Kehadiran Agatha di situasi yang memanas menimbulkan berbagai perubahan emosi di antara mereka yang masih memandangi punggungnya semakin menjauh.Sebagian kerabat pasien merasa lega dengan kepergian Agatha. Mereka menyadari bahwa jika Agatha terus memprovokasi, kemungkinan besar tetua mereka dapat mengalami serangan jantung atau stroke.Chu, sepanjang kehadiran Agatha, terus terkejut. Dia menyadari bahwa gadis sebaya dengannya ini mampu membalikkan perspektifnya dengan keberaniannya, ketulusan, dan keberhasilannya dalam menghadapi situasi tegang tersebut. Agatha terlihat begitu berani, lugas, dan menampilkan kekuatan yang menarik.Namun, di tengah kebingungannya, Chu merasa agak malu karena sebelumnya ia yang mencari kontak dengan Angga. Kini, keluarga Tiffany justru tidak bisa diandalkan dan membuat situasi semakin rumit bagi para dokter.Sementara itu, bagi Mona, perhatiannya sepenuhnya tercurahkan pada penampilan Agatha. Detil dan kesan visual
Suasana kantor, yang sebelumnya sepi, tiba-tiba terisi dengan kehidupan di tengah malam. Cahaya redup dari lampu meja bersinar remang, memberikan tampilan ruangan yang tenang namun penuh aktivitas.Orang-orang dari tim staf dan pucuk pimpinan MediSync yang menyaksikan siaran langsung Dokter Ajaib akhirnya bisa menghubungi Profesor Li dan berbincang-bincang sebentar. Mereka sepakat untuk menggelar pertemuan langsung esok hari guna berdiskusi lebih lanjut.Petinggi berusaha menjangkau Profesor Li melalui panggilan telepon yang penuh harapan, mencoba untuk menyatakan penghargaan dan dukungan mereka. Namun, sebelum kata-kata pujian bisa terlontar sepenuhnya, sambungan telepon tiba-tiba terputus, menyisakan kebingungan dalam gelap.Ddu ddu ddu.."Apa yang terjadi? Mengapa teleponnya tiba-tiba dimatikan?" Pertanyaan itu menggema dalam keheningan ruangan, mencerminkan kebingungan dan keheranan dari orang yang merasakan keterputusan tiba-tiba dalam percak
Berdasarkan keahlian Dokter Ajaib dalam melakukan operasi usus buntu di siaran langsung, dokter yang menyaksikannya memutuskan bahwa dokter tersebut pasti memiliki keahlian yang luar biasa.Namun, bakat setiap individu berbeda, dan setelah dipengaruhi berbagai macam faktor serata kebiasaan saat mencapai tingkat tertentu, kemampuan bedah tidak dapat ditingkatkan sama sekali.Melihat operasi usus buntu dengan teknik luar biasa dari jauh, tidak memberikan banyak makna, dan sama sekali tidak mungkin untuk membandingkannya, hanya nisa mengagumi namun tidak bisa meniru, baik dalam hal tingkat keahlian atau kekuatan fisik.Kolesistektomi laparoskopi berbeda.Pada awal abad ke-21, praktik bedah di rumah sakit besar di seluruh dunia mulai berubah. Departemen bedah, termasuk bedah toraks, bedah umum, dan ginekologi, mulai mengadopsi teknik bedah invasif minimal secara perlahan. Teknik bedah laparoskopi adalah langkah revolusioner dalam dunia kedokteran, menghadirkan cara yang lebih canggih dan
Di platform MediSync, layar siaran langsung dipenuhi dengan serangkaian pesan yang penuh kekaguman dan antusiasme dari penonton.[Operasinya sangat rapi, sama sekali tidak seperti ruang jagal][Aku bersumpah, jika melihat dari semua kasa, aku yakin hanya sedikit lebih banyak dari 5 ml][Saya tidak punya apa-apa untuk dikatakan. Saya tidak tahu apakah dewa agung akan menerima murid?][Jika ada informasi silahkan hubungi aku, berapapun harganya tidak masalah bagiku][Hmm, sangat harum. Aku mencius aroma emas][Tolong beri tahu saya di rumah sakit mana dokter itu berada. Saya sudah menyerah untuk pergi belajar][Pisau bedahnya sangat agung, aku begitu lapar sehingga ingin naik ke panggung sekarang. Kalian semua menunggu kabar baik dariku][+1 ingin segera melakukan operasi][+2...]Namun, setelah itu, suasana menjadi sepi, seperti saat menyelesaikan penjahitan kulit pada akhir operasi. Keseluruhan proses penyelesaian operasi berlangsung dengan cepat, mirip dengan perjuangan penjahitan ku
Dalam pusat kantor MediSync, para staf terlihat dalam kondisi yang berbeda-beda. Ada yang terlihat penuh semangat sambil mengalami tekanan yang terasa begitu nyata. Mereka seakan hidup dalam dualitas yang membingungkan.Di dunia maya, di seberang jendela komputer, netizen berada dalam keadaan euforia. Pesan-pesan yang dikirim dengan cepat, riuhnya percakapan, dan rasa gembira yang tak tertahankan memenuhi platform online.Namun, di sudut kota, dalam suatu apartemen, suasana sama sekali berbeda. Agatha, yang sebelumnya berada di tengah segala kegaduhan dan pertengkaran dengan kerabat pasien, kini menemui keheningan.Di dalam mobilnya, ia melihat ke luar jendela, menyaksikan cahaya lampu jalan yang tertutupi oleh kegelapan malam. Ditemani oleh dentingan musik yang lembut mengalun dari audio mobil, suasana hening itu semakin terasa mendalam.Sejajar dengan Agatha, Angga, sosok yang duduk di sampingnya, tampak lelap dalam tidurnya. Wajahnya tercermin dalam cahaya redup dari layar mobil, s
Angga terbangun saat fajar mulai menerangi kamar tidurnya. Jam biologisnya telah teratur, mengingatkannya untuk memulai hari dengan rutinitas pagi. Dengan gerakan yang lembut, dia menarik selimut, merenggangkan tubuhnya, dan duduk di tepi tempat tidur.Alisnya tertaut ketika menyadari ada yang tidak biasa. Tubuhnya benar-benar patuh pada Agatha, bahkan kata-kata yang hanya diucapkan Agatha sambil lalu diambil sebagai titah.Mimpi indah, eh? Benar-benar ada mimpi?Dengan wajah masam dan tak berdaya, Angga hanya dapat memilih berkemas secepatnya, menghilangkan 'barang bukti' yang mungkin akan menjadi olok-olok Agatha jika sampai ketahuan.Kemudian, dia membuka jendela, membiarkan semilir angin pagi menyapa wajahnya. Udara segar dan cahaya mentari yang mulai menyinari langit memberinya semangat. Setelah membereskan tempat tidur dan mengenakan pakaian olahraga, dia berniat pergi ke area terbuka hijau di sekitar apartemennya.Angga membuka pintu dengan hati-hati, khawatir akan mengganggu
Di pusat perbelanjaan yang terkesan eksklusif, suasana tenang dan elegan terpancar dari pencahayaan hangat yang lembut dan dekorasi yang menawan. Beberapa pramuniaga yang terampil dan berpengetahuan tentang produk yang mereka jual bersiap dengan senyuman ramah dan sikap profesional untuk menyambut para pengunjung.Untuk destinasi pertama, Agatha memilih mengunjungi pusat optik terlebih dahulu. Mereka tiba di pusat optik yang terletak di pusat perbelanjaan."Angga, kita harus mengganti kacamatamu, maafkan aku harus jujur, tapi aku tidak menyukai kacamatamu yang sekarang," ujar Agatha sambil berjalan dan menggandeng lengan Angga. Langkah mereka terarah ke area toko kacamata di pusat optik. Di tengah kesibukan di pusat perbelanjaan yang terorganisir, Agatha dengan tegas menyampaikan opininya.Tokonya memancarkan kesan elegan dan terorganisir dengan baik. Cahaya yang hangat dan lembut menyoroti sejumlah bingkai kacamata yang dipajang di dinding, menyoroti berb
Seseorang duduk di kursi yang nyaman di barbershop. Kursi kulit hitamnya cukup luas, memberikan kenyamanan ekstra yang sempurna untuk menikmati pengalaman potong rambut. Ruangan ini dipenuhi dengan aroma campuran antara minyak rambut dan produk perawatan pria yang harum, menciptakan atmosfer yang begitu khas.Barbershop ini memiliki interior yang klasik dengan dinding bata merah ekspos, lantai kayu elegan, dan jendela-jendela besar yang membiarkan cahaya alami masuk. Pada dinding-dinding itu terdapat cermin berbingkai hitam, dipadu dengan gambar-gambar vintage alat cukur dan aksesori pria yang menggantung dengan rapi. Ada bar sederhana di sebelah meja-kasir yang menyediakan kopi, teh, dan minuman keras untuk pelanggan yang ingin menikmati segelas minuman selama potong rambut mereka.Angga duduk di kursi, hairstylist berdiskusi pada Agatha, lalu terdengar komentar Agatha, "Rambutnya dipotong pendek dengan kesan bersih, detailnya terserah padamu, tapi aku ingin dahinya dibuka, seperti i