Beranda / Thriller / Misi Misteri Sang Indigo / Bagian 16. Cinta Pertama Winda

Share

Bagian 16. Cinta Pertama Winda

Penulis: Sayang Yura99
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Seperti rencana sebelumnya, kini Saleh membawa Egy, Raizel, Vano, Diva, Caca, dan Cindy ke rumahnya.

Tok! Tok! Tok!

"Asalammualaikum, Dek!"  seru Saleh memberi salam, seraya mengetuk pintu rumah, memanggil istrinya untuk membukakan pintu untuknya.

"Waalaikumsallam ...," Jawab Ningsih dari dalam, kemudian terdengar suara kunci juga terlihat knop pintu yang bergerak menandakan pintu akan segera dibukakan.

"Mas Saleh!" Ningsih yang gembira melihat sosok lelaki yang sangat ia tunggu-tunggu kehadirannya, kini ia begitu kaget, Suami tercintanya sudah pulang secara tiba-tiba tidak mengabarinya terlebih dahulu.

Karena biasanya, Saleh dua atau satu hari sebelum pulang, akan menyempatkan diri mengabari sang istri terlebih dahulu, mengunakan ponsel milik tetangga kos yang juga temannya. 

Dengan cepat, Ningsih mencium punggung tangan Saleh.

"Kok, Mas pulang nggak ngabarin dulu?"  tanya Ningsih tersenyum bahagia.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Silver Puma
Astaga Winda...
goodnovel comment avatar
Vincent Situmorang
ini diabab yg menarik jatuh cint wind pd tokoh Raizel, jSi penasaran, bakalB jDiN gak ya?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 17. Cinta Pertama Winda

    Jam menunjukukan pukul 21.56 malam.Di rumah Saleh yang biasanya hening, kini sangat ramai karena kedatangan Saleh, Raizel, Egy, Vano, Caca, Cindy, dan Diva.Mereka kini mengadakan makan malam bersama.Saat makan malam, Winda melirik Raizel yang duduk dekat dengan Diva. Entah mengapa saat melihat Diva dan Raizel tersenyum bersama. Hati Winda merasakan sakit yang belum pernah ia rasakan sebelumnya."Winda udahan ah! Makannya" pungkas gadis itu berlalu pergi masuk ke dalam kamar.Padahal ia baru saja makan beberapa sendok, sisa makannya pun masih banyak."Kok Winda makannya sedikit sekali" ucap Saleh heran, menatap kepada istrinya."Enggak tau, Mas. Biasanya juga nggak gitu" jawab Ningsih memandangi pintu kamar putrinya. Yang sudah ditutup oleh Winda.Mereka tidak tahu, bahwa Winda seperti itu sebenarnya karena cemburu.Di dalam kamar, Winda berdiri bersender pada pintu kamarnya.Ia memalingkan wajah

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 18. Gue Nggak Sendiri

    "KAK! PELAN-PELAN!!" pekik Reza pada gadis yang ada di depannya, gadis yang tengah mengayuh sepedanya dengan sangat kegilaan. Yaitu Winda."Pegangan yang kenceng!" jawab Winda masih terus mengayuh sepeda dengan cepat."PEGANGAN AAAPAAAA!!?" jawab Reza emosi juga penuh ketakutan, tangannya masih berpegangan erat pada pucuk sadel/jok yang ia duduki hingga pegal.Mata Reza mendelik tajam, saat melihat sepedanya yang akan meluncur melewati turunan jalan cor-coran."KAK! BERHENTI! MENDING AKU TURUN AJA!" Reza sudah mulai menyerah untuk dibonceng Winda. Namun, Winda menulikan telinganya. Dia tidak mendengarkan teriakan anak laki-laki yang ia bonceng.Kemudian, sepedanya pun meluncur tajam menuruni jalanan cor-coran itu.Karena Reza sangat takut terjatuh, ia nekat memeluk tubuh Winda dari belakang kemudian memejamkan matanya.Tidak berani untuk melihat ke depan.Winda pun membiarkan itu."Ya Allah! Ya

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 19. Kenapa

    Di depan pintu rumah Gunawan, terlihat ada dua orang yang tengah duduk di teras depan di samping tiang rumah yang tinggi dan kokoh, mereka adalah Raizel dan Diva.Diva tersenyum kecil mengingat betapa hangatnya tadi pelukan Raizel, lagi-lagi Raizel berhasil membuat jantungnya dipenuhi oleh cinta.Kedua remaja itu menengadahkan kepalanya ke atas langit, memandangi sinar bulan yang berwarna putih terang dan banyaknya bintang di sekelilingnya."Rai ...," Panggil Diva sambil terus memandangi bulatan bercahaya di atas langit."Hem." jawab Raizel tanpa menoleh ke arah gadis yang duduk tepat di sampingnya, ia tengah memandangi satu persatu bintang yang cahayanya berbeda-beda.Ada yang redup ada pula yang bersinar terang, bahkan ada yang bercahaya merah keorange-orangenan."Sejak kapan lo bisa melihat hal-hal yang nggak bisa orang lain lihat?" tanya Diva tanpa menoleh kearah Raizel.Matanya masih setia pada peman

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 20. Tenggelam

    Di sisi kolam renang tepatnya di atas kursi santai yang panjang.Seorang cowok berambut coklat terlihat sedang memanjakan tubuhnya dengan setengah duduk dan setengah berbaring.Dia hanya memakai celana Boxer pendek dan bertelanjang dada, layaknya seperti di pantai. Ya, dia adalah Egy.Di samping kursinya, tepatnya di samping kakinya terduduk cowok berambut hitam lurus dengan tanda biru kecil di antara kedua alisnya.Kedua kakinya ia celupkan ke dalam air, sambil menyaksikan teman-teman perempuannya sibuk bermain Voli di dalam kolam bagian ujung yang dalamnya hanya 1,5 meter, dengan gembira.Ia hanya terdiam, nampak seperti sedang menimang-nimang sesuatu di dalam pikirannya. Dia adalah Raizel, memakai baju tangan pendek biru laut."Rai, nyemplung gih" ujar Egy yang sedang bersantai di atas kursi panjangMembuatnya tidak fokus berfikir."Nggak lah! Lo aja sana," jawab Raizel."Iya bentar lagi gu

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 21. Mau Nggak Jadi Pacar Gue?

    Pada sore hari.Seorang gadis yang terlihat lebih muda dari tiga gadis yang sedang bersender di kepala ranjang, gadis itu berkulit sawo matang dan rambutnya yang selalu ia ikat satu di belakang lehernya. Dia adalah Dijah.Sedang meletakan nampan yang di atasnya ada tiga gelas susu putih."Kak, ini jangan lupa diminum susunya ya," ujar gadis berkulit sawo matang itu, kepada tiga gadis yang ada di atas kasur."Makasih ya." jawab Diva."Iya, Kak. Aku keluar dulu ya," pamit Dijah berlalu pergi ke luar kamar.Ketiga gadis itu hanya tersenyum memandangi Dijah yang ke luar meninggalkan mereka."Gila ... pengalaman yang paling buruk" celetuk Caca memerosotkan tubuhnya yang tadinya bersender di kepala ranjang menjadi tidur di atas kasur, sembari menarik selimut hingga menutupi pundaknya.Mengingat betapa horornya tadi mereka tenggelam secara tiba-tiba, hingga tak sadarkan diri.Diva dan Cindy hanya diam mengangg

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 22. Mahluk Kiriman Daweh

    Di salah satu ruangan kamar.Tepatnya di atas kasur.Dua gadis terbaring dengan nyaman, tubuhnya terbungkus oleh selimut bulu yang hangat.Hingga, salah satu dari mereka perlahan menggerakan tubuhnya. Dan membuka matanya dengan lesu.Tangan Cindy meraba-raba bagian kasur yang ada di sebelah kanannya. Sepertinya, dia sedang mencari seseorang.Matanya kini sudah terbuka sadar.Ia mulai bangun dan duduk di atas kasur.Cindy melihat ke semua arah di dalam kamar itu, nampak tidak terlihat ada Diva di sana.Cindy mengira, Diva sedang ada di kamar mandi. Jadi dia berniat mencaritahu ke dalamnya, untuk mencari Diva.Sedangkan Caca masih terlelap dengan tenang."Diva ...? Lo di dalem nggak?" seru Cindy pelan, sudah di depan pintu kamar mandi yang masih ada di dalam ruangan kamar tersebut.Tidak ada jawaban yang terdengar.Cindy mulai membuka pintu kamar mandi itu, sep

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 23. Aku Kangen Kakak

    Caca yang kesal memilih duduk di kursi tempat makan, ia benar-benar tidak paham kenapa semua temannya mengacuhkan dirinya. Termasuk Egy.Padahal, kemarin malam mereka semua baru saja bercanda juga melakukan perang bantal.Caca menyangga dagunya dengan tangan kanannya, yang bertumpu di atas meja.Tangan kirinya memainkan sendok yang baru saja ia ambil dadakan dari sebuah wadah yang tidak jauh ada di depannya.Lalu, Dijah datang membawa buah-buahan di atas mangkok bulat nan lebar."Permisi, Kak. Mau naruh ini" ujar Dijah sopan."Iya, nggak pa-pa. Taro aja," jawab Caca.Kemudian, Dijah meletakan piring berisi buah itu di bagian tengah atas meja.Setelah itu, Dijah pamit untuk kembali ke dapur menyiapkan makanan lainnya.Tampak Egy keluar dari kamarnya.Badannya bersih, wangi dan rapi.Cowok itu baru saja selesai mandi.Sedangkan Caca masih mengenakan piyama tidurnya

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 24. Gue Takut

    Winda segera menyelesaikan menyapu kamarnya untuk menyusul membantu Ayahnya di depan.Lebih tepatnya, untuk bergabung bersama cowok yang ia sukai."Loh! Aden ... Neng, kenapa malah ikut bantuin... Jangan, biarin kita aja. Aden sama Neng, kan tamu di sini kok ikut bantuin" ujar Ningsih menarik perhatian semua pandangan orang di sana, ia baru saja sampai dari pasar, bersama Nita di sampingnya."Nggak pa-pa, Bu" jawab Egy."Iya. Kita akan lebih nggak enak kalo nggak ngebantuin" timpal Cindy."Udah Mas larang, tapi Aden sama Neng tetep mau bantuin" ujar Saleh menjelaskan kepada istrinya."Makasih Den, makasih Neng. Maaf ngrepotin" kata Ningsih sambil berjalan menghampiri mereka."Iya, Bu. Tenang aja," jawab Caca."Nita panggil Winda buat bikinin minuman ke sini" titah Ningsih pada putrinya yang membawa tas belanja."Iya, Bu." pungkasnya."Winda, kata Ibu, tolong buatin minuman buat Kak Egy sama temen

Bab terbaru

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 78. Vano & Cindy

    2 jam lagi, acara pernikahan gue sama Cindy dimulai. Gue cuma berharap, semoga acara dan segala urusan hari ini berjalan lancar. Gue emang udah niat lama, pengen cepet-cepet nikah sama Cindy. Karena, gue nggak mau sampai harus jauh dari dia. Awal mula gue suka dia, karena dia minta ditemenin beli baju.Waktu itu, gue belum punya perasaan apa-apa sama dia.Alias masih biasa aja, dan masih nganggep Cindy itu cuma sebatas sahabat nggak lebih. Saat perjalanan pulang, gue mau anterin dia pulang. Karena udah terlalu sore, dan masa iya gue ngebiarin sahabat cewek gue pulang sendiri. Jadi, gue nawarin diri buat anter dia pulang. Namun, malah dia nggak mau gue anter. Alasannya, katanya itu nggak adil. "Gue nggak mau lo anter pulang.Itu nggak adil, masa iya gue pulang bareng elo ....Dan habis itu, lo pulang sendiri ....Mending kita pulang sendiri-sendiri aja." Dia ngomong kaya gitu, gu

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 77. Egy & Caca

    Pada saat itu, gue dan Raizel, juga Vano baru aja masuk SMA.Kita masih umur 16 tahun.Kita membuat geng yang cuma 6 orang, gue, Raizel, Vano, Cindy, Caca dan Diva.Awalnya kita ngebuat geng atau persahabatan ini, karena kita sudah merasa cocok aja.Cocok dalam berbagai hal.Hingga sampai gue punya perasaan ke salah satu sahabat gue sendiri, gue bisa suka dia.Karena ... dia itu ....Susah juga gue jelasinnya.Intinya gue suka aja.Gue beraniin diri buat nembak dia jadi pacar gue, dan akhirnya gue diterima. Jadilah persahabatan kita, menjadi sebuah ikatan pacar.Tetapi meskipun begitu, kebersamaan kita masih tetap terjaga. Karena bagi kita semua, pacar bukan alasan buat ninggalin tali persahabatan, dan kenyamanan pertemanan.Banyak masalah, pengalaman dan hal yang udah gue alami selama ini. Sampe, gue harus mati-matian. Nyari tau penyebab, kenapa Ega bisa meninggal.Ega, A

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 76. Reza & Hasna

    Pov. Reza. Setelah acara 7 hari Ega dan Kak Ajeng. Aku masih tidak tau, siapa yang sudah membunuh Kakakku. Meskipun nanti aku tau, aku cuma ingin menanyakan alasan apa, sampai dia membunuh Kakakku?Hanya ingin bertanya saja. Jikapun dia menjawab, dan menjelaskan apa alasannya.In Sya Allah, aku bisa memaafkannya. Juga, aku baru tau. Ternyata, Kak Ajeng, dan Kak Haikal saling mencintai dulunya. Aku sudah menerima kenyataan, bahwa Kakakku pergi. Aku sudah ikhlas, karena mungkin ini takdir. Meskipun aku sangat menyayangi Kakakku. Tapi jika Allah, saja sudah merindukan dia. Aku bisa apa?selain ikhlas dan menerima. Dia adalah perempuan yang selalu menyayangiku setelah ibu meninggal. Dia adalah Kakakku yang selalu memanjakanku, menghiburku kala aku merindukan Ibu. Dan sekarang, dia juga pergi menyusul Ibu. Awalnya, aku pikir. Aku tidak akan bisa menerima kenyataan pahit ini. Tidak bi

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 75. Kebahagiaan

    "Uuh ... nyamannya, nggak kerasa gue udah pergi 3 minggu dari rumah ....Padahal cuma 3 minggu, tapi rasanya kaya 3 tahun.Soalnya , banyak banget pengalaman yang udah gue lalui di sana," gumam Raizel, sambil terlentang.Tiba-tiba ....Tok! Tok! Tok!Suara pintu diketuk, tentu Raizel bangun untuk membukanya,"Den ...." Ternyata itu adalah Isum.Ia berdiri dihadapan Raizel dengan keadaan yang sudah berlinangan air mata.Raizel yang melihat Isum berdiri di depan pintu kamarnya seperti itu pun tersenyum, Raizel senang bisa melihat Isum lagi."Bi?"Mareka melepas rindu, Raizel memeluk Isum dan Isum terisak di pelukan Raizel. Isum bahagia, karena Raizel sudah kembali."Den, Bibi ... kangen."****Setelah Isum pergi, ia berjalan ke arah cermin. Raizel memandangi pantulan wajahnya.Kemudian menghembuskan nafas panjang."Huuufh ... sungguh keajaiban gue bisa hidup lagi, kalo gue nggak bisa

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 74. Sampai Jumpa

    Haikal menatap Raizel, yang berbicara tanpa menoleh kepadanya. Ia terkejut, setelah Raizel mengatakan bahwa ia tahu semua alasan mengapa ia melakukan itu."Maksud kamu?" tanya Haikal, tidak sabar mendengar jawaban dari Raizel."Iya ... harusnya, kalo lo beneran cinta sama dia ... lo ngelindungi dia, bukan malah ...." Raizel menggantungkan kata-katanya, membuat Haikal tidak tenang."Bukan malah lo nurutin keinginan Ayah sama Paman elo, yang sebenernya lo tau itu salah," lanjut Raizel masih fokus ke depan, tidak melihat ke arah Haikal yang sedari tadi. Memantapkan padangan padanya.Deg!Jantung Haikal sejenak berhenti berdetak, ternyata tebakannya benar. Raizel sudah tahu, jika dia yang telah membunuh pacarnya sendiri. Haikal menunduk, ia malu, sedih, dan menyesal.Melihat Haikal tertunduk, Raizel melirik dan kemudian menoleh padanya."Ini buat pengalaman, suatu saat nanti ... kalo lo punya seseorang di hati

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 73. Gue Tau

    🌸🌸Pov. Raizel.Ketika tubuh ini merasa lelah ...Ketika gue akan ikhlas untuk pergi, meninggalkan semuanya ....Di saat itu ....Gue pikir itu yang terbaik ....Tetapi, ternyata gue salah.Hati gue ternyata belum siap.Meninggalkan semua orang yang gue sayangi.Meninggalkan seseorang yang gue cintai.Gue bersyukur.Karena Tuhan ngasih gue satu kesempatan lagi.Ketika mata gue bisa lihat dunia lagi.Perasaan bahagia, nggak bisa gue pungkiri.Terimakasih Tuhan ....Terima kasih ....Pov selesai🌸🌸🌸🌸Mata yang terpejam.Kini kembali perlahan mengerjap lagi.Perlahan, Raizel kembali membuka matanya.Raizel terbaring, di atas rumput hijau.Beberapa tetes air mata, menetes jatuh tepat di atas pipinya.Itu adalah air mata Diva.Ia tersenyum, karena Tuhan telah memberikan satu kesempatan lagi.Saat mata Raizel

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 72. Raizel

    Pagi yang sejuk, mentari masih belum juga menunjukan cahayanya yang sempurna.Hanya sedikit cahaya pagi yang membuat dunia tidak terlalu gelap saat ini.Musuh telah kalah.Tujuan telah tercapai.Misi hampir selesai.Diva, Caca, Cindy, Hasna, Winda, Egy, Vano, Haikal, Andri, dan Reza juga Gunawan.Masih setia menunggu sang 'Indigo' membuka matanya.Gunawan berjalan pelan, ke arah Raizel yang masih terbaring.Mata Gunawan menatap fokus, pada tubuh remaja yang masih memakai baju pengantinGunawan sudah tau semua yang telah terjadi, termasuk tentang Raizel yang dipaksa menikah.Setelah ia sudah berdiri tepat di samping Raizel, Gunawan berlutut. Mengusap lembut pipi Raizel lalu memeluknya.Memejamkan mata, Gunawan membelai sayang kepala Raizeldan berkata."Terimakasih Raizel, udah cukup kamu tidurnya ....Ayo bangun, kita semua khawatir khawatir sama kamu."Semua pasang mata di

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 71. Terungkap

    Tap ... Tap ... Tap ...Suara derap langkah kaki, mendekati tubuh Raizel dan Diva yang sudah tak sadarkan diri.Laki- laki itu menyeringai puas, melihat momen yang menurutnya sangat enak untuk ditonton."Hahahaha ...!" Daweh berkacak pinggang dan tertawa puas.Padahal sebentar lagi, gudang akan runtuh karena api sudah kembali membesar dan merambat ke atas atap.Tapi dia seolah tidak memerdulikannya."Ini karena kamu sudah menghancurkan segalanya ....Lebih baik, kalian mati bersama."Daweh mengangkat tinggi-tinggi kedua tangannya, yang memegang benda pusaka sebuah keris berwarna hitam, ukurannya juga lebih besar dari keris perak yang dipegang Raizel sebelumnya.Siap untuk menghunuskan ujung keris yang lancip pada Raizel dan Diva. Namun, saat Daweh meluncurkan ujung keris itu.Tiba-tiba saja, kilatan putih langsung menyambar tubuhnya.Braaakk!!Tubuh Daweh terpent

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 70. Maaf

    Di sebuah tempat, tapi tidak jauh dari lokasi rumah Daweh.Tampak dua orang sudah menyusun segala sesuatu yang dibutuhkan untuk keperluan mereka.Telah disiapkan beberapa lilin siap untuk dinyalakan, yang berjejer membentuk sebuah bintang, juga ada bunga 7 rupa, kelapa muda yang sudah dibuka, jangan lupakan 2 buah foto seseorang, ditangan Hendrik."Kang ... semuanya sudah siap," kata Hendrik, selesai menyusun semuanya."Iya ... tapi anehnya, kenapa batu mawar kencana ini belum nyala juga, ya? Harusnya, 4 orang tumbal udah cukup buat batu ini menyala" 4 tumbal yang dimaksud adalah, Haikal, Hasna, Raizel dan Diva.Daweh memandangi batu akik kecil, berwarna merah mengkilat.Di dalam batu itu, terukir sebuah bentuk bunga yang persis seperti bunga mawar."Kita harusnya tinggal, menambahkan sisanya, kan? Kang? 3 orang lagi untuk menutup mantranya?" tanya Hendrik, melihat kearah Daweh yang masih menunggu batu merah

DMCA.com Protection Status