Bab 11. Teman lamaDi tengah kegelapan malam, halaman belakang sekte lembah Nirvana, Tetua Min sedang melatih muridnya memanah, untuk melatih penglihatan dan ketepatan harus dilakukan pada malam hari, karena waktu itu adalah titik buta semua orang, satu persatu anak panah dilesatkan namun tidak mengenai target satupun."Gunakan hatimu untuk melihat, mata bisa buta tapi tidak untuk hati!""Iya guru;" Tetua Min berbaring tidur di kursi bawah pohon, disisi lain An Lan masih belajar memanah, sampai sekarang belum ada satupun yang kena, buah apel masih berada di atas meja, peri kecil duduk di atas buah apel."Sampai kapan kamu akan berhasil!""Sampai besok!" "Haha…!" An Lan mendengus kesal "Kenapa terus gagal!""Kamu harus belajar sabar, semua butuh waktu dan proses!" sahut peri kecil berbaring di atas buah apel.Perlahan Matahari pagi menyilaukan mata An Lan, karena sudah pagi, peri kecil berbalik masuk ke kantong kecil, tidak sengaja anak panah terlepas dari pegangan lalu mengenai bua
Bab 12. Menempa tubuh di gunung petirDi pagi hari tetua Min berjalan di alun-alun kota bersama teman lamanya, suara langkah kaki kuda terdengar, embun sejuk menyegarkan pernapasan, dari kejauhan anak berusia enam tahun melihat kepergian gurunya, An Lan berbalik setelah tidak melihat gurunya, di halaman belakang ia berlatih memanah dan cara bertarung jarak dekat."Yeaa…!" "Yeaah!"An Lan melakukan gerakan "Yeaaah…!""Ayo terus!" ucap peri kecil duduk di ranting pohon."Yeaah ..!""Ayah, ibu… tunggu aku di masa depan, aku akan menjadi kuat!" "Yeaah!""Gelombang Cangkang Kura-kura!" "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRR!""Aku harus menjadi kuat!""Aku harus berusaha!""Aku harus mencari ibu dan ayah!""Cangkang Kura-kura penghancur!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!"Peri kecil melayang di samping An Lan "Fokuslah setiap aliran energi di tubuhmu, rasakan energi itu!""Em!" "Yeaaaaaaaaaaaaaaaaa!"Aura kuat terlihat, An Lan melesatkan ke arah batu, saat itu juga batu hancur menjadi kerikil, setelah mengg
Bab 13. Keluarga JinTetua Min dan Mu Yu melakukan perjalanan menuju ibukota, di padang rumput dua sosok tua menunggangi kuda masing-masing, kuda berjalan santai sambil memakan rumput, canda tawa terdengar di keduanya."Min Che, asal kamu tahu… waktu itu aku benar-benar ketinggalan uang, aku tidak tahu bagaimana cara membayar uang makan di penginapan!" "Terus?""Aku mencuci piring!""Haha!" Tidak lama kemudian, lima perampok menghadang jalan, wajah membunuh terlihat jelas di wajah lima perampok."Serahkan barang kalian, atau ku potong-potong!""Apa Potong?" "Benar, kami adalah perampok jubah merah… !"Tetua Min turun dari kuda "Haha… berlagak sombong, bagaimana kalau kita bertarung saja!" "Bos, dia tidak takut!""Keroyok saja!""Saudaraku, hajar dia!" perintah Mu Yu.Empat orang mengelilingi tetua Min "Serang..!""Teknik Bertarung Ombak Lautan!""Yaaa!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRR!"Empat orang terlempar mundur, mereka memuntahkan seteguk darah segar lalu jatuh pingsan, pimpinan peramp
Bab 14. Tetua Min tertangkapSatu hari berlalu di kediaman keluarga Jin, tetua Min bersama Mu Yu beristirahat di rumah kecil, mereka disediakan pelayanan cukup oleh Jin We, batuan Mu Yu kepada keluarga Jin sangat membantu, semua orang menghela nafas panjang saat mendapatkan kabar bahagia, di tengah kebahagiaan semua orang? Puluhan prajurit kekaisaran mengepung kediaman keluarga Jin, salah satu seorang jenderal berdiri di depan gerbang, dan di sampingnya Lumini."Cepat cari dia!" teriak Jendral Hin memerintahkan pasukan.Jin We berjalan keluar "ada apa ini?""Kami menemukan salah satu orang tinggal disini, cepat serahkan orang itu sebelum kami memeriksa semua tempat!""Siapa yang anda maksud?" "Pria membawa busur panah!" "Min?" gumam Jin We."Apa yang terjadi sebenarnya?""Dia telah melakukan kejahatan dengan membebaskan seorang pembunuh!" "Apa?"Jin We teridam membisu, ia tidak Bernai mengatakan kalau tetua Min ada di kediamannya. Lumini meminta Jendral Hin memerintahkan semua pasu
Bab 15. Kabar BurukSetelah melakukan perjalanan beberapa hari, Mu Yu tiba di kota kura-kura, selama perjalanan Mu Yu tidak berhenti sedikitpun, pengawal pribadi menerimanya upah, ia kembali berkuda menuju ibukota, perlahan sosok petarung misterius menghilang dari pandangan, Mu Yu berjalan menuju sekte Lembah Nirvana. "Apa yang harus aku katakan kepada pemimpin sekte lembah Nirvana, dia pasti sangat marah?""Kapan aku datang ke sekte lembah Nirvana, murid tetua Min pasti akan mengetahuinya, dia bisa nekat untuk menyelamatkan gurunya? Kalau tidak memberitahu, kepada siapa aku meminta bantuan!" Sambil melamun seorang anak kecil menegur Mu Yu, sosok anak adalah An Lan."Paman, apa yang terjadi dengan guruku?" tanya An Lan."Apakah dia yang bernama An Lan, murid tetua Min?" gumam Mu Yu."Ah, tidak ada… siapa namamu?""Aku An Lan!" "Tanya sekali lagi!" bisik peri kecil di dalam jubah."Paman, apa yang terjadi dengan guruku tetua Min? Aku yakin kamu menyembunyikannya!""E-itu, tidak ada!
Bab 16. GundahSatu tahun berlalu.Di sekte lembah Nirvana, An Lan duduk di bawah pohon, ia memikirkan nasib gurunya yang ditahan, selama satu tahun An Lan tidak mendengar kabar dari semua orang, semua murid sekte hanya diam melihat nasib An Lan karena kehilangan guru pribadi, beberapa tetua menawarkan diri menjadi guru, tapi An Lan lebih memilih menunggu gurunya terbebas.An Lan berjalan menuju arena latihan "Hari ini aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan!" "Ramai sekali, siapa yang bertarung?"An Lan melihat dua murid "Tidak buruk, tapi pondasi kuda-kuda masih lemah!" Tetua Si Lu melihat ke arah An Lan "apakah kamu mau latih tanding bersama yang lainnya?" "Tidak tetua, aku ingin menonton saja!"Tetua Si Lu menghela nafas "baiklah!"An Lan menghampiri tetua pertama "Nanti akan ada turnamen untuk anggota aliansi, apa aku boleh ikut?""Tentu saja, semua murid bisa mengikutinya.. pemenang terbanyak akan mendapatkan satu poin…kalau berada di peringkat 10, kemungkinan mendapatkan
Bab 17. Ketegangan sebelum turnamen aliansi gerhanaDi pagi hari dua sosok. duduk di teras rumah, An menceritakan isi hatinya kepada sosok tua Mu Yu, raut wajah berubah setiap kali mendengar cerita An Lan. Hidup sebatang kara tanpa tahu dimana keberadaan orang tua dan keluarga, Mu Yu merasa kasihan dengan bocah di depannya, ia mencoba memberikan nasihat agar An Lan tidak berlarut dalam kesedihan."Nak, aku yakin suatu saat kamu akan bertemu kedua orang tuamu… yakinlah mereka masih hidup, jangan pernah menyerah!""Iya paman!""Putri Vanessa akan ikut turnamen aliansi Gerhana!" "Apakah juga bisa, bukannya turnamen aliansi gerhana hanya bisa di ikuti murid dari aliansiq?""Putri Vanessa di ikutkan di turnamen aliansi gerhana, sedangkan pangeran lainnya di turnamen aliansi lain!" "Ou, iya paman!""Gunakan kesempatan itu untuk mendekati putri, kalau kamu berhasil menjalin hubungan baik? Kamu bisa memintanya membebaskan gurumu!""Iya!" "Lagu pula, meskipun kamu baru berusia tujuh tahun,
Bab 18. Turnamen Aliansi Gerhana DimulaiHari turnamen sudah dimulai, kota kura-kura kedatangan banyak pengunjung dari penduduk kota lain, tentunya mereka ingin menonton acara turnamen aliansi gerhana, sosok anak berusia tujuh tahun keluar dari dalam rumah, kakek An Hui memberikan cincin ruang, cincin ruang digunakan untuk menyimpan barang-barang, An Lan menyimpan dua buah pedangnya.Sambil berjalan menuju halaman sekte, semua murid berkumpul, mereka akan berangkat secara bersama-sama, An Lan memasuki barisan murid luar, dari kejauhan peri kecil melambaikan tangannya, ia akan menyusul setelah berhasil merubah wujud manusia. "An Lan, kamu pasti bisa memenangkan turnamen ini… gunakan teknik bertarung badai petir saat kamu kesulitan!" teriak peri kecil menggunakan pesan mental."Oke!""Kakek yakin kamu berhasil!""Terimakasih kek!" "Pergilah berjumlah di halaman depan!""Em!" Tetua Si Lu melihat ke arah semua murid "Murid-murid hari ini adalah turnamen aliansi gerhana, kalian memiliki
DF 30. Akhir PertarungDi atas langit terlihat dua petarung legendaris beradu pedang, dua kekuatan dan kecepatan saling dorong satu sama lain. Karena tidak ada pilihan terakhir, Lan Shi menggunakan gaya bertarung milik Ibu Ratu Lien yaitu Immortal Lin Yin, Immortal Lin Yin adalah putri dari leluhur Gerbang Dosa dan memimpin keluarga Immortal Jiwa Suci."Tangisan Dewi Pedang…!""Dendam Pedang… Langit Penghancur!""Yeaaaaaaaaaa!" teriak dua sosok mengayunkan pedang sekuat tenaga"DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" Dua buah pedang berbenturan, bola mata Lan Shi diselimuti petir-petir emas, sedangkan bola mata Dewa Langit bersinar keemasan, mata saling menatap dingin memberitahu kalau berada di kemarahan puncak."Dewa Langit… awal mula perang ini adalah kalian yang menyerang dunia fantasi…!" "Lan Shi, hari ini mataku terbuka lebar karena ada orang yang mampu membuatku menikmati pertarungan panjang… itu salah kalian yang terlalu lemah, tapi aku tidak menyangka kalau dunia persilatan memiliki le
DF 29. Kaisar Lan VS Dewa Langit KunoWaktu terus berlalu, tidak terasa sudah 10 tahun pertarungan berlangsung. Stok penyimpanan pil energi dan pil pemulihan sudah mulai menipis, yang tersisa hanya tanaman obat di cincin penyimpanan. Dalam kurung waktu 10 tahun Lan Shi bertarung dalam keadaan tubuh jiwa melawan Dewa Langit Kuno, disisi lain Kaisar Api dan Dewa kehancuran sudah mencapai batas kemampuan untuk melanjutkan pertarungan.Kaisar Api berlutut di kehampaan "sial… yang tersisa hanya energi murni dunia bawah… tidak ada pilihan lain selain menggunakan kekuatan terakhir!" Dewa kehancuran menelan satu butir pil "ini pil energi terakhir… aku sudah sangat kelelahan, tua bangka ini sangat sulit dihadapi… seperti aku juga harus menggunakan kekuatan terakhir!" Dua sosok merapalkan segel tangan, teknik penghenti waktu Dewa langit dan teknik pembeku milik Lan Shi hancur dihempas gelombang energi, saat itu juga dua sosok mengambil alih tubuh fisik. Lan Shi melihat kaisar langit dan Dewa
DF 28. Pertarungan semakin memanasDewa bumi sudah berhasil di kalahkan, namun Maxi juga menerima beberapa luka serius, ia juga harus memulihkan kondisi dalam kurung waktu cukup lama. Di tengah dunia fantasi terlihat empat sosok masih bertarung sengit, Kaisar Api melawan Dewa kehancuran, Lan Shi berhadapan dengan Dewa Langit. Pertarungan tingkat tinggi hampir tidak diketahui oleh satu orang pun kecuali yang tersisa di dunia fantasi. Lan Shi melesat terbang menghindari Dewa langit yang membuka segel kekuatannya, waktu dalam jarak 100 meter di sekitar Dewa langit terhenti begitu saja, hal ini membuat Lan Shi harus berhati-hati. Pria berjubah Gerbang Dosa memikirkan cara untuk memberikan perlawanan."Tehnik ini lebih tinggi daripada tehnik jiwa suci yang hanya menghancurkan sekitar… sekarang apa yang bisa aku lakukan, sedangkan Roh kitab sudah tertidur pulas?" gumam Lan Shi menambah kecepatan terbang"Sampai kapan kamu akan menghindar!" teriak Dewa Langit memukul kehampaan"DUARRRRRRRRR
DF 27. Hampir mati ( Maxi ) Legenda pertarungan masih terjadi di dunia fantasi, semua orang sudah meninggalkan dunia fantasi 100 tahun lalu, namun tidak satupun orang dunia persilatan yang berhasil pulang untuk bertemu keluarga. Diatas langit 12 batu besar seukuran gunung berterbangan kesana-kemari, Maxi terbang dengan kecepatan tinggi menghindari semua serangan."Sampai kapan kamu menghindar.. meskipun Lan Shi ada disini, aku juga bisa membunuhmu!" ucap Dewa Bumi menggunakan pesan mentalMaxi merendahkan kuda "Teknik Bertarung… Pesona Pedang Malam!" "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" 12 batu besar terbelah dua Dewa Bumi melihat Maxi terbang ke arahnya "Baiklah… Palu Bumi!""Mata Pedang!" "Yaaaaaaaaaaaa….!" teriak dua sosok mengayunkan pedang "Trak-!" langit terbalut dua"DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" "Kamu pikir aku lemah, terlalu arogan!" teriak Dewa Bumi mendorong mundur MaxiMaxi menarik semua kekuatan di lubang hitam "Yeaaaaaaaaaa…!" "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" Dewa bumi munc
DF 26. Lan Shi, Kaisar Api, Maxi Vs Tiga Dewa Kuno100 tahun berlalu. Selama 100 tahun pertarungan dua Kaisar melawan tiga Dewa Kuno berlangsung, Maxi dan Kaisar Api sudah mengeluarkan kekuatan penuh, kehampaan hancur dimana-mana dan gravitasi terbalik akibat imbas pertarungan. Kilatan cahaya dan dentuman keras terus terdengar di langit dunia fantasi, selama 100 tahun mayat Lan Shi diselimuti energi pelangi. Roh pedang Sou Yu membuka matanya, ia tertidur cukup lama untuk memulihkan kondisi jiwa, sedangkan jiwa pegasus, Roh kitab dan jiwa terkutuk masih tertidur pulas. Sou Yu melihat Lan Shi terkurung di pedang neraka, ia juga tidak melihat Roh kitab dan jiwa Pegasus. "Sou Yu.. tolong bantu aku keluar dari sini!" "Apa… bagaimana bisa kamu masuk ke dalam sana?" tanya Roh pedang Sou Yu "Aku memperbaiki pedang dan melakukan penyatuan dua pedang, setelah selesai aku tertarik masuk kedalam sini!" "Baiklah, aku akan segera menolongmu!" ucap Roh pedang menarik jiwa Lan Shi keluar dari d
DF 25. Roh Kitab Vs Tiga Dewa KunoPertarungan besar terjadi di pusat dunia fantasi, 30% dunia fantasi rata dengan tanah, lubang besar tercipta akibat ledakan, di tengah arena pertarungan kubus raksasa seukuran gunung berputar-putar. Roh kitab yang menggunakan tubuh Lan Shi memberikan perlawanan kepada tiga pemimpin dewa kuno."Aura Kekacauan… Dewa-dewi Olympus!""Yeaaaaaaaaaa…..!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" suara Guntur menggetarkan bumi"Aaaaaaaaaaa…!" teriak pria berjubah putih menarik semua kekuatan Athena goddess"Aaaaaaaaaaa…!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!"Langit terbelah dimana-mana, bumi terjadi gempa, angin berhembus kencang, dunia fantasi sudah seperti neraka di depan mata. Maxi dan Kaisar Api berdiri melihat pria berjubah putih memiliki aura kekacauan Dewa-dewi Olympus, disisi lain? Dewa Dong Lun memerintahkan semua orang untuk meninggalkan dunia fantasi."Gawat… ternyata cucuku di kendalikan kekuatan takdir, sekarang tidak ada pilihan lai
DF 24. Lou Shi ( Roh Kitab )Lan Shi berkumpul bersama orang-orang dari Sekte Tapak Langit, mereka ingin berangkat menuju dunia fantasi. Tubuh Lan Shi dikendalikan oleh Roh kitab, sedangkan tubuh jiwa berada di pedangnya. Dewa Dong Lun berjalan menghampiri cucunya, ia sudah menyiapkan semua orang untuk berangkat menuju Medan perang."Kakek, bagaimana?""Sudah selesai, aku kita susul mereka!""Iya!"Lan Shi menancapkan tongkat emas peninggalan Dewi bulan, setelah itu membentuk sebuah pintu dimensi, semua orang memasuki pintu dimensi dengan penuh semangat. Tidak butuh waktu lama, semua Immortal dan Lan Shi sudah berada di dunia fantasi, mereka sekarang ada hutan. Lan Shi mengaktifkan penglihatan spiritual "mereka ada disana, ayo!""Oke!" sahut Dewa Dong Lun Setelah tiba di sana, semua orang tersentak kaget melihat kehadiran pria dengan jubah bercorak gerbang dosa, jiwa Lan Shi terguncang hebat melihat Jianzhong terbaring tak bernyawa, Roh kitab merasakan kekuatan jiwa melonjak-lonjak d
DF 23. Nafas Terakhir JianzhongJianzhong berhasil membawa Sahara ke tempat aman, namun luka yang diterimanya cukup serius. Tehnik jiwa yang digunakan mengalami kehalalan dan berimbas kepada jiwa sendiri, untuk bisa memulihkan kondisi jiwa harus menggunakan kekuatan jiwa uang cukup besar, sedangkan Jianzhong tidak memiliki itu kecuali mengorbankan jiwanya."Ibu… sadarlah?" ucap Mei Mei dengan wajah panik "Jianzhong, apa yang ingin kamu lakukan?" tanya Hou Tian"Tidak ada pilihan lain… aku akan menggunakan jiwaku untuk menyembuhkannya!""Tapi, kamu sendiri yang akan menerima akibatnya?""Sekarang tidak ada pilihan lain, sebelum aku menghembuskan nafas terakhir… tolong jangan beritahu Lan Shi!""Em!" Jianzhong merapalkan segel tangan, semua orang meneteskan air mata melihat alkemis tua menggunakan formasi pengorbanan."Formasi Suci… Tehnik Pemulihan Jiwa!" "Guru…!" ucap semua murid akademi obat"Tidaaaaaak…!" Hou Tian, Angsi dan semua orang di sekitar hanya bisa terdiam menahan air
DF 22. Pertempuran kacau balauDunia Fantasi benar-benar kacau akibat pertempuran besar, seluruh tempat dari ujung ke ujung terjadi pertempuran, jumlah korban sudah tidak terhitung jumlahnya, setiap tempat dipenuhi mayat-mayat prajurit dari dua belah pihak. Di dalam gua, Mei Mei terbangun dengan luka bakar di bagian tangan, panda memberikan buah-buahan untuk dimakan."Isi perutmu dulu!" "Iya, berapa lama aku pingsan?" "Dua hari!""Apa?" "Dimana yang lainnya?""Sedang bertempur, semua orang terpisah kemana-mana!" "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" Ledakan keras memperlihatkan Maxi terlempar menghantam pepohonan, Dewa Langit memunculkan seratus pedang terbang. "Matilah kau bodoh!" Mei Mei membidik menggunakan sniper angin ke arah Dewa Langit "Kena kau!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" Dewa langit tersentak kaget"Kurang ajar, dari mana itu?" "Ayo lari!" ucap panda menarik tangan Mei Mei"Aku tidak mau mati sekarang!" bisik tikus kecil Tiga sosok berlari di tengah hutan lebat, mereka m