Home / Thriller / Misteri Masalembo : Crash Landing / Part-34: Jasad Yang Lenyap

Share

Part-34: Jasad Yang Lenyap

Author: MORA
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Partikel-partikel hitam yang mengepul di angkasa yang membentuk badai misterius hingga menyebabkan lenyapnya pesawat Aibus A320 dengan nomor penerbangan XZ 1949 itu sebenarnya terbentuk sejak enam bulan yang lalu. Partikel-partikel hitam itu muncrat dari moncong gunung vulkanik yang meletus di tengah-tengah lautan. Namun..., tak diduga, ternyata ada setumpuk dendam dibalik itu semua. Debu-debu vulkanik itu telah disusupi oleh jelmaan arwah-arwah manusia penuh gelimpangan dosa semasa hidup mereka. Dan..., itulah sebenarnya pangkal bencana dari semuanya. Mereka menjadikan lautan begitu buas, hingga mampu memorak-porandakan segala yang ada.

Alam mengganas, angkasa menggila, lautan bergejolak, itulah yang terjadi kemudian. Pemampatan gas, debu dan asap hitam bergumpal-gumpal menjadi satu, membentuk badai ganas menghasilkan energi raksasa hingga menimbulkan anti materi dan medan listrik yang sangat kuat. Energi raksasa itu menghasilkan suatu terowongan yang mampu mendistorsi ruan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Misteri Masalembo : Crash Landing    Part-35: Wajah Kusam Seorang Pramugari

    Mendadak Siska terperangah, matanya membulat besar, menegangkan apa yang dia lihat. Seorang perempuan dilihatnya tumbang tak sadarkan diri setelah dia meraba-raba pakaian pilot yang tertinggal di kursi. “Ris.., Risa lihat itu, ada penumpang yang pingsan...!” Siska memelankan suaranya menepuk-nepuk pundak Rissa. Rissa kaget mendengar. Dia langsung berdiri. Rissa ikut-ikutan terperangah. “Bah..! ngeri kali...!” Celoteh Rissa. Dilihatnya seorang perempuan digotong empat orang penumpang laki-laki kembali menuju ke kursinya. Siska dan Rissa mendadak geger. Mereka berdua melihat tubuh perempuan yang sedang digotong itu tiba-tiba saja menghilang sebelum sampai di kursinya. Yang tertinggal hanyalah pakaian perempuan itu saja. Empat orang lelaki yang menggotong perempuan itu sontak terperanjat. “Astaga, tubuhnya hilang...! ada apa ini...?” Teriak salah seorang dari mereka menggenggam pakaian perempuan itu. Mulut Rissa ternganga melihatnya. “Haaaaaaaaah... !” Dengus

  • Misteri Masalembo : Crash Landing    Part-36: Lelaki Yang Tak Bernyawa

    Mona ditinggal pramugari, dia hanya bengong berdiri. Sesuatu kini mengusik pandangan Mona. Langkah kaki pramugari itu mendadak terhenti tak jauh darinya. Seorang penumpang berwajah pucat tiba-tiba menyambar tangan pramugari yang mulus itu. Pramugari itu terlihat kaget, Mona yang melihat juga kaget. “Wah... ada kejadian apa lagi nih..? mengapa pramugari itu dia paksa berhenti...!” Mona memelototkan mata. “Jangan-jangan..... masih ada lagi jasad penumpang yang lenyap.” Dugaan Mona mengarah ke sana. Tangan pramugari dia lepas, penumpang itu kemudian berdiri dan menunjuk-nunjuk kursi kosong yang ada di sebelahnya. Pramugari ikut menunjuk ke arah kursi, penumpang itu kemudian menganggukkan kepala, lalu dia menengadahkan kedua telapak tangannya ke atas. Dari mimik wajahnya, Mona bisa menebak penumpang itu berkata. “...orang yang duduk di sini juga hilang mbak....!” Untuk beberapa saat keduanya diam melihat ke arah kursi mengamati sesuatu. Mona penasaran, dia berjinj

  • Misteri Masalembo : Crash Landing    Part-37: And.... That Storm, Where Are They Now..?

    “Misteri dibalik misteri.” Begitulah diibaratkan misteri yang menimpa pesawat Airbus A320 dengan nomor penerbangan XZ-1949 itu. Lepas dari badai misterius, mereka tidaklah terbebas, maut bahkan semakin mengintai. Sederetan kejadian aneh tak masuk akal masih terus menerus menggerogoti seisi ruangan pesawat. Badai misterius yang baru saja terjadi di luar pesawat seakan-akan menimbulkan misteri baru yang kini bersemayam dalam ruang pesawat. Waktu seolah-olah jatuh terpeleset, lalu terjerembab jauh ke suatu masa di masa lalu, entah di mana kini mereka berada. Seluruh penumpang merasakan adanya suatu keganjilan dalam pesawat. Ingin bertanya, tetapi tak tahu pada siapa. Seakan-akan semuanya tersimpan dalam sebuah kotak besi yang terkunci rapat. Yang tak kalah menyeramkan, setelah roh beberapa orang penumpang terlepas dari raganya, raga-raga mereka juga ikut terlepas digerogoti makhluk makhluk kasat mata yang buas. Tubuh-tubuh itu remuk menjadi santapan makhluk makhlu

  • Misteri Masalembo : Crash Landing    Part-38: Bom Udara - Killer-Cloud

    Sejenak Devi mencoba mengendurkan kegundahan di hatinya. Tatapan pramugari cerdas itu kemudian menembus ke luar melalui kaca jendela kokpit pesawat. Pandangannya menyapu hamparan langit biru yang membentang luas. Namun..., kegelisahan sepertinya enggan hengkang dari benak Devi. Tatapannya kosong, sepertinya tak bisa menikmati keindahan itu. Hanya beberapa saat pramugari itu bisa memandang ke luar sana, kemudian dia mengakhiri pandangannya. Devi lalu melihat ke arah Adam, ada sesuatu yang ingin dia bicarakan tentang apa sebenarnya yang terjadi pada seluruh penumpang. “Mas Adam, sebenarnya ada kejadian aneh yang menimpa...” Suara Devi sejenak tertahan di kerongkongan. Adam menangkap dengan jelas ada ketakutan lain yang bersemayam dalam benak pramugari itu. Devi menundukkan wajahnya sesaat, kemudian dia kembali menatap wajah Adam. Bibirnya bergetar, seakan-akan berat baginya untuk menyampaikannya. Namun..., akhirnya dia sampaikan juga. “Begini mas Adam.... selur

  • Misteri Masalembo : Crash Landing    Part-39: Bagai Tujuh Warna Pelangi

    “Posisi pesawat telah melenceng.....?” Devi getar getir memikirkannya. Berat memang rasanya bagi Devi menerima kenyataan jika hal yang demikian benar-benar terjadi pada pesawat Airbus A320 itu. Walaupun dia tak bisa mengelak dari kenyataan yang ada bahwa itulah kini yang tengah terjadi. “Apakah badai yang kita lewati tadi itu penyebab dari semuanya ini mas Adam...?” Devi kembali bertanya walaupun sebenarnya dia sudah tahu apa jawabannya. “Semuanya memang berawal dari sana.” Adam tak menepisnya. “Saya sempat memperhatikan bentuk badai itu, jelas sekali terlihat dari dalam ruang kokpit, bukan seperti badai cumulonimbus yang hanya dengan satu sambaran tunggal seperti yang biasa kita lihat, namun lebih menyerupai pusaran kabut hitam yang aktif dengan puluhan cahaya kilat.” Adam mencoba menggambarkan bagaimana sebenarnya bentuk badai yang tadi dia lihat. Kulit wajah Devi yang mulus berkeriput membayangkannya. “Benar mas..., siapa saja penumpang yang melihatn

  • Misteri Masalembo : Crash Landing    Part-40: Radar Screen

    Hanya sesaat Ingrid sempat merenungkan pemuda itu. Benar-benar hanya sesaat. Kemudian dia terusik oleh sesuatu. Matanya tersendat pada sebuah layar monitor. Lalu tertahan cukup lama pada sederetan angka-angka yang tiba-tiba muncul pada layar monitor itu. Seingat dia, beberapa detik yang lalu angka-angka itu tak terlihat. Layar monitor itu dicoba dia telaah. Angka-angka apakah yang muncul itu...? Layar apakah itu sebenarnya...? Dan apa juga fungsinya...? “A feature cruise...? it’s something like that.” .......terlihat seperti sebuah fitur...... Ingrid bertanya-tanya. Sepertinya..., layar itu memang ada kemiripan dengan sebuah ‘...feature cruise...’ Sebuah kontrol mobil mewah masa kini. Besarnya layar monitor itu tak lebih dari seukuran layar laptop. Angka-angka yang muncul pada layar itu kemudian terlihat bergerak-gerak. Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya mencoba menerka-nerka. Matanya ikut juga bergerak-gerak mengamati. Namun sama sekali dia tak paham an

  • Misteri Masalembo : Crash Landing    Part-41: Ditabok Bini Muda

    Ruangan kabin penumpang tampak berantakan, mirip kapal pecah. Suara hingar-bingar penumpang ketakutan membahana dalam ruang pesawat. Terdengar mulai dari bahagian depan hingga sampai ke ujung belakang pesawat. Niat Ingrid untuk memanggil Adam terlupakan sesaat. Terhimpit oleh situasi yang begitu menyeramkan. Di sela-sela suara penumpang yang ketakutan, Ingrid mendengar suara rintihan seorang ibu terhadap anaknya yang sekarat. Suara itu dia dengar dengan jelas. Namun Ingrid hanya bisa mendengar, tak mengerti dia apa arti keluhan itu. Yang jelas, dia bisa merasakan betapa paniknya penumpang itu. Untuk sesaat Ingrid hanya diam menatap di depan pintu kokpit pesawat. Penglihatannya tegang menyaksikan keadaan dalam ruang kabin penumpang kelas bisnis di barisan kursi paling depan tepat di hadapannya. Sepasang mata penumpang yang duduk di kursi barisan pertama pojok sebelah kiri dilihatnya masih terbelalak. Wajah penumpang itu menengadah ke atas. Bulatan hitam di bol

  • Misteri Masalembo : Crash Landing    Part-42: A Sweet Touch

    Mengetahui ada sesuatu, Adam buru-buru kembali melangkah menuju ke ruang kokpit pesawat. Devi mengikutinya dari belakang. “Pasti ada sesuatu yang serius terjadi dalam ruang kokpit.” Pikir Adam. Kalau tidak kenapa pula Ingrid harus keluar dari sana. Ingrid masih tersandar di dinding penyekat antara ruang penumpang kelas ekonomi dan kelas bisnis. Dilihatnya Adam dan Devi datang menghampirinya. “Adam, I saw something in the radar, I think it may be an airplane.” .......Adam, aku melihat sesuatu di layar radar..., saya rasa mungkin ada pesawat lain yang terpantau...... Ingrid langsung memberi tahu. “Did the radar activate...?” .......apakah layar radar aktif...... Adam penasaran. “Yes...” Angguk Ingrid. “I also wondered, but you better see what actually is that.” Jelas Ingrid. Dia juga heran mengapa radar itu tiba-tiba saja aktif. “Okay..., let me check.” ......baik..., biar saya periksa....... Adam langsung berjalan menuju ruang kokpit pe

Latest chapter

  • Misteri Masalembo : Crash Landing    Part-68: I Wanna Spend My Live Time Loving You

    Mendung kesedihan begitu gelapnya menimpa Ingrid, hingga meluluh lantahkan semua impian yang cukup lama terpendam. Dengan kedua bola matanya yang berkaca-kaca, gadis itu hanya mampu menatap pilu dinding kaca yang membatasi ruangan perawatan, begitu berharapnya dia sesosok pemuda menyerupai Adam itu muncul di sana kembali menampakkan senyumannya. Namun sayang...., sebegitu lamanya dia menatap ke sana tapi pemuda yang dia impi-impikan itu tak kunjung terlihat jua dalam pandangannya. Pupuslah sudah kini setetes harapan yang masih tersisa, hingga membuat dirinya tak mampu lagi menahan tetesan air mata. Mata yang memerah kini tak bisa lagi dia pejamkan, penglihatan gadis itu kemudian berserakan tak menentu mencoba mengurai kegelisahan yang melanda perasaan. Kedua bola matanya kemudian berputar ke sudut-sudut ruangan perawatan. Dipandanginya dinding-dinding kaca yang membentang yang membatasi ruangan, juga ditatapinya langit-langit kamar dengan sederetan lampu yang bercahaya tera

  • Misteri Masalembo : Crash Landing    Part-67: Dinding Kaca Pembatas Ruangan

    Lima hari setelah kecelakaan penerbangan XZ-1949 Lima hari sudah Ingrid terbaring lemah di salah satu ruang isolasi perawatan khusus sebuah rumah sakit ternama. Cidera yang dialami oleh gadis itu dalam musibah kecelakaan pesawat Airbus A320 lima hari yang lalu ternyata cukup parah. Dari hasil analisa tim dokter yang menangani kesehatannya, Ingrid baru akan bisa pulang ke negara asalnya paling cepat dalam waktu tiga minggu lagi. Setelah selamat dari musibah kecelakaan pesawat Airbus A320, gadis cantik bermata biru yang berkecimpung dalam dunia astrofisika itu tak lagi seceria seperti dulu. Mendung kedukaan begitu membelenggu perasaannya mengetahui Adam belum juga ditemukan hingga di hari ke lima itu. Hari-hari dirawat di rumah sakit, Ingrid hanya bisa menunggu perkembangan berita melalui media masa dan televisi. Di manakah sebenarnya keberadaan Adam kini...? apakah pemuda yang telah menyelamatkan hidupnya itu berhasil ditemukan...? Namun sayang..., apa yang ditunggu-tung

  • Misteri Masalembo : Crash Landing    Part-66: Adam....! Where Are You Now

    Waktu terus berjalan. Jarum jam berputar hingga dua kali keliling lingkaran. Malam pun sudah lama terlewatkan. Siang kini kembali datang. Langit biru terbentang luas tanpa awan. Matahari kembali bersinar terang. Panas yang terasa begitu garang. Ingrid setelah sehari semalam terkatung-katung di tengah-tengah lautan kini kembali siuman. Hawa panas dia rasakan menimpa seluruh anggota badannya. Mata terasa perih bagai terkena noda. Ingrid perlahan terjaga. Cahaya kuning kemerah-merahan dia rasakan menempel di balik kedua kelopak mata. Gadis itu kemudian mencoba membuka kedua matanya, namun apa daya dia tak bisa. Untuk sejenak, gadis itu berusaha mengumpulkan sisa-sisa tenaga yang ada. Beberapa saat kemudian, dia coba menggerakkan kedua tangannya, namun juga masih tak bisa. Seluruh tubuh terasa kaku bagai mati rasa. Jangankan mengangkat tangan, untuk menggerakkan kelopak matanya saja dia masih tak berdaya. Ingrid akhirnya menyerah kalah kembali tak ingat apa-apa. Ada ses

  • Misteri Masalembo : Crash Landing    Part-65: Terjangan Gelombang

    Segelintir manusia memakai baju pelampung terlihat terapung-apung di atas lautan buas. Pelampung itu menyebar tercerai berai terpisah satu sama lain menuju ke sebuah pulau hantu tak berpenghuni. Merekalah itulah para penumpang pesawat Airbus A320 dengan nomor penerbangan XZ 1949 yang berhasil selamat dari maut. Segelintir memang...., tapi itulah yang terjadi. Sebagian besar penumpang tenggelam sudah ke dasar lautan. Mereka kini hidup terkatung-katung di antara alam nyata dan alam gaib, puluhan orang jumlahnya. Mereka berada di alam lain dan kini hidup dalam kutukan. Merekalah....., para manusia yang selama hidup di dunia bergelimpangan dosa dan pesta-pora. Mereka para pembuat maksiat dan perusak yang tak pernah tobat. Penipu-penipu elit terselubung yang hidup mewah namun merajalela dalam kemunafikan. Semuanya itu kini tak ada lagi guna. Arwah-arwah mereka kini bergentayangan di dunia, disiksa oleh dosa-dosa yang tak berhingga. Mereka kini menjadi penghuni sebuah pulau

  • Misteri Masalembo : Crash Landing    Part-64: Ketika Bibir Itu Bergetar

    Terik matahari pagi di tengah-tengah lautan semakin ganas membakar. Namun sayang, Ingrid yang berada dalam keadaan cidera masih belum juga sepenuhnya sadar. Baju pelampung yang sedari tadi dikejar juga hanyut semakin menjauh. Keletihan yang luar biasa tak membuat Adam menyerah dengan begitu saja. Pemuda itu kembali berenang dan mengejar pelampung yang semakin hanyut. Tubuh Ingrid kembali dia seret dengan paksa. Gadis cantik itu merasakan tubuhnya menghempas di atas air ketika diseret Adam. Sakit dia rasakan di sekujur tubuhnya, hal itu merangsang sistem syarafnya untuk kembali terjaga. Kelopak matanya kemudian kembali terbuka, mulut bergerak komat-kamit seakan ingin berkata. Nyaris saja baju pelampung berhasil dicapai, namun Adam mendadak menghenti ayunan kakinya mendengar Ingrid mengerang kesakitan. Dilihatnya kelopak mata gadis itu kembali terbuka. “Ingrid, it is me Adam..., can you hear me...?” .......Ingrid, ini aku Adam, apakah kamu bisa mendengarkan aku......

  • Misteri Masalembo : Crash Landing    Part-63: Maut 22 Kaki di Bawah Permukaan Laut

    Tenaga Adam terkuras habis, oksigen yang tersisa dalam dada juga semakin menipis, napas yang tersisa kini semakin kritis. Udara yang tadi terperangkap dalam ruang kokpit kini tak terlihat lagi, semuanya telah habis. Ada satu hal yang membuat Adam bertekad untuk tetap bertahan hidup, janji yang telah terlanjur dia ucapkan pada gadis itu untuk menyelamatkan nyawanya. Tak ingin Adam mati sebelum janji itu dia penuhi. Begitulah ikrar seorang tentara, pantang menyerah, pantang kalah. Nyawa Ingrid yang sekarat berada dalam dalam pelukannya harus dia selamatkan terlebih dahulu. Baju pelampung yang telah terpasang di badan Adam yang menghalangi pergerakannya dengan rela dia lepas agar bisa bergerak lebih bebas. Darah pemuda itu menggelegar di ujung napasnya yang terakhir, Adam bertahan di pintu kokpit beberapa detik. Tubuh Ingrid yang berada dalam pelukannya dia lepas sesaat. Dengan sisa-sisa tenaga yang ada, tubuh gadis itu dia dorong ke bawah keluar melalui pint

  • Misteri Masalembo : Crash Landing    Part-62: Kokpit Yang Tenggelam

    Tiga puluh orang lebih penumpang berhasil ke keluar dari jendela darurat setelah berjibaku adu otot. Beberapa orang lainnya tersangkut sebelum mencapai jendela darurat. Puluhan penumpang sudah terlebih dahulu tewas. Sebahagian lagi masih meregang nyawa tersangkut di antara kursi penumpang. Perjuangan curang berjibaku adu jotos mereka sia-sia belaka. Sebahagian besar dari mereka itu mengapung tanpa baju pelampung. Dengan susah payah mereka berenang menantang ombak. Napas sesak, mata perih, hidung pedih, badan letih dan perut kembung terminum air. Apa yang terjadi kemudian, belasan orang yang mengapung tanpa baju pelampung akhirnya menyerah kalah tak sanggup berjuang. Gelombang air laut menghadang. Tubuh-tubuh mereka kembali tenggelam dan menghilang. Tak jauh kalah. Potongan bahagian belakang dan ekor pesawat yang terpisah kondisinya jauh lebih parah. Tiga perempat bagiannya tenggelam sudah. Sisanya han

  • Misteri Masalembo : Crash Landing    Part-61: Jeritan Hiateris

    Sesuatu hal yang tak berguna dan sangat fatal kini terjadi di antara penumpang. Masing-masing orang berlomba-lomba ingin secepatnya mengembangkan baju pelampung dalam ruangan pesawat. Tanpa pikir panjang tali warna merah disentak ke bawah. Baju pelampung pun mengembang. Dan kini.., apa yang terjadi.....? Semuanya berebutan, satu sama lain saling dorong ingin secepatnya menuju jendela darurat dengan kondisi baju pelampung yang sudah terkembang. Hal itu tentu saja memperburuk keadaan, gang pesawat di antara kursi-kursi penumpang yang sempit kini semakin berdesakan tak bisa dilewati. Padahal...., prosedur penggunaan baju pelampung selalu diperagakan oleh pramugari-pramugari cantik dalam setiap kali keberangkatan pesawat. Bahkan..., ada juga yang mendengarnya belasan kali dalam sebulan. Namun dalam situasi panik membuat pikiran jadi beku tak bisa berpikir. Semuanya kehilangan akal sehat tak peduli apa itu maksudnya dengan mengembangkan baju pelampung setelah berada di

  • Misteri Masalembo : Crash Landing    Part-60: Crash Landing (Pesawat Yang Terbelah)

    ........Bahagian ini menceritakan kejadian yang mengerikan. Kebijaksanaan pembaca diperlukan (kalau takut jangan dibaca ya)......... ***** Penglihatan Adam tiba-tiba saja dikagetkan oleh kemunculan sebuah pulau misterius yang terlihat di tengah-tengah lautan. Pulau yang muncul itu menyeramkan, terlihat tandus dipenuhi gunung-gunung batu tanpa pepohonan. Banyak terlihat bangunan-bangunan aneh mirip tembok besar di cina, piramida atau candi yang menghiasi sebahagian besar permukaan pulau itu. “Pulau itu lagi...? mustahil.!” Mata Adam terbelalak tak percaya. Adam masih ingat, pulau itulah yang pernah dia saksikan enam bulan yang lalu. Begitu angker terlihat, pulau itulah yang membawa bencana bagi Adam enam bulan yang lalu. Hanya beberapa detik setelah Adam menyaksikan kemunculan pulau itu, pesawat Hercules Lockheed C-130 yang dia piloti meledak di angkasa dan hancur berkeping-keping sebelum tercebur ke dalam lautan. Tak ada firasat apa-apa yang dirasakan ol

DMCA.com Protection Status