Paman Mulyono beserta keluarga dan sanak famili mengantarkan Dewi ke tempat peristirahatannya yang terakhir, di samping paman Mulyono terlihat Yana dengan wajah sedih dan mata bengkak karena menangis terus menerus meratapi kepergian anaknya yang meninggal dengan cara tragis.
Suasana di lokasi pemakaman itu hening dan khidmat, Yana berjongkok di sisi makam Dewi, menaburkan bunga bunga, menyiramkan air dari botol, lalu mengelus lembut batu nisan yang bertuliskan nama Dewi. Yana menangis tersedu sedu.Paman Mulyono menenangkan Yana, dia mengangkat tubuh Yana, Yana berdiri menatap makam Dewi yang berada tepat di samping makam Sekar, anak pertama Yana yang sudah meninggal lebih dulu."Dewi udah gak merasakan sakit lagi sekarang, Dewi udah ketemu mbak Sekar, kalian bisa bersenang senang di syurga, tunggu mama ya, kita pasti akan berkumpul nanti." Ujar Yana menangis sedih, paman Mulyono menepuk lembut bahu Yana, memberinya ketenangan.
Orang orang yang hadir melaSore itu, Via menemui orang yang biasa di panggilnya dengan sebutan "Om", mereka duduk di sudut cafe, wajah Via terlihat tenang."Melihat papah yang menjadi pembunuh buas, aku sering berfikir om, apa aku juga nanti akan seperi papah ?" Ujar Via dengan suara datar dan tatapan mata yang dingin. Orang yang di sebut "Om itu tersenyum menatap wajah Via."Hanya kamu yang tau jalan hidupmu." Ujar Omnya pada Via, si Om terdiam sejenak, lalu menatap wajah Via."Papahmu membunuh anak Yana." Ujar orang yang disebut "Om" itu pada Via yang meliriknya dengan raut wajah yang datar, tidak menunjukkan rasa kaget sedikitpun."Aku tau Om, Papah pasti tetap membunuhnya, biarpun aku mencegahnya, papah gak bisa dihentikan, nafsu keinginan membunuhnya semakin besar." Ujar Via dengan suara datar dan tatapan mata yang dingin."Kalo kamu udah tau begitu, buat apa kamu mau mencegahnya?" Tanya orang yang disebut "Om" pada Via."Aku hanya ingin membantu papah agar
Randi menatap tajam wajah Rizal, sosok orang yang telah mendahuluinya menyelinap kerumah paman Mulyono dan membuat pingsan para penjaga dirumah itu."Lepaskan tanganku !" Ujar Randi menahan geram pada Rizal."Kikikikikikik..." Rizal tertawa dengan bunyi tawa yang khasnya."Aku gak kan membiarkan kamu membunuh dia." Ujar Rizal melirik paman Mulyono yang menyimpan rasa takut dalam dirinya."Jangan ikut campur urusanku !" Ujar Randi membentak Rizal, dia mulai marah pada Rizal, menatapnya tajam."Randiii...Randiii... buat apa aku nyampuri urusanmu." Ujar Rizal menyeringai , matanya melotot pada Randi, gayanya tengil."Aku ada di sini karena anakmu ." Ujar Rizal menatap tajam wajah Randi, mendengar itu Randi kaget."Apa maksudmu ?" Tanya Randi. Rizal melepaskan pegangan tangannya dari tangan Randi."Via memintaku untuk melindungi orang ini, dia gak ingin orang ini mati kamu bunuh." Ujar Rizal tersenyum menatap Randi."Kalo bu
Saat itu, Rizal menemui Via di sebuah rumah kontrakan yang di sewa Via, Lokasi kontrakan itu berada jauh di perkampungan yang bernama Manisrenggo, masuk ke dalam wilayah Klaten."Kamu benar, papahmu datang mencari Yana dan hampir saja membunuh pamannya." Ujar Rizal pada Via."Aku tau gimana papah, dia akan memakai cara apapun agar mendapatkan yang dia mau, sekalipun harus membunuh." Ujar Via datar."Via minta Om lindungi kakek Mulyono karna dia baik dan udah nolongin Via, bebasin Via saat dijadikan sandera bunda Yana." Ujar Via, Rizal kaget mendengar Via sempat dijadikan sandera oleh Yana." Kamu di sandera Yana ?" Tanya Rizal menatap tajam wajah Via."Iya Om, tiba tiba bunda Yana ngamuk dan menunjukkan kebenciannya ke Via, dia mengikat, menampar bahkan memaksaku makan dengan cara seperti anjing." Ujar Via menjelaskan dengan raut wajah yang dingin."Waah...waah, makin kacau kalo gitu." Ujar Rizal."Iya Om, itu yang buat papah semakin
Dikantornya, Gunawan sedang mencari informasi tentang Rizal dan Via, dia ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang siapa sebenarnya Rizal, dan apa hubungannya dengan Via maupun Randi, apa tujuannya menyelamatkan nyawa paman Mulyono saat Randi datang ingin membunuhnya.Dari data yang di dapatnya, ditemukan sebuah kebenaran tentang Rizal, Gunawan membaca lembaran kertas yang telah di printnya, berisi tentang catatan data dan riwayat hidup Rizal.Ekspresi wajah Gunawan kaget begitu membaca dan mengetahui bahwa ternyata Rizal adik kandung Randi, dari data itu diketahui bahwa Rizal lebih muda empat tahun dari Randi.Yang membuat Gunawan lebih kaget lagi, ternyata Rizal punya riwayat hidup daftar hitam, dia pernah dipenjara selama 2 tahun karena kasus penganiayaan kedua temannya hingga mengakibatkan cacat. Gunawan mengernyitkan keningnya, dia berfikir, dia lalu menemukan jawaban bahwa Via adalah keponakan Rizal , adik kandung Randi, bapak Via.Gunawan men
Gunawan yang sedang menyetir mobil menyusuri jalan raya sedang menelpon salah seorang petugas kepolisian."Bagaimana ? ada hasil ?" Tanya Gunawan di telepon."Hapenya gak aktif, mati, jadi belum bisa di lacak posisinya." Ujar petugas kepolisian dari seberang teleponnya pada Gunawan."Usahakan terus, kasih kabar saya kalo ada hasilnya." Ujar Gunawan, lalu menutup teleponnya dan mengantongi ponselnya di kantong bajunya, dia menambah kecepatan laju mobilnya dijalan raya itu, wajah Gunawan terlihat menyimpan beban fikiran, dia berfikir, dimana Yana saat ini berada.Di rumah lama Randi dan Yana, saat itu, Randi yang kini berubah menjadi Sanur, salah satu dari kepribadian ganda yang ada dalam dirinya meletakkan besi yang di pegangnya ke atas paha Yana yang terikat di kursi, dengan sekuat tenaganya, Randi menekan potongan besi yang di ujungnya sedikit runcing itu ke atas paha Yana, Yana mengerang merintih kesakitan saat besi itu menusuk, menghujam k
Randi yang saat ini berubah menjadi kepribadian Roni yang ada dalam dirinya menatap tajam wajah Yana."Semua yang terjadi pada Sekar karena kesalahanmu." Ujarnya pada Yana yang lantas menatap tajam wajah Roni."Aku tau, kamu semakin sering menghindar dan menolakku untuk bersetubuh setiap aku memintanya karena perselingkuhanmu." Ujar Roni."Aku sebenarnya ingin mengujimu, kamu masih mau melayaniku sebagai suami untuk berhubungan badan, atau menolak bahkan menghindarinya, karena kamu sudah berzinah." Ujar Roni lagi menatap tajam menahan geramnya."Sikap dan perlakuanmu yang semakin menjadi dan berani pisah ranjang dengan sengaja tidur di kamar tamu membuatku muak." Ujar Roni."Setiap kali kamu menolak permintaanku untuk melayaniku berhubungan badan, saat itu juga aku memikirkan bagaimana kamu begitu menikmati saat melakukan hubungan badan dengan selingkuhanmu yang sudah mampus itu." Ujar Roni mulai dengan tatapan penuh amarah pada Yana.
Setelah Randi yang saat itu telah berubah menjadi sosok Roni yang ada dalam dirinya melucuti seluruh pakaian Sekar dan juga melepaskan pakaiannya, hal yang selama ini tidak pernah di inginkan dan di duga pun terjadi pada diri Sekar.Malam itu, kesucian Sekar pun direnggut oleh Randi, yang memiliki kepribadian ganda dalam dirinya, hingga tidak perduli dengan Sekar sebagai anak sambungnya.Dalam keadaan pingsan terbius Sekar tertidur dan tidak mengetahui jika saat ini dirinya sedang disetubuhi bapak angkat yang selama ini dianggapnya sebagai bapak kandungnya sendiri, Randi yang berubah menjadi sosok Roni dengan menyeringai mengerikan sangat menikmati dirinya menyetubuhi Sekar, dalam melakukan itu, terlintas kilatan kilatan sekelebat bayang wajah Yana bergant ganti dengan wajah Sekar, seakan dia membayangkan sedang menyetubuhi Yana.Sekar tak berdaya, dia jatuh ke dalam pelukan Randi, malam itu Sekar di perkosa Randi hingga berkali kali, ke empat sosok kepribadian
Dengan cepat sosok Roni yang muncul dalam diri Randi berjalan dengan langkah cepat mendekati Yana yang teriak memaki, lalu dia memukuli wajah Yana sekuat kuatnya, dia mengamuk, menghajar wajah Yana hingga babak belur bengkak berdarah, lalu dia menendang Yana yang duduk terikat di kursi, tendangan Roni membuat Yana yang dalam posisi terikat di kursi jatuh terjerembab kebelakang, Roni yang mengamuk hendak menginjak tubuh Yana, tiba tiba secara refleks, dia terbanting dan terjatuh ke lantai, sosok Randi yang muncul kembali dalam dirinya mendorong Roni agar tidak memukuli Yana."Sudah cukup ! Hentikan Roni, Hentikan !! Dia bisa mati nanti !!" Teriak Randi membentak Roni, Randi cepat mendekati Yana, membangunkan Yana yang terjatuh, Yana kembali di dudukkan di kursi masih dalam keadaan terikat."Aku gak bisa melakukan ini, aku gak bisa ! Udah cukup, hentikan !" Teriak Randi memegangi kepalanya, Yana terlihat ketakutan melihat Randi, seakan seperti terjadi keributan pa