Saat itu, Rizal menemui Via di sebuah rumah kontrakan yang di sewa Via, Lokasi kontrakan itu berada jauh di perkampungan yang bernama Manisrenggo, masuk ke dalam wilayah Klaten.
"Kamu benar, papahmu datang mencari Yana dan hampir saja membunuh pamannya." Ujar Rizal pada Via.
"Aku tau gimana papah, dia akan memakai cara apapun agar mendapatkan yang dia mau, sekalipun harus membunuh." Ujar Via datar.
"Via minta Om lindungi kakek Mulyono karna dia baik dan udah nolongin Via, bebasin Via saat dijadikan sandera bunda Yana." Ujar Via, Rizal kaget mendengar Via sempat dijadikan sandera oleh Yana.
" Kamu di sandera Yana ?" Tanya Rizal menatap tajam wajah Via.
"Iya Om, tiba tiba bunda Yana ngamuk dan menunjukkan kebenciannya ke Via, dia mengikat, menampar bahkan memaksaku makan dengan cara seperti anjing." Ujar Via menjelaskan dengan raut wajah yang dingin.
"Waah...waah, makin kacau kalo gitu." Ujar Rizal.
"Iya Om, itu yang buat papah semakin
Dikantornya, Gunawan sedang mencari informasi tentang Rizal dan Via, dia ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang siapa sebenarnya Rizal, dan apa hubungannya dengan Via maupun Randi, apa tujuannya menyelamatkan nyawa paman Mulyono saat Randi datang ingin membunuhnya.Dari data yang di dapatnya, ditemukan sebuah kebenaran tentang Rizal, Gunawan membaca lembaran kertas yang telah di printnya, berisi tentang catatan data dan riwayat hidup Rizal.Ekspresi wajah Gunawan kaget begitu membaca dan mengetahui bahwa ternyata Rizal adik kandung Randi, dari data itu diketahui bahwa Rizal lebih muda empat tahun dari Randi.Yang membuat Gunawan lebih kaget lagi, ternyata Rizal punya riwayat hidup daftar hitam, dia pernah dipenjara selama 2 tahun karena kasus penganiayaan kedua temannya hingga mengakibatkan cacat. Gunawan mengernyitkan keningnya, dia berfikir, dia lalu menemukan jawaban bahwa Via adalah keponakan Rizal , adik kandung Randi, bapak Via.Gunawan men
Gunawan yang sedang menyetir mobil menyusuri jalan raya sedang menelpon salah seorang petugas kepolisian."Bagaimana ? ada hasil ?" Tanya Gunawan di telepon."Hapenya gak aktif, mati, jadi belum bisa di lacak posisinya." Ujar petugas kepolisian dari seberang teleponnya pada Gunawan."Usahakan terus, kasih kabar saya kalo ada hasilnya." Ujar Gunawan, lalu menutup teleponnya dan mengantongi ponselnya di kantong bajunya, dia menambah kecepatan laju mobilnya dijalan raya itu, wajah Gunawan terlihat menyimpan beban fikiran, dia berfikir, dimana Yana saat ini berada.Di rumah lama Randi dan Yana, saat itu, Randi yang kini berubah menjadi Sanur, salah satu dari kepribadian ganda yang ada dalam dirinya meletakkan besi yang di pegangnya ke atas paha Yana yang terikat di kursi, dengan sekuat tenaganya, Randi menekan potongan besi yang di ujungnya sedikit runcing itu ke atas paha Yana, Yana mengerang merintih kesakitan saat besi itu menusuk, menghujam k
Randi yang saat ini berubah menjadi kepribadian Roni yang ada dalam dirinya menatap tajam wajah Yana."Semua yang terjadi pada Sekar karena kesalahanmu." Ujarnya pada Yana yang lantas menatap tajam wajah Roni."Aku tau, kamu semakin sering menghindar dan menolakku untuk bersetubuh setiap aku memintanya karena perselingkuhanmu." Ujar Roni."Aku sebenarnya ingin mengujimu, kamu masih mau melayaniku sebagai suami untuk berhubungan badan, atau menolak bahkan menghindarinya, karena kamu sudah berzinah." Ujar Roni lagi menatap tajam menahan geramnya."Sikap dan perlakuanmu yang semakin menjadi dan berani pisah ranjang dengan sengaja tidur di kamar tamu membuatku muak." Ujar Roni."Setiap kali kamu menolak permintaanku untuk melayaniku berhubungan badan, saat itu juga aku memikirkan bagaimana kamu begitu menikmati saat melakukan hubungan badan dengan selingkuhanmu yang sudah mampus itu." Ujar Roni mulai dengan tatapan penuh amarah pada Yana.
Setelah Randi yang saat itu telah berubah menjadi sosok Roni yang ada dalam dirinya melucuti seluruh pakaian Sekar dan juga melepaskan pakaiannya, hal yang selama ini tidak pernah di inginkan dan di duga pun terjadi pada diri Sekar.Malam itu, kesucian Sekar pun direnggut oleh Randi, yang memiliki kepribadian ganda dalam dirinya, hingga tidak perduli dengan Sekar sebagai anak sambungnya.Dalam keadaan pingsan terbius Sekar tertidur dan tidak mengetahui jika saat ini dirinya sedang disetubuhi bapak angkat yang selama ini dianggapnya sebagai bapak kandungnya sendiri, Randi yang berubah menjadi sosok Roni dengan menyeringai mengerikan sangat menikmati dirinya menyetubuhi Sekar, dalam melakukan itu, terlintas kilatan kilatan sekelebat bayang wajah Yana bergant ganti dengan wajah Sekar, seakan dia membayangkan sedang menyetubuhi Yana.Sekar tak berdaya, dia jatuh ke dalam pelukan Randi, malam itu Sekar di perkosa Randi hingga berkali kali, ke empat sosok kepribadian
Dengan cepat sosok Roni yang muncul dalam diri Randi berjalan dengan langkah cepat mendekati Yana yang teriak memaki, lalu dia memukuli wajah Yana sekuat kuatnya, dia mengamuk, menghajar wajah Yana hingga babak belur bengkak berdarah, lalu dia menendang Yana yang duduk terikat di kursi, tendangan Roni membuat Yana yang dalam posisi terikat di kursi jatuh terjerembab kebelakang, Roni yang mengamuk hendak menginjak tubuh Yana, tiba tiba secara refleks, dia terbanting dan terjatuh ke lantai, sosok Randi yang muncul kembali dalam dirinya mendorong Roni agar tidak memukuli Yana."Sudah cukup ! Hentikan Roni, Hentikan !! Dia bisa mati nanti !!" Teriak Randi membentak Roni, Randi cepat mendekati Yana, membangunkan Yana yang terjatuh, Yana kembali di dudukkan di kursi masih dalam keadaan terikat."Aku gak bisa melakukan ini, aku gak bisa ! Udah cukup, hentikan !" Teriak Randi memegangi kepalanya, Yana terlihat ketakutan melihat Randi, seakan seperti terjadi keributan pa
Paman Mulyono terlihat wajahnya sedih, dia cemas sekali, menunggu dan berharap kabar baik dari Gunawan tentang Yana, keponakan yang sangat disayanginya itu, anak dari adik kandungnya."Mudah mudahan kamu baik baik saja Yana." Ujar paman Mulyono."Tuhan, tolong lindungi dan selamatkan Yana, jangan biarkan Randi membunuhnya, aku mohon Tuhan." Ujar paman Mulyono berdoa dengan cara yang dianut agamanya, ya, paman Mulyono seorang khatolik, berbeda agama dengan Yana yang menjadi mualaf dan menjadi muslim. Namun itu tidak membuat hubungan keluarga mereka pecah, walaupun banyak yang berbeda agama dan keyakinan dalam keluarga, mereka tetap hidup rukun, harmonis dan saling menyayangi satu sama lainnya, tidak ada permusuhan diantara mereka, seperti paman Mulyono yang begitu menyayangi Yana dan melindungi dirinya.Sementara itu, di tempat lain, Gunawan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, melintas melewati mobil mobil yang ada dijalan raya, suara
Via menghempaskan pantatnya di sofa yang ada diruang tamu rumah kontrakannya, dia tercenung, dari raut wajahnya terlihat perubahan pada air mukanya, terlihat ada rasa kecemasan yang begitu besar didalam dirinya, ada rasa ketakutan yang mendalam pada jiwanya tatkala ia membayangkan hal buruk terjadi pada papahnya."Semoga papah baik baik saja, cepat sadar pah." Gumam Via pada dirinya sendiri, dia memikirkan tentang kondisi papahnya saat ini yang dalam kondisi kritis, seperti yang dikabarkan Rizal padanya.Dalam kecemasan dan ketakutannya akan papahnya yang tak sadarkan diri karena luka parah yang dideritanya, Via terlihat resah, dia tak bisa menerima kenyataan bahwa papahnya terluka parah oleh Yana, orang yang berusaha di lindunginya dari kejahatan papahnya, ada kekecewaan membekas di jiwa Via jika membayangkan semua hal yang sudah terjadi itu.Via tiba tiba meringis menahan sakit, dia memegang kepalanya, merasakan sakit dan pusing, dia merasakan saa
Dalam proses pemulihan dirinya, Randi mengisi hari harinya dengan tetap berada di dalam kamarnya yang sengaja gelap dan tidak diterangi lampu, diatas meja yang ada di kamar apartemen milik Rizal ada sepiring makanan dan buah buahan serta minuman di dalam gelas, ada juga obat obatan yang sengaja di beli Rizal untuk mengobati sakit lupa ingatan Randi. Hari itu, Randi terlihat berdiri di depan jendela kamar apartement yang terbuat dari kaca, dia menatap jauh keluar, dari dalam kamarnya yang berada di lantai 20 apartemen, terlihat bangunan bangunan gedung gedung perkantoran serta rumah rumah penduduk, awan bergerak beriringan, berkumpul menjadi satu dan membentuk gumpalan tebal di langit, cuaca mendung sore itu, matahari memasuki senja, berproses untuk tenggelam dan menghilangkan dirinya untuk digantikan bulan yang akan menentukan datangnya malam, tatapan mata Randi kosong, sekosong fikirannya saat itu, karena tak mampu mengingat apa yang sudah terjadi p