai!”

*** 

        Perjuangan baru dimulai. Hampir semua keturunan dari Naga Hitam ikut andil dalam masalah baru yang terjadi akhir-akhir ini. Diantaranya, Leon Kaleid (25 Th), Renza Kaleid (16 Th), Kiana Andra Kaleid (16 Th), Zavier Kaleid (15 Th), Zeki Kinoy (26 Th), dan Eren Muchen (15 Th). Mereka semua menyamar menjadi anak SMA biasa di SMA HG. 

        Anak-anak lain sudah lebih dulu masuk ke SMA HG. Kiana menjadi anak terakhir yang masuk. Segala strategi dan siasat mulai tertata dalam otaknya. Menjadi anak dari mafia tidaklah mudah. Mereka dididik keras sejak dini karena bahaya akan selalu mengincar ke mana pun mereka pergi.

“Ini sekolah yang baru?” tanya Kiana. Kakinya sudah berdiri di depan gerbang. “Kenapa murid yang sedari tadi masuk ke dalam, tidak ada yang seperti anak SMA?” imbuhnya.

“Iya. Mukanya boros,” sahut Eren.

“Eren, apa kau sekelas dengan Zavier?” tanya Kiana lagi.

“Sayangnya tidak. Kita semua ditempatkan di kelas yang berbeda.”

       Suasana aneh mulai Kiana rasakan. Dari luar, sekolah itu tampak umum dan damai tapi ternyata, tidak sebaik mata memandang. Kekacauan itu diluar kendali pikiran. Seragam yang rapi, berubah menjadi berantakan saat mereka melewati gerbang sekolah.  

       Kebebasan membuat para berandalan semakin menjadi-jadi. Tato yang mencari ciri khas dan juga perundungan. Kiana menjadi murid yang tidak boleh mencolok diantara yang lain sedangkan mereka bebas melakukan apapun karena Kiana menjadi kunci dalam perjalanan tugas saat ini.

       SMA HG mencetak anak-anak jenius terbanyak. Mereka yang masuk ke dalam SMA HG rata-rata orang elit dengan tingkat kelas menengah ke atas. Dari ribuan murid, hanya ada 10 tiket beasiswa. 10 orang yang mendapatkannya, menjadi korban perundungan di sana.

“Ck! Sialan! Aku tidak tahan kalau melihat yang seperti ini,” gumam Kiana.

       Zeki mengusap ujung kepala Kiana. “Kau tidak perlu mengotori tanganmu karena aku akan berada disisimu,” ucap Zeki.

“Kak Zeki, kenapa kau tidak merayuku?” celetuk Eren.

       Zavier menarik Eren mendekat padanya. “Kau ingin sekali dirayu? Berkaca dulu sana,” kata Zavier.

“Kau sedang cemburu, ya?” ledek Eren.

“Jangan bicara yang tidak-tidak.”

        Kiana menghentikan langkahnya. Ia terpaku oleh pria yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri. Pria itu menutupi matanya menggunakan poni dan ditangannya ada tongkat pertanda kalau dia murid berkebutuhan khusus di sini.

“Ada apa?” tanya Leon.

“Apa SMA HG menerima murid yang tidak sempurna? Aku tidak pernah dengar hal ini.”

“Selama satu bulan di sini. Aku hanya melihatnya tiga kali,” seru Eren.

‘Aku harus mengikutinya,’ batin Kiana.

“Aku mau ke toilet. Nanti aku akan ke ruang guru sendiri. Kalian tidak perlu mengantarku,” ucap Kiana sembari berlari.

        Mereka semua pergi ke kelas masing-masing karena jam pelajaran akan segera dimulai kecuali Zeki. Dia memilih mengikuti Kiana. Benar saja. Kiana mengikuti pria itu tapi pria itu menghilang tanpa jejak.

“Kiana!”

“Eh! Kak Zeki kenapa di sini?”

“Aku yang seharusnya bertanya padamu. Toilet tidak di sini.”

“Aku memang tidak bisa berbohong padamu. Sudahlah... Aku mau menemui Kepsek.”

       Zeki melepaskan Kiana yang menyerah begitu saja. Tanpa pria asing itu sadari, Zeki sudah berdiri dibelakang pria yang sedari tadi diincar oleh Kiana. Zeki menghela nafasnya tapi pria itu tidak menoleh padanya.

“Apa kau sangat suka bermain petak umpet?” tanya Zeki.

“Kalau iya, apa urusannya denganmu?” 

“Seharusnya, kau bersembunyi sampai siapapun tidak dapat menemukan ujung rambutmu!”

*** 

       Diketahui kalau kepala sekolah di SMA HG sangatlah muda. Mungkin sekitar 27 atau 28 tahun. Dia bernama Aaron Byly. Saat ini, Kiana sedang mengekor padanya setelah melapor. Lonceng sekolah berbunyi dan Pak Aaron mengantarkan Kiana ke kelas untuk diperkenalkan sebagai murid pindahan.

“Selamat pagi, semua!”

“Pagi!”

“Perkenalkan, dia Kiana. Murid pindahan dari luar negeri. Semoga kalian bisa menjadi temannya karena Kiana belum terbiasa dengan negara kita.”

“Hai! Pagi semuanya! Senang bertemu kalian. Mohon bantuannya.”

        Perkenalan yang dilakukan sama seperti sekolah yang lainnya tapi sorot mata mereka ketika Kiana sudah duduk dibangku yang disediakan untuknya, sangat menusuk. Hal yang membuat Kiana tertarik, pria asing itu duduk disampingnya.

       Pelajaran pertama sudah selesai. Lonceng berbunyi tanda istirahat sudah dimulai. Kiana mulai bosan tapi sesuatu yang membuatnya kesal terjadi. Kelas yang ia masuki ternyata sumber dari para perundungan.

BRAK!

       Meja Kiana dipukul sampai terbelah. Kiana tetap santai duduk tanpa menghiraukannya. Merasa dianggap remeh oleh murid baru, geng perundungan mulai marah.

“Jangan kira, kau akan sekolah dengan damai di sini. Serahkan uangmu!”

“Hoam!” Kiana menguap. Ia memberikan tatapan remeh pada anak-anak yang memalaknya. “Jadi, kalian miskin?” celetuk Kiana.

“Tidak peduli apa yang kau katakan. Jangan membuatku marah lagi!”

“Tapi aku tidak peduli kalau kau mau marah.” Kiana tetap santai. Hal kotor seperti ini tidak akan ia biarkan begitu saja. Namun pria yang tadi pagi ia lihat, mengulurkan uang pada para geng bully yang memalak Kiana.

“Ini! Mungkin saja karena dari luar negeri, dia belum memiliki mata uang di sini. Kalian pakai uangku saja,” ucapnya.

       Kiana menengadah melihat pria itu. Aneh. Pria itu tidak memiliki ekspresi apapun tapi para murid nakal itu tidak menerima uang yang ia ulurkan seperti ada ketakutan dimata mereka.

‘Sebenarnya, siapa pria ini?’ batin Kiana.

Bab terkait

  • Money And The Power   3. Pembuat Onar

    “Sial! Males banget hari ini olahraga. Mana panas banget,” gumam Eren sembari merentangkan tangannya ke atas.Eren mengambil seragam olahraga miliknya dari loker. Ia menuju toilet sekolah. Sekolah yang ia masuki, masuk dalam kategori elit kelas atas sehingga toiletnya juga bersih seperti hotel berbintang. Tidak hanya Eren, banyak juga murid lainnya yang menggunakan toilet dilantai 3.BRAK!Serombongan kakak kelas yang juga memiliki jam olahraga yang sama, menendang pintu utama toilet. Ada teman sekelas Eren yang ditarik paksa. Ia berderai airmata, tubuhnya gemetaran sembari memegang kacamata ditangannya.“Apa aku menyuruhmu untuk ganti?” bentaknya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-31
  • Money And The Power   4. Siapa Dia?

    Kiana tidak berhenti menatap pria itu. Asing, aneh, namun dibalik kekurangannya tersimpan sebuah keistimewaan. Kiana memperhatikan tanpa terlewatkan sedikitpun tapi keistimewaan yang terasa belum dapat Kiana terka.“Siapa kau?” tanya Kiana.“Hanya murid SMA,” jawabnya singkat.Pria itu pergi meninggalkan Kiana yang masih berdiam diri tanpa bicara. “Aih!” keluh Kiana. “Katanya, setelah aku masuk sini, tugas akan terlihat tapi mana? Membosankan,” gumam Kiana.Tap... Tap... Tap...Kiana menolehkan kepalanya. Pria dewasa sedang berjalan ke arahn

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-31
  • Money And The Power   5. Anak Mafia

    Naura berdiam diri di dalam kamar mewah yang selalu menjadi tempat istirahatnya setiap kali sekujur tubuhnya lelah. Ia ditemani oleh suaminya, Delice. Suasana hati Naura sedikit berkecamuk dengan permasalahan yang harus dihadapi akhir-akhir ini.“Delice, apa kau sungguh akan melibatkan anak-anak dalam hal ini?” tanya Naura.“Mereka harus mulai terbiasa dengan masalah sebesar apapun.”“Bukankah mereka terlalu kecil untuk itu?”Bagaimanapun, hati seorang ibu tidak akan merasa tenang. Akan ada badai yang datang dan anak-anaknya harus menghalau. Naura takut kalau anak-anaknya terkekang dan tidak menikmati masa kecilnya dengan indah.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-31
  • Money And The Power   6. Judi

    Mencari tahu tentang musuh yang sudah waspada sejak awal, bukanlah hal mudah. Kiana tidak bisa menggabungkan setiap rencananya atau apa yang ia pikirkan untuk mengetahui pergerakan musuh bersama rekannya. Oleh karena itu, Kiana mencuri-curi waktu ditengah malam untuk pergi.“Semua barang sudah aku masukkan ke tas. Apalagi yang kurang?” gumam Kiana. Ia melihat kembali persiapan yang ia bawa. Keluar dari mansion tidaklah mudah. Kiana harus melompat dari lantai atas yang merupakan kamarnya. Kiana juga harus melewati taman labirin di halaman mansion untuk menghindari para penjaga.“Ayo, Kiana! Sudah lama tidak berpetualangan,” ucap Kiana pada diri sendiri.Set!“Kau mau ke mana?” Renza tiba-tiba mencegah Kiana yang sudah bersiap melepaskan tubuhnya terjun bebas.“Ah, sial! Aku tidak bisa menjelaskan. Kau lebih baik ikut saj

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • Money And The Power   7. Tantangan Pertama

    Kiana meninggalkan Renza seorang diri. Ia tidak bisa pergi membawa motor karena kunci berada ditangan Renza. Kiana duduk disalah satu taman setelah turun dari taxi.Sret! Sepasang sepatu berhenti melangkah di depan Kiana. Anehnya, semua lampu diseluruh taman tiba-tiba saja mati. Malam itu langit sangat cerah. Kiana mendongak. Ia tidak bisa melihat wajah pria yang berdiri didepannya.“Siapa kau?” tanya Kiana. “Pergilah kalau kau tidak memiliki urusan denganku,” imbuhnya sembari mengabaikan kehadiran pria itu.“Mari bertarung denganku. Kalau aku kalah, aku akan memberikan apa yang kau butuhkan,” katanya. Kiana mengernyit. Ia sedang mengingat suara yang tidak asing ditelinganya. Suaranya mirip seperti suara Rael tapi rambut mereka berbeda. Ditambah lagi, Rael hanyalah murid yang buta.“

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-07
  • Money And The Power   8. Daerah Barat

    Di meja makan, sudah berkumpul semua penghuni mansion tapi tidak ada Eren, Zavier dan Leon. Kiana terlihat lelah. Ia mengedipkan matanya, memberikan kode pada Renza.“Kiana, apa semalam kau tidak tidur?” tanya Delice.“Uhuk... Uhuk... Uhuk...” Kiana tersedak mendengar pertanyaan Delice.“Ini, minum dulu.” Ken memberikan segelas air putih.“Terima kasih, Daddy!” ucap Kiana. Naura melirik Delice. Aura wajahnya yang sedang cemburu pada Ken terlihat jelas. Kiana lebih dekat dengan Ken dibandingkan Ayahnya, Delice.“Kiana, Ayahmu sedang bertanya padamu,” kata Naura.“Ah, iya... Ayah, semalam aku belajar. Aku tertinggal pelajaran lumayan jauh,” ujar Kiana, berbohong.“Cih! Membual!” gumam Renza. Delice tidak menjawab ucapan Kia

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-10
  • Money And The Power   9. Rencana

    Kiana turun di halte terdekat. Ia melanjutkannya dengan jalan kaki. Berjalan sendirian, Kiana merasakan hatinya kosong. Ia merindukan seseorang yang tidak akan bisa lagi ia temui.Splash!“Akh!” pekik Kiana. Sebuah motor berhenti. Seseorang yang naik di atasnya, tertawa melihat Kiana yang terciprat oleh genangan air. Sudah bisa ditebak kalau perbuatannya disengaja. Kiana hanya membersihkan pakaiannya yang kotor menggunakan sapu tangan. Ia tidak menggubris tawa yang menggelegar meremehkannya.“Hidupmu tidak akan tenang setelah kau menginjakkan kakimu di SMA HG,” teriak pria yang masih menutupi wajahnya menggunakan helm. Kiana hanya menaikkan sebelah alisnya. Ia tidak menghiraukan celoteh sampah yang melintas ditelinganya.“Karena kau sudah mempermalukan Kak Teo, hidupmu ti

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-11
  • Money And The Power   10. Mulai Penyelidikan

    Setelah memberikan blazer miliknya, Rael pergi begitu saja tanpa kata. Kiana yang terluka langsung menuju UKS untuk mendapatkan beberapa obat. Benar saja, luka Kiana berbekas karena diserang menggunakan mesin tato. Sepulang sekolah, anggota Naga Hitam langsung berkumpul di markas mereka yang terletak dibagian barat kota New York, sesuai informasi yang Kiana katakan. Markas milik Leon yang menjadi perkumpulan pertama mereka.“Kiana!”“Akh!” pekik Kiana. Sontak saja, Zeki yang memegang lengan Kiana tersentak mendengar pekikan dari mulut Kiana. Belum ada seorang pun yang datang kecuali mereka berdua.“Lenganmu terluka? Siapa yang melakukannya?” tanya Zeki.“Bukan apa-apa. Hanya terbentur saat aku mandi.”“Terpeleset?” tanya Zeki.“Sepertinya begitu.”&nb

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-21

Bab terbaru

  • Money And The Power   316. End

    Generasi pertama naik ke atas panggung. Mereka jalan gontai tanpa membawa kesadaran seolah-olah mata mereka terpaksa terbuka dan seluruh tubuh mereka dipaksa untuk bergerak.Mereka mendekati Kiana dengan senjata yang mereka genggam. Tubuh mereka tercabik-cabik, hancur dan darah segar masih mengucur dari luka yang mereka dapatkan.'Bajingan itu menyiksa mereka sampai seperti ini?' batin Kiana.Kiana memenangkan pertandingan pertama. Para VVIP lemah lunglai tergeletak penuh luka di atas panggung.Kiana menggigit bibirnya sendiri. Ia merasa terlambat dan sangat berdosa. Seharusnya, dalam permainan gila tersebut tidak seharusnya melibatkan banyak orang. Jika HG Group menginginkannya, Kiana tidak akan menolaknya.Melihat generasi pertama yang kokoh dan kuat menjadi ternoda, hati Kiana sangat terluka. Tubuhnya yang sudah lelah, juga luka lama yang terbuka kembali, membuatnya semakin memanas.Pertarungan tersebut membuatnya gila dan semakin bergairah. Kiana yang menghadapi VVIP tidak serius,

  • Money And The Power   315. Kebenaran 2

    Kiana mengerutkan keningnya. Bau amis darah segar dari celine membuatnya sedikit mual. Kiana memperhatikan tangan Celine yang membekas darah kering."Mora, acara sebentar lagi di mulai. Seharusnya kau sudah bersiap. Kenapa kau belum mengenakan seragammu?" tanya Celine sembari menghempaskan tubuhnya di atas sofa yang berada di dalam ruang ganti khusus untuk Kiana."Saya hanya sedikit bingung," jawab Kiana."Apa yang kau bingung kan?" tanya Celine. Ia membersihkan pisau lipat tersebut. "Apa kau ingin membuatku marah?" lanjutnya sembari memberikan tatapan tajam yang tak terkontrol."Maafkan saya, Nona Celine."Di depan mata Kiana, ada beberapa kalung berlian, anting, gelang dan jumlahnya cukup banyak. Perhiasan untuk pria dan wanita yang jika di pakai akan menutupi tubuh Kiana.'Apa yang harus aku lakukan dengan ini?' batin Kiana."Kau kenakan berlian itu tanpa terkecuali. Tidak ada yang boleh tertinggal," ujar Celine. "Aku tidak menyewa model untuk memperagakannya karena acara malam ini

  • Money And The Power   314. Kebenaran

    Sam tidak mungkin menentang elitisan Gracia. Ia tidak mungkin membiarkan Gracia melewati pedihnya jalan hidup yang akan membakar telapak kakinya setiap ia melangkah maju."Lakukan apa yang kau inginkan. Aku akan berada di belakangmu sebagai pendukung," ucap Sam.Gracia beranjak dari tempatnya. Ia menghampiri Tuan Don yang terkekang oleh rantai yang melilit pada tangan dan kakinya. Mereka bertiga berada di ruangan yang sama sehingga mudah untuk mencari celah kabur."Hei, Pak tua!" teriak Gracia. "Kalau kau membohongiku, aku pastikan kepalamu langsung terlepas dari lehermu!" ancam Gracia."Hahaha ..." Tuan Don terkekeh geli. Ia menertawakan dirinya yang sudah dibodohi oleh Naura, juga dua orang yang menjaga kepercayaan tapi menjadi tertuduh. Bukankah itu konyol? Pikir Tuan Don."Aku akan menempatkan kalian berdua di posisi tertinggi perusahaanku. Kalian bisa melakukan apa saja untuk dendam atau membuktikan kualitas kalian," ucap Tuan Don."Kali ini, aku percaya padamu. Kalau kau membuatk

  • Money And The Power   313. Pengkhianat

    Rael keluar dari perusahaan miliknya. Ia mendapatkan sebuah kesan pribadi tanpa nama. Sejenak, kisah-kisah kelam kembali terlihat Dan terkenang dalam benaknya."Apa yang akan akan Anda lakukan, Tuan?" tanya Tuan Aaron. Meski ia menilai semuanya rumit, tapi Tuan Aaron sama sekali tidak memiliki pikiran untuk pindah kepercayaan atau Tuan."Alu harus menyelesaikan tugasku dengan baik sampai akhir," jawab Rael."Anda akan bergabung lagi dengan tujuh jenius yang Anda besarkan?" tanya Tuan Vidor. "Bukankah mereka sudah sudah mengkhianati Anda? Bagaimana mungkin Anda masih masih percaya pada mereka?" imbuhnya."Aku tidak berpikir kalau mereka berkhianat. Mereka hanya melakukan apapun yang membuat hati mereka senang. Lagi pula, berTuankan aku yang cacat seperti ini, tidak akan mendapatkan keunggulan dan juga nama baik." Santai, tapi terdengar ada kekecewaan di dalam kalimat Rael. Di tambah lagi dengan dengan ekspresi wajah Rael yang tersakiti."Saya mengerti. Saya akan mengikuti Anda sampai a

  • Money And The Power   312. Psychopath

    Ugh ... Ugh ... Ugh ...Uhuk ... Uhuk ... Uhuk ...Generasi pertama yang dijebak oleh Jordan karena menolak, mereka dijadikan tawanan yang akan memeriahkan puncak acara yang akan menghina harga diri mereka.Mereka semua terbatuk-batuk. Tubuhnya lebam-lebam bahkan ada punggung mereka hampir dibuat meleleh karena disulut oleh besi panas.Argh! Argh! Argh!Teriakan kesakitan itu menjadi nilai plus bagi Jordan. Ia puas karena mereka yang tidak menurut pada akhirnya bisa menjadi mainannya yang berharga."Bajingan kau, Jordan!" teriak Gerald yang tertangkap.Jordan hanya melepaskan Serchan meski Serchan menolak. Ia tidak ingin mengambil resiko karena yang Jordan tawarkan adalah kerjasama dengan bangsawan Inggris, bukan pengamdian dari Serchan. Dua hal tersebut sudah berbeda. Jika Jordan menangkap bangsawan Serchan, tentu saja ia akan dimusuhi oleh Inggris dan itu adalah sesuatu yang bisa dikatakan sebagai mimpi buruk."Bedebah sialan! Meski kau menjadikan kami meleleh bersama api, kami tida

  • Money And The Power   311. Penyelamatan Nyonya Dum

    Naura mendapatkan pesan singkat dari Delice. Ia harus memecahkan kode supaya bisa membaca pesan dari Delice.Naura menyipitkan matanya. "Dum? Siapa?" gumam Naura.Naura mendengarkan pesan suara yang terkirim melalui pesan pribadi yang akan otomatis terhapus beberapa detik setelah selesai di dengarkan.Naura tidak bisa melakukannya sendiri. Demi Rael, Delice menelusuri seluk beluk keberadaan Tuan Don. Untuk meruntuhkan sebuah menara, Delice harus menghancurkan pondasinya.Naura mendengarkan dengan saksama. Semua hal yang Delice sampaikan. Delice tidak akan membuat pesan pribadi hapus otomatis jika apa yang ia sampaikan tidaklah penting."Sayang, aku akan menjelaskan intinya secara singkat. Aku harap kau bisa mengerti. Aku tidak memiliki waktu untuk menjelaskannya secara langsung padamu. Yakinlah! Kalau kau melakukan sesuai yang aku rencanakan, kau akan berhasil hingga akhir tanpa terluka."Delice menjelaskan dengan rinci apa yang terjadi. Bagaimana awal mulanya sampai ia bertekad selam

  • Money And The Power   310. Kekuasaan Jordan

    Gedung tua yang ada di Rusia menjadi tempat pilihan yang cukup akurat untuk menjalankan semua rencana Jordan. Satu per satu tamu yang ia undang sudah mulai berdatangan.Tamu-tamu tersebut menatap heran ke arah gedung yang setengah rusak karena akibat kebakaran hebat beberapa bulan yang lalu.Mereka terdiri dari generasi awal yang membentuk organisasi damai. Jordan mengusik kedamaian yang sudah mereka perjuangkan."Mereka sudah datang tanpa terkecuali. Hah! Tingkat keyakinan yang aku miliki mencapai batasannya," ujar Jordan.Rion menjadi pengikut Jordan, begitu juga dengan Brandon. Mereka memiliki perhitungannya sendiri karena tali kekang HG Group sepenuhnya berada di tangan Jordan."Aku tidak tahu siapa yang menolak dan siapa yang menerima," ucap Jordan."Ah!" pekik Brandon tiba-tiba.Jordan mengundang mereka hanya mengandalkan persiapan insting dadakan. Tidak ada rencana bahkan persentase yang dibayangkan saja tidak ada. Bukankah Jordan terlalu berani untuk mempertaruhkan nyawanya se

  • Money And The Power   309. Pilihan

    Brak!"Kiana!" teriak Leon.Kiana melirik tajam. Ia sangat menunjukkan rasa tidak sukanya pada Leon yang masuk ke dalam kamar pribadinya saat Kiana baru saja merebahkan tubuhnya."Apa kau tidak memiliki sopan santun?" Kiana membalas bentakan Leon dengan kalimat pertanyaan yang tidak kalah sadis."Aku dengar kalau membunuh Zaila dan Rai, bahkan kau memberikan kelingking Rai sebagai bukti. Kiana, apa kau sudah gila?" bentak Rai.Kiana menyibakkan selimut yang baru saja menutupi tubuhnya. Kiana ingin istirahat sejenak untuk memulihkan diri dari beberapa darah yang keluar dari luka barunya."Apa yang terjadi padamu? Kenapa kau kesulitan berdiri?" tanya Leon. Ia langsung mendekati Kiana untuk mengecek kondisinya.Kiana menepis tangan Leon. "Singkirkan tanganmu itu!" ujar Kiana."Aku memang tidak bisa memaksamu untuk bercerita, tapi aku yakin kalau kau bertarung hebat dengan Rai sebelum berhasil membunuh Zaila dan Rai. Kenapa kau membunuhnya?" tanya Leon lirih.Leon duduk di atas ranjang Ki

  • Money And The Power   308. Perasaan Yang Sama

    Tubuh Delice seperti menggigil kedinginan. Aura yang terpancar dari orang bertopi yang menyerangnya seperti tidak asing. Orang tersebut bahkan hanya diam dan tidak menyerang Delice lagi setelah Celine meninggalkannya."Kenapa tidak menyerang lagi? Kenapa hanya mematung, hah?" tantang Delice."Kenapa aku harus menyerang saat aku tidak ingin?" balas Kiana.Suara Kiana memang tidak asing bagi Delice. Sejenak, ingatan Kiana mulai merasukinya. Namun, Kiana menahan rasa sakit yang saat ini menyerangnya.Sret!Delice membuka paksa topi yang menutupi wajah Kiana. Rambut Kiana yang tertutup oleh topi juga menjadi tergerai karena penyangga hilang.Delice seperti diberikan kejutan yang tidak bisa ia bayangkan. Kiana, putri tercinta yang sedang ia cari ternyata berada di depan matanya."Kiana!" pekik Delice.Delice tidak ingat kalau beberapa menit yang lalu Kiana melukainya dengan luka yang cukup dalam. Meski luka tersebut bukan apa-apa bagi Delice, tapi tentu saja lukanya terasa berbeda karena p

DMCA.com Protection Status