Bab 3. Berlatih
Malam gelap memperlihatkan sinar cahaya di salah satu ruangan, sosok peri kecil mencoba kultivasi Nirvana, perlahan Matahari pagi menyinari dunia, peri kecil membuka matanya, dalam waktu singkat ia berhasil menguasai kultivasi Nirvana, An Lan membuka matanya melihat ke arah peri kecil."Peri kecil, sedang apa kamu?""Aku baru saja mencoba kultivasi ini, untuk dasar pemula memang sangat bagus, tapi memiliki beberapa kelemahan!""Apa itu?""Terlalu lambat, tapi energi yang diserap sangat murni!""Apakah kamu memiliki cara untuk mempercepatnya!""Ada? Menyerap langsung dari sumber energi di dunia Nirvana ini… tapi aku tidak tahu dimana tempat itu… sebaiknya kamu bersiap, hari ini kamu latihan bersama Bibi Lumini!""Oh iya, aku hampir lupa!" ucap An Lan berbangun dari tidur.30 menit kemudian, An Lan sudah membersihkan diri dan sarapan pagi, peri kecil masuk ke kantong kecil milik An Lan, mereka melesat pergi menuju rumah perpustakaan."Kakek, aku pergi dulu!""Hati-hati!"Tiga anak melihat ke arah An Lan, mereka ingin tahu kemana An Lan pergi, langkah mereka berhenti di depan perpustakaan, An Lan menghampiri bibi Lumini."Guru! aku datang!""Haha… murid baruku, kamu bersemangat sekali!""Tentu saja!""Ayo kita mulai saja latihannya, aku akan menjelaskan beberapa hal penting saat latihan… kamu duduklah!"Dua sosok duduk dibawah pohon, tiga anak yang mengintip dari kejauhan merasa iri karena An Lan memiliki guru bela diri, di tambah lagi status Lumini adalah anggota keluarga bangsawan, ia memiliki tugas mendidik anak-anak sampai orang dewasa menjadi seorang petarung tangguh, semua orang selalu memberikan hormat kepada Lumini ketika bertemu atau berselisihan.Untuk menjadi murid bibi Lumini harus memperlihatkan sedikit bakat sebelum diangkat sebagai murid, keberuntungan An Lan berhasil menundukkan sosok yang disegani semua orang, tiga anak berbalik pergi dengan perasaan kesal dan iri, ia ingin mengadu ke orang tuanya."Aku ingin ayahku juga memasukkanku menjadi murid bibi Lumini!""Aku juga!""Tenang saja, ayahku pemimpin keluarga, dia pasti mengabulkannya!""Benar;"Setelah tiba di kediaman keluarga, tiga anak merengek meminta orang tuanya membantu agar menjadi murid bibi Lumini, mendengar hal itu pertemuan dilakukan, semua tetua berkumpul di ruangan pertemuan.Pemimpin keluarga An melihat ke arah An Hui "bagaimana bisa, An Lan menjadi murid bibi Lumini?""Itu kebetulan saja, An Lan memang ramah dan mudah berkomunikasi dengan usia lebih tua darinya, mungkin itu? Aku juga tidak mengetahui kenapa Lumini menjadikannya murid?" ucap An Hui."Ayah, aku juga ingin… !""Sudah-sudah, aku akan bicara langsung dengan Lumini… kalian tunggu disini saja!""Hore…!" teriak tiga anak.An Fei atau kepala keluarga pergi menuju rumah perpustakaan, di halaman belakang rumah perpustakaan An Lan berlatih fisik, sebelum memiliki kekuatan spiritual Lumini mau muridnya melatih fisik terlebih dahulu."Yeaa!""Aaaa!""Aaa!" teriak An Lan memukul boneka kayu."Kekuatan fisik adalah wadah untuk kekuatan spiritual, dan kekuatan mental adalah wadah kekuatan jiwa, kamu harus melatih itu dulu sebelum melakukan kultivasi Nirvana!""Baik guru, aku akan rajin berlatih!""Em..!""Yeaaaaaaaaaaaaaaaaa!""Buk!" suara tamparan."Aduh tanganku, boneka ini keras sekali!""Haha.. pelan-pelan, jangan terburu-buru mengerahkan tenaga… utama ketelitian dalam setiap gerakan, buatlah semuanya menjadi rapi tanpa ada kesalahan sedikitpun!""Iya guru!"An Lan kembali melesat ke arah boneka kayu, ia berteriak saat boneka kayu menampar wajahnya."Aaa… pipiku!""Hati-hati, fokuslah pada pertarungan dan jangan mengalihkan pandangan!"Penjaga menghampiri bibi Lumini "Lapor, Ada An Fei dari keluarga An!""Eh… An Lan, kamu lanjutkan latihan, aku akan ke depan!""Baik guru!"Bibi Lumini menghampiri An Fei, kepala keluarga An memberikan sekantong emas agar anak dari keluarga An mau menerima sebagai murid, Lumini terdiam memikirkan permintaan An Fei."An Fei, maafkan aku.. sebenarnya aku sangat sibuk akhir-akhir ini, aku tidak berani mengambil murid lebih banyak!""Tetua, aku mohon… anak-anak dari keluarga An tidak pernah mendapatkan pendidikan bela diri dari siapapun, tolong kabulkan permintaanku, aku akan melakukan apapun asal anak dari keluarga An mendapatkan pendidikan!"Lumini menghela nafas panjang "Baiklah aku akan menerimanya, tapi aku memiliki pertanyaan? Kalau kamu tidak bisa menjawabnya, maafkan aku tidak bisa memenuhi permintaanmu!""Katakan, aku akan menjawabnya!""Siapa An Lan, dan siapa kedua orang tuanya? Apakah dia benar-benar dari keturunan keluarga An atau bukan?""Ayahku An Hui menemukannya di hutan dekat kebun apel, saat itu dua masih sangat kecil dan belum bisa bicara, kami sekeluarga tidak tahu bagaimana mencari identitas anak itu, dan An Hui tidak mungkin ditinggalkan sendiri, ia membawanya pulang ke rumah… sampai sekarang tidak ada yang tahu!" ucap An Fei terlihat murung."Di hutan sendirian, untuk apa seorang anak kecil tinggal di hutan… kalau orang tuanya membuang anaknya? Pastinya tidak di hutan!""Tetua, tapi aku pernah melihat dia sering bicara sendirian di kamarnya, aku pikir dia gila sejak lahir atau sedang bermain sendiri, tapi dia seolah memiliki teman bicara!""Kapan kamu mendengarnya!""Dua hari lalu!""Maukah kamu menjalankan tugas untuk mengintai An Lan setelah pulang, aku akan menerima anak dari keluarga An menjadi murid!""Baik-baik!""Baguslah, besok pagi bawa anak yang ingin menjadi muridku!""Terimakasih tetua, ambilah emas ini sebagai terimakasihku!""Em!"An Fei berbalik pergi meninggalkan tempat tersebut, Bibi Lumini berjalan ke arah teras rumah kecil, ia melihat An Lan berlatih."Identitas tidak diketahui, anak ini memiliki banyak rahasia… aku semakin penasaran siapa dia sebenarnya?""Guru… aku lelah sekali!""Istirahatlah nak, berlatihlah sesuai kemampuanmu!""Iya guru!"Bibi Lumini mencoba mengalirkan energi spiritual ke tubuh An Lan, saat itu juga sosok jiwa Dewa Pedang dan jiwa Dewi Kematian membuka mata, energi spiritual Lumini keluar sendiri, dua sosok dalam tubuh An Lan tidak menerima energi asing."Kenapa tidak bisa?!" gumam Lumini mencoba kembali.Lagi-lagi tubuh An Lan menolak energi yang dialirkan Lumini secara diam-diam, ia tidak mengerti kenapa bisa terjadi penolakan, An Lan berbaring tidur siang, hembusan angin di rasakan anak kecil di samping Lumini."Guru, aku tidur sebentar!""Em, guru Pergi dulu… kamu lanjutkan latihan!""Iya guru!"Bersambung…Bab 4. Nasib Tidak BaikSatu hari berlalu latihan An Lan bersama Bibi Lumini, di pagi hari empat anak berdiri di halaman belakang, sosok tua berjalan menghampiri mereka, kedatangan tiga teman membuat An Lan mendengus kesal, An Sen, An Yin, dan An Yun menahan tawa sambil mengejek An Lan, mereka terdiam setelah kedatangan Bibi Lumini."Selamat pagi anak-anak!""Pagi guru!" "Sebelum memulai latihan, guru akan jelaskan beberapa tingkatan seorang petarung sejati!" "Iya guru!""Tingkat kekuatan terbagi menjadi dua, tingkat tubuh fisik dan tingkat kultivasi!""Tingkat kultivasi itu apa guru?" tahta An Yin."Tingkat kultivasi adalah sumber kekuatan yang mendukung tubuh fisik, contohnya seperti ini!"Bibi Lumini menjentikkan jari "DUARRRRRRRRRRRR!""Wah… batu itu hancur!" Lumini menjelaskan semua daftar tingkat kekuatan seorang petarung:Tubuh Fisik:Forging BodySoldier BodyKing's BodyGolden Body Purple Gold BodyDragon King BodyImmortal BodyGold immortal bodyImmortal Emperor Emper
Bab 5. Melarikan diriMatahari Pagi menyinari dunia Nirvana, embun memabashi dedaunan, terlihat seperti berlian berkelap-kelip, An Lan membuka matanya dari tidur, di pagi itu juga tiga anak berlari lebih dulu meninggalkan kediaman An, setelah itu An Lan keluar dari rumah berpamitan dengan kakek An Hui, bersama anggota keluarga An Lan berjalan berdampingan, ia melihat keramaian orang berlalu lalang menuju kebun dan melakukan aktifitas masing-masing."Kakek, aku pergi dulu!"Kakek An Hui melambaikan tangannya "Hati-hati...!" "Hari ini aku harus berlatih sampai bisa menembus tahap awal!"30 menit kemudian An Lan tiba di rumah perpustakaan, disana terlihat tiga temannya, saat itu juga Lumini menghampiri mereka, empat anak berdiri dengan berbaris rapi, Lumini melihat ke arah An Lan."An Lan, kenapa kamu tidak menjalankan tugas yang ku berikan dan pulang lebih awal?" "Guru, aku yang memindahkan batu-batu itu, aku pingsan karena kelelahan!" ucap An Lan melihat ke arah tiga temannya."Merek
Bab 6. Perjalanan Menuju Kota Kura-kura, Sekte Lembah NirvanaDi tengah hutan seorang anak berlari dengan ketakutan, di belakangnya 10 prajurit mengejar sambil memegang senjata, prajurit berteriak keras meminta An Lan berhenti berlari, tidak lama kemudian langkah An Lan terhenti di pinggir jurang, prajurit mengepung sambil menodongkan pedang, setelah itu semua prajurit melesat ke arah An Lan. An Lan berusaha melawan 10 prajurit, saat itu juga sebuah tendangan dan pukulan diterima anak berusia enam tahun, An Lan terbaring menahan rasa sakit, ia berusaha berdiri kembali, berharap ada yang menyelamatkannya saat ini."Ayah, ibu… tolong aku… aku tidak mau mati sebelum bertemu denganmu!" ucap An Lan."Bocah, menyerah saja… kamu sudah tidak bisa lari!" ucap satu prajurit menendang An Lan.Buah apel berhamburan keluar dari kantong kain, An Lan merangkak memasukkan kembali semua buah apel, disisi lain semua prajurit tertawa lantang melihat bocah di depannya."Kamu bodoh, saat seperti ini masi
Bab 7. Tiba di kota Kura-kuraDi jalur utama menuju kota Kura-kura, seorang anak kecil berjalan, ia membawa beberapa buah apel di kantong kain, apel makanan untuk peri kecil, jubah kusam dan robek digunakan anak tersebut, tidak lama setelah itu An Lan melintasi padang rumput, mata terasa dicuci dengan pemandangan indah akan sekitar, An Lan berlari sambil berteriak-teriak."Indah sekali!""Damai sekali!" teriak peri kecil melayang-layang. "Aaaaa..!" teriak dua sosok merasakan kedamaian.An Lan melihat barisan pasukan kerajaan Nirvana, ia berdiri melihat semua prajurit."Wah, pasti mereka kuat… peri, aku akan ingin menjadi pahlawan terkuat!""Kamu harus berlatih dengan giat!""Tentu saja… aku harus menjadi kuat dan aku harus mencari kedua orang tuaku!""Aku setuju!"An Lan dan peri kecil melanjutkan perjalanan, 30 menit kemudian mereka melihat gerbang dengan simbol kura-kura, saat itu juga mereka tersadar kalau itu adalah kota Kura-kura, meskipun kota besar, kota Kura-kura tidak memili
Bab 8. Misi PenyelamatanSatu hari berlalu di sekte Lembah Nirvana, semua murid junior berbasis rapi, mereka akan dilatih oleh kakak senior, disana terlihat An Lan menggunakan jubah ungu bercorak kura-kura, jubah indah dan paras tampan membuat semua murid wanita mengagumi sosok murid baru, mereka ingin sekali berkenalan dengan murid baru yang bernama An Lan."Yah…!" teriak semua murid melakukan gerakan secara bersamaan."Terus lakukan, kalian harus terbiasa bergerak untuk membuat respon tubuh!""Yah…!" ucap An Lan melakukan gerakan."Aku berhasil mengingatnya… ini mudah sekali!" gumam An Lan.Murid senior yang bernama Su Yang melihat ke arah An Lan "Dia sepertinya sudah hafal, ini terlalu cepat… padahal gerakan ini cukup rumit untuk diingat!""Semuanya, sekarang duduk bersila!""Siap kak!" ucap semua murid.Semua murid duduk bersila, mereka memfokuskan pikiran, perlahan energi alam masuk kedalam tubuh semua murid, cahaya setiap murid memperlihatkan sinar cahaya pelangi, namun tidak un
Ep 9. Berlatih kerasLangit menurunkan hujan deras, sosok anak berlari berkeliling kota kura-kura, tidak peduli malam atau siang, hujan atau panas, semangat An Lan untuk menjadi kuat adalah tujuannya, ia harus mencari keberadaan kedua orang tua, semua murid melihat dengan jelas perjuangan An Lan dalam berlatih, murid senior memberitahu kalau ingin memiliki kekuatan spiritual besar harus meningkatkan kekuatan fisik."DUARRRRRRRRRRRRRRRRRR!" batu hancur dipukul."Haha… ayo kita hancurkan batu-batu ini!""Ayo!" ucap peri kecil. Sepanjang hari dengan setia peri kecil menemani An Lan berlatih, mereka sambil bermain tanpa mengenal kata lelah, namun setiap malam An Lan sering tidur mengigau, ia memimpikan kedua orang tuanya karena menahan rasa rindu, sesekali pari kecil membangunkan An Lan dari tidur.Tepat tengah malam tiga sosok tua berjalan di alun-alun, keadaan kota sudah sepi dan semua orang tertidur pulas, Tetua Min, Tetua Si Lu dan Kakek An Hui mendengar suara anak kecil, mereka sali
Bab 10. Tingkat Kultivasi Spiritual SoulDi atas langit tetua Min melayang di kehampaan, aura ganas melonjak-lonjak, ia sedang berusaha agar kekuatan tersembunyi muridnya memperlihatkan diri, panah ditarik dengan aura besar, An Lan berkeringat dingin dengan rasa takut."Guru, apakah kamu ingin membunuhku!" teriak An Lan berlari."Kamu tidak bisa kabur… panah Jiwa!" Panah melesat merobek kehampaan, An Lan berteriak memanggil nama peri kecil, namu peri kecil tidak juga bangun, kalau keberadaannya ketahuan? Maka kehancuran akan segera tiba. Pandangan An Lan memucat melihat kematian di depan mata, sumbol pedang dan aura hitam menyelimuti tubuh, sosok An Lan meledakan energi spiritual."DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" panah Jiwa tetua Min hancur menjadi butiran cahaya."Haha… berhasil, akhirnya kamu berhasil membangkitkan kekuatanmu… tapi, kamu hilang kendali!""Aaaaaaaaaaaaaaaaaa!" teriak An Lan memunculkan tiga buah pedang.Tetua Min melesat terbang menghindari tiga buah pedang, sosok tua me
Bab 11. Teman lamaDi tengah kegelapan malam, halaman belakang sekte lembah Nirvana, Tetua Min sedang melatih muridnya memanah, untuk melatih penglihatan dan ketepatan harus dilakukan pada malam hari, karena waktu itu adalah titik buta semua orang, satu persatu anak panah dilesatkan namun tidak mengenai target satupun."Gunakan hatimu untuk melihat, mata bisa buta tapi tidak untuk hati!""Iya guru;" Tetua Min berbaring tidur di kursi bawah pohon, disisi lain An Lan masih belajar memanah, sampai sekarang belum ada satupun yang kena, buah apel masih berada di atas meja, peri kecil duduk di atas buah apel."Sampai kapan kamu akan berhasil!""Sampai besok!" "Haha…!" An Lan mendengus kesal "Kenapa terus gagal!""Kamu harus belajar sabar, semua butuh waktu dan proses!" sahut peri kecil berbaring di atas buah apel.Perlahan Matahari pagi menyilaukan mata An Lan, karena sudah pagi, peri kecil berbalik masuk ke kantong kecil, tidak sengaja anak panah terlepas dari pegangan lalu mengenai bua
DF 30. Akhir PertarungDi atas langit terlihat dua petarung legendaris beradu pedang, dua kekuatan dan kecepatan saling dorong satu sama lain. Karena tidak ada pilihan terakhir, Lan Shi menggunakan gaya bertarung milik Ibu Ratu Lien yaitu Immortal Lin Yin, Immortal Lin Yin adalah putri dari leluhur Gerbang Dosa dan memimpin keluarga Immortal Jiwa Suci."Tangisan Dewi Pedang…!""Dendam Pedang… Langit Penghancur!""Yeaaaaaaaaaa!" teriak dua sosok mengayunkan pedang sekuat tenaga"DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" Dua buah pedang berbenturan, bola mata Lan Shi diselimuti petir-petir emas, sedangkan bola mata Dewa Langit bersinar keemasan, mata saling menatap dingin memberitahu kalau berada di kemarahan puncak."Dewa Langit… awal mula perang ini adalah kalian yang menyerang dunia fantasi…!" "Lan Shi, hari ini mataku terbuka lebar karena ada orang yang mampu membuatku menikmati pertarungan panjang… itu salah kalian yang terlalu lemah, tapi aku tidak menyangka kalau dunia persilatan memiliki le
DF 29. Kaisar Lan VS Dewa Langit KunoWaktu terus berlalu, tidak terasa sudah 10 tahun pertarungan berlangsung. Stok penyimpanan pil energi dan pil pemulihan sudah mulai menipis, yang tersisa hanya tanaman obat di cincin penyimpanan. Dalam kurung waktu 10 tahun Lan Shi bertarung dalam keadaan tubuh jiwa melawan Dewa Langit Kuno, disisi lain Kaisar Api dan Dewa kehancuran sudah mencapai batas kemampuan untuk melanjutkan pertarungan.Kaisar Api berlutut di kehampaan "sial… yang tersisa hanya energi murni dunia bawah… tidak ada pilihan lain selain menggunakan kekuatan terakhir!" Dewa kehancuran menelan satu butir pil "ini pil energi terakhir… aku sudah sangat kelelahan, tua bangka ini sangat sulit dihadapi… seperti aku juga harus menggunakan kekuatan terakhir!" Dua sosok merapalkan segel tangan, teknik penghenti waktu Dewa langit dan teknik pembeku milik Lan Shi hancur dihempas gelombang energi, saat itu juga dua sosok mengambil alih tubuh fisik. Lan Shi melihat kaisar langit dan Dewa
DF 28. Pertarungan semakin memanasDewa bumi sudah berhasil di kalahkan, namun Maxi juga menerima beberapa luka serius, ia juga harus memulihkan kondisi dalam kurung waktu cukup lama. Di tengah dunia fantasi terlihat empat sosok masih bertarung sengit, Kaisar Api melawan Dewa kehancuran, Lan Shi berhadapan dengan Dewa Langit. Pertarungan tingkat tinggi hampir tidak diketahui oleh satu orang pun kecuali yang tersisa di dunia fantasi. Lan Shi melesat terbang menghindari Dewa langit yang membuka segel kekuatannya, waktu dalam jarak 100 meter di sekitar Dewa langit terhenti begitu saja, hal ini membuat Lan Shi harus berhati-hati. Pria berjubah Gerbang Dosa memikirkan cara untuk memberikan perlawanan."Tehnik ini lebih tinggi daripada tehnik jiwa suci yang hanya menghancurkan sekitar… sekarang apa yang bisa aku lakukan, sedangkan Roh kitab sudah tertidur pulas?" gumam Lan Shi menambah kecepatan terbang"Sampai kapan kamu akan menghindar!" teriak Dewa Langit memukul kehampaan"DUARRRRRRRRR
DF 27. Hampir mati ( Maxi ) Legenda pertarungan masih terjadi di dunia fantasi, semua orang sudah meninggalkan dunia fantasi 100 tahun lalu, namun tidak satupun orang dunia persilatan yang berhasil pulang untuk bertemu keluarga. Diatas langit 12 batu besar seukuran gunung berterbangan kesana-kemari, Maxi terbang dengan kecepatan tinggi menghindari semua serangan."Sampai kapan kamu menghindar.. meskipun Lan Shi ada disini, aku juga bisa membunuhmu!" ucap Dewa Bumi menggunakan pesan mentalMaxi merendahkan kuda "Teknik Bertarung… Pesona Pedang Malam!" "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" 12 batu besar terbelah dua Dewa Bumi melihat Maxi terbang ke arahnya "Baiklah… Palu Bumi!""Mata Pedang!" "Yaaaaaaaaaaaa….!" teriak dua sosok mengayunkan pedang "Trak-!" langit terbalut dua"DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" "Kamu pikir aku lemah, terlalu arogan!" teriak Dewa Bumi mendorong mundur MaxiMaxi menarik semua kekuatan di lubang hitam "Yeaaaaaaaaaa…!" "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" Dewa bumi munc
DF 26. Lan Shi, Kaisar Api, Maxi Vs Tiga Dewa Kuno100 tahun berlalu. Selama 100 tahun pertarungan dua Kaisar melawan tiga Dewa Kuno berlangsung, Maxi dan Kaisar Api sudah mengeluarkan kekuatan penuh, kehampaan hancur dimana-mana dan gravitasi terbalik akibat imbas pertarungan. Kilatan cahaya dan dentuman keras terus terdengar di langit dunia fantasi, selama 100 tahun mayat Lan Shi diselimuti energi pelangi. Roh pedang Sou Yu membuka matanya, ia tertidur cukup lama untuk memulihkan kondisi jiwa, sedangkan jiwa pegasus, Roh kitab dan jiwa terkutuk masih tertidur pulas. Sou Yu melihat Lan Shi terkurung di pedang neraka, ia juga tidak melihat Roh kitab dan jiwa Pegasus. "Sou Yu.. tolong bantu aku keluar dari sini!" "Apa… bagaimana bisa kamu masuk ke dalam sana?" tanya Roh pedang Sou Yu "Aku memperbaiki pedang dan melakukan penyatuan dua pedang, setelah selesai aku tertarik masuk kedalam sini!" "Baiklah, aku akan segera menolongmu!" ucap Roh pedang menarik jiwa Lan Shi keluar dari d
DF 25. Roh Kitab Vs Tiga Dewa KunoPertarungan besar terjadi di pusat dunia fantasi, 30% dunia fantasi rata dengan tanah, lubang besar tercipta akibat ledakan, di tengah arena pertarungan kubus raksasa seukuran gunung berputar-putar. Roh kitab yang menggunakan tubuh Lan Shi memberikan perlawanan kepada tiga pemimpin dewa kuno."Aura Kekacauan… Dewa-dewi Olympus!""Yeaaaaaaaaaa…..!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" suara Guntur menggetarkan bumi"Aaaaaaaaaaa…!" teriak pria berjubah putih menarik semua kekuatan Athena goddess"Aaaaaaaaaaa…!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!"Langit terbelah dimana-mana, bumi terjadi gempa, angin berhembus kencang, dunia fantasi sudah seperti neraka di depan mata. Maxi dan Kaisar Api berdiri melihat pria berjubah putih memiliki aura kekacauan Dewa-dewi Olympus, disisi lain? Dewa Dong Lun memerintahkan semua orang untuk meninggalkan dunia fantasi."Gawat… ternyata cucuku di kendalikan kekuatan takdir, sekarang tidak ada pilihan lai
DF 24. Lou Shi ( Roh Kitab )Lan Shi berkumpul bersama orang-orang dari Sekte Tapak Langit, mereka ingin berangkat menuju dunia fantasi. Tubuh Lan Shi dikendalikan oleh Roh kitab, sedangkan tubuh jiwa berada di pedangnya. Dewa Dong Lun berjalan menghampiri cucunya, ia sudah menyiapkan semua orang untuk berangkat menuju Medan perang."Kakek, bagaimana?""Sudah selesai, aku kita susul mereka!""Iya!"Lan Shi menancapkan tongkat emas peninggalan Dewi bulan, setelah itu membentuk sebuah pintu dimensi, semua orang memasuki pintu dimensi dengan penuh semangat. Tidak butuh waktu lama, semua Immortal dan Lan Shi sudah berada di dunia fantasi, mereka sekarang ada hutan. Lan Shi mengaktifkan penglihatan spiritual "mereka ada disana, ayo!""Oke!" sahut Dewa Dong Lun Setelah tiba di sana, semua orang tersentak kaget melihat kehadiran pria dengan jubah bercorak gerbang dosa, jiwa Lan Shi terguncang hebat melihat Jianzhong terbaring tak bernyawa, Roh kitab merasakan kekuatan jiwa melonjak-lonjak d
DF 23. Nafas Terakhir JianzhongJianzhong berhasil membawa Sahara ke tempat aman, namun luka yang diterimanya cukup serius. Tehnik jiwa yang digunakan mengalami kehalalan dan berimbas kepada jiwa sendiri, untuk bisa memulihkan kondisi jiwa harus menggunakan kekuatan jiwa uang cukup besar, sedangkan Jianzhong tidak memiliki itu kecuali mengorbankan jiwanya."Ibu… sadarlah?" ucap Mei Mei dengan wajah panik "Jianzhong, apa yang ingin kamu lakukan?" tanya Hou Tian"Tidak ada pilihan lain… aku akan menggunakan jiwaku untuk menyembuhkannya!""Tapi, kamu sendiri yang akan menerima akibatnya?""Sekarang tidak ada pilihan lain, sebelum aku menghembuskan nafas terakhir… tolong jangan beritahu Lan Shi!""Em!" Jianzhong merapalkan segel tangan, semua orang meneteskan air mata melihat alkemis tua menggunakan formasi pengorbanan."Formasi Suci… Tehnik Pemulihan Jiwa!" "Guru…!" ucap semua murid akademi obat"Tidaaaaaak…!" Hou Tian, Angsi dan semua orang di sekitar hanya bisa terdiam menahan air
DF 22. Pertempuran kacau balauDunia Fantasi benar-benar kacau akibat pertempuran besar, seluruh tempat dari ujung ke ujung terjadi pertempuran, jumlah korban sudah tidak terhitung jumlahnya, setiap tempat dipenuhi mayat-mayat prajurit dari dua belah pihak. Di dalam gua, Mei Mei terbangun dengan luka bakar di bagian tangan, panda memberikan buah-buahan untuk dimakan."Isi perutmu dulu!" "Iya, berapa lama aku pingsan?" "Dua hari!""Apa?" "Dimana yang lainnya?""Sedang bertempur, semua orang terpisah kemana-mana!" "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" Ledakan keras memperlihatkan Maxi terlempar menghantam pepohonan, Dewa Langit memunculkan seratus pedang terbang. "Matilah kau bodoh!" Mei Mei membidik menggunakan sniper angin ke arah Dewa Langit "Kena kau!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" Dewa langit tersentak kaget"Kurang ajar, dari mana itu?" "Ayo lari!" ucap panda menarik tangan Mei Mei"Aku tidak mau mati sekarang!" bisik tikus kecil Tiga sosok berlari di tengah hutan lebat, mereka m