Bab 94. Terjebak Di IbukotaPertempuran besar sudah pecah di pegunungan kota bunga Perak, ledakan keras bisa terdengar sampai di ibukota, namun di ibukota juga terjadi ledakan beruntung, Lan Shi mengamuk semua pasukan yang berada di ibukota, sambil bertarung ia melemparkan kantong kain berukuran kecil, setelah itu ledakan membantu bangun hancur, semua penduduk ibukota berhasil keluar dari ibukota.Di atas langit kucing besar bertarung melawan Jendral Hin, perbedaan kekuatan membantu kucing besar kesulitan untuk memberikan perlawanan."Aku harus mengulur waktu untuk Lan Shi mengurangi jumlah pasukan di ibukota!""500!" ucap Lan Shi menebas satu prajurit menggunakan pedang kayu.Sosok pemuda bertopeng sudah berlumuran darah segar, semakin kuat energi pernah kayu, semakin bernafsu Lan Shi ingin menghabisi lebih banyak musuh, di tambah dengan aura Dewi kematian yang membuat nafsu membunuh semakin mengerikan."Maju kalian semua… aku tidak akan mundur!""Serang…!" "Tarian Pedang Dewa!""DU
Bab 95. Pertempuran Kedatangan Lan Shi membantu pertempuran di pihak murid sekte, tanpa pikir panjang Lan Shi terlihat seperti mesin membunuh, tidak ada satupun murid lain mendapatkan kesempatan menghabisi nyawa musuh, sedangkan singa membantu melumpuhkan musuh lalu menyerahkan sisanya kepada Lan Shi. Kaisar Nirvana tersentak kaget saat mengetahui pemuda tersebut adalah Lan Shi (Putra Dewa Lou)."Sialan… aku akan membunuhmu!" ucap Kaisar Nirvana melesat ke arah Lan Shi.Jianzhong muncul di hadapan "Kaisar Nirvana, lawanmu adalah aku!" "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRR!"Dua sosok terdorong mundur, Lan Shi menoleh ke arah Kaisar Nirvana."Lan Shi, putra Dewa Lou… untuk apa kamu ikut campur masalah ini, ayahmu bilang tidak akan ikut campur dalam masalah Nirvana!""Kaisar Nirvana, aku beritahu kamu… aku besar di Nirvana dan aku memiliki keluarga disini… ayahku tidak memiliki hak untuk melarangku ikut campur masalah ini, aku tidak peduli tentang statusku sebagai putra mahkota, lagipula kalau ayahk
Bab 96. Pertempuran selesaiPertempuran sudah selesai, kemunculan tiga sosok membuat semua orang bertanya-tanya dari mana mereka berasal, Lan Shi tertawaan kecil mengatakan tidak tahu, semua orang langsung menuju kota angin, dalam perjalanan canda tawa menghiasi suasana hati, kemenangan membawa kabar bahagia."Haha… sekarang tidak ada orang yang bisa melawan kita!" "Tentu saja!"Barisan paling belakang singa besar berjalan kaki, di atas kepala sosok pemuda berbaring tidur."Akhirnya selesai juga, untung saja ada tiga sosok itu… tapi siapa mereka dan bagaimana bisa ada di dalam lencana ini?" "Lan Shi setelah ini apakah kamu akan kembali?""Mungkin, tapi bagaimana caraku membawamu istana ya?" "Ya tinggal masuk saja, bukannya kamu putra mahkota?""Iya, tapi aku sedikit ragu kalau di izinkan!""Haha… kalau tidak diizinkan untuk apa lencana itu!" "Tapi kita harus kembali diam-diam, karena aku pergi tanpa izin!""Memang anak nakal!""Ya, aku kurang enak saat berada di banyak orang!""Su
Bab 97. Kembali ke Akademi Kekaisaran Pagi sudah tiba, matahari masih belum terlihat, suhu dingin menusuk tulang, di pagi itu Lan Shi bangun lebih awal, ia memanggil pelayan untuk menyiapkan air obat dalam suhu panas, sambil menunggu Lan Shi memberitahu Kucing besar untuk tetap bersembunyi di halaman belakang, pelayan berjalan menghampiri Lan Shi."Tuan muda, air obat suhu panas sudah disiapkan!""Terimakasih… oh iya, apakah kamu melihat Phoenix berbulu emas?""Dia bersama Putri Sahara!""Em… satu lagi, di belakang ada kucing besar… itu temanku!""Baik Tuan!""Ayo lihat dulu!" Pelayan mengikuti Lan Shi ke halaman belakang, setelah berada di sana raut wajah berubah."Tidak perlu takut, dia tidak akan melukaimu!""Hoi… kamu!" ucap kucing besar"Halo.. ka-kamu bisa bicara!" "Tentu saja, aku Raja Hutan tidak terkalahkan!""Pelayan, tolong jaga dan jangan sampai ada Prajurit mengepungnya… beritahu kalau dia adalah milikku!""Baik tuan!" Lan Shi berendam di air obat, sedangkan pelayan m
Bab 98. Hari Pertama di Akademi KekaisaranKedatangan Lan Shi tidak membuat semua orang meremehkannya, meskipun memiliki status sebagai putra mahkota, namun di akademi tidak berguna karena kekuatan yang menentukan segalanya, karena izin terlalu lama membuat semua orang penasaran dengan kemampuan yang dimiliki murid baru tersebut, di lapangan luas dua sosok berdiri saling berpandangan.Dewa Ashura melihat ke arah Lan Shi "Aku tidak akan menahan kekuatanku, sekarang perlihatkan semua kemampuanmu!""Baik tetua!" ucap Lan Shi menarik pedang kayu sambil meredakan kuda-kuda."Apakah dia bodoh, hanya menggunakan pedang kayu… mana bisa energi mengalir?""Entah?" Dewa Ashura muncul di hadapan mengayunkan pedang, Lan Shi melompat ke samping kiri lalu mengayunkan pedang kayu, saat pedang kayu ingin menyentuh tubuh Dewa Ashura, ia memutar badan menangkis serangan.Dewa Ashura tersenyum hangat "Tidak buruk?""Cepat sekali!" guman Lan Shi melihat dewa Ashura kembali dalam posisi siap setelah menye
Bab 99. Pil PelangiDi salah satu ruangan Alkemis Lan Shi sudah memunculkan Tungku api Phoenix, di luar bangunan Putri Sahara duduk menunggu Lan Shi selesai meracik pil, di pelukan sosok cantik terlihat seekor Phoenix emas, di sisi lain Lan Shi sudah mulai memanaskan tungku menggunakan api biru, di sekeliling bahan obat berkualitas tinggi tersusun rapi."Setidaknya aku membutuhkan waktu 20 menit!""Ibu, tunggu aku selesai membuat pil pemulih ingatan untukmu!" Putri Sahara merasakan suhu meningkat "Sudah mulai!" Kembali ke dalam ruangan, tidak terasa sudah 20 menit, Lan Shi memasukkan semua bahan obat kecuali Lotus Pelangi, setelah bahan obat di masukan, Lan Shi memunculkan kobaran api hitam di tangan kanan dan langsung menggabungkan dua api sekaligus."DUARRRRRRRRRRRRRRRRRR!"Ledakan keras terdengar membuat bangunan yang ditempati bergoyang, Putri Sahara merasakan bangunan begoyang, ia mencoba membangunkan Tetua Biyu namun sosok tua mengabaikan ucapan Putri."Kau… Kalau terjadi sesu
Bab 100. Ingatan Anin Shi kembali pulihSalah satu ruangan kelas, kelompok Pangeran Ren Shili sedang mendengarkan penjelasan Dewa Be-heng, tidak ada yang berani berbicara karena mereka tahu bisa babak belur di hajar Dewa Be-heng, Lan Shi melihat penjelasan sambil memikirkan ibunya, di sampingnya Putri Sahara membeli Phoenix berbulu emas."Apakah kalian mengerti?!" "Mengerti!" jawab semua murid."Hari sudah mulai gelap, kalian kembalilah? besok kita akan melakukan latihan!" "Baik guru!" Semua murid keluar dari kelas, saat itu juga semua murid di kelas lainnya juga keluar, semua murid berbisik satu sama lain."lihat, itu pangeran mahkota!""iya, mentang-mentang dia pangeran mahkota bisa berbuat seenaknya dan membakar bangunan Alkemis tingkat satu!""iya, pangeran kurang ajar... untuk apa kita menghormatinya!""Ayo pergi, aku tidak ingin dekat dengannya!" "Ayo!"Lan Shi menggaruknya kepalanya yang tidak gatal "Sepertinya mereka begitu membenciku, tapi kenapa ya?" gumam Lan Shi kebing
Bab 101. Latihan TandingPagi Buta dengan suhu udara begitu dingin terasa menusuk tulang, di pagi itu Lan Shi sudah terbangun, ia menyiapkan air obat untuk berendam, Anin Shi membuka matanya, ia mendengar suara dari arah dapur, tidak butuh waktu lama Ratu Anin Shi melihat putranya sedang mengisi air dan bahan obat."Lan Shi?""Ah ibu… aku sedang menyiapkan air obat!""Dimana pelayan rumah?" "Aku dengar dia sedang sakit, jadi aku suruh tidak di sana?""Oh benarkah, apakah dia tidak ingin berobat?" Ratu Anin Shi berjalan ke arah kamar pelayan, ia langsung membuka pintu lalu melihat pelayan terbaring pingsan."Lan Shi, cepat kesini?""Iya…!""Kenapa dia?"Ratu Anin Shi memeriksa denyut nadi "dia sudah tiada!""Biar aku periksa?" Lan Shi mengalirkan semua energi, saat itu juga ia merasakan seluruh organ tubuh dipenuhi racun mematikan."Dia keracunan, siapa yang melakukan ini?""Coba periksa makanan di dapur dan periksa semua bahan yang ada!" "Iya!" Lan Shi berlari ke arah dapur, ia m
DF 30. Akhir PertarungDi atas langit terlihat dua petarung legendaris beradu pedang, dua kekuatan dan kecepatan saling dorong satu sama lain. Karena tidak ada pilihan terakhir, Lan Shi menggunakan gaya bertarung milik Ibu Ratu Lien yaitu Immortal Lin Yin, Immortal Lin Yin adalah putri dari leluhur Gerbang Dosa dan memimpin keluarga Immortal Jiwa Suci."Tangisan Dewi Pedang…!""Dendam Pedang… Langit Penghancur!""Yeaaaaaaaaaa!" teriak dua sosok mengayunkan pedang sekuat tenaga"DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" Dua buah pedang berbenturan, bola mata Lan Shi diselimuti petir-petir emas, sedangkan bola mata Dewa Langit bersinar keemasan, mata saling menatap dingin memberitahu kalau berada di kemarahan puncak."Dewa Langit… awal mula perang ini adalah kalian yang menyerang dunia fantasi…!" "Lan Shi, hari ini mataku terbuka lebar karena ada orang yang mampu membuatku menikmati pertarungan panjang… itu salah kalian yang terlalu lemah, tapi aku tidak menyangka kalau dunia persilatan memiliki le
DF 29. Kaisar Lan VS Dewa Langit KunoWaktu terus berlalu, tidak terasa sudah 10 tahun pertarungan berlangsung. Stok penyimpanan pil energi dan pil pemulihan sudah mulai menipis, yang tersisa hanya tanaman obat di cincin penyimpanan. Dalam kurung waktu 10 tahun Lan Shi bertarung dalam keadaan tubuh jiwa melawan Dewa Langit Kuno, disisi lain Kaisar Api dan Dewa kehancuran sudah mencapai batas kemampuan untuk melanjutkan pertarungan.Kaisar Api berlutut di kehampaan "sial… yang tersisa hanya energi murni dunia bawah… tidak ada pilihan lain selain menggunakan kekuatan terakhir!" Dewa kehancuran menelan satu butir pil "ini pil energi terakhir… aku sudah sangat kelelahan, tua bangka ini sangat sulit dihadapi… seperti aku juga harus menggunakan kekuatan terakhir!" Dua sosok merapalkan segel tangan, teknik penghenti waktu Dewa langit dan teknik pembeku milik Lan Shi hancur dihempas gelombang energi, saat itu juga dua sosok mengambil alih tubuh fisik. Lan Shi melihat kaisar langit dan Dewa
DF 28. Pertarungan semakin memanasDewa bumi sudah berhasil di kalahkan, namun Maxi juga menerima beberapa luka serius, ia juga harus memulihkan kondisi dalam kurung waktu cukup lama. Di tengah dunia fantasi terlihat empat sosok masih bertarung sengit, Kaisar Api melawan Dewa kehancuran, Lan Shi berhadapan dengan Dewa Langit. Pertarungan tingkat tinggi hampir tidak diketahui oleh satu orang pun kecuali yang tersisa di dunia fantasi. Lan Shi melesat terbang menghindari Dewa langit yang membuka segel kekuatannya, waktu dalam jarak 100 meter di sekitar Dewa langit terhenti begitu saja, hal ini membuat Lan Shi harus berhati-hati. Pria berjubah Gerbang Dosa memikirkan cara untuk memberikan perlawanan."Tehnik ini lebih tinggi daripada tehnik jiwa suci yang hanya menghancurkan sekitar… sekarang apa yang bisa aku lakukan, sedangkan Roh kitab sudah tertidur pulas?" gumam Lan Shi menambah kecepatan terbang"Sampai kapan kamu akan menghindar!" teriak Dewa Langit memukul kehampaan"DUARRRRRRRRR
DF 27. Hampir mati ( Maxi ) Legenda pertarungan masih terjadi di dunia fantasi, semua orang sudah meninggalkan dunia fantasi 100 tahun lalu, namun tidak satupun orang dunia persilatan yang berhasil pulang untuk bertemu keluarga. Diatas langit 12 batu besar seukuran gunung berterbangan kesana-kemari, Maxi terbang dengan kecepatan tinggi menghindari semua serangan."Sampai kapan kamu menghindar.. meskipun Lan Shi ada disini, aku juga bisa membunuhmu!" ucap Dewa Bumi menggunakan pesan mentalMaxi merendahkan kuda "Teknik Bertarung… Pesona Pedang Malam!" "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" 12 batu besar terbelah dua Dewa Bumi melihat Maxi terbang ke arahnya "Baiklah… Palu Bumi!""Mata Pedang!" "Yaaaaaaaaaaaa….!" teriak dua sosok mengayunkan pedang "Trak-!" langit terbalut dua"DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" "Kamu pikir aku lemah, terlalu arogan!" teriak Dewa Bumi mendorong mundur MaxiMaxi menarik semua kekuatan di lubang hitam "Yeaaaaaaaaaa…!" "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" Dewa bumi munc
DF 26. Lan Shi, Kaisar Api, Maxi Vs Tiga Dewa Kuno100 tahun berlalu. Selama 100 tahun pertarungan dua Kaisar melawan tiga Dewa Kuno berlangsung, Maxi dan Kaisar Api sudah mengeluarkan kekuatan penuh, kehampaan hancur dimana-mana dan gravitasi terbalik akibat imbas pertarungan. Kilatan cahaya dan dentuman keras terus terdengar di langit dunia fantasi, selama 100 tahun mayat Lan Shi diselimuti energi pelangi. Roh pedang Sou Yu membuka matanya, ia tertidur cukup lama untuk memulihkan kondisi jiwa, sedangkan jiwa pegasus, Roh kitab dan jiwa terkutuk masih tertidur pulas. Sou Yu melihat Lan Shi terkurung di pedang neraka, ia juga tidak melihat Roh kitab dan jiwa Pegasus. "Sou Yu.. tolong bantu aku keluar dari sini!" "Apa… bagaimana bisa kamu masuk ke dalam sana?" tanya Roh pedang Sou Yu "Aku memperbaiki pedang dan melakukan penyatuan dua pedang, setelah selesai aku tertarik masuk kedalam sini!" "Baiklah, aku akan segera menolongmu!" ucap Roh pedang menarik jiwa Lan Shi keluar dari d
DF 25. Roh Kitab Vs Tiga Dewa KunoPertarungan besar terjadi di pusat dunia fantasi, 30% dunia fantasi rata dengan tanah, lubang besar tercipta akibat ledakan, di tengah arena pertarungan kubus raksasa seukuran gunung berputar-putar. Roh kitab yang menggunakan tubuh Lan Shi memberikan perlawanan kepada tiga pemimpin dewa kuno."Aura Kekacauan… Dewa-dewi Olympus!""Yeaaaaaaaaaa…..!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" suara Guntur menggetarkan bumi"Aaaaaaaaaaa…!" teriak pria berjubah putih menarik semua kekuatan Athena goddess"Aaaaaaaaaaa…!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!"Langit terbelah dimana-mana, bumi terjadi gempa, angin berhembus kencang, dunia fantasi sudah seperti neraka di depan mata. Maxi dan Kaisar Api berdiri melihat pria berjubah putih memiliki aura kekacauan Dewa-dewi Olympus, disisi lain? Dewa Dong Lun memerintahkan semua orang untuk meninggalkan dunia fantasi."Gawat… ternyata cucuku di kendalikan kekuatan takdir, sekarang tidak ada pilihan lai
DF 24. Lou Shi ( Roh Kitab )Lan Shi berkumpul bersama orang-orang dari Sekte Tapak Langit, mereka ingin berangkat menuju dunia fantasi. Tubuh Lan Shi dikendalikan oleh Roh kitab, sedangkan tubuh jiwa berada di pedangnya. Dewa Dong Lun berjalan menghampiri cucunya, ia sudah menyiapkan semua orang untuk berangkat menuju Medan perang."Kakek, bagaimana?""Sudah selesai, aku kita susul mereka!""Iya!"Lan Shi menancapkan tongkat emas peninggalan Dewi bulan, setelah itu membentuk sebuah pintu dimensi, semua orang memasuki pintu dimensi dengan penuh semangat. Tidak butuh waktu lama, semua Immortal dan Lan Shi sudah berada di dunia fantasi, mereka sekarang ada hutan. Lan Shi mengaktifkan penglihatan spiritual "mereka ada disana, ayo!""Oke!" sahut Dewa Dong Lun Setelah tiba di sana, semua orang tersentak kaget melihat kehadiran pria dengan jubah bercorak gerbang dosa, jiwa Lan Shi terguncang hebat melihat Jianzhong terbaring tak bernyawa, Roh kitab merasakan kekuatan jiwa melonjak-lonjak d
DF 23. Nafas Terakhir JianzhongJianzhong berhasil membawa Sahara ke tempat aman, namun luka yang diterimanya cukup serius. Tehnik jiwa yang digunakan mengalami kehalalan dan berimbas kepada jiwa sendiri, untuk bisa memulihkan kondisi jiwa harus menggunakan kekuatan jiwa uang cukup besar, sedangkan Jianzhong tidak memiliki itu kecuali mengorbankan jiwanya."Ibu… sadarlah?" ucap Mei Mei dengan wajah panik "Jianzhong, apa yang ingin kamu lakukan?" tanya Hou Tian"Tidak ada pilihan lain… aku akan menggunakan jiwaku untuk menyembuhkannya!""Tapi, kamu sendiri yang akan menerima akibatnya?""Sekarang tidak ada pilihan lain, sebelum aku menghembuskan nafas terakhir… tolong jangan beritahu Lan Shi!""Em!" Jianzhong merapalkan segel tangan, semua orang meneteskan air mata melihat alkemis tua menggunakan formasi pengorbanan."Formasi Suci… Tehnik Pemulihan Jiwa!" "Guru…!" ucap semua murid akademi obat"Tidaaaaaak…!" Hou Tian, Angsi dan semua orang di sekitar hanya bisa terdiam menahan air
DF 22. Pertempuran kacau balauDunia Fantasi benar-benar kacau akibat pertempuran besar, seluruh tempat dari ujung ke ujung terjadi pertempuran, jumlah korban sudah tidak terhitung jumlahnya, setiap tempat dipenuhi mayat-mayat prajurit dari dua belah pihak. Di dalam gua, Mei Mei terbangun dengan luka bakar di bagian tangan, panda memberikan buah-buahan untuk dimakan."Isi perutmu dulu!" "Iya, berapa lama aku pingsan?" "Dua hari!""Apa?" "Dimana yang lainnya?""Sedang bertempur, semua orang terpisah kemana-mana!" "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" Ledakan keras memperlihatkan Maxi terlempar menghantam pepohonan, Dewa Langit memunculkan seratus pedang terbang. "Matilah kau bodoh!" Mei Mei membidik menggunakan sniper angin ke arah Dewa Langit "Kena kau!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" Dewa langit tersentak kaget"Kurang ajar, dari mana itu?" "Ayo lari!" ucap panda menarik tangan Mei Mei"Aku tidak mau mati sekarang!" bisik tikus kecil Tiga sosok berlari di tengah hutan lebat, mereka m