Beranda / Thriller / Misi Misteri Sang Indigo / Bagian 09. Keberuntungan Saleh

Share

Bagian 09. Keberuntungan Saleh

Penulis: Sayang Yura99
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ac yang sejuk, dan hanya mendengar suara mesin bus melaju.

Raizel melirik semua temannya yang telah tidur, termasuk Vano, ia memutuskan untuk ikut terlelap juga. 

Nyaman, dia tertidur sangat lama. 

Mungkin ada beberapa jam, hingga sampai kondektur bus'pun membangunkan Egy.

Tanpa disengaja, suara kondektur bus itu juga membuat Raizel terbangun.

"Mas ... Mas ... udah sampe" ucapnya. 

"Udah ya, Pak?" Egy terbangun dengan lesu.

"Iya Mas, udah sampe" jawabnya mengulangi kata. 

Mereka bergegas turun dari bus, setelah  berada di luar, Egy bertanya kepada kondektur tersebut.

"Pak, kalo mau ke alamat desa 'Bagaharuni' ini, naik bus apa lagi ya?"

Ternyata desa tempat ayah Egy tinggal adalah desa Bagaharuni.

"Oh, kalian mau kesana?" jawab kondektur bus dengan ramah.

"Nanti kalian naik bus Efensi, yang warnanya kuning tapi ini baru jam 1 siang, bus itu ada sekitar jam empat sore?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 10. Bus Hantu

    Caca melirik jam pada handphonenya. Jam menunjukan pukul 15.02Tidak terasa ternyata waktu membagikan es dawet sudah memakan waktu cukup lama."Pak, ini udah jam tiga Pak, ayo kita siap- siap" ajak Caca.Sontak Raizel, Egy dan yang lainpun melirik jam yang ada di handphone mereka, ada juga yang melirik pada jam tangan. Dan memang benar sudah jam tiga lebih beberapa menit.Saleh langsung berjalan agak cepat, karena wadah dawet dan yang lainnya sudah habis, paling hanya tersisa gula dan es batu. Itu pun tinggal sedikit lagi, membuatnya lebih ringan. Memudahkan Saleh memikul wadah jualannya, sehingga Saleh bisa berjalan lebih cepat dari sebelumnya.Ternyata memang benar, kosan Saleh memang dekat dengan Masjid. Mungkin hanya butuh waktu tiga manit berjalan dari Masjid.Kosan Saleh begitu kecil, itu karena memang Saleh tinggal sendirian.Karena itu, mereka memutuskan untuk menunggu Saleh bersiap di luar ko

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 11. Bus Hantu2

    Raizel menatap jam yang tertera di atas wallpeper ponselnya, jamnya menunjukan pukul 19.16.Ya. Belum terlalu malam, dan harusnya jalanan masih ramai kendaraan, tapi saat ia mengintip keluar kaca. Tak ada satu pun kendaraan yang lewat.Untuk memastikan dugaanya, Raizel mencoba bertanya pada Vano."Van ... ngomong-ngomong ini busnya kok kotor dan hancur banget ya?" bisiknya.Raizel sengaja mengatakan itu, ia benar-benar ingin mengetes jawaban Vano, sependapat atau tidak dengannya.Namun, jawaban Vano begitu mengejutkan Raizel."Huus! Jangan ngomong gitu Rai .... Nggak sopan, orang bus rapih kaya gini dibilang hancur" balas Vano berbisik."Apa lo bilang?" ujar Raizel tidak percaya akan apa yang didengarnya."Gue bilang, lo jangan ngomong kaya gitu. Nggak sopan, bus rapih kaya gini dibilang kotor dan hancur ... gimana sih Rai, hadeuuh?" balas Vano memperjelas.Raizel benar-benar tercengang me

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 12. Jalangkung 1.

    Di gelapnya malam yang gulita. Raizel dan teman-temannya berjalan keluar dari rerumputan untuk menuju jalanan aspal. Saat mereka sudah sampai. Angin menyapu helaian rambut, mengusap sejuk leher dan kening mereka yang gerah, membuat panas di dalam tubuh menjadi normal kembali. Ternyata, mereka sudah sampai pada Desa Bagaharuni. Yang di mana itu adalah desa tujuan mereka sebenarnya. "Pak, ini kita masih jauh nggak?" tanya Egy sembari mengusap-ngusap celana levisnya karena kotor. "Enggak , Den. Beruntungnya kita udah sampe ... itu lihat." Saleh menujuk ke arah warung dekat lapangan. Lumayan jauh dari jarak mereka berdiri, namun karena mereka yang ada di posisi gelap, menjadi cukup jelas untuk melihat ke arah yang terang.Di sana, nampak sekali banyak pemuda-pemuda dan anak-anak tengah bermain bola di lapangan depan warung tersebut. Tidak kurang juga, ada banyak orang-orang dewasa yang nongkrong di situ untuk

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 13. Jalangkung 2

    "Pak, boleh saya tegur nggak anak-anak itu?" ijin Raizel terus fokus memperhatikan anak-anak yang terus membaca mantra terlarang di sana."Boleh, Den. Silahkan" jawab Talam.Raizel sudah mengumpulkan niat untuk menemui anak-anak itu, yang berarti dia juga akan bersiap bercampur bersama banyaknya mahluk astral yang ada di lapangan.Saat Raizel akan mengambil langkah pertamanya untuk menghampiri mereka. Bersama dengan itu, sebuah bola melayang dan tepat mengenai mainan Jalangkung mereka. Karena hal itu juga, mereka berhenti membaca mantra."Kak! Hati-hati dong! Kita kan lagi mainan" protes salah satu anak laki-laki berumur 15 tahun yang bernama Bondan, tidak senang karena mainannya terhantam oleh bola."Maaf Kakak nggak sengaja .... Kalian pindah aja mainnya, di deket warung tuh biar nggak kena lagi" jawab remaja laki-laki yang berumur 19 tahun bernama Andri.Anak-anak itu menuruti saran dari Andri untuk berpindah tempat be

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 14. Musuh Yang Tersembunyi

    Dalam jatuhnya, Raizel masih terdiam membiarkan Haikal meremehkannya."Mana coba? Mana? Suruh dia mukul aku lagi ... dan kamu harus inget, kalo dia nggak mukul aku, kamu yang bakal aku pukul!" gertak Haikal pada Raizel.Tak butuh waktu lama, Raizel pun bangun dari posisi terjatuhnya, lalu matanya menatap tajam pada Haikal yang terus saja tersenyum sinis meremehkan.Raizel juga ingin meninju dan memukul wajahnya yang menyebalkan itu, tapi ia masih berusaha menahan rasa kesal karena dirinya masih menghormati Saleh.Bagaimanapun juga, dia memang pendatang.Juga mengingat niat awal mereka datang ke sana adalah karena Ega."Aku hitung sampe tiga, kalo dalam hitungan ketiga nggak ada pukulan apapun hahaha ... kamu siap-siap aja deh!" oceh Haikal lagi.Bersamaan dengan itu, memang Kuntilanak berseragam SMA itu masih ada di sana, di dekat Haikal. Namun, entah dia akan memukul Haikal lagi atau

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 15. Musuh Yang Tersembunyi 2

    Namun, di balik rasa sakit yang menyiksa Raizel ternyata Dawehlah orang yang memberikannya.Daweh melirik Raizel yang sudah mulai berkeringat, diam-diam Daweh tersenyum tipis karena senang melihatnya tersakiti.Sambil menunggu para warga membawa sesembahan yang diminta Daweh, untuk melepas haus. Vano membeli beberapa minuman di warung Sri untuk dirinya dan teman-temannya.Ternyata Caca dari tadi, diam memperhatikan Raizel dan Raizel sendiri merasa, Caca tahu jika dirinya tengah menahan sakit.Caca kemudian mengerutkan dahinya, karena Caca mengira Raizel sedang dalam kondisi tidak baik, akhirnya ia berbisik kepada Egy yang berdiri di sampingnya."Gy, lo lihat ... Raizel kok gemeteran kaya nahan sakit ya?"Lantas karena bisikin Caca, tanpa harus menjawab Egy dengan cepat memutar bola matanya melihat ke arah Raizel.Egy merasa, bahwa dugaan kekasihnya itu benar. Jadi dia berjalan menghampiri Raizel.

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 16. Cinta Pertama Winda

    Seperti rencana sebelumnya, kini Saleh membawa Egy, Raizel, Vano, Diva, Caca, dan Cindy ke rumahnya.Tok! Tok! Tok!"Asalammualaikum, Dek!" seru Saleh memberi salam, seraya mengetuk pintu rumah, memanggil istrinya untuk membukakan pintu untuknya."Waalaikumsallam ...," Jawab Ningsih dari dalam, kemudian terdengar suara kunci juga terlihat knop pintu yang bergerak menandakan pintu akan segera dibukakan."Mas Saleh!" Ningsih yang gembira melihat sosok lelaki yang sangat ia tunggu-tunggu kehadirannya, kini ia begitu kaget, Suami tercintanya sudah pulang secara tiba-tiba tidak mengabarinya terlebih dahulu.Karena biasanya, Saleh dua atau satu hari sebelum pulang, akan menyempatkan diri mengabari sang istri terlebih dahulu, mengunakan ponsel milik tetangga kos yang juga temannya.Dengan cepat, Ningsih mencium punggung tangan Saleh."Kok, Mas pulang nggak ngabarin dulu?" tanya Ningsih tersenyum bahagia.

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 17. Cinta Pertama Winda

    Jam menunjukukan pukul 21.56 malam.Di rumah Saleh yang biasanya hening, kini sangat ramai karena kedatangan Saleh, Raizel, Egy, Vano, Caca, Cindy, dan Diva.Mereka kini mengadakan makan malam bersama.Saat makan malam, Winda melirik Raizel yang duduk dekat dengan Diva. Entah mengapa saat melihat Diva dan Raizel tersenyum bersama. Hati Winda merasakan sakit yang belum pernah ia rasakan sebelumnya."Winda udahan ah! Makannya" pungkas gadis itu berlalu pergi masuk ke dalam kamar.Padahal ia baru saja makan beberapa sendok, sisa makannya pun masih banyak."Kok Winda makannya sedikit sekali" ucap Saleh heran, menatap kepada istrinya."Enggak tau, Mas. Biasanya juga nggak gitu" jawab Ningsih memandangi pintu kamar putrinya. Yang sudah ditutup oleh Winda.Mereka tidak tahu, bahwa Winda seperti itu sebenarnya karena cemburu.Di dalam kamar, Winda berdiri bersender pada pintu kamarnya.Ia memalingkan wajah

Bab terbaru

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 78. Vano & Cindy

    2 jam lagi, acara pernikahan gue sama Cindy dimulai. Gue cuma berharap, semoga acara dan segala urusan hari ini berjalan lancar. Gue emang udah niat lama, pengen cepet-cepet nikah sama Cindy. Karena, gue nggak mau sampai harus jauh dari dia. Awal mula gue suka dia, karena dia minta ditemenin beli baju.Waktu itu, gue belum punya perasaan apa-apa sama dia.Alias masih biasa aja, dan masih nganggep Cindy itu cuma sebatas sahabat nggak lebih. Saat perjalanan pulang, gue mau anterin dia pulang. Karena udah terlalu sore, dan masa iya gue ngebiarin sahabat cewek gue pulang sendiri. Jadi, gue nawarin diri buat anter dia pulang. Namun, malah dia nggak mau gue anter. Alasannya, katanya itu nggak adil. "Gue nggak mau lo anter pulang.Itu nggak adil, masa iya gue pulang bareng elo ....Dan habis itu, lo pulang sendiri ....Mending kita pulang sendiri-sendiri aja." Dia ngomong kaya gitu, gu

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 77. Egy & Caca

    Pada saat itu, gue dan Raizel, juga Vano baru aja masuk SMA.Kita masih umur 16 tahun.Kita membuat geng yang cuma 6 orang, gue, Raizel, Vano, Cindy, Caca dan Diva.Awalnya kita ngebuat geng atau persahabatan ini, karena kita sudah merasa cocok aja.Cocok dalam berbagai hal.Hingga sampai gue punya perasaan ke salah satu sahabat gue sendiri, gue bisa suka dia.Karena ... dia itu ....Susah juga gue jelasinnya.Intinya gue suka aja.Gue beraniin diri buat nembak dia jadi pacar gue, dan akhirnya gue diterima. Jadilah persahabatan kita, menjadi sebuah ikatan pacar.Tetapi meskipun begitu, kebersamaan kita masih tetap terjaga. Karena bagi kita semua, pacar bukan alasan buat ninggalin tali persahabatan, dan kenyamanan pertemanan.Banyak masalah, pengalaman dan hal yang udah gue alami selama ini. Sampe, gue harus mati-matian. Nyari tau penyebab, kenapa Ega bisa meninggal.Ega, A

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 76. Reza & Hasna

    Pov. Reza. Setelah acara 7 hari Ega dan Kak Ajeng. Aku masih tidak tau, siapa yang sudah membunuh Kakakku. Meskipun nanti aku tau, aku cuma ingin menanyakan alasan apa, sampai dia membunuh Kakakku?Hanya ingin bertanya saja. Jikapun dia menjawab, dan menjelaskan apa alasannya.In Sya Allah, aku bisa memaafkannya. Juga, aku baru tau. Ternyata, Kak Ajeng, dan Kak Haikal saling mencintai dulunya. Aku sudah menerima kenyataan, bahwa Kakakku pergi. Aku sudah ikhlas, karena mungkin ini takdir. Meskipun aku sangat menyayangi Kakakku. Tapi jika Allah, saja sudah merindukan dia. Aku bisa apa?selain ikhlas dan menerima. Dia adalah perempuan yang selalu menyayangiku setelah ibu meninggal. Dia adalah Kakakku yang selalu memanjakanku, menghiburku kala aku merindukan Ibu. Dan sekarang, dia juga pergi menyusul Ibu. Awalnya, aku pikir. Aku tidak akan bisa menerima kenyataan pahit ini. Tidak bi

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 75. Kebahagiaan

    "Uuh ... nyamannya, nggak kerasa gue udah pergi 3 minggu dari rumah ....Padahal cuma 3 minggu, tapi rasanya kaya 3 tahun.Soalnya , banyak banget pengalaman yang udah gue lalui di sana," gumam Raizel, sambil terlentang.Tiba-tiba ....Tok! Tok! Tok!Suara pintu diketuk, tentu Raizel bangun untuk membukanya,"Den ...." Ternyata itu adalah Isum.Ia berdiri dihadapan Raizel dengan keadaan yang sudah berlinangan air mata.Raizel yang melihat Isum berdiri di depan pintu kamarnya seperti itu pun tersenyum, Raizel senang bisa melihat Isum lagi."Bi?"Mareka melepas rindu, Raizel memeluk Isum dan Isum terisak di pelukan Raizel. Isum bahagia, karena Raizel sudah kembali."Den, Bibi ... kangen."****Setelah Isum pergi, ia berjalan ke arah cermin. Raizel memandangi pantulan wajahnya.Kemudian menghembuskan nafas panjang."Huuufh ... sungguh keajaiban gue bisa hidup lagi, kalo gue nggak bisa

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 74. Sampai Jumpa

    Haikal menatap Raizel, yang berbicara tanpa menoleh kepadanya. Ia terkejut, setelah Raizel mengatakan bahwa ia tahu semua alasan mengapa ia melakukan itu."Maksud kamu?" tanya Haikal, tidak sabar mendengar jawaban dari Raizel."Iya ... harusnya, kalo lo beneran cinta sama dia ... lo ngelindungi dia, bukan malah ...." Raizel menggantungkan kata-katanya, membuat Haikal tidak tenang."Bukan malah lo nurutin keinginan Ayah sama Paman elo, yang sebenernya lo tau itu salah," lanjut Raizel masih fokus ke depan, tidak melihat ke arah Haikal yang sedari tadi. Memantapkan padangan padanya.Deg!Jantung Haikal sejenak berhenti berdetak, ternyata tebakannya benar. Raizel sudah tahu, jika dia yang telah membunuh pacarnya sendiri. Haikal menunduk, ia malu, sedih, dan menyesal.Melihat Haikal tertunduk, Raizel melirik dan kemudian menoleh padanya."Ini buat pengalaman, suatu saat nanti ... kalo lo punya seseorang di hati

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 73. Gue Tau

    🌸🌸Pov. Raizel.Ketika tubuh ini merasa lelah ...Ketika gue akan ikhlas untuk pergi, meninggalkan semuanya ....Di saat itu ....Gue pikir itu yang terbaik ....Tetapi, ternyata gue salah.Hati gue ternyata belum siap.Meninggalkan semua orang yang gue sayangi.Meninggalkan seseorang yang gue cintai.Gue bersyukur.Karena Tuhan ngasih gue satu kesempatan lagi.Ketika mata gue bisa lihat dunia lagi.Perasaan bahagia, nggak bisa gue pungkiri.Terimakasih Tuhan ....Terima kasih ....Pov selesai🌸🌸🌸🌸Mata yang terpejam.Kini kembali perlahan mengerjap lagi.Perlahan, Raizel kembali membuka matanya.Raizel terbaring, di atas rumput hijau.Beberapa tetes air mata, menetes jatuh tepat di atas pipinya.Itu adalah air mata Diva.Ia tersenyum, karena Tuhan telah memberikan satu kesempatan lagi.Saat mata Raizel

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 72. Raizel

    Pagi yang sejuk, mentari masih belum juga menunjukan cahayanya yang sempurna.Hanya sedikit cahaya pagi yang membuat dunia tidak terlalu gelap saat ini.Musuh telah kalah.Tujuan telah tercapai.Misi hampir selesai.Diva, Caca, Cindy, Hasna, Winda, Egy, Vano, Haikal, Andri, dan Reza juga Gunawan.Masih setia menunggu sang 'Indigo' membuka matanya.Gunawan berjalan pelan, ke arah Raizel yang masih terbaring.Mata Gunawan menatap fokus, pada tubuh remaja yang masih memakai baju pengantinGunawan sudah tau semua yang telah terjadi, termasuk tentang Raizel yang dipaksa menikah.Setelah ia sudah berdiri tepat di samping Raizel, Gunawan berlutut. Mengusap lembut pipi Raizel lalu memeluknya.Memejamkan mata, Gunawan membelai sayang kepala Raizeldan berkata."Terimakasih Raizel, udah cukup kamu tidurnya ....Ayo bangun, kita semua khawatir khawatir sama kamu."Semua pasang mata di

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 71. Terungkap

    Tap ... Tap ... Tap ...Suara derap langkah kaki, mendekati tubuh Raizel dan Diva yang sudah tak sadarkan diri.Laki- laki itu menyeringai puas, melihat momen yang menurutnya sangat enak untuk ditonton."Hahahaha ...!" Daweh berkacak pinggang dan tertawa puas.Padahal sebentar lagi, gudang akan runtuh karena api sudah kembali membesar dan merambat ke atas atap.Tapi dia seolah tidak memerdulikannya."Ini karena kamu sudah menghancurkan segalanya ....Lebih baik, kalian mati bersama."Daweh mengangkat tinggi-tinggi kedua tangannya, yang memegang benda pusaka sebuah keris berwarna hitam, ukurannya juga lebih besar dari keris perak yang dipegang Raizel sebelumnya.Siap untuk menghunuskan ujung keris yang lancip pada Raizel dan Diva. Namun, saat Daweh meluncurkan ujung keris itu.Tiba-tiba saja, kilatan putih langsung menyambar tubuhnya.Braaakk!!Tubuh Daweh terpent

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 70. Maaf

    Di sebuah tempat, tapi tidak jauh dari lokasi rumah Daweh.Tampak dua orang sudah menyusun segala sesuatu yang dibutuhkan untuk keperluan mereka.Telah disiapkan beberapa lilin siap untuk dinyalakan, yang berjejer membentuk sebuah bintang, juga ada bunga 7 rupa, kelapa muda yang sudah dibuka, jangan lupakan 2 buah foto seseorang, ditangan Hendrik."Kang ... semuanya sudah siap," kata Hendrik, selesai menyusun semuanya."Iya ... tapi anehnya, kenapa batu mawar kencana ini belum nyala juga, ya? Harusnya, 4 orang tumbal udah cukup buat batu ini menyala" 4 tumbal yang dimaksud adalah, Haikal, Hasna, Raizel dan Diva.Daweh memandangi batu akik kecil, berwarna merah mengkilat.Di dalam batu itu, terukir sebuah bentuk bunga yang persis seperti bunga mawar."Kita harusnya tinggal, menambahkan sisanya, kan? Kang? 3 orang lagi untuk menutup mantranya?" tanya Hendrik, melihat kearah Daweh yang masih menunggu batu merah

DMCA.com Protection Status