Share

Chapter 12

Penulis: keearfi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Yuhuu here we go!!!" seru Arga bersemangat.

Keenan, Arga, dan Finn baru saja berada di dalam pesawat. Keenan dan Finn masih sibuk mengurusi kabin. Lain halnya dengan Arga, ia sudah duduk tenang di dekat jendela. Ralat. Bukan duduk dengan tenang, tetapi ia duduk dengan sangat bersemangat. Wajahnya terlihat berseri seperti orang yang sudah lama tidak liburan. Tangannya juga meraba-raba jendela seolah ingin membuka jendela pesawat, tetapi itu mustahil.

Pramugari membantu Keenan dan Finn memasukkan barang-barang mereka ke kabin. Setelah beres, terdengar instruksi yang menyuruh semua penumpang duduk. Beberapa pramugari kemudian mempraktikkan panduan-panduan keselamatan perjalanan.

Pesawat lepas landas beberapa menit kemudian. Gedung-gedung pencakar langit kian lama kian mengecil seiring meningginya pesawat. Awan-awan juga mulai terlihat dari jendela.

“Aku kembali, Hawai,” batin Keenan.

   

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mission of Coordinate   Chapter 13

    Keindahan langit malam memang tiada habisnya. Bintang-bintang bertaburan di gelapnya langit. Cahaya bulan purnama dibiasakan oleh lautan. Suara desiran ombak di bawah sana menambah tenang suasana. Tak hanya itu, suara burung hantu juga terdengar samar-samar dari balik pepohonan.Keenan menatap lautan dari atas. Ciptaan Tuhan memang tidak diragukan lagi, bahkan hal-hal yang dirasa tidak mungkin terjadi, ternyata sangat mungkin terjadi. Pandangannya terus fokus pada lautan di bawahnya. Namun, tidak dengan pikirannya yang bercabang.“Hawaii. Tempat masa kecil gue. Dimana gue masih bebas untuk mengekspresikan apa yang gue mau. Di sini juga adalah tempat terakhir gue main piano. Cita-cita gue jadi pianis hilang setelah konser itu. Tapi, itu semua udah berlalu. Gue cuma bisa jadiin sebagai kenangan aja. Gak lebih dari itu,”batinnya.Ia menghela nafas panjang. Memori akan masa lalunya saat di Hawaii berputar kembali di otak. Matanya berkaca-k

  • Mission of Coordinate   Chapter 14

    Hari libur akan berakhir dalam beberapa jam lagi. Besok adalah hari pertama penerimaan siswa baru Silverleaf sekaligus hari pertama masuk setelah dua pekan libur.Seperti peraturan baru yang diumumkan kepala sekolah silam, seragam Silverleaf sudah dibagikan dan siap dipakai pertama kali esok hari. Selain itu, semua peraturan baru juga akan mulai diterapkan mulai besok. Itu tandanya gerbang akan ditutup empat puluh lima menit lebih cepat dari sebelumnya.Keenan merasa dirinya banyak berubah setelah pulang dari Hawaii. Energi positif selalu ia dapatkan. Mungkin otaknya kembali segar setelah melalui berbagai macam masalah selama ini. Semenjak pulang daricampingbersama kedua sahabatnya, ia terus mendapat pujian dari Prof. David dan Prof. Theresa. Tidak hanya itu,project-nya pun terus berkembang pesat. Bahkan, lebih cepat dari jadwal yang telah ia perkirakan.Lain halnya dengan Keenan, Finn justru mendapat panggilan berkali-kali da

  • Mission of Coordinate   Chapter 15

    Bel sekolah sudah berbunyi lima belas menit yang lalu. Para siswa berbondong-bondong meninggalkan sekolah, kecuali siswa yang memiliki kegiatan tambahan seperti ekstrakurikuler, belajar kelompok, atau keperluan lainnya. Jadwal hari pertama masuk memang belum terlalu padat karena siswa yang tergabung dalam YOS sibuk mengurusi kegiatan penerimaan siswa baru. Guru-guru pun memaklumi itu sehingga pembelajaran hanya diisi poin-poin pelajaran yang harus dikuasai.Sekolah mulai sepi satu jam kemudian. Para siswa yang tadi menunggu di halte kini sudah mulai kosong. Parkiran kendaraan pun tampak lengang, hanya tersisa beberapa kendaraan saja.Seorang gadis berdiri di halaman sekolah. Ia terlihat sedang menunggu seseorang sambil sesekali menengokkan kepala ke dalam gedung."Natashya?" sapa Finn yang baru saja keluar gedung."Eh Kak Finn?""Kok lo belum pulang?" tanya Finn heran karena sekitar 80% siswa sudah meninggalkan area sekolah."Anu kak, aku la

  • Mission of Coordinate   Chapter 16

    Gemercik aliran sungai terdengar samar-samar. Pepohonan yang mengitarinya menjulang tinggi. Terkadang akarnya sampai menembus balik ke permukaan tanah. Rumput ilalang tumbuh liar, tetapi masih terlihat rapi."Hahaha ayo kejar aku, Gizzy!!!"Beruang Grizzly itu berlari mengejar Keenan dan langsung menerkamnya— bukan menerkam dalam artian menyerang, tetapi mereka sedang bermain-main. Wajah Keenan tampak bahagia ketika Gizzy seolah menggelitiknya. Kini giliran Tiggy si harimau putih yang memeluknya dari belakang. Kedua binatang itu seolah memperebutkan Keenan. Ia seolah tenggelam diantara kedua binatang buas itu.Setelah puas berlarian, Keenan bersandar di tubuh harimau putih tersebut. Mereka bertiga bersantai sambil menikmati pemandangan mentari dari balik pepohonan. Dedaunan yang gugur terkadang menempel di rambut Keenan atau tubuh hewan peliharaannya.Biasanya Keenan selalu bermain dengan binatang peliharaannya minimal sepekan sekali. Namun, ini kal

  • Mission of Coordinate   Chapter 17

    "Pasta?""Boleh-boleh," jawab seseorang."Ah aku juga tambah satu americano," timpal teman lainnya.Seperti biasa, Keenan beserta kedua sahabatnya sedang berada di tengah-tengah kantin. Atmosfer masih tenang karena kebetulan guru yang mengajar di kelas Keenan dan Finn ada rapat dadakan. Arga baru saja selesai menyelesaikan ujian harian dan ia bisa keluar kelas duluan karena mengumpulkan ujian lebih awal. Hanya ada sekumpulan siswa yang memilih meja dekat dinding jendela. Terlihat buku-buku yang berserakan di hadapan mereka—kemungkinan mereka kelas XII."Totalnya 8.2 dollar," ujar petugas kantin.Keenan mengambil nampan berisi pesanannya. Lantas membayar dengan uang Arga. Kompetisi antara Finn dan Arga saat ujian akhir membuat Arga harus membayarnya. Yap, baru mulai minggu ini perjanjian itu terlaksana. Arga akan mentraktir Keenan dan Finn selama sepekan. Mulanya Keenan menolak untuk ikut andil dalam hal ini, tetapi Arga memaksanya sehingga ia

  • Mission of Coordinate   Chapter 18

    Sesuai perkataan Finn tiga hari silam, sekarang seluruh siswa kelas X dan XI dikumpulkan di auditorium. Sekolah akan mengumumkan hal penting. Finn yakin 90% bahwa ini adalah pengumuman mengenaistudent exchange.Kelas XII sengaja tidak diundang karena mereka harus fokus untuk ujian universitas.Setelah semua siswa duduk dengan rapi, kepala sekolah mulai menaiki podium. Dua orang guru turut berdiri di samping kepala sekolah. Mereka membawa piringan kecil ditangannya."Selamat pagi para siswa kebanggaan Silverleaf!""Pagi!!!" jawab ratusan siswa kompak."Di pagi yang cerah ini saya akan memberikan pengumuman yang berkaitan dengan Silverleaf."Kepala sekolah membenarkan posisi mikrofon. "Perlu kalian ketahui bahwa tujuh puluh tiga tahun Silverleaf telah didirikan. Menilik kisah awal Silverleaf, sekolah ini seolah sudah digariskan dengan takdir yang baik. Pada masa awal diresmikannya Silverleaf, sekolah ini telah mendapatkan bantuan

  • Mission of Coordinate   Chapter 19

    Hari terus berganti secara konstan. Penutupan pendaftaran program pertukaran pelajar tersisa satu hari lagi. Dapat dikatakan hampir 98% siswa Silverleaf kelas X dan XI mengikuti program tersebut. Mereka sangat antusias menanti seleksi yang akan diselenggarakan.Seminggu terakhir perpustakaan selalu dipadati oleh ratusan siswa. Mereka berdesak-desakan demi bisa menambah wawasan guna persiapan seleksi. Keempat lantai perpustakaan selalu diisi oleh kegiatan siswa, terutama di jam-jam istirahat. Selebihnya mereka mencuri-curi waktu, misal saat jam pelajaran kosong atau pulang sekolah. Bahkan, petugas perpustakaan sampai menambah waktu buka hingga pukul enam sore.Daripada berdesak-desakan, Keenan menyarankan Arga dan Finn untuk belajar di perpustakaan rumahnya. Toh juga buku koleksi milik Keenan tidak kalah lengkap dengan yang ada di perpustakaan sekolah. Jika tidak ada, mereka bisa mencari buku digital yang juga tersedia di komputer Keenan. Selain itu mereka juga bisa leb

  • Mission of Coordinate   Chapter 20

    "Gue udah bilang kan?"Deg. Suara seseorang menghentikan langkah Keenan. Ia yang hendak mengambil barangnya di parkiran mendadak berhenti sejenak karena suara tersebut. Lantas dirinya menoleh ke sumber suara di belakang."Lo masih tetep daftar kan?" Ya, Prince dengan kedua tangannya yang disilangkan di depan dada telah berdiri tepat di belakang Keenan."Apa alasan lo nyuruh gue?" balas Keenan seraya menatapnya tajam.Prince melangkah perlahan menuju Keenan hingga jarak mereka hanya beberapa sentimeter. Nafasnya dapat dirasakan jelas di wajah Keenan."Gue udah bilang kan, biar waktu yang akan menjawabnya," ucap Prince seraya menatap mata Keenan dengan tajam."Waktu waktu waktu lagi! Lo gak punya hak buat nyuruh gue seenaknya.""Oh tentu gue punya hak. Lo—""Jangan mentang-mentang dengan status bangsawan lo, lo bisa semena-mena. Lagian apa untungnya buat lo kalau gue batalin pendaftaran itu?!" Nada Keenan agak meninggi.

Bab terbaru

  • Mission of Coordinate   Epilog

    Satu tahun pasca kejadian meteor jatuh di sebuah kota di Benua Amerika. Seluruh wilayah terdampak sudah kembali normal. Pelestarian alam dilakukan secara besar-besaran. Hutan yang gundul akibat tsunami kini sudah kembali ditanami oleh pepohonan yang rimbun. Kerusakan-kerusakan juga sudah diperbaiki sedemikian rupa. Di hari yang sama dengan kejadian itu, semuanya juga sudah terungkap. Mulai dari Keysha yang menjadi dalang dalam kasus teror hingga kisah-kisah rumit yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Hari itu juga merupakan hari dimana Keenan merasa lega karena project garapannya berhasil melindungi dari serangan bencana alam. Akan tetapi, rasa lega itu menjadi sirna saat Keysha menghancurkannya. Gadis itu memang tidak pernah main-main dengan ucapannya untuk menghancurkan hidup Keenan. Dengan sekali pencet pada remote di telapak tangannya, seluruh gedung langsung dipenuhi gas beracun berwarna ungu. Kode-kode dari teror itu benar-benar nyata terjadi, bukan ancaman belaka. Saat i

  • Mission of Coordinate   Chapter 90

    “Keysha?!” ucap Keenan yang kaget begitu topeng sang pelaku terbuka. Situasi sudah aman terkendali jadi ia bisa langsung pulang ke rumah untuk bertemu dengan pelaku teror. Kedua profesornya yang akan mengambil alih sementara sambil menunggu situasi benar-benar pulih. Di perpustakaan ini juga sudah ada Nathan, Zach, dan Alyesha.Keysha adalah gadis yang dulu menjadi pasangan prom night Keenan saat kenaikan kelas di Silverleaf. Ia juga yang pernah datang ke rumah Keenan untuk menanyakan project tongkat buatannya.“Arghh! Lepasin gue!!!” Keysha yang baru saja sadar langsung meronta-meronta. Kedua kaki dan tangannya sudah diikat oleh tali khusus.“Dia temen sekolah lo kan, Keen?” tanya Aleysha.“Iya, tapi gue sama sekali gak nyangka kalau dia pelakunya selama ini.”“Lepasin gue, Keenan!” Seluruh tubuhnya masih menggeliat berharap ada ikatan tali yang longgar lalu lepas.

  • Mission of Coordinate   Chapter 89

    Keenan dengan kapsulnya sudah menunggu di luar gedung. Begitu terlihat Zach dan Aleysha keluar, ia langsung memberikan kode agar kedua temannya masuk ke kapsul. Kondisi kapsul masih dalam mode invisible sehingga mereka bertiga bisa bebas kemanapun tanpa diketahui sang pelaku teror yang mengawasi melalui kameradrone.“Hai Zach, Aleysha, akhirnya lo berdua ketemu sama tubuh gue yang asli,” sapa Keenan sambil mengendarai kapsulnya.“Isshh pembelahan diri lo bikin gue serem bayanginnya,” balas Aleysha.“Yaudah gak usah lo bayangin. Btw, kalian udah susun rencana kan?”“Gak ada rencana. Kita cuma ngelakuin semuanya secara spontan,” jawab Zach.“Eh?! Lo berdua tau kan kondisinya sekarang? Tsunami aja belum reda dan pelaku itu bisa dengan mudah non-aktifin selaput pelindung.”“Iya gue paham. Lo kasih ke kita aja denah rumah lo, nanti kita pikirin cara

  • Mission of Coordinate   Chapter 88

    Satu persatu posisi drone yang semulanya membentengi dari gelombang tsunami kini berpindah untuk melindungi meteorit dari serangan tsunami. Jutaan volume air itu seperti mengamuk dan dalam hitungan detik menerjang kota. Hal yang mengerikan yaitu seluruh kota tenggelam karena ketinggian dari tsunami melebihi seluruh bangunan di kota, melewati atas kubah selaput.Selaput pelindung masih bekerja efektif walaupun keadaannya seperti berada di akuarium bawah laut. Barang-barang yang terseret ombak dapat terlihat dengan jelas. Untung saja selaput mampu menahan kekuatan tsunami dengan baik, sehingga hanya menimbulkan tetesan-tetesan seperti hujan.Seluruh penduduk bergidik ngeri melihat seluruh kejadian. Mereka seperti terperangkap di dalam sebuah dome di bawah air. Tidak bisa kemana-mana sebelum tsunami mereda. Apalagi ditambah ada hujan batu akibat proses pemecahan meteorit. Semuanya terlihat kacau.“Nathan, air tsunami bisa sampai kota sebelah

  • Mission of Coordinate   Chapter 87

    WHRROOMMM!!! Getaran hebat terjadi di setiap daerah yang dilintasi oleh meteorit itu. Api yang menyelimutinya sempat membuat sejumlah area di hutan yang dilaluinya terbakar. Orang-orang yang melihatnya menjadi terpaku di tempat.“Tiga puluh detik lagi satu meteorit mendarat di laut dan disusul meteorit yang menabrak kota dengan perbedaan waktu sekitar sepuluh detik!” seru Keenan dengan tegas.Gigi Nathan sampai menggeretak karena membayangkan apa yang akan terjadi. Ia juga belum bisa berbuat apa-apa selagi menunggu.Ratusan kilometer hanya dilalui dengan sekejap mata. Meteorit berukuran enam puluh meter itu sekarang sudah di depan mata. Melewati atas kota dan berakhir di arah tenggara. Lebih tepatnya jatuh di laut dan menimbulkan dentuman yang luar biasa hebat.Air laut di sekitar titik jatuh meteorit langsung menyebar ke segala arah. Membentuk gelombang raksasa yang jauh lebih besar daripada tsunami pada umumnya. Kekuatan dari

  • Mission of Coordinate   Chapter 86

    Zach sudah berkeliling lebih dari lima kali. Tidak ada jalan keluar selain pintu masuk utama. Maksudnya, semua pintu sudah terkunci rapat. Ia mulai pasrah dengan keadaan. Menghadapi beberapa penjaga tentu saja bukanlah hal yang mudah. Apalagi siatuasi sedang tidak mendukung seperti ini.“Gue mau pasrah, tapi gue kan udah janji sama diri sendiri kalau gue bakal bantuin Keenan. Arghh!!!” Zach meremas rambutnya. Membuat rambut yang sudah disisir menjadi berantakan.“Zach lo—” panggil seseorang dari belakang.“Udah gue bilang jangan ikutin gue!” seru Zach sembari menoleh ke belakang.“Gue gak ngikutin lo.”“Eh? Aleysha? S-sorry gue kira … ah lupain.”“Lo kenapa? Ada sesuatu yang ganggu lo, kah?” tanya Aleysha penasaran.“G-gue … gue gak nemu pintu lain untuk keluar selain pintu utama. Ada banyak penjaga yang berada di sana jadi gue b

  • Mission of Coordinate   Chapter 85

    Suara gemuruh mulai terdengar sayup-sayup. Dari langit, sesuatu dengan cahaya yang amat terang bergerak dengan kecepatan supersonik. Menjadikan pusat perhatian orang-orang yang berada di area sekitar. Sayangnya itu semua hanya bisa disaksikan dalam hitungan detik.“Perhitunganku akurat. Beberapa pecahan menyebar ke arah Samudra, dan ada satu yang berdiameter tiga belas meter hendak menabrak kota kita. Ah pastikan semua sistem bekerja dengan baik, waktu kita kurang dari satu menit!”Serangan meteorit pertama dimulai. Benda berkecepatan 25 km/detik itu melaju sangat cepat. Warna jingga kekuningan dari api menyelimutinya. Seluruh penduduk mulai panik mengetahui hal itu.“Semua sudah siap. Nathan, Keenan, pastikan semua sistem di pasak tidak terjadi error!”Ribuan drone meningkatkan ketajaman kameranya. Dari jarak ratusan kilometer dari posisinya, drone-drone itu sudah bisa merekam aktivitas meteorit itu. Sep

  • Mission of Coordinate   Chapter 84

    Beberapa menit yang lalu sistem kembali memberikan informasi bahwa meteor akan memasuki lapisan atmosfer dalam kurun waktu kurang dari lima jam. Lebih mengerikannya lagi, setelah diteliti lebih jauh, diprediksi akan ada pecahan meteor terbesar yang mendarat dua puluh kilometer di arah tenggara kota. Untung saja daerah itu adalah pantai, jadi tidak mengenai kota secara langsung, walau tentu saja efek yang ditimbulkan pasti akan luar biasa hebat.Berita di televisi nasional maupun internasional ramai membicarakan persoalan benda luar angkasa tersebut. Hampir di setiap saluran membahas hal yang serupa. NASA dan badan antariksa di seluruh dunia turut merilis berita-berita prediksi berdasarkan pengamatan. Hal demikian membuat penduduk mulai resah dan khawatir.Keenan dan profesor sudah bekerja sama dengan polisi setempat untuk menutup akses keluar kota. Para penduduk diimbau untuk tetap berada di dalam kota dan mendiami rumah masing-masing. Namun, jika mereka masih merasa k

  • Mission of Coordinate   Chapter 83

    Dengan sigap Keenan langsung mengambil tindakan. Kebocoran pada selaput dibagian barat dikarenakan ada bagian yang eror di salah satu pasak akibat ada hantaman air tsunami tadi. Sayangnya hal itu tidak bisa diperbaiki hanya lewat sistem, harus terjun langsung ke lapangan untuk bisa menambal kebocoran itu.Keenan menyerahkan control system kepada Profesor David dan Theresa. Meminta tolong kepada kedua profesor itu untuk tetap berusaha me-nonaktifkan simulasi itu lewat sistem. Sebenarnya bisa saja dimatikan lewat sistem, hanya saja pusaran tornado tidak akan langsung menghilang begitu saja. Diperlukan proses bertahap hingga ukurannya menjadi kecil.“Kak, waktunya kayaknya gak bakal cukup. Perjalanan kita ke lokasi aja udah makan waktu sekitar lima menit,” ujar Nathan saat mereka masih di basement hendak masuk ke mobil.“Terus gimana? Lo mau biarin gedung-gedung itu hancur gitu aja?!” tanya Keenan dengan nada agak tinggi.

DMCA.com Protection Status