“Aku dengar dari temanku yang bekerja sebagai pelayan Yang Mulia Putra Mahkota, katanya beberapa hari yang lalu Pangeran Iluka datang lalu terjadi perselisihan di antara adik kakak itu.” Ujar seorang pelayan yang sedang mengelap jendela. “Ah benarkah itu?” Rekannya menyahuti, ia bahkan menghentikan kegiatannya sementara agar bisa menyimak gossip ini. “Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Bukankah selama ini Pangeran Iluka selalu tunduk dan menghormati Yang Mulia?” Pelayan yang tadi sedang mengelap kaca jendela itu memelankan suaranya, “Aku dengar perselisihan ini terjadi dikarenakan seorang perempuan.” “Apa itu Nona Charles?” Pelayan yang lain menerka. “Aku dengar belakangan ini hubungan Nona Charles dengan Yang Mulia semakin membaik, bahkan hendak menuju ke jenjang yang lebih serius. Lalu, seperti yang kau tahu dulu sempat ada kabar burung kalau Nona Charles dan Pangeran Iluka memiliki hubungan khusus.” “Tapi bukankah kabar itu tidak benar?” “Yah, siapa yang tahu.” “Sayang sekal
Suara mendecit yang berasal dari pintu membuat seorang pria berambut putih yang merupakan pemilik rumah ini seketika menoleh ke sumber suara. Pria yang sedang membersihkan meja itu menghentikan sementara aktivitasnya. “Master A, kau telah tiba.” Aquila tak bergerak sedikitpun dari posisinya, menatap lurus ke arah pria yang penampilannya terlihat sedikit berbeda sejak pertemuan terakhir mereka. “Selamat datang.” Sambung Alken dengan disertai senyuman. Ini merupakan pertemuan pertama mereka setelah beberapa waktu. “Mau sampai kapan berdiri terdiam di depan pintu seperti itu?” Alken bertanya menyadari Aquila yang tak kunjung memberi respons. “Tidak mau masuk?” Ah? Aquila segera tersadar, ia menutup kembali pintu itu kemudian melangkah menuju sebuah kursi yang tersedia. “Pintu tersebut nampak rapuh, kau harus segera menggantinya.” Aquila mengutarakan unek-uneknya. “Terima kasih atas sarannya.” Setelah memastikan furnitur miliknya bebas dari debu, Alken menuju ke bagian dapur, memp
“Nona Charles, apa kau tahu, di istana ada sebuah cerita terkenal mengenai seorang selir yang melakukan percobaan pembunuhan terhadap putra mahkota yang masih kecil dikarenakan rasa iri hati. Atas tindakannya, selir itu diberikan siksaan paling mengerikan yang bisa ia bayangkan, tubuhnya bahkan sampai mengering di dalam sel pada penjara bawah tanah.” Aquila mendengarkan dengan saksama cerita Alken ini. “Di tengah semua orang yang menyudutkannya, anak dari selir tersebut, yang mengetahui kebenarannya, yang mengetahui sebaik apa ibundanya justru membalikkan badannya di saat sang ibu paling membutuhkannya hanya karena anak tersebut takut akan bernasib sama. Hanya karena anak tersebut takut semua kemewahan yang ia rasakan akan menghilang pada esok harinya ketika ia membuka mata. Anak tersebut memutuskan untuk menutup mata dan mulut, membiarkan ibunya berakhir dengan cara paling mengerikan.”Meskipun tanpa menyebut nama, siapa si selir dan anaknya yang Alken maksud, tapi Aquila dapat menyi
Sepertinya memang takdir, takdir yang menuntunnya hingga seperti ini. Waktu benar-benar berjalan sekerlip mata. Setelah mengetahui kalau separuh gulungan kertas yang Alken temukan merupakan bagian yang hilang dari gulungan kertas yang berada pada tangan Yelena, Revel dan Aquila segera menyatukannya. Sempurna. Siapa yang menyangka kalau bagian yang mereka cari ternyata ada di tangan Alken? “Mungkin saja saat terjadi persetuan antara pemimpin saat itu dengan para penyihir, dalam keadaan yang kacau, mantra penting ini tak sengaja tercecer, sebagian berhasil diamankan menuju kerajaan barat, sebagiannya hilang entah ke mana- yang ternyata terpendam di bawah penjara di kekaisaran timur.” Alken membuat kesimpulan. Pertemuan dadakan diadakan, hanya ada Aquila, Alken, Revel, dan Yelena. Aquila segera mengabari Revel setelah mengetahui kalau bagian yang dicari telah ditemukan. Awalnya Revel merasa sangsi dan terusik akan keberadaan Alken, pria itu terus-terusan memberikan tatapan waspadan
Revel memang memanfaatkan dendam Hyacinth demi kepentingannya, tapi itu semua dilakukannya demi tujuan yang lebih besar. Tepat lima hari setelah eksekusi Madam Charlotte yang dilakukan di depan umum, Hyacinth bangkit dari keterpurukannya, kembali membangun kekuatan dan mengumpulkan anggota dari kelompok penyembah kekuatan yang memiliki idealisme sama dengannya. Jumlah anggotanya lebih banyak dari yang Revel kira, dan mereka memiliki tingkat kesetiaan yang tinggi kepada Madam Charlotte. Revel bahkan sempat bertanya-tanya bagaimana bisa Madam Charlotte melakukannya. Hyacinth memiliki dendamnya sendiri, ia melakukannya atas kesadarannya sendiri untuk Madam Charlotte, sedangkan Revel hanya menyetir kapan dan di mana Hyacinth sebaiknya memulai penyerangan. Segala risiko yang akan menimpa, mereka akan menanggungnya masing-masing. *** Satu hari sebelum pemberontakan. Seluruh anggota mengelilingi Revel yang sedang mengarahkan perincian rencana, pria itu menggelar sebuah denah istana pad
Setelah selesai menjelaskan pembagian tugas beserta rincian rencananya, suasana menjadi lebih sunyi, terlalu sunyi sehingga Revel dapat merasakan sebuah langkah kaki yang berhenti tepat di balik pintu ruangan ini. Matanya membulat, melihat ekspresi rekan-rekannya yang berada pada ruangan ini, Revel yakin dirinya bukan satu-satunya yang menyadari hal ini. Ada orang lain yang berada pada tempat ini dan telah mendengar perbincangan rahasia mereka! Revel tidak akan membiarkannya lolos. Bruk! Pintu terbuka kencang seperti dibanting, muncul sosok yang tak disangka-sangka akan memunculkan batang hidungnya pada tempat itu. Sosok yang membuat waktu seolah terasa terhenti. Pangeran Iluka! “Ternyata benar dugaanku kalau kalian sedang merencanakan pemberontakan.” Pangeran Iluka merupakan sosok yang berbahaya, semua orang tahu kalau ia adalah orang yang sangat setia terhadap sang kakak sehingga rela mengorbankan dirinya untuk membuat Zero terlihat bersinar. Kehadiran Pangeran Iluka di sin
“Selamat atas kejayaan anda, Yang Mulia.” Marquis Farang, pria tua yang menjadi pendukung setia Zero tentu saja tidak akan melewatkan kesempatan ini untuk menghadiri pesta perayaan yang digelar sekaligus untuk mencari muka di hadapan Putra Mahkota. “Kekaisaran ini akan bertambah kuat dengan tangan anda, saya dapat merasakannya.”“Terima kasih atas ucapannya, Tuan Marquis.” Zero menjabat tangannya. “Selamat menikmati jamuan yang ada selama saya menyapa tamu-tamu yang lain.”Zero melenggang pergi, sejauh mata memandang, tamu yang ikut merayakan keberhasilannya hanyalah orang-orang yang selama ini secara terang-terangan menjadi pendukungnya, termasuk Marquis Farang yang baru saja menyapanya.Zero menyadari kalau belakangan ini Marquis Farang semakin gencar untuk terlihat bagus di matanya, tentu saja, karena pria itu sedang berusaha untuk memperkuat pondasinya di tengah gempuran generasi muda yang ingin merebut posisinya. Marquis Farang sedang berusaha mempertahankan fraksinya yang secara
Perbedaan jumlah yang ada memang sangat mempengaruhi, pasukan Hyacinth terus-terusan mengalami kemunduran, kalau terus begini, hanya tinggal menghitung waktu mereka akan mengalami kekalahan.Hyacinth terluka berat, luka tusuk yang diterimanya sungguh berakibat fatal.Tinggal menghitung waktu, pada detik-detik terakhir, ketika matahari tak lagi menampakkan cahayanya sedikitpun, muncul dua orang yang bergerak secepat kilat menebas semua musuh yang ada, disertai dengan pasukan mereka yang saking banyaknya dapat mengimbangi jumlah pasukan istana.Mereka pasti utusan Revel. Kalau begini, Hyacinth dapat beristirahat dengan tenang.Woosh! Hanya dengan beberapa entakan, musuh itu tumbang semua.Bahkan, saking cepatnya, mereka yang menjadi serangan sasaran itupun tak mampu melihat siapa yang menyerangnya, hal terakhir yang mereka lihat hanyalah bola mata semerah darah yang terasa dingin dan menusuk.Woosh! Dari arah berlawanan, pria berambut merah menumbangkan banyak prajurit dalam waktu yang