Share

Bab 82 Kenapa Mama Menangis?

"Juga?" kataku tak sabar menunggu ucapan Mas Rendra yang menggantung.

"Ibu menyuruhku mengambil berkas-berkas penting pabrik teh. Surat kepemilikan, contohnya."

"Hah?!" kataku, terkejut.

Kepala aku gelengkan berulang kali saking tidak menyangka jika Ibu memiliki hati yang buruk.

Secara tidak langsung, Ibu telah menjerumuskan putranya sendiri pada jalan dosa. Dia menyuruh Mas Rendra mencuri di rumah mertuanya sendiri karena dendam sang Ibu. Sungguh miris.

"Terus, kenapa kamu malah bilang padaku?" kataku, lalu meneguk air putih.

"Sudah aku bilang, aku tidak berpihak pada Ibu. Jadi, semua yang dia perintahkan, pasti akan aku ceritakan padamu."

"Kenapa enggak kamu ikuti maunya Ibu?" tanyaku lagi.

Tangan ini tak hentinya menyuapkan nasi ke dalam mulut. Meskipun rasa lapar sudah hilang, aku terus saja makan seraya bertanya dan mendengarkan jawaban Mas Rendra.

"Enggak ada untungnya untukku, Tsa. Dosa juga."

"Jelas untung, dong. Selain kamu bisa punya pabrik dari hasil merebut, kamu ju
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status