Share

Para penguping

Penulis: Ismail Fadillah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-14 21:00:22

Hari – 9.

“Sebetulnya apa yang kalian semua lakukan di sini?”

Tanyaku sambil memberikan tatapan tak senang pada Sarah dan yang lain.

“Maaf, Asraf... Aku tak akan membuat alasan!”

Kata Sarah yang nampak benar-benar menyesal.

Aku kemudian melihat ke arah Crona yang kemungkinan besar adalah orang yang berada di balik semua ini.

“Crona, apa ada hal yang ingin kau katakan padaku?”

“Tidak ada!”

Aku memberikan tatapan yang sangat tajam padanya. Hal tersebut berhasil membuatnya menyerah.

“Baiklah, baiklah, Aku menyerah... Aku mengaku bahwa Akulah yang membuat mereka semua ikut menjadi penguping di sini!”

Aku kemudian melihat semua orang yang berkumpul di sini satu per satu. Kita kesampingkan soal Sarah dan yang lain, Aku cukup terkejut saat melihat para pelayan, terutama Helene yang tetap berada di sini.

“Mau bagaimana lagi... Aku jelas akan sa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Misteri Menara Tanpa Nama   Mencari para mahluk

    Hari – 9.Selama makan malam berlangsung tak ada hal buruk apapun yang terjadi, kecuali masalah Bagas yang merasa sangat marah pada Sarah dan yang lain, karena telah menguping pembicaraan kami berdua, padahal dia sudah menyuruh mereka untuk pergi dari kamarnya. Kemarahannya terutama tertuju pada Crona yang paling merasa tak bersalah di antara mereka semua.Untung saja tak terjadi keributan yang bergitu besar. Hanya ada adu mulut antara Bagas dan Crona yang biasa. Bagas juga dengan cepat berhenti mempermasalahkan hal tersebut saat dia ingat bahwa ada hal yang lebih penting dari pada mengurus masalah pribadinya.Meskipun tak ada yang benar-benar menyalahkan dirinya yang marah, tapi dia tetap merasa bersalah karena telah menghambat makan malam dan membuat kami kehilangan sedikit waktu kami yang berharga. Hal tersebut membuat Crona juga ikut meminta maaf, karena suasana saat itu yang memaksanya untuk melakukan hal tersebut atau dia akan dianggap sebagai orang yang tak tahu malu.Makan mal

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • Misteri Menara Tanpa Nama   Pencarian (Sarah)

    Hari – 9.Saat ini Aku sedang berada di lantai 7, hanya sendirian dengan sebuah senter. Tentu saja ada orang lain yang berada di lantai yang sama denganku, tapi mereka mungkin berada cukup jauh dariku.Aku menggenggam sebuah buku di tangan kiriku, itu adalah buku harian milik Ria. Aku tak pernah melepaskan buku itu dariku sejak hari itu, hari dimana kami kehilangan dirinya. Mungkin Aku tak pantas memiliki buku yang sangat berharga baginya ini, tapi Aku memutuskan dengan seenaknya bahwa Aku memerlukan buku ini.Aku tahu itu benar-benar egois. Aku menjadikan buku ini sebagai sandaran hidupku agar Aku bisa terus hidup, bahwa Aku perlu terus hidup. Bukan hanya untuk diriku sendiri, tapi juga untuk Ria.Aku memang tak tahu apakah dia benar-benar ingin Aku untuk terus hidup atau ikut bersama dirinya, tapi Aku tahu bahwa Aku harus terus hidup untuk mencari tahu jawaban tersebut. Apakah dia membenciku atau tidak atau mungkin dia malah tak peduli sama sekali dengan diriku? Aku ingin tahu jawa

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • Misteri Menara Tanpa Nama   Orang yang tak berguna (Andika)

    Hari – 9.Tok! Tok! Tok!“Robert, apa Aku boleh masuk?”Tanyaku sambil mengetuk pintu kamar Robert.Aku bisa mendengar suara dari dalam kamar tersebut, lalu tak berapa lama kemudian pintu kamar itu terbuka.“Ada apa?”Wajahnya terlihat cukup kusut saat dia keluar dari kamar tersebut. Dia kemudian berdiri di samping pintu, lalu menyandarkan tubuhnya pada tembok, setelah menutup pintu kamarnya. Sepertinya dia tak mengizinkanku masuk ke kamarnya.“Tidak, Aku hanya bertanya-tanya... apa kau mau ikut bersama kami berkeliling menara?”Wajah Robert nampak murung saat Aku menanyakan hal tersebut.“Bukankah Aku sudah mengatakan bahwa Aku tak ingin ikut?”Katanya dengan suara lemah.Aku menganggukkan kepalaku. Dia memang sudah mengatakannya pada kami saat dia pergi dari ruang makan, setelah dia menghabiskan makan malamnya.“Ayolah... kita hanya berkeliling dengan menggunakan senter... Ah, oh... tenang saja, Aku akan menemanimu jika kau takut!”Aku memberikan cengiran lebar saat membujuknya, tapi

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-17
  • Misteri Menara Tanpa Nama   Pertemuan sekali lagi

    Hari – 9.“Aku tak menyangka akan melihatmu lagi hari ini?”Tanya saat Aku bertemu kembali dengan Kakakku.“Aku sendiri terkejut bahwa kau akan kembali mencariku, padahal kau sebelumnya telah melarikan diri.”Sosok anak kecil itu menyeringai saat membalas ucapanku.“Aku tak punya banyak waktu! Katakan bagaimana cara Aku menemukan si pengkhianat? Tidak, Aku akan lebih langsung.... siapakah si pengkhianat!?”Mata Kakakku nampak melebar saat mendengar pertanyaanku.“Kenapa kau menanyakan hal tersebut padaku? Apa kau pikir Aku tahu jawabannya?”Aku menganggukkan kepalaku tanpa ragu sama sekali.“Eh? Kenapa kau berpikir seperti itu?”“Karena kau pasti selalu mengawasi kami semua dan mencari tahu siapa si pengkhianat itu sebenarnya!”“Hmmm... menarik... meskipun benar Aku memang mengawasi kalian, tapi apa kau yakin bahwa Aku meman

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-17
  • Misteri Menara Tanpa Nama   Tuduhan

    Hari – 9.Aku memikirkan kembali apa yang telah dikatakan oleh Kakakku. Semakin Aku memikirkannya, semakin Aku tak mengerti apa yang sebenarnya dia maksud dengan itu. Jujur saja, sarannya yang terakhir itu membuatku semakin menjadi bingung.Bahkan berkat sarannya itu, Aku menjadi ragu dengan jawaban yang kumiliki sebelumnya. Dia berkata bahwa mereka cepat bosan, apa itu artinya si pengkhianat kali ini adalah orang yang cepat bosan juga?Jujur saja Aku tak berpikir bahwa orang yang kucurigai sebagai si pengkhianat adalah orang yang mudah bosan. Setidaknya dia tak pernah terlihat bosan di depanku. Apa mungkin itu sebenarnya hanyalah akting?Atau mungkin Kakakku mengatakan hal tersebut hanya untuk membuatku kehilangan fokusku? Tapi untuk apa dia melakukan itu? Apa dia berpikir bahwa hal tersebut akan membuat semua ini menjadi lebih menarik?Saat Aku berjalan tanpa arah tujuan, tiba-tiba Aku melihat Rock yang berdiri di depanku. Dia sepertinya baru saja naik ke lantai ini dari tangga yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-18
  • Misteri Menara Tanpa Nama   Perangkap

    Hari – 9.Dengan bantuan Anna dan yang lain, Aku berhasil mengumpulkan semua orang ke ruang makan dengan menggunakan pengeras suara.“Asraf, kenapa kau mengumpulkan kami semua di sini?”Tanya Sarah sambil melihat semua orang yang berkumpul di sini satu per satu.Aku kemudian mengambil selembar kertas dari tumpukan kertas kosong yang sudah kusediakan sebelum ini.“Aku ingin kalian menuliskan tanggapan kalian mengenai mahluk bayangan yang kalian temui dan tolong juga tuliskan nama kalian hingga Aku mengetahui siapa yang menulis kesan tersebut!”Andika kemudian terlihat mengangkat tangannya.“Anu... untuk apa kami melakukan hal tersebut?”“Aku hanya ingin mengetahui kesan kalian saat bertemu dengan mereka... sepertinya setiap orang yang bertemu dengan mahluk itu memiliki kesan yang berbeda-beda... Aku ingin tahu apa yang menyebabkan perbedaan itu... siapa tahu ada celah yang bisa kita manfaatkan untuk melawan mahluk itu, jika kita mengetahui perilakunya.”“Jadi begitu, Aku mengerti.”Set

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19
  • Misteri Menara Tanpa Nama   Memilih

    Hari – 9.Setelah semua orang mengumpulkan kertas mereka, Aku segera menyuruh mereka untuk kembali mencari informasi mengenai mahluk bayangan itu. Meskipun sebenarnya kami tak perlu lagi melakukan hal tersebut, sedangkan diriku menggunakan alasan ingin membaca kertas-kertas yang ada di tanganku dengan teliti hingga Aku bisa menetap di tempat ini tanpa dicurigai.Aku tak akan melakukan hal yang berbahaya bagi orang lain, selain si pengkhianat. Jadi tak ada alasan bagi mereka untuk menaruh curiga ataupun waspada pada diriku. Meskipun sepertinya tetap ada orang yang menaruh curiga pada diriku.“Sebetulnya apa yang kau rencanakan?”Tanya Helene yang nampak tak senang saat Aku tengah membaca kertas-kertas yang sekarang berserakan di meja yang ada di hadapanku.“Tidak ada hal yang khusus, Aku hanya mencoba memilih siapa si pengkhianat dengan cara membaca isi pendapat mereka mengenai mahluk itu.”“Apa kau sungguh bisa melakukannya dengan hanya membaca?”Aku menganggukkan kepalaku. Mungkin in

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19
  • Misteri Menara Tanpa Nama   Akhir dari pengamatan (Michael)

    Hari – 9.Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam dan kami masih bisa bebas berkeliaran sesuka kami. Ini adalah sesuatu yang sulit dipercaya untuk kami lakukan saat kami pertama kali masuk ke menara ini. Meskipun mungkin akan lebih menyenangkan jika kami tak perlu mencari mahluk itu.Jujur saja, berjalan di kegelapan yang hanya diterangi oleh senter bukanlah sesuatu yang begitu menyenangkan untuk dilakukan. Meskipun Aku harus mengakui bahwa Aku memang merasa penasaran dengan mahluk-mahluk misterius itu dan ingin lebih mengenal mereka, tapi sayangnya sepertinya mereka sangat pemalu dan hanya sesekali muncul di hadapan kami dan mungkin kami tak akan pernah bertemu dengan orang yang sama dua kali.Meski begitu, Aku tetap merasa senang saat bertemu dengan mereka. Contohnya adalah saat ini. Aku tak bisa menahan senyumku saat Aku melihat sebuah bayangan hitam yang ada di depanku.Meskipun dengan tangan dan kaki yang gementaran, Aku tetap melangkah mendekatin

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-20

Bab terbaru

  • Misteri Menara Tanpa Nama   Kata Penutup

    pertama Author di GoodNovel. Butuh banyak petuangan untuk menyelesaikan Novel yang satu ini, terutama melawan rasa malas. Meskipun cerita utama dari Novel ini sudah berakhir, tapi Author berencana untuk menuliskan cerita pendek yang menceritakan masa lalu dari setiap karakter yang hanya diceritakan sekilas, keseharian Asraf dan yang lainnya di dalam menara yang tak bisa dimasukkan ke dalam cerita utama, lalu kehidupan sehari-hari mereka setelah tinggal di Desa Tanpa Nama. Kemungkinan besar ceritanya akan di Post di Blog pribadi Author dan bukan di platform ini. Jadi silahkan tunggu cerita Author yang selanjutnya. Author juga mau mengucapkan terima kasih kepada Editor yang telah membantu saya, juga pada GoodNovel yang sudah mau menayangkan Novel ini dan terutama pada para pembaca setia yang mau membaca cerita ini sampai habis. Sampai jumpa lagi di karya Saya yang selanjutnya. TTD Author, Ismail Fadillah.

  • Misteri Menara Tanpa Nama   Epilog : Desa Tanpa Nama

    Sebulan kemudian.Tak terasa waktu berjalan begitu saja, bahkan pengalaman kami di Menara Tanpa Nama itu mulai terasa seperti mimpi.Menara itu sekarang sudah terbakar dengan hanya menyisakan puing-puing bangunan. Sejujurnya Aku merasa seperti mengalami keajaiban, karena bisa selamat dari api yang dapat membakar semua bagian dari Menara besar itu.Keberuntungan mungkin sedang terjadi pada kami, karena dampak dari terbakarnya menara itu tak meluas sama sekali. Yah, sebetulnya Aku tak tahu itu hanya sekedar keberuntungan semata atau ada semacam kekuatan aneh yang melindungi Desa dari api tersebut.Aku akan berbohong jika mengatakan bahwa Aku tak merasakan apapun saat melihat puing-puing dari Menara itu. Karena meski sebentar, kami telah menghabiskan 10 hari di dalam sana. Dan tempat itu juga menyimpan tubuh teman-teman kami yang telah meninggal. Pada akhirnya sampai akhir kami tak pernah lagi melihat tubuh mereka. Bahkan saat api yang membakar Menara itu te

  • Misteri Menara Tanpa Nama   Akhir Menara Tanpa Nama (Bagas)

    Hari – 10.Setelah berpisah dengan Asraf, kami semua berjalan menuju pintu keluar dari Menara ini. Kami semua berhenti tepat di depan pintu tersebut, lalu saling melihat ekspresi wajah satu sama lain.“Sebelumnya pintu itu tak bisa terbuka sama sekali, kan?”Tanya Cinta sambil melihat pintu yang ada di hadapannya.“Ya, itu benar... Aku dan Asraf sudah mencoba membukanya.”Jawabku sambil berjalan menuju pintu tersebut, Rock dan Michael juga segera mengikutiku. Kami bertiga kemudian mendorong pintu tersebut. Meskipun berat, tapi kami bisa membuka pintu tersebut, berbeda sekali dengan apa yang terjadi di hari pertama kami datang ke tempat ini.“Pintunya benar-benar terbuka...”Gumam Cinta tak percaya.Aku menutupi wajahku dari sinar matahari yang masuk melalui pintu tersebut. Setelah seminggu lebih tak melihat cahaya matahari, Aku jadi merasa silau dengan cahayanya.“Kita benar-benar sudah bebas.”Aku bisa mendengar gumaman Lisa saat gadis itu berjalan keluar dari Menara ini.“Horeee! Ki

  • Misteri Menara Tanpa Nama   Percakapan terakhir

    Hari – 10.“Aku benar-benar tak menyangka bahwa Christ akan mengkhianatiku.”Kata Kepala desa sambil melihat kedua orang yang berbadan besar di lantai. Aku bisa melihat ada minuman yang tumpah di lantai, kemungkinan besar mereka diracuni olehnya.“Aku sendiri juga tak menyangka akan hal tersebut.”Balasku dengan jujur. Aku memang tak pernah berencana untuk melibatkannya.“Apakah dia memang menyimpan dendam padaku? Aku tak menyangka bahwa lelaki sepertinya akan menyimpan dendam.”“Itu mungkin salahmu sendiri bahwa kau membunuh salah satu anggota keluarganya.”“Hmm... kurasa kau memang benar.”“Tentu saja Aku benar.”Meskipun dia seharusnya tahu apa yang saat ini sedang kurencanakan, tapi dia tak terlihat panik sama sekali.“Nah, apa sudah kau mengetahui apa yang sedang kurencanakan saat ini?”“Ya, tentu saja.”“Lalu kenapa kau tak melarikan diri?”“Untuk apa? Aku ini sudah tua, bahkan jika kau tak melakukan ini, Aku pada akhirnya akan mati juga.”Kepala desa itu memberikan senyuman ten

  • Misteri Menara Tanpa Nama   Rencana terakhir

    Hari – 10.“Asraf, apa kau akan melakukan sesuatu yang berbahaya sendirian lagi?”Tanya Sarah yang nampak tak senang dengan apa yang ingin kulakukan.“Ya, kurasa begitu.”Jawabku dengan santai.“Apa kau tak berpikir untuk merubah sifatmu yang satu itu?”Sarah kembali bertanya, tapi dengan nada yang lebih kesal dari sebelumnya.“Untuk saat ini... tidak!”Jawabku tanpa ragu.“Kenapa?”Sarah menghilangkan nada kesalnya dan menggatinya dengan nada sedih.“Tidak ada alasan yang begitu spesial, kurasa Aku hanya bertindak egois.”Aku memberikan senyum lemah saat mengatakan itu.“Apa kau ingat saat Aku berkata ingin merubah tempat ini?”Tanyaku dengan suara lemah, tapi masih dapat terdengar oleh Sarah dan yang lain.“Ya, kau pernah mengatakan itu... kau serius tentang itu, kan?”“Ya, tentu saja... Aku benar-benar berniat untuk melakukannya, tapi untuk melakukan hal tersebut.”“Kau perlu menjadi Kepala desa... betul, kan?”Crona melanjutkan ucapanku dengan nada percaya diri. Aku mengangguk ke

  • Misteri Menara Tanpa Nama   Berbicara tentang masa depan bagian 3

    Hari – 10.“Tidak ada yang benar-benar kusembunyikan dari kalian tentang sifatku yang asli... Aku memang selalu seperti ini.”Jawabku sambil tersenyum santai.“Apa itu memang benar?”Tapi nampaknya Maria tak percaya dengan perkataanku sedikitpun.“Itu memang yang sebenarnya, kau bisa tanyakan saja pada Bagas... dia sudah mengenalku luar dan dalam, jadi dia seharusnya tahu jika Aku sedang menyembunyikan sifat asliku atau tidak.”Aku melihat ke arah Bagas untuk meminta pendapatnya.“Ya, Aku sudah lama mengenalnya... jadi Aku tahu bahwa dia tidaklah banyak berubah dari sebelum dan sesudah dia datang ke tempat ini.”Jawab Bagas tanpa ragu sama sekali.“Benarkah itu?”Tapi sepertinya Maria meragukan hal tersebut.“Apa yang ingin kau katakan?”Bagas menajamkan pandangannya pada Maria.“Tidakkah kau berpikir bahwa dia sebelum dan sesudah Kakaknya meninggal adalah dua orang yang berbeda?”“Maksudmu?”“Oh, ayolah... Aku tahu bahwa kau sudah menyadarinya... bahwa Asraf yang sebelum dia menjadi

  • Misteri Menara Tanpa Nama   Berbicara tentang masa depan bagian 2

    Hari – 10.“Jadi apa yang ingin kau lakukan setelah ini, Rock?”Tanya Michael yang sudah mengerti apa yang kami bicarakan, sebelum dia dan Rock bergabung dengan kami.“Kau tahu sudah mengerti bahwa kau tak mungkin terus seperti ini, kan?”Lanjut Michael yang mendesak Rock untuk menjawab pertanyaannya.Rock nampak menggaruk lengan kirinya dengan cangung. Dia sepertinya memang sudah menyadari hal tersebut, tapi sayangnya dia belum bisa menentukan hal yang bisa dia lakukan di luar sana.“Aku selalu berkelahi.”Katanya dengan tiba-tiba.“Hal tersebut membuatku ditakuti oleh banyak orang dan tentu saja mendapat banyak musuh... Aku sendiri tak begitu mengerti kenapa Aku tak bisa menahan diriku, tidak kurasa itu hanya alasanku... Aku hanya bersikap terlalu egois dan tak mau mengerti perasaan orang lain... Aku selalu saja membuat orang-orang di sekitarku kerepotan karena tingkahku yang eg

  • Misteri Menara Tanpa Nama   Berbicara tentang masa depan

    Hari – 10.“Pertama-tama, mari kita hilangkan suasana kaku di sini dan membicarakan sesuatu dengan lebih santai!”Kataku sambil meregangkan tubuhku agar tubuhku merasa lebih santai.“Kau benar... kita sudah terbebas dari permainan itu, jadi kita lebih baik bersikap lebih santai.”Kata Sarah yang setuju dengan ideku.“Justru itu adalah hal yang kulakukan saat ini... kenapa kalian seperti tidak menyadarinya!”Kata Cinta yang telihat kesal. Tentu saja Aku menyadarinya, jadi seharusnya dia tak perlu marah begitu.“Tenang saja, Cinta... Aku mengerti usaha yang ingin kau lakukan.”Kataku yang membuatnya menoleh ke arahku dengan ekspresi sedikit terkejut.“Eh! Benarkah itu?”Aku menganggukkan kepalaku.“Tentu saja... kau ingin kami melupakan peristiwa buruk yang terjadi di sini, kan? Meski hanya untuk sementara waktu.”Cinta terse

  • Misteri Menara Tanpa Nama   Pagi yang baru

    Hari – 10.Setelah merapikan tempat tidurku, Aku langsung bergagas mandi dan mengganti pakaianku. Aku sebetulnya cukup menyukai baju baru yang kudapatkan di tempat ini, tapi sepertinya Aku harus meninggalkan baju tersebut di sini, karena setelah diperhatikan ternyata baju itu memiliki noda darah yang sulit dihilangkan. Kemungkinan besar itu adalah bekas pertarungan antara Aku dan Sebastian kemarin. Saat itu dia memiliki banyak noda darah di dirinya, belum lagi dia menggunakan pisau yang basah oleh darah segar.Setelah itu, Aku mengemas kembali barang-barang bawaanku. Aku jadi teringat, Aku membeli obat sebelum ke tempat ini, tapi sepertinya Aku hanya menggunakannya sedikit. Meski begitu Aku memutuskan untuk tetap menyimpannya, karena siapa tahu Aku membutuhkannya.Setelah beres, Aku membawa barang bawaanku keluar kamar. Di saat yang hampir bersamaan, Bagas juga nampak keluar dari kamarnya.“Ah, Asraf... apa kau...”Bagas berhenti bertanya di tengah-tengah, dia kemudian menggelengkan k

DMCA.com Protection Status