Beranda / Fantasi / Miss Villain and the Protagonist / Chapter 132 — Terima Kasih Sudah Menyelamatkanku

Share

Chapter 132 — Terima Kasih Sudah Menyelamatkanku

Penulis: Scarlet Crown
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Hei, sepertinya ada satu orang yang bersembunyi di sana!"

Alaster membulatkan matanya, sepertinya ada anggota pasukan khusus yang hendak menghampirinya.

"Minggir, biar aku saja yang memeriksanya, kalian langsung saja masuk ke dalam."

"Baik, laksanakan!"

Alaster bersembunyi di balik dinding, ia menahan napasnya seraya memperhitungkan langkah anggota pasukan khusus yang semakin dekat dengannya.

Hanya ada satu orang, Alaster akan segera melumpuhkannya lalu kabur. Satu orang. Itu bukan masalah besar baginya.

Alaster mengintip, begitu dirasa orang itu telah berjarak kurang dari satu meter darinya, Alaster segera menebaskan pedangnya dalam satu serangan fatal, targetnya adalah leher orang itu.

Seharusnya, serangan pamungkas itu langsung melumpuhkannya. Tapi, kenapa orang ini memiliki refleks yang bagus sekali?! Alaster sungguh dibuat terkejut, orang ini dapat menghindari serangannya itu.

Levelnya berbeda!

"Benar, ternyata ada yang bersembunyi di sini." Ia bergumam dengan wajah da
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Miss Villain and the Protagonist   Chapter 133 — Menyingkirkan Secara Alami

    “Itu berita yang bagus.” Komentar Aquila Ketika Alaster mengabarinya mengenai apa yang telah terjadi sejak tadi malam, termasuk ketika sang ketua Elf mengatakan mereka bersedia membantu apapun dalam hal yang berbau ramuan dan sejenisnya. “Kau juga telah bekerja dengan keras, aku harap kau tidak terluka.” Lanjut sang adik. Mendengarnya membuat Alaster tersenyum kecil, adiknya mengkhawatirkannya! Meskipun Aquila mengatakannya dengan wajah datar, Alaster tahu kalau adiknya itu pasti cemas. “Yah, aku memang agak merasa kelelahan, tapi itu cukup menyenangkan.” “Lalu, ada hal yang membuatku penasaran.” Alaster melangkah mendekati sang adik yang sedang duduk di hadapannya. “Semalam Pangeran Iluka datang memeriksa tempat itu, kebetulan yang mengejutkan, bukan? Apa ada sesuatu yang bisa kau katakan tentang itu?” Alaster memelankan suaranya, terdengar nyaris berbisik. “Ah? Ketahuan, ya?” Aquila mengusap wajahnya, ya, memang dirinya yang secara tidak langsung memancing Pangeran Iluka ke temp

  • Miss Villain and the Protagonist   Chapter 134 — Pertukaran Informasi

    Aquila de Charles : Aku Akan Berinvestasi Pada Sekolah Sihir Itulah kalimat yang tertera sebagai judul pada surat kabar mingguan yang terkenal. “Silakan diminum, Tuan.” Ujar salah seorang pelayan yang meletakkan sebuah cangkir teh di meja Revel yang tengah membaca surat kabar. “Hmm, sekolah sihir, ya…” Revel bergumam, melanjutkan membaca surat kabar itu hingga ke kalimat terakhir. Meskipun tidak semua sihir itu digunakan untuk tujuan yang buruk dan menyesatkan, ilmu sihir dianggap sebagai hal yang tabu di Kekaisaran. Orang-orang yang dianugrahi bakat sihir sejak lahir memutuskan untuk tidak mengembangkannya atau bahkan menyembunyikannya. Dengan dibangunnya sebuah sekolah sihir, itu akan menjadi wadah yang tepat bagi para penyihir untuk mengembangkan bakatnya. Bagi orang awam, ketika mereka membaca berita ini, mereka pasti hanya sekadar berpikir bahwa Aquila akan melakukan investasi. Itu saja. Tapi bagi Revel, ia tahu betul salah satu tujuan Aquila adalah untuk membuat sebuah per

  • Miss Villain and the Protagonist   Chapter 135 — Sisi Kejam Pangeran Iluka

    “Sebenarnya, ada hal yang sangat aku butuhkan…” “Aku membutuhkan mantra yang bisa membebaskan monster yang telah disegel.” Aquila terlarut dalam pikirannya begitu dalam, ia bahkan sampai mengabaikan dokumen-dokumen yang saat ini memenuhi meja kerjanya. Bisikan Revel mengenai keinginannya jujur saja sangat mengganggu pikirannya. “Monster?” Gumamnya, bertanya-tanya. “Apa hal semacam itu ada?” Kalau dipikirkan, sejak awal dunia yang saat ini ia masuki menyimpan begitu banyak hal-hal yang tidak masuk akal. Kalau makhluk sebangsa elf atau ilmu sihir saja ada, mungkin saja monster pula ada. Sejak awal, Aquila hanya mengetahui alur yang telah ia baca, latar belakang atau sejarah mungkin tidak dijelaskan di dalam buku atau hanya diberi sedikit penjelasan yang sisanya akan menyesuaikan alur cerita utama dengan sendirinya. Intinya, bisa saja terdapat banyak hal yang terdapat di dunia ini namun terlewatkan oleh Aquila karena minimnya penjelasan latar belakang di buku yang dulu Aquila baca,

  • Miss Villain and the Protagonist   Chapter 136 — Anggota VIP

    Sektor delapan belas merupakan salah satu tempat yang paling kumuh di Kapital, sekaligus salah satu tempat yang memiliki banyak penduduk.Tanpa membuang waktu lagi, begitu menyelesaikan urusan introgasinya dengan si pemimpin organisasi, Iluka segera memecut kudanya menuju tempat ini.“Yang Mulia, izinkan saya menemani anda ke dalam.” John menunduk hormat.“Tidak perlu, aku akan mengatasinya dengan cepat, kau tunggu saja di sini.” Balas sang pangeran yang kini langsung memasuki toko cendera mata itu.“Selamat datang di toko kami, ada yang bisa kami ban- oh, astaga! Salam hormat untuk Pangeran Iluka, semoga keberkahan selalu menyertai anda!” Sang penjaga toko itu nampak terkejut akan kehadiran Iluka yang sama sekali tak disangka-sangka.Suasana tenang yang sebelumnya terasa kini berubah menjadi ricuh, para pengunjung terkejut dan berbisik-bisik atas gerangan apa Pangeran Iluka yang terkenal sangat sibuk itu tiba-tiba mendatangi tempat ini.Pandangan Iluka menyusuri tempat ini, ia tidak

  • Miss Villain and the Protagonist   Chapter 137 — Mantra Untuk Membuka Segel

    “Huh, kenapa, sih, kediaman Tuan Ares letaknya jauh sekali?!” Aquila mengeluh, ia meregangkan otot-otot pada tubuhnya yang terasa kaku akibat terlalu lama di perjalanan.Efek dari menghabiskan begitu banyak waktu di dalam kereta kuda, merasakan guncangan-guncangan yang terjadi setiap kali melalui jalan yang berlubang, Aquila jadi sedikit oleng ketika menuruni kereta kuda. Untungnya ada Revel yang sigap menahan bahunya.“Terima kasih.” Aquila berujar ketika ia telah menemukan keseimbangan tubuhnya kembali. Malu rasanya, ia terlihat seperti orang yang habis mabuk, seharusnya kan ia bisa menjaga wibawanya di depan pria ini.“Kau baik-baik saja? Apa kau mau istirahat di dalam kereta saja? Biar aku yang menemui Tuan Ares.”“Tidak, tidak.” Aquila membalas kalimat Revel. “Sejak awal kan aku yang mengatakan kalau aku akan mengantarmu.” Lanjutnya. “Ayo.”Kali ini Aquila memimpin jalan menuju kediaman Tuan Ares, mereka hendak mencari informasi mengenai mantra yang bisa digunakan untuk melepas s

  • Miss Villain and the Protagonist   Chapter 138 — Mantan Pemimpin Penyihir Istana Kerajaan Barat

    Mungkin akan memakan waktu lebih dari dua hari untuk menempuh perjalanan pergi, dan dua hari lagi untuk menempuh perjalanan kembali dari Kerajaan Barat. Tapi itu bukan masalah bagi Revel karena ia mampu memanfaatkan waktu dua hari itu dengan baik.Dalam kurun waktu dua hari, ia sudah menempuh perjalanan jauh sekaligus bertatapan muka dengan mantan pemimpin penyihir istana kerajaan barat, sesuai dengan rencananya.Tak begitu sulit untuk melakukannya, karena ciri-ciri yang disebutkan oleh Tuan Ares sudah menjelaskan semuanya. Revel sungguh berterima kasih atas itu. Tapi, yang Revel tak dapat ketahui dengan pasti, apakah setelah menempuh perjalanan untuk kembali ke Kekaisaran Timur, Zero sudah menyelesaikan tugasnya dan kembali ke Kapital? Apakah pria itu akan kembali menyulitkan pergerakannya?“Wahai, aku tidak menyangka, bahkan meskipun telah sampai di ujung hayatku, Sang Dewa masih tidak mengizinkanku untuk hidup tenang rupanya.” Tutur sang mantan pemimpin penyihir istana ketika Revel

  • Miss Villain and the Protagonist   Chapter 139 — Balasan Untuk Orang Yang Melewati Batas

    Suara langkah kakinya terdengar menggema di ruangan gelap ini seiringan dengan bertambahnya anak tangga yang ia jajaki. Kosong. Ini bukan kali pertamanya ia memasuki ruangan bawah tanah sehingga ia tahu kapan waktu pergantian penjaga supaya ia dapat menghindarinya. Penjara bawah tanah. Ia berdiri persis di depan sel kosong yang dulunya merupakan tempat mereka mengurung sang ibunda. “Aku datang.” Tuturnya kepada udara kosong. Kala itu, ketika usianya belum genap sepuluh tahun, sang ibunda ditangkap atas tuduhan percobaan pembunuhan putra mahkota, hal yang sama sekali tak pernah dilakukannya. Sekuat apapun ia mencoba, sekeras apapun teriakan yang keluar dari mulutnya tak mampu mencegah eksekusi yang mereka lakukan. Bahkan untuk membersihkan nama mendiang ibunya saja ia tak mampu. “Ah.” Pria itu mengusap wajahnya. “Belakangan ini aku sangat sensitif.” Padahal sang ibunda pernah memintanya untuk terus melaju melanjutkan hidup tanpa menoleh ke belakang, tapi ia tak mendengarkan kata-

  • Miss Villain and the Protagonist   Chapter 140 — Kelompok Pemberontak Penyembah Kekuatan

    ‘Aku telah berhasil mendapatkannya, tapi mantra yang disimpan oleh mantan penyihir kerajaan barat itu hanya ada setengah bagian. Entah di mana setengahnya lagi berada. Lalu, aku dengar putra mahkota telah kembali setelah menyelesaikan urusannya. Ia kembali lebih cepat dari yang aku perkirakan, untuk ke depannya kita jangan terlalu sering berinteraksi dulu.’ “Begitu rupanya.” Aquila bergumam, segera meletakkan ujung surat itu ke atas lilin, bertujuan untuk membakarnya untuk menghilangkan segala jejak. Percuma saja, segel itu tak akan bisa terbuka kalau mantranya tidak dibacakan seutuhnya. Di mana kemungkinan bagian yang lainnya berada? Wanita itu menatap ke arah jendela. Zero telah kembali, ia benar-benar menyelesaikan urusannya lebih cepat dari yang diperkirakan. Cepat atau lambat, Zero pasti akan menemuinya karena mau tidak mau ia akan menerima laporan dari para pekerja yang ia tempatkan di sini. Aquila harus lebih berhati-hati lagi. *** Benar dugaannya, cepat atau lambat Zero

Bab terbaru

  • Miss Villain and the Protagonist   AFTERWORD

    Ekhm, halo semua! Aku Alet selaku author dari cerita yang berjudul ‘Miss Villain and The Protagonist’ sekarang lagi ngerasa seneng karena akhirnya aku bisa tamatin cerita ini! Nggak kerasa udah hampir dua tahun lamanya semenjak pertama kali aku publish cerita MVATP di pertengahan 2021. Sejak saat itu, aku bener-bener ngerasa seperti di rollercoaster, ada kalanya aku semangat & excited banget buat publish, tapi beberapa hari setelahnya aku langsung kena writer block. Ada masanya aku ngerasa seneng sama hasil tulisanku sendiri, tapi nggak lama setelahnya aku jadi ngerasa nggak pede lagi. Setelah semua perasaan campur aduk itu, akhirnya aku bisa ngebawa cerita MVATP hingga ke bagian akhir. Semoga kalian suka, ya, sama endingnya! * Jujur, aku deg-degan banget sebelum publish bagian akhir, aku mikir apakah endingnya memuaskan? Atau apakah kalian bakal suka? Tapi aku udah ngelakuin yang terbaik, aku berharap banget para pembaca bakal suka. Rasanya waktu tuh berjalan cepet banget, seinge

  • Miss Villain and the Protagonist   Chapter 160 — Kembalinya Aquila Yang Asli (END)

    “Selamat atas penobatanmu, Yang Mulia.” Aquila tersenyum, menatap Revel yang terlihat kikuk.“Hanya ada kita berdua di sini, tolong panggil aku dengan nama saja, seperti biasa.”“Anda tahu sendiri kan, hal itu sudah tidak bisa lagi saya lakukan.”Benar. Dengan tingginya posisi Revel saat ini, bisa dianggap seperti penghinaan jika orang lain mendengar Aquila memanggilnya langsung dengan nama.“Padahal anda pasti sedang sibuk-sibuknya, tapi anda masih bisa meluangkan waktu untuk saya. Saya merasa terhormat.” Tutur Aquila.“Saya yang justru merasa tidak enak karena tiba-tiba memanggil anda ke sini.”Aquila menyadari kalau Revel tiba-tiba mengubah gaya bicaranya menjadi lebih formal. “Saya tidak enak jika membuang waktu anda lebih banyak lagi, apa ada hal yang anda ingin saya sampaikan sehingga memanggil saya ke istana?”Revel menatap Aquila, terdengar helaan napas darinya. “Aku tidak akan basa-basi lagi. Aku butuh bantuanmu.”“Apa?”“Seperti yang kau tahu, aku benar-benar disibukkan kare

  • Miss Villain and the Protagonist   Chapter 159 — Setelahnya...

    Detik demi detik berlalu, berubah menjadi menit, jam, hari, minggu, waktu terus berjalan, setelah malam yang panjang itu entah kenapa waktu jadi terasa begitu cepat.Revel bekerja keras, dibantu dengan Duke Charles, Marquis Varen, dan beberapa bangsawan berpengaruh lainnya, mereka kembali membenahi tatanan kepemerintahan. Suasana di istana perlahan-lahan kembali seperti semula.Waktu berlalu, musim pun berganti, banyak hal yang terjadi, banyak hal yang dilewati.Revel telah resmi diangkat sebagai kaisar berikutnya, upacara pengesahan diadakan, meski ada beberapa pihak yang menentang, keputusan kuil tidak dapat diganggu gugat. Kebenaran terungkap, mengenai putra mahkota terdahulu yang dilupakan, semua tindakan keji kaisar sebelumnya pun terbongkar.Beberapa kebijakan diubah, termasuk penghapusan total mengenai subjek venatici, hal-hal yang berkaitan mengenai sihir pun dilegalkan asal dengan kuantitas yang wajar. Pembangunan sekolah sihir dilakukan pada banyak titik yang nantinya akan m

  • Miss Villain and the Protagonist   Chapter 158 — Paman dan Keponakan

    “Mustahil!” Kaisar Lius menarik rambutnya sendiri, rasanya ia telah menjadi gila, ia sulit membedakan mana yang mimpi mana yang bukan. “INI PASTI MIMPI! HAHAHA AKU PASTI SEDANG BERMIMPI!” ia menyeringai, tanda keterkejutan dan keputusasaannya. Ini mimpi yang begitu buruk, seseorang tolong bangunkan dirinya! “Ini bukan mimpi, Yang Mulia.” Muncul seseorang memasuki ruangannya. Secara dramatis, dari balik bayangan, perlahan Kaisar Lius mampu melihat wajahnya yang disinari cahaya bulan. “Salam saya, Yang Mulia.” Pria itu menyapa dengan senyum manis di wajahnya. R- Revel?! “DASAR ANAK TIDAK TAHU DIRI!” Kaisar Lius berteriak, meluapkan segala emosinya. Bagaimana bisa Revel masih bisa tersenyum manis di saat seperti ini?! Ah, tidak, itu merupakan senyum ejekan! Senyum yang mentertawakan posisinya saat ini. “Ah? Bagaimana menurut anda mengenai kejutan yang telah saya siapkan sepenuh hati seperti ini?” Tanya Revel, masih dengan senyum yang menghiasi wajahnya. “KAU PASTI SUDAH GILA!” “Sa

  • Miss Villain and the Protagonist   Chapter 157 — Perpisahan

    “Revel, Revel!” Seruan yang berasal dari Mike berhasil membuyarkan ingatan Revel atas masa kelamnya. “Kemarilah! Tuan Michael terluka parah!” Huh? Revel, diikuti yang lainnya bergegas menghampiri Mike dan Baron Michael yang terbaring lemah dengan luka yang memenuhi tubuhnya. Keadaannya jauh lebih buruk dari yang Revel pikirkan, sepertinya pria itu terkena tebasan senjata yang telah dilumuri racun, terlihat jelas dari bekas luka beserta warna kulit yang berubah kehijauan. “Michael, bertahanlah!” Seru Revel, yang bergerak cepat mengikatkan kain dengan erat agar racunnya tidak cepat menyebar. “Bertahanlah, aku akan segera mencarikan penawar.” “Berhenti.” Ketika Revel hendak bangkit, Baron Michael menggenggam tangannya. “Tidak perlu.” “A- apa?” Alis Revel bertaut, ia jelas tak mengerti mengapa Baron Michael menahannya. “Percuma saja, racunnya sudah menyebar sejak tadi.” “Apa yang kau bicarakan?! Kenapa kau menyerah seperti itu?!” Seru Revel, perasaannya kini tak menentu, kalimat y

  • Miss Villain and the Protagonist   Chapter 156 — Dendam Seorang Anak Laki-laki

    “Sebelumnya kau mengatakan kalau otak mereka telah dicuci dan mereka menjadikan kaisar sebagai dewa mereka, kan?” Xander bertanya, memastikan. Muncul sebuah ide gila di kepalanya. “Bagaimana jika cara tercepat untuk menghabisi mereka dalam satu entakan adalah dengan membunuh kaisar terlebih dahulu?” Bagi Xander, ini merupakan ide gila yang patut dicoba. Subjek Venatici menganggap kaisar sebagai dewa mereka, bagaimana jika Xander membunuh ‘dewa’ yang selalu ingin mereka lindungi itu? Pasti mereka akan merasakan perasaan putus asa yang begitu mendalam akibat gagal melindungi dewa. Setelah mendapat pukulan keras itu, seharusnya mereka melemah, kan? Tidak, tidak, lebih baik lagi jika mereka melakukan bunuh diri massal akibat perasaan bersalah yang mendalam. Seringaian menyeramkan mendadak timbul pada wajah Xander. Ia akan merealisasikan ide gila itu. Kesimpulannya, ia akan membunuh Kaisar terlebih dahulu. Revel yang mendengarnya seketika menoleh. “Itu… benar-benar ide nekat yang laya

  • Miss Villain and the Protagonist   Chapter 155 — Kartu As Kaisar : Subjek Venatici

    Berkat monster yang dilepaskan Yelena, beserta bala bantuan dari keluarga Charles dan Varen, prajurit istana berhasil dipukul mundur. Pertumpahan darah terjadi, waktu berjalan begitu cepat, tak disangka kekuatan istana dapat disudutkan.Di detik-detik kelumpuhannya, Kaisar mengeluarkan kartu as terakhirnya, yakni dengan melepaskan ‘Subjek Venatici’ yaitu kumpulan manusia yang telah dicuci otaknya sehingga rela melakukan apa saja demi melindungi sang kaisar, termasuk menyerahkan nyawanya sendiri. Singkatnya, mereka adalah anjing kaisar.‘Subjek Venatici’ berkaitan erat dengan negara-negara jajahan. Kaisar memerintahkan untuk menginvasi desa-desa miskin, membunuh para orang tua maupun semua penduduk, menculik anak-anak mereka dan mengumpulkannya menjadi satu. Setelahnya, Kaisar mengurung mereka, melakukan pencucian otak agar selalu tunduk pada kehendaknya dan agar mereka dapat mempersembahkan nyawa untuknya.Mereka menjalani kehidupan yang keras, saling membunuh satu sama lain untuk mem

  • Miss Villain and the Protagonist   Chapter 154 — Monster Yang Lepas Dari Segel

    “Satu-satunya yang bisa menemukan akses masuk itu hanyalah Nona Yelena.” Ucapnya. “Sebagai seorang penyihir, Nona Yelena dapat merasakan aliran mana di sini. Gunakan kemampuan anda, rasakan mana yang ada, jika terasa semakin kuat, bisa saja itu tandanya kita semakin dekat dengan akses masuk itu.” Ini penjelasan yang paling memungkinkan, hanya Yelena yang dapat melakukannya. "T- tapi, bagaimana kalau ternyata aku gagal dan kita hanya semakin membuang waktu?” sorot keraguan terpampang jelas dari matanya. “Kami percaya padamu, aku tahu kau bisa melakukannya.” Aquila menggenggam tangan Yelena. “Apa kau ingat saat di mana para prajurit tadi berhasil mengepungku? Aku kira nasibku akan berakhir saat itu, tapi tiba-tiba kau menggunakan kekuatanmu untuk membuat mereka melayang. Itu kau yang melakukannya, kan? Aku yakin kau menyimpan potensi yang sangat besar hanya saja kau belum menyadarinya.” Alken mengangguk kecil. “Kau bisa melakukannya.” Ia menambahkan, meyakinkan. *** Yelena memejam

  • Miss Villain and the Protagonist   Chapter 153 — Bala Bantuan

    “Apa?”Kabar yang baru saja disampaikan oleh salah satu pelayannya ini membuat Duke Charles membulatkan matanya.“Terjadi penyerangan pada istana?” ia bertanya, memastikan.Kalau kabar ini sampai ke telinga bangsawan lain, mereka pasti berpikir kalau kelompok penyembah kekuatan itu lah yang menjadi dalang dalam kasus ini. Tapi tidak dengan Duke Charles, pria itu tau dengan jelas siapa saja yang akan bertanggung jawab dalam hal ini.Termasuk putra dan putrinya.Sebenarnya Duke Charles tidak terkejut atas keterlibatan anak-anaknya, mudah baginya untuk mengendus rencana mereka semenjak kedatangan Grand Duke Alucio untuk makan malam bersama, ditambah lagi, kedekatan antara putrinya dengan pria itu. Tapi, yang membuatnya terkejut adalah ia tak menyangka kalau ini akan terjadi secepat ini.Timing-nya benar-benar pas dengan kabar pemberontak dari kelompok penyembah kekuatan. Hal ini sudah direncanakan dengan sangat matang.“Kumpulkan pasukan, kita akan mengirim bala bantuan untuk menyerang i

DMCA.com Protection Status