Menatap Olla yang saat ini berada di belakang sambil sesekali bercerita dan membuat Julius tertawa mendengarkan Olla bercerita dengan beberapa kali menanggapi ceritanya, sedangkan Grace memilih memainkan ponselnya dengan membalas pesan dari Ramond. Suasana dalam mobil semakin ramai karena cerita yang Olla berikan mendapatkan tanggapan dari Julius, akhirnya Grace menghentikan kegiatan di ponselnya dan memasukkannya ke dalam tas untuk ikut menghabiskan waktu bersama mereka. Grace memandang sekitar di mana Julius membawa mereka ke salah satu restoran all you can eat kesukaan Olla dengan seketika teriakan menggema di dalam mobil.
Julius bersama Olla mengambil daging yang disediakan di salah satu tempat meninggalkan Grace seorang diri untuk menyiapkan makanan yang mereka ambil nanti, Olla datang bersama Julius meletakkan daging di atas meja kemudian berburu kembali meninggalkan Grace kembali. Grace hanya bisa menyiapkan pemanggangan bersama salah satu staf restoran, setelah pemanggang di rasa panas staf tersebut meninggalkan Grace menuju meja yang lain. Grace memanggang daging yang sudah diambil oleh mereka berdua, menatap bagaimana akrabnya Olla dan Justin membuat sedikit hati Grace menghangat karena ayahnya sendiri tidak pernah memperhatikan Olla.
“Bunda sudah matang?” Olla duduk dihadapan Grace dengan Julius disampingnya.
Grace memberikan beberapa daging yang sudah matang agar dimakan oleh mereka berdua, Julius memandang Olla yang makan dengan lahapnya dari daging yang sudah matang. Julius menatap Grace yang memberikan beberapa daging untuk dirinya dan juga Olla sedangkan piringnya masih kosong, secara otomastis Julius membantu Grace memindahkan daging yang matang ke piringnya.
“Makan juga jangan hanya kita” ketika Grace menatap Julius bingung dan hanya mengangguk “enak?” mengalihkan pandangan pada Olla yang hanya mengangguk pelan “setelah dari sini beli kebutuhan kamu apa pun itu.”
“Beneran?” Julius mengangguk membuat Olla sedikit berteriak.
“Kita makan dulu nanti bunda kamu marah kalau gak dimakan” mengambil daging untuk dimasukkan ke dalam mulut.
Suasana makan malam kali ini cukup ramai dengan cerita – cerita Olla yang berlanjut dan Julius yang masih dengan tenang mendengarkan cerita dari Olla, Grace sendiri kadang suka malas mendengarkan Olla bercerita tapi hebatnya Julius bisa. Terkadang Grace bertanya dalam hati bagaimana bisa Julius sabar menghadapi sikap Olla yang seperti sekarang padahal tidak memiliki pengalaman dengan anak, Julius sendiri adalah duda tanpa anak karena pernikahannya hanya berjalan beberapa bulan. Melihat pemandangan dihadapannya tidak pernah membuat Grace tersentuh sedikit pun karena bagi Grace laki – laki adalah tempat di mana uang berada dan memenuhi kebutuhan Olla yang membutuhkan dana besar membuat Grace melakukan hal ini, teringat perkataan Devina di mana sebenarnya Olla hanya menutupi semua sikap Grace.
Percakapan Grace dengan teman – temannya selalu mengatakan di mana pria – pria yang Grace dekatin hanya untuk uang, bukan demi Olla melainkan gaya hidupnya yang tinggi. Grace melakukan ini karena lingkungannya adalah lingkungan berada sehingga membutuhkan dana besar untuk merawat diri. Olla memang alasan agar pria sedikit merasa kasihan dengan Grace dan sejauh ini beberapa pria yang dekat dengannya akan langsung jatuh cinta pada Olla, sehingga mudah memanfaatkan hal tersebut.
“Bunda mau ice cream?” suara Olla membuyarkan lamunan Grace.
“Memang sudah kenyang dan gak mau nambah?” Olla menggelengkan kepala “kamu juga kenyang?” mengalihkan pandangan pada Julius yang hanya menggelengkan kepala “ya udah kamu aja yang ambil nanti bunda ambil sendiri.”
Grace menatap Olla yang melangkah ke tempat di mana ice cream berada sedangkan Grace dan Julius mulai kembali sibuk dengan makanan yang ada dihadapannya saat ini, mereka bergantian untuk memanggang daging agar memudahkan untuk makan. Daging yang diambil sangat banyak dan harus dihabiskan karena jika tidak membuang makanan dengan percuma, Grace adalah orang yang tidak bisa membuang makanan. Olla kembali duduk dihadapan Grace dengan membawa ice cream yang diambilnya.
“Pelan – pelan nanti kalau kurang ambil lagi” Olla mengangguk pelan membuat Julius membelai rambutnya pelan “masih kuat kan?” menatap Grace yang masih makan secara pelan “pelan – pelan saja karena waktunya masih lama.”
Olla yang sudah menghabiskan ice creamnya kembali memakan apa yang dihadapannya dan setelah semua habis tanpa tersisa, keluar dari restoran tanpa tahu tujuan Julius selanjutnya karena Grace tidak bertanya apa pun. Mobil diarahkan Julius ke toko buku yang terkenal dan sekali lagi Grace hanya mengikuti dengan tangan yang digenggam serta Olla berada dalam gendongannya, tidak banyak pertanyaan yang keluar dari bibir Grace mengenai apa yang ingin dilakukan Julius. Grace menemani Olla membeli beberapa buku bacaan kesukaannya sedangkan Julius entah ke mana dan saat mereka bertemu di kasir betapa terkejutnya apa yang Julius belikan untuk Olla tanpa sepengetahuan Grace yaitu membelikan tas sekolah beserta isinya lengkap, Julius hanya tersenyum saat mendapatkan tatapan tajam dari Grace.
“Kamu berlebihan membelikan itu” Julius hanya mendengarkan dari tadi pasalnya semenjak masuk ke dalam mobil dan memastikan Olla tidur Grace mengatakan hal yang sama “nanti dia jadi manja.”
“Bagus manja ke papanya juga.”
Grace menghembuskan nafas panjang mendengar perkataan Julius “terserah kamu.”
“Kalau kamu tidak ingin aku melakukan pada Olla berarti kamu tidak menganggap hubungan kita serius, dari awal aku mencintai kamu sudah menerima semua latar belakang kamu termasuk menerima Olla di tengah – tengah kita jadi biarkan aku mengambil tugas menjadi ayahnya yang selama ini tidak peduli dengannya.”
Grace terdiam sedikit membenarkan perkataan Julius karena sampai sekarang tidak memiliki perasaan apa pun pada pria ini, kalau pun Grace bertahan dengan Julius lebih pada membutuhkan uangnya untuk kelangsungan hidupnya dengan Olla. Meski Grace memiliki pria lain tapi mendapatkan uang mereka tidak semudah yang Julius lakukan padanya, selain faktor bahwa rasa cinta Julius hal lain adalah mengenai statusnya yang membedakan dengan pria lain disamping Grace. Grace menatap Olla yang tidur dengan nyenyak membuat Julius harus menggendongnya menuju unit apartemennya, Grace membawa barang belanjaan mereka berdua dengan Julius menggendong Olla.
Meletakkan barang belanjaan di tempatnya sedangkan Julius memutuskan memasukkan Olla ke dalam kamar, Grace memilih membersihkan diri di kamar mandi setelah seharian berada di luar dengan menyiapkan air untuk berendam agar menenangkan dirinya. Julius masuk ke dalam kamar mandi tidak lama kemudian menatap Grace yang membuka pakaiannya hingga tanpa menggunakan apa pun pada tubuhnya membuat Julius ikut bergabung bersama dengan melepaskan seluruh pakaiannya. Grace yang menatap perbuatan Julius memberi kode untuk bergabung yang tidak disia – siakn oleh Julius, berendam bersama adalah kegiatan yang sering mereka berdua lakukan untuk menjaga kualitas kebersamaan mereka dan setelah itu akan melakukan adegan panas mereka di kamar mandi hingga lelah.
“Aku bakal merindukanmu” mempererat pelukan pada Grace dengan memainkan bukit kembarnya “aku akan melakukan dengan siapa jika ingin?.”
“Nathalie katanya dia mencintai kamu.”
“Aku hanya mencintai kamu tidak peduli dengan wanita lain, ingat itu sampai kapan pun?” Grace mengangguk pelan “kalau aku yang punya perusahaan akan memilih ikut bersama.”
Grace melepaskan pelukan mereka dengan membalikkan badan membelai pipi Julius pelan “aku menginginkan kamu memasukiku sampai aku lelah malam ini.”
“Dengan senang hati.”
Milik Julius selalu memuaskan untuk Grace meski tidak sehebat Ramond tapi bisa memuaskannya sudah cukup ditambah uang Julius sama banyaknya dengan Ramond, Grace melepaskan penyatuan mereka perlahan dengan Julius yang tampak lelah entah berapa kali mencapai klimaks. Membersihkan diri di kamar mandi dan menggunakan pakaian untuk berjaga seandainya Olla tiba-tiba masuk ke dalam kamar, mengambil posisi di samping Julius untuk ikut masuk ke dalam alam mimpi setelah menutup tubuh tanpa busana Julius dengan menggunakan selimut.Bangun terlebih dahulu membuat Grace menghabiskan waktu memasak untuk mereka berdua yang bersiap dengan aktivitasnya, Grace tadi sudah mengirim buku pelajaran Olla hari ini beserta dengan pakaian dari rumah orang tuanya. Menatap hasil masakannya yang ada di atas meja dibarengi dengan dua pintu kamar terbuka menampilkan Olla dan Julius dengan wajah khas bangun tidurnya, Julius menghampiri Olla dengan menggendongnya menuju meja makan Grace tersenyum menatap mere
Menghabiskan waktu bersama Marcus ketika pagi hari dan berlanjut pada pulang kerja dengan berada di salah satu restoran yang berada di puncak atas dari gedung membuat Grace menatap takjub dengan semua yang ada, Marcus memberikan hadiah berupa kalung pada dirinya yang harganya tidak main – main karena dari merk ternama. Grace membelai kalung yang dipakainya setelah diantar pulang oleh Marcus, bukan hanya Grace yang mendapatkan tapi juga Olla dan kedua orang tuanya. Pertemuan terakhir dengan Marcus karena harus melakukan pekerjaan begitu juga dengan yang bersangkutan, tidak ada perasaan sedih sedikit pun karena Marcus tetap akan hadir jika dirinya membutuhkan bantuan dan akan tetap mengirimkan uang untuk Olla serta kedua orang tuanya.Menyiapkan diri untuk berangkat besok dengan jumlah pakaian yang banyak karena akan berada di sana cukup lama, email dari pusat mengenai segala kebutuhan telah dikirimkan semua listmya dan Grace hanya menunggu jadi. Menatap barang yang dibawanya me
Menatap tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh Ramond hingga membuat Grace tidak bisa berkata apa pun bahkan menolak sekali pun saat Ramond memintanya untuk membeli apa yang dia inginkan, dengan terpaksa dan hati bahagia di dalamnya Grace memilih satu tas kecil yang langsung dibayar oleh Ramond. Setelah dari brand tersebut mereka memutuskan untuk makan di restoran luar mall dengan membawa barang belanjaan, Grace tetap menggenggam tangan Ramond dan tidak berniat untuk melepaskannya sama halnya dengan Ramond.Berada di dalam kamar setelah seharian mereka mengelilingi mall dan juga makan di tempat mewah memang menjadi impian dari Grace, setidaknya bersama ketiga pria tersebut Grace bisa memenuhi kebutuhan hidupnya yang penuh kemewahan. Bagi Grace tidak masalah rumah kecil karena itu hanya rumah orang tuanya namun untuk rumah pribadi maka harus lebih besar dibandingkan rumah orang tuanya dan sejauh ini dari uang – uang yang mereka berikan sangat mampu membeli rumah te
Sarapan yang terlambat mereka lakukan berakhir di salah satu mall karena Grace ingin mencoba sesuatu di dalam mall, menggunakan kendaraan online mereka menuju mall yang berada di tengah kota. Ramond tidak ingin melepaskan tangannya dari genggaman tangan Grace di setiap langkah membuat Grace hanya bisa mengikuti sikapnya ini, sikap romantis Ramond tidak membuat Grace jatuh hati sekali lagi tujuannya adalah mendapatkan uang dari Ramond.“Ketemu sama nasabah?” Grace mengangguk “perlu diantar?.”“Jangan kamu di hotel aja karena aku gak akan lama paling cuman jelasin sebentar terus pulang.”“Kalau lama nanti aku jemput” Grace mengangguk.Tepat saat Grace mengangguk di mana ponselnya berbunyi terpampang nama Rachel dan langsung diangkatnya, Rachel mengatakan bahwa bos besar akan menemani dirinya bertemu dengan nasabah besar ini dan meminta Grace untuk bersiap menuju kediaman bos besar yang untungnya tidak terlalu
Grace menghembuskan nafas panjang mendengar perkataan Sebastian dengan hanya bisa mengangguk memutuskan untuk masuk ke dalam kamar yang sudah ditunjuk, menatap kamar yang akan ditempatnya untuk merias diri nantinya. Pakaian yang dikatakan Sebastian tergantung rapi di salah satu sudut ruangan, Grace mendekati gaun tersebut yang seketika langsung menelan salivanya kasar di mana harga dari pakaian ini tidak main-main. Menatap sekitar di mana tampaknya kamar ini merupakan milik seseorang tapi entah siapa karena Grace tidak peduli, tidak tahu harus melakukan apa karena jika tetap berada di dalam kamar rasanya tidak sopan tapi jika keluar tidak tahu harus melakukan apa. Grace terdiam memutuskan apa yang harus dilakukan terhadap hal ini secara perlahan Grace membuka pintu menatap sekitar di mana tampak sepi membuat Grace bingung keberadaan Sebastian, keluar secara perlahan dengan melangkah menuju sofa sambil memainkan ponselnya.“Tidak istirahat?” suara Sebastian mengagetkan Grace di
Perkataan Sebastian tidak salah karena mereka memang saling menikmati dan sudah sama-sama dewasa hanya saja melakukan itu dengan atasan sendiri hal yang tidak pernah ada dalam benak dan pikiran Grace, banyak yang menjadi ketakutannya terutama mengenai kinerja dirinya yang nantinya akan menjadi pembicaraan rekan yang lain. Grace mencoba menghilangkan pemikiran mengenai hal tersebut dengan memilih untuk fokus pada nasabah yang Rachel cari saat berada di sini, dulu Rachel bertemu seorang diri dan karena tidak ada jadwal ke pusat dengan bertepatan Grace berada di pusat maka memanfaatkan hal ini, meminta pada Sebastian untuk menemani Grace karena dasarnya posisinya bukan sebagai marketing melainkan customer service. Grace memang berada di posisi customer service meski begitu juga memiliki tanggung jawab untuk mencapai target meski tidak sebanyak yang lain, pria-pria yang memasukkan dananya jika tidak untuk dirinya maka akan diberikan pada Yusuf atau Devina yang diketahui langsung oleh Ra
Sesuatu yang aneh membuat Grace bertanya di dalam hati karena klien tidak kunjung datang sedangkan Sebastian tampak santai menikmati minuman yang dipesannya, Grace semakin tidak nyaman dengan keadaan saat ini karena hanya berdua dengan Sebastian ditambah perkataannya yang membuat rambut halusnya berdiri. Perkataan Sebastian bukan suatu hal biasa jika yang mengatakannya adalah salah satu dari ketiga pria biasa bersamanya, menjadi masalah yang mengatakan adalah sang atasan. Menatap wajah Sebastian yang masih menikmati minumannya semakin membuat Grace merasa tidak nyaman ditambah tatapannya yang mendalam kearahnya, berkali – kali Grace menelan salivanya kasar.“Klien datang jam berapa, Pak?.”“Minumlah dan setelah itu kita makan” Grace mengernyitkan dahinya “sepertinya tidak akan datang.”Grace membelalakkan matanya menatap Sebastian “tapi dia klien penting bagaimana saya bisa makan dengan tenang.”Sebastian menghembuskan nafas panjang meletakkan tangan di meja
Hidup Julius terasa hampa tanpa adanya Grace disisinya meski bisa menghubungi dengan saling bertukar pesan tetap saja rasanya berbeda, semangat untuk bekerja tidak pernah timbul semenjak Grace berangkat. Julius sendiri beberapa kali menghubungi Olla bertanya mengenai kondisinya saat ini tanpa sang bunda, meski Julius tahu jika orang tua Grace bisa merawat Olla dengan baik tapi tetap saja perasaan rindu pada bocah kecil ini sama dengan rindu pada bundanya dan bertemu Olla sedikit mengobati rasa kangennya.“Hidup tanpa gairah gara-gara cewek” Wilson menggelengkan kepala melihat Julius “kamu tu bisa dapatin yang masih segel daripada sudah bukaan begitu.”“Kalau mau sama Nathali silakan gak ada yang melarang” Wilson menggelengkan kepala “lagian kamu tahu aku cintanya sama Grace kenapa masih saja menyuruh aku ke Nathali, padahal sikap Nathali ke aku juga biasa saja dan kalian yang membuat semua berubah.”“Kamu yakin dia wanita baik-baik?” Wilson menatap Julius dengan ta
Tidak peduli dengan apa yang Sebastian katakan, pada dasarnya Grace sendiri tidak yakin jika anak ini adalah anak Sebastian. Menikah dengan Raditya adalah rencana yang paling masuk akal, membuat Raditya tidak mengetahui tentang anak yang dikandungnya adalah tujuan utama setidaknya anak ini memiliki ayah itu yang ada dalam pikiran Grace.“Kamu benar mau menikah sama aku?” suara Raditya membuyarkan lamunannya.Grace mengangguk “Pernikahannya nanti malam kenapa malah bertanya sekarang?”Raditya tersenyum mendengar kata-kata yang keluar dari bibir Grace “Setidaknya aku tanya pendapat kamu karena kita menikah di rumah sakit.”“Bukan masalah besar.”Pernikahan mereka akan diselenggarakan malam ini, lebih tepatnya beberapa jam lagi. Grace sudah berganti pakaian kebaya dengan riasan minimalis, disampingnya ada Olla dan ibunya sendiri masih di ranjang pasien, sedangkan ayahnya berada tidak jauh dari ibunya. Gr
Grace tidak tahu harus berbuat apa saat melihat hasil pemeriksaan yang dilakukannya, tanda dua yang menyatakan bahwa dirinya sedang hamil. Tidak ada dalam bayangannya siapa benih yang ada didalam dan tidak mungkin mengatakan pada Raditya yang artinya bisa jadi pernikahan mereka akan terhenti, Grace membutuhkan Raditya untuk menutupi siapa ayah dari bayi yang ada didalam kandungannya saat ini.“Apa yang harus aku lakukan?” membelai lembut perutnya yang masih rata.Memilih keluar dari kamar mandi dan langsung membuang bukti begitu saja, satu hal Grace tidak ingin menikah dengan Sebastian. Raditya sendiri bukan pilihan tepat tapi mengharapkan Julius lebih tidak mungkin, Julius bisa saja langsung menikahinya saat tahu dirinya hamil tapi orang tuanya.“Darimana?” tanya Raditya yang secara tiba-tiba ada dihadapan Grace “Kenapa pucat?” membelai lembut pipi Grace yang hanya dijawab gelengan kepala “Pernikahan kita terjadi besok
Grace tahu keputusannya tidak benar-benar akan terjadi dalam waktu dekat, tapi nyatanya tidak demikian sang ibu sadar keesokan harinya. Raditya selalu berada disamping Grace bahkan sudah dekat dengan Olla, melebihi kedekatan Olla dengan Julius yang membuat Grace yakin dengan keputusannya.“Kalian benar akan menikah?” tanya sang ibu menatap penuh harap pada Grace dan Raditya.“Lagi persiapkan semuanya, Bu.” Raditya menjawab dengan nada lembutnya membuat Grace hanya diam.Menatap sang ibu yang sudah sadar cukup membuat Grace bersyukur tanpa henti, bahkan dirinya sudah memberikan kabar pada Julius mengenai kondisi ibunya saat ini. Julius sendiri tidak bisa datang disebabkan banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan, penjelasan Julius membuat Grace bernafas lega setidaknya pria itu tidak datang saat dirinya menikah dengan Raditya nanti.“Bunda benar menikah sama Om Raditya?” Olla menatap Grace dengan tatapan ingin tahu &l
Percintaan mereka membuat Grace tidak bisa berpikir jernih, bahkan melupakan jika mereka tanpa menggunakan pengaman sama sekali dan lebih parah lagi baru saja melepaskan kontrasepsi. Menatap kamar yang baru saja menjadi saksi mereka berdua dalam melakukannya semalam, belaian yang Raditya lakukan masih diingat olehnya.“Ayo kita harus ke rumah sakit.” Raditya memegang lengan Grace yang membuatnya tersadar dari lamunan.Mengikuti langkah Raditya menuju rumah sakit yang langsung tersadar dengan kondisi ibunya, ketakutan kecil hadir membayangkan hal buruk yang terjadi pada ibunya. Genggaman tangan Raditya membuat Grace sedikit merasa tenang, bahkan tidak merasakan ketakutan besar atau bisa dikatakan merasa terlindungi. Grace menatap sang ayah yang berjalan mondar mandir depan pintu membuat Grace datang dan memeluknya erat, Grace hanya menepuk punggung ayahnya perlahan untuk menenangkan.“Ibu kamu tadi mengalami sedikit pendarahan dan harus dimasukk
Pertemuan dengan keluarga Raditya membuat Grace menggelengkan kepala karena bagaimana pun tidak ingin menjadi istri kedua, meski begitu keputusan Grace tetap sama yaitu melepas alat kontrasepsi setelah sekian lama.Keadaan ibunya sendiri belum mengalami perkembangan sama sekali dan Raditya lebih sering menemani dirinya dibandingkan Julius, entah bagaimana ceritanya keluarga Julius memintanya mengurus perusahaan yang ada di pusat. Julius mengatakan ini salah satu syarat agar hubungan mereka direstui, meski sebenarnya Grace tidak peduli sama sekali mengenai hal itu.“Kalau ibu sembuh nanti kita jalan – jalan.”Grace memandang Raditya dengan tatapan bingung “jalan – jalan kemana?”“Umroh.”Membelalakkan matanya mendengar perkataan Raditya “kita lihat saja nanti.”Tidak memberikan jawaban semestinya membuat Raditya hanya tersenyum, Grace memandang dengan tatapan aneh pada Raditya dimana
Perkataan Julius malam itu membuat Grace berpikir banyak dengan perlahan melangkah keluar dari rumah sakit menuju kesalah satu rumah sakit dimana dirinya memasang alat pengaman dengan ditemani Julius saat itu, Grace sudah sangat yakin melepaskan pengaman agar bisa hamil anak Julius dan hubungan mereka bisa melangkah jauh.Julius datang tidak lama kemudian dimana mereka saling menatap saat berada didepan ruang periksa, melangkah mendekat dengan langsung menggenggam tangan Grace. Grace sangat tahu apa yang ada dalam pikiran Julius saat ini dimana karena secara tiba – tiba berubah pikiran, tidak lama nama Grace dipanggil membuat mereka masuk kedalam dan dokter langsung meminta mereka masuk kedalam kamar untuk proses selanjutnya.“Kenapa kamu melakukan ini?”“Anak akan membuat orang tua kamu merestui kita.”Julius menghembuskan nafas pelan “tapi tidak perlu sejauh ini.”“Bukti bahwa aku mencintaimu dan si
Penolakan yang Grace berikan membuat Sebastian emosi namun sekali lagi tidak dipedulikannya, Sebastian menarik tangan Grace entah kemana lagi tujuan pria ini karena memang tidak tahu banyak. Langkah mereka terhenti di depan hotel membuat Grace menghentikan langkahnya dengan menarik Sebastian dan mereka saling pandang dalam diam, gelengan kepala Grace membuat Sebastian mendekat namun terhenti saat ponsel Grace berbunyi.“Ada apa?” saat melihat wajah pucat Grace.Grace tidak menjawab pertanyaan Sebastian dengan melepas genggaman tangan lalu melangkah kearah kantor, Sebastian hanya diam mengikuti langkah Grace kedalam kantor dimana langsung masuk keruangan Rachel yang didalamnya masih ada rekan kerjanya yang lain.“Maaf jika saya tidak sopan” mereka memandang Grace yang tampak kacau “Mbak Rachel saya ijin pulang karena ibu masuk rumah sakit pembuluh darahnya pecah dan sekalian saya pengajuan cuti.”“Kamu pulang sama
Kedatangan dua petinggi mereka di kantor membuat suasana berubah dimana pastinya memeriksa semua kinerja dari mereka semua, Stefi sendiri tidak bisa bergerak sama sekali dengan kedatangan dua petinggi. Agenda pertama mereka adalah pastinya rapat membahas mengenai banyak hal dimana akhirnya mereka berada didalam tempat dimana biasanya Devina dan Yusuf bekerja, mencatat semua yang dikatakan dua petinggi tersebut agar tidak ada yang terlewatkan sedikit pun.“Kalian berdua kenapa gak ikut?” Bintang menatap Devina dan Grace bergantian.“Sudah terlanjur beli tiket, Bu.”Bintang dan Yunita hanya bisa menggelengkan kepala mendengar jawaban Devina, sesi selanjutnya adalah dimana mereka menghadap satu persatu kepada mereka berdua. Pertama kali masuk adalah Stefi karena karyawan baru dan mereka belum bertemu sama sekali, sedangkan yang lain berada diluar dimana akhirnya Grace memeriksa kerjaan Stefi yang kemarin ditinggalkan seorang diri.&ld
Liburan yang sangat membahagiakan dimana senyum Olla tidak lepas sama sekali dan Julius sangat mengikuti apa permintaan Olla, didalam kamar terkadang mereka berdebat yang berakhir dengan kesalahan Grace dalam mengungkapkan pendapat, perbuatan Julius juga tidak salah dan karena pria tersebut dimana Olla dapat tersenyum lebar yang tidak didapatkan dari ayah kandungnya.“Makasih buat semua” menatap Julius lembut.Mencium bibir Grace singkat “apa pun aku akan lakukan buat kalian berdua.”Balik ke tanah air dengan barang banyak membuat mereka harus sabar menunggu bagasi dan besok akan kembali ke aktivitas semula yang berarti harus berhadapan dengan Stefi, pandangan Devina dan Grace mengarah pada Olla yang sedang bercanda bersama Julius sedangkan Herman sendiri sibuk dengan ponselnya.“Yakin gak mau pilih Julius?” Grace mengangkat bahu “lihat mereka udah kaya bapak anak.”Grace mengalihkan pandangan menatap